Aku gak tau Ma dari kamar siapa tapi yang pasti setiap malam aku selalu mendengarnya. " ungkap Clara membuat Jihan terdiam seketika.
Degh...
Kalau Clara mendengarnya itu artinya suara laknat itu berasal dari kamar kakak atau adiknya, tapi siapa di antara mereka berdua yang sudah berani berbuat tak senonoh di sini dan siapa laki-lakinya? Sementara satu-satunya laki-laki di rumah ini hanyalah suaminya.
Tanda tanya besar mulai muncul di dalam kepalanya, ini bukan masalah sepele, hal ini tidak bisa di biarkan begitu saja dia harus mengungkap serta mencari tahu siapa di antara kedua saudarinya yang sudah berbuat zina di rumahnya dan yang terpenting siapa laki-lakinya? Apakah suaminya? Atau laki-laki lain yang sering menyelinap masuk ke dalam rumahnya setiap malam, apa lagi rumahnya tidak ada security yang menjaga.
" Hmm Clara sayang kalau malam ini kamu mendengar suara seperti itu lagi tolong jangan di dengarkan ya nak? Clara bobok aja atau Clara dengerin musik pakai earphone dan Clara juga gak boleh menirukan suara-suara seperti itu lagi ya sayang. " Jihan berbicara dengan lembut dan hati-hati agar putrinya mengerti dan mengikuti apa keinginannya.
" Memangnya kenapa Clara tidak boleh mendengarkannya Ma? Dan kenapa juga Clara gak boleh menirukan suara itu? " Clara yang sedang dalam masa ingin tahu segalanya sudah tentu akan mempertanyakan hal ini dan Jihan pun harus memutar otak untuk mencari jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan dari putri kecilnya itu.
Sebelum menjawab Jihan melabuhkan satu kecupan di kening putri kecilnya dengan sayang.
" Begini sayang, dan Clara kan sudah besar dan sebentar lagi masuk sekolah taman kanak-kanak dari pada Clara mendengarkan suara seperti itu lebih baik kan Clara tidur supaya nantinya Clara terbiasa bangun pagi dan saat sudah sekolah nanti Clara tidak akan bangun terlambat. " Tutur Jihan menjawab pertanyaan dari putrinya.
" Oh gitu ya Ma, lalu kenapa aku gak boleh menirukan suara itu juga? " Clara kembali melontarkan pertanyaan.
" Clara kan sudah mau sekolah dari pada menirukan suara itu, bukankah lebih baik Clara menghafal alfabet atau belajar menghitung, supaya saat sekolah nanti Clara bisa menjadi juara karena anak Mama yang cantik ini sudah pintar. " ungkap Jihan sambil mencolek hidung Bangir milik putrinya.
Mendengar jawaban dari Mamanya Clara hanya ber oh ria saja sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
" Sekarang Clara bisa berjanji kan sama Mama kalau Clara tidak akan mendengarkan suara itu dan juga tidak akan menirukan suara itu lagi? " Jihan meminta putrinya Clara untuk berjanji sambil memberikan jari kelingkingnya.
" Iya Mama aku berjanji. " Clara menjawab sambil menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking milik Mamanya.
Tidak mungkin Jihan biarkan Clara terus mendengarkan apa lagi sampai menirukan suara laknat nan ke***at itu, otak polos putrinya tidak boleh tercemar oleh hal-hal yang tidak seharusnya dia ketahui di usianya yang masih sangat kecil.
Sekali lagi Jihan melabuhkan satu ciuman di kening putri kecilnya dan melabuhkan dua ciuman lagi di pipi kanan dan pipi kiri Clara. Setelah itu Jihan kembali menemani Clara untuk bermain hingga tiba waktunya saat jam makan siang tiba Jihan dan Clara langsung makan siang bersama.
Selesai makan siang Clara meminta untuk menonton televisi dan Jihan pun langsung menghidupkan televisi tersebut dan memutar film kartun dua anak kecil kembar berkepala botak favorit Clara.
" Clara sayang kamu nonton televisi dulu ya, Mama mau mencuci piring sebentar? " Ucap Jihan yang sedang duduk di samping putrinya.
" Oke Mama. " Clara menjawab sambil merebahkan tubuhnya di atas karpet busa yang ada di depan televisi.
Clara langsung fokus pada film kartunnya sementara Jihan segera beranjak untuk membersihkan piring bekas mereka makan karena hari ini tidak ada Juwita yang akan membantunya.
Saat sedang mencuci piring Jihan sembari berpikir bagaimana caranya dia mengetahui siapa dari kedua saudarinya yang telah berbuat zina di rumahnya. Tidak mungkin dirinya langsung bertanya kepada kakak dan adiknya karena mereka tidak akan mungkin ada yang mau mengaku.
" Bagaimana caranya aku mengetahui siapa dari mereka yang sudah zina? " batin Jihan yang terus memaksakan otaknya untuk berpikir namun dia belum juga mendapatkan ide.
" Ya sudah lah nanti aku pikirkan bagaimana caranya, sekarang lebih baik aku fokus menghabiskan waktuku bersama Clara. " batin Jihan lagi yang segera menyelesaikan pekerjaannya.
Selesai mencuci piring Jihan langsung kembali ke ruang telivisi dan di sana dia melihat Clara yang sudah tertidur lelap dalam posisi televisi yang masih menyala.
" Astaga ternyata dia tertidur. " Ucap Jihan yang berbicara sambil tersenyum.
Jihan segera mematikan televisi tersebut lalu membenarkan posisi tidur Clara agar lebih nyaman.
" Mumpung Clara tidur sebaiknya aku memeriksa kamar Juwita dan Mbak Jelita aja deh siapa tau aku mendapatkan petunjuk siapa dari mereka yang sudah mengotori pikiran polos putriku. " Ucap Jihan yang segera beranjak untuk mengambil kunci cadangan yang ada di laci lemari di dalam kamarnya.
Setelah mendapatkan apa yang di carinya Jihan segera pergi menuju ke dalam kamar kakaknya terlebih dahulu untuk mencari bukti. Jihan mencari bukti keseluruh penjuru ruangan hingga ke kamar mandi namun dia tidak menemukan apa pun.
" Di kamar Mbak Jelita kosong sekarang tinggal mencari di kamar Juwita, kalau kosong juga berarti aku harus mencari cara yang lain. " Gumam Jihan sambil mengunci pintu kamar kakaknya.
Tanpa membuang-buang waktu Jihan segera menuju ke kamar Adiknya dan setelah pintunya terbuka Jihan segera masuk ke dalam dan pemandangan pertama yang terlihat adalah suasana kamar yang kosong, rapi seperti tidak ada yang mencurigakan.
Namun saat meneliti lebih dalam Jihan melihat ada pakaian yang sedikit keluar dari dalam lemari pakaian lalu Jihan yang penasaran dia segera mendekati lemari pakaian tersebut dan saat pintu lemarinya terbuka Jihan terkejut mendapati sebuah baju haram berbahan jaring laba-laba yang keluar dari dalam lemari pakaian adiknya yang baru saja Lulu sekolah menengah atas tahun lalu.
" Astaghfirullah baju haram! untuk apa Juwita memiliki pakaian seperti ini? Ya Allah Juwita. " tubuh Jihan mendadak lemas mendapati baju haram di dalam kamar Adiknya.
Baru seperti ini saja Jihan sudah lemas apa lagi mendapati berita yang lebih dari ini membayangkannya saja Jihan sudah tidak mampu.
" Ya Allah Juwita apa suara laknat itu berasal dari kamu? Kamu melakukannya bersama siapa Juwita? Apa bersama Bang Bagas. " ungkap Jihan yang pikirannya sudah melayang entah kemana-mana.
Jihan membuka lemari pakaian Juwita lebih lebar lagi dan kedua mata Jihan langsung membulat saat melihat deretan baju haram yang berjajar rapi di dalam lemari Adiknya. Melihat koleksi baju haram milik adiknya tersebut, Jihan yakin bahwa Juwita sudah sering melakukan hal itu dan dugaan Jihan semakin menguat jika suara laknat itu benar-benar berasal dari Juwita.
" Ya Allah Juwita kenapa kamu bisa jadi seperti ini dek? " batin Jihan sambil memegang erat baju haram yang ada di tangannya.
Setelah itu Jihan segera mengambil semua baju haram beserta ********** dari dalam lemari Juwita lalu Jihan mencari bukti yang lain siapa tau ada sesuatu yang tersembunyi yang akan dia dapatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
neng ade
aduh thor nama nya sm gn ku .. aku jadi merinding ini .. ternyata Juwita udh melangkah terlalu jauh sm Bagas .. jangan2 kesucian nya juga Bagas yang renggut .
2023-10-04
1