Test peck

Jihan benar-benar menggeledah seluruh isi kamar Juwita namun sebisa mungkin Jihan mengembalikan semuanya seperti semula agar Juwita tidak curiga jika kamarnya sudah di geledah oleh kakaknya.

Namun setelah mencari ke seluruh penjuru kamar Jihan tidak menemukan apa pun lagi bahkan sampai ke dalam kamar mandi pun Jihan juga tidak menemukan hal yang mencurigakan.

Tapi saat Jihan ingin keluar dari dalam kamar mandi tanpa sengaja Jihan melihat sebuah benda kecil berbentuk stik yang terdapat di dalam keranjang sampah, dengan menggunakan tisu Jihan mengambil benda kecil tersebut dan betapa terkejutnya dia saat melihat dua garis merah terang yang tertera di sana.

Jihan sama sekali tidak menyangka jika adiknya sudah berbuat sejauh itu bahkan sampai hamil di luar nikah. Karena rasa penasaran yang meninggi Jihan mengorek tempat sampah tersebut dan terdapat 5 buah test peck yang ada di sana dengan tanda yang sama yaitu dua garis merah terang.

Jihan segera mengambil semua test peck tersebut beserta baju haram milik Juwita lalu membawanya keluar dari dalam kamar, ingin rasanya Jihan pergi ke rumah Ibunya untuk mengintrogasi Juwita saat itu juga. Namun Jihan tidak ingin gegabah dia akan mencari momen yang pas untuk mendesak adiknya itu agar mau mengaku dengan siapa dia berbuat.

Jihan membawa semua barang yang di dapatkannya dari kamar Juwita ke dalam kamarnya sendiri untuk kemudian dia masukkan di dalam sebuah paper bag lalu menyimpannya di bawah gantungan baju dress miliknya.

Baru saja Jihan selesai menyimpan paper bag tersebut sayup-sayup Jihan mendengar suara Clara yang memanggil dirinya.

" Ma Mama. " Suara Clara memanggil sampai ke telinganya.

Dengan segera Jihan keluar dari dalam kamarnya lalu mendapati putrinya yang sudah berada di tengah anak tangga.

" Ya ampun anak Mama udah bangun ternyata. " Jihan segera menghampiri Clara lalu menggendong tubuh mungilnya.

" Ma aku ngantuk temenin bobo ya? " Pinta Clara sambil menelusupkan kepalanya di dada Jihan.

" Oke deh princess Mama. ". Jihan menjawab sambil mencium puncak kepala putrinya.

Jihan lanjut melangkah menuruni anak tangga menuju ke kamar putrinya yang berada di lantai bawah. Sampai di sana Jihan segera membaringkan Clara lalu dia pun ikut tertidur juga.

Saat Jihan sedang asik terbang di alam mimpi, tidurnya harus terganggu oleh suara putrinya yang terus memanggil-manggil namanya.

" Mama bangun Mama. " Clara memanggil sambil menggoyangkan bahu Mamanya.

" Mama bangun udah sore aku mau mandi. " Clara memanggil lagi sambil menggoyangkan bahu Mamanya lebih keras lagi.

Eengghhh...

" Anak Mama sudah bangun rupanya. " Jihan menyahut lalu menggeliat sambil mencium kening putri kecilnya.

" Mama jangan cium-cium Mama bau. " Ujar Clara yang menjauh dari Mamanya

" Apa Clara bilang Mama bau hmm? " Jihan langsung memeluk tubuh Clara dan mencium seluruh wajahnya.

" Hahaha Mama udah Clara jadi makin bau. " cegah Clara yang sedang tertawa terbahak-bahak.

" Ya udah ayo kita mandi sekarang biar anak Mama wangi. " Ajak Jihan yang berhenti menciumi wajah Clara.

Jihan dan Clara melangkahkan bersama-sama menuju ke kamar mandi, walau pun Clara sudah pintar mandi sendiri namun Jihan tetap menemani putrinya dan mengarahkan jika ada yang kurang bersih.

Selesai mandi Jihan memilihkan pakaian untuk putrinya dan lagi-lagi Clara bisa memakai pakaian sendiri dan hanya menyisir rambut saja yang belum bisa Clara lakukan.

" Hmmm anak Mama udah wangi, udah cantik anaknya siapa sih? " Jihan bertanya sambil mencium pipi chubby milik Clara.

" Anaknya Mama Jihan dong. " jawab Clara sambil tertawa kecil.

Setelah itu Jihan dan Clara keluar dari dalam kamar karena Clara ingin menonton film kartun kesukaannya.

" Clara sayang kamu di sini dulu ya Mama mau mandi sebentar? " Ucap Jihan dan Clara pun hanya mengangguk karena dia sudah fokus dengan film kartunnya.

Jihan langsung beranjak menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri, namun sebelum ke kamar mandi Jihan melihat ponselnya sebentar dan dia mendapatkan satu pesan dari suaminya.

" Sayang hari ini Mas pulang terlambat karena ada meeting dadakan kantor. " tulis Bagas pada pesan singkat yang Jihan baca.

" Iya Mas kamu jangan telat makan ya? " tulis Jihan lalu segera mengirimkan balasnya ke ponsel sang Suami.

Namun setelah menunggu beberapa saat tidak ada balasan lagi dari suaminya.

" Kok gak di balas ya? Mungkin Mas Bagas lagi sibuk. " Gumam Jihan yang kembali menyimpan ponselnya di atas nakas dan lanjut ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Malam ini untuk pertama kalinya Jihan makan malam hanya berdua dengan putrinya, biasanya selama 3 bulan belakangan ini dirinya lah yang paling sering absen untuk makan malam karena pekerjaannya di butik yang sangat menumpuk.

Saat mereka berdua sedang asik makan malam Jihan mendengar suara orang yang mengetuk pintu rumahnya.

" Clara tunggu di sini sebentar ya sayang? Mama mau buka pintu dulu? " Jihan berkata pada putrinya yang sedang asik menyantap makan malamnya.

Clara hanya mengangguk saja sebagai jawaban, Jihan segera beranjak menuju ke pintu depan untuk melihat siapa tamu yang datang malam-malam begini.

Ceklek...

Saat membuka pintu ternyata Jelita yang datang namun hanya seorang diri.

" Loh kak Jelita? Juwita mana? " ujar Jihan yang terkejut karena hanya kakaknya seorang diri yang kembali.

" Juwita mau datang ke acara ulang tahun temen sekolahnya dulu katanya, sehabis dari sana baru pulang ke sini. " Papar Jelita menjelaskan sambil masuk ke dalam.

" Oh gitu, Kakak udah makan belum? kalau belum makan ayo kita makan bareng? " Jihan bertanya sambil kembali menuju ke meja makan.

" Kakak sudah makan tadi bareng sama Ibu, oh iya Kakak ke kamar duluan ya pengen istirahat capek banget. " pamit Jelita yang segera menuju ke kamarnya.

Setelah itu Jihan lanjut makan malamnya bersama Clara yang sedikit lagi menghabiskan makanan yang ada di piringnya..

Pukul dua belas malam Jihan terpaksa terbangun dari tidurnya karena rasa haus yang sedang dia rasakan, saat melihat ke arah samping ternyata sudah ada suaminya yang sedang tertidur sambil memunggunginya.

" Kapan Bang Bagas pulang kok aku gak tau ya? " gumam Jihan dengan suara yang sangat pelan.

Karena rasa haus yang kian menyiksa Jihan beranjak dari atas ranjang dengan hati-hati agar jangan sampai mengganggu tidur suaminya.

Jihan melangkahkan kakinya menuruni anak tangga menuju ke area dapur yang Jihan herankan lampunya sedang dalam keadaan menyala.

" Siapa yang di dapur malam-malam begini? " Batin Jihan yang semakin mendekat ke area dapur.

Saat kakinya mulai menginjak lantai dapur Jihan mendengar suara orang yang sedang muntah-muntah namun suaranya seperti di tahan. Jihan berjalan mengendap-endap agar orang tersebut tidak mengetahui kedatangannya.

Degh..

Dengan mata kepalanya sendiri Jihan melihat Juwita yang sedang muntah-muntah di wastafel, semakin menguat lah dugaan Jihan jika Juwita benar-benar sedang hamil. Apa lagi di atas meja dapur Jihan melihat ada sepiring buah mangga muda yang sudah di kupas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!