Bab 17

"Sayang... lagi masak apa?" tanya Alex yang sudah di belakang Arimbi, memeluk sang istri dan meletakan dagunya di bahu sang istri.

"Aku masak opor ayam sama balado telur kak." sahut Arimbi.

"Enak kayanya sayang, jadi pengen." ujar Alex ambigu.

"Ya sudah sabar sebentar, ini juga udah mau matang kok, kakak duduk anteng di sana." ujar Arimbi.

"Baiklah..." sahut Alex sambil mengecup sayang pipi sang istri.

"Yang, klau di rumah hanya kita berdua, pake daster kaya semalam aja ya, trus ngak usah pake dalaman." ujar Alex.

Blusss...

Wajah Arimbi lansung memereh, mendengar permintaan konyol sang suami.

"Kakak ini permintaannya aneh aneh aja." cibik Arimbi.

"Ngak aneh kok sayang, klau kakak pengen Nen kan ngak ribet, trus klau pengen nyobolos udah ngak harus buka buka lagi." ucap Alex tak tau malu dengan wajah mesum nya.

"Dasar mesum!!" kesal Arimbi dengan muka memerah.

"Mesum sama istri sendiri itu pahala Yang, klau mesumin istri orang ntar kakak bisa di hajar lakinya." kekeh Alex.

"Emang mau mesumin istri orang!" pekik Arimbi sambil memelotototkan matanya.

"Ngak Yang, bercanda doang." cengir Alex.

"Awas aja klau benaran, itu si joni aku potong jadi dua." sungut Arimbi sambil mengacungkan pisau.

"Ngak Yang, bercanda doang ihh.... Tarok pisau nya atuh Yang, serem amat kamu." ujar Alex takut takut, dia lansung memegang si joni yang berasa ngilu melihat pisau yang di pengang Arimbi.

"Ini belum saberapa loh... baru kasih lihat pisau nya, kalau benar kejadian kamu mau mesumin istri orang, lansung aku bedah si joni kak." ujar Arimbi galak.

"Iya iya. Kakak ngak akan goda siapa pun, mesum kakak hanya untuk istri kakak doang." ujar Alex bergidik ngeri.

"Huuufff.... baru bercanda doang sudah di acungin pisau lu jon, apa lagi beneran, hilang kamu separoh jon, ngak kebayang deh gue jon, loe jangan lirik lirik cewek lain ya jon, klau masih mau selamat." gumam Alex menatap si joni yang lagi mengkerut di dalam sangkarnya.

"Ngapain ngedumel sendiri kak, buru makan." titah Arimbi datang datang mengangetkan Alex.

"Haaa...." kaget Alex.

"Kenapa mukanya pucet gitu?" tanya Arimbi.

"Kamu ngagetin Kakak tau Yang, dan kapan ini makanan sudah ada di atas meja? perasaan tadi masih kosong." tanya Alex.

"Makanya kerjaan jangan ngelamun mulu, jadi ngak tau orang sudah mondar mandir dari tadi, sudah ayo makan." oceh Arimbi meletakan kepiring nasi berikut lauk pauknya di depan Alex.

"Makasih istri ku." ujar Alex sambil menyantap makanannya.

"Yang, nanti kakak jemput ke rumah sakit ya," ujar Alex.

"Ngapain?" bingung Arimbi.

Mau cari baju pengantin sayang, lusa kita akan mengadakan pesta pernikahan kita." jawab Alex.

"Haa... Kakak serius mau ngadain pesta pernikahan kita, apa mama sudah mau nerima aku, sebagai menantunya?" tanya Arimbi, takut takut.

"Kamu ngak usah mikirin itu, yang penting Kakek dan papa sudah merestui kita, lagian memang kamu kok yang seharusnya di jodohkan sama kakak." ujar Alex.

"Masa sih aku?" heran Arimbi.

"Sudah ngak usah di pikirin, nanti yang ada pusing, itu urusan kakek sama kakekmu, jadi kita yang muda ngak usah ikut campur, kita mikirin kapan kasih cucu untuk mereka aja." kekeh Alex.

"Ck..." ujar Arimbi sambil menatap malas sang suami.

"Sudah mandi gih sana, apa mau kakak mandiin?" goda Alex menaik turunkan Alisnya.

"Mandi sendiri aja, klau bareng kakak bukan hanya mandi, pasti aku di garap sampai lemas!" ketus Arimbi meninggalkan Alex yang terkekeh melihat tingkah menggemaskan sang istri.

"Gimana ngak mau garap kamu terus sayang, melihat bibir mi saja, si joni sudah klepek klepek, entah pelet apa yang kamu pakai, sampai sampai aku dengan mudah mencintai kamu, biasaya adek cewek cantik mendekati aku saja, aku sudah jijik duluan, lah sama kamu kakak ngak bisa nahan diri." gumam Alex menatap pintu kamar mandi.

Alek dan Arimbi keluar dari apartemennya dengan bergandengan tangan, tak sedikit pun Alex mau melepaskan tangan sang istri.

"Kakak, sudah di mobil ngapain masih di gandeng sih," keluh Arimbi.

"Ngak tau, kayanya ada lemnya deh, makanya ngak bisa lepas." acuh Alex.

Arimbi hanya memutar mata malas, mendengar jawaban dari sang suami.

"Tuan, wajahnya cerah amat," kekeh sang sopir.

"Iya dong, soalnya sekarang selalu dapat vitamin makanya jadi cerah." jawab Alex tanpa malu.

"Astaga, apa begini ya sifat dia." gumam Arimbi.

Sopir Alex turut senang melihat perubahan sang majikan, dulu senyum di bibirnya sangat susah di lihat, di tanya pun jawabannya hm... hmm sudah kaya nisa sabyan.

"Ini sudah sampai loh kak, tangan aku kenapa masih di pegang sih." keluh Arimbi.

"Ngak usah kerja ya, ikut kakak ke kantor aja, temanin kakak." rengek manja Alex.

"Astaga kak, pasien aku kasihan, mereka butuh aku juga." keluh Arimbi tidak habis pikir dengan sifat manja sang suami.

"Ya sudah nanti jam dua kakak jemput, tapi... klau kakak tlp, lansung angkat tlpnya." ujar Alex.

"Iya suamiku yang bawel." gemes Arimbi.

Arimbi keluar dari mobil sang suami, sebelumnya sudah cipika cipiki cantik dulu di dalam mobil, setelah Alex mengusir sang sopir keluar.

"Dokter Arimbi." pekik Dian sang sahabat.

"Apa sih, teriak teriak, malu tau." omel Arimbi, tadi di pusingkan sama sang suami, sekarang di pusingkan dengan sahabatnya.

"Hehehe... sory." kekeh Dokter Dian.

"Tadi di anter suami loe." tanya Dian.

"Iya." jawab singkat Arimbi.

"Wedeehhh.... lain yang sudah punya suami, di anter jemput sekarang." goda Dian.

"Iya dong, cari suami sana, biar ngak ganggu orang mulu." usir Arimbi.

"Ncek, sombong amat yang sudah laku." cibik Dian.

Arimbi terkekeh melihat wajah masam sang sahabat.

"Lagian loe sih, ngapain juga nungguin cowok tedekuk itu, entah dia masih ingat sama loe, entah ngak, entah di sana sudah punya pasangan dia, dan loe setia amat nunggu dia, nunggu yang tidak pasti, mana sudah loscontec lama banget," ujar Arimbi.

Dia kasihan sama sahabatnya itu, LDR an sampai lima tahun, namun sudah empat tahun mereka sudah putus hubungan, padahal sang cowok pernah pulang ke kota ini, namun tidak mau menemui sahabatnya itu, namun Dian masih saja menunggu laki laki si alan itu.

"Bukan gitu Rim, gue pengen tau aja, kenapa dia ngelupain gue, gue pengen tanya kemana janji dia yang dia ucapkan dulu." ujar Dian sendu.

"Sudah sudah, maafin gue," ujar Arimbi pada akhirnya.

"Andai dia sudah menikah gimana?" tanya Arimbi lagi.

"Ya bearti ngak jodoh, gue harus ikhlas melepas dia, walau di sini sakit, gue bisa apa." ujar Dian berkaca kaca, sungguh dia seberanarnya juga sudah lelah menunggu yang tidak pasti, namun dia masih ingin janji sang pacar, klau suatu saat nanti akan menjemputnya setelah semua urusannya selasai di negeri orang, nyatanya sampai sekarang tidak ada kabar tentang sang kekasih.

"Andai itu terjadi, bearti dia bukan yang terbaik untuk loe, pasti ada laki laki baik yang sudah allah atur untuk loe," hibur Arimbi.

Dian hanya mengangguk lemah dan mata berkaca kaca.

"Ayo kerja..." Ajak Arimbi agar sahabatnya itu tidak sedih lagi.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

🤣🤣🤣🤣 ngakak mas bro

2023-09-01

3

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

🤣🤣🤣🤣 senjata pamungkas untk para kaum hawa membuat para laki2 taku

2023-09-01

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

alex idh bucon akut ni sm arimbi.smg trs harmonis tdk ada halangan apapun..kshn dosn smg cpt di prtemukn sm laki2 yg baik dan mau tangung jawab..lanjiit

2023-08-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!