Bab 9

"Loh.... Bian, kenapa pulang ke sini?" bingung sang Mama.

"Mau gimana lagi ma, kami harus tinggal dimana, papa dan mama mertuaku bilang, sekarang Bella adalah tanggung jawabku. Jadi Bella harus ikut kemanapun aku pergi." keluh Bian.

"Ck.... Mama pikir setelah kau menikah, rumah ini sudah sedikit lega, berkurang penghuninya, ehhh... malah bertambah satu lagi." keluh Mama Bian.

"Ya, mau gimana lagi Ma, klau kami ngak boleh tinggal di sini, aku tidak akan memberikan gajiku sama mama, tentu saja uangnya aku gunakan untuk biaya hidupku dan Bella, dan untuk menyewa rumah untuk kami tinggal." ujar Bian panjang lebar.

"Eehhh.... Jangan jangan, kalian tinggal di sini saja." pekik Mama Bian, enak saja dia tidak dapat uang bulanan, bagaimana uang sekolah adik Bian yang masih kuliah dan SMA, sementara papa Bian sudah meninggal.

"Baiklah, kami ke kamar dulu ya ma." ujar Bian mengajak sang istri masuk ke rumahnya.

"Huu.... Sudah nikah, bukan ngeringanin beban, eh... malah tambah beban." kesal Mama Bian.

Sementara di lain tempat di kontrakan Alex dan Arimbi sedang menyantap makanan yang sudah Arimbi masak.

"Masakan istri kakak Selalu enak." kekeh Alex.

"Hmmm muji mulu, pasti ada mau nya." cibik Arimbi.

"Hehehe... ketauan ya," kekeh Alex.

"Sudah ke baca." cibik Arimbi.

"Yang, kalau kita pindah ke apartemen kakak mau ngak?" tanya Alex.

"Emang klau di sini emang kenapa?" tanya Arimbi.

"Ngak kenapa napa sih, tapi kurang nyaman aja, banyak tukang gosip, kakak risih." jujur Alex.

"Baiklah, aku ngikut aja mau kemana kakak ajak, kan aku istri yang sholeha." kekeh Arimbi.

"Klau gitu, kakak minta jatah malam ini boleh ngak?" goda Alex.

Blusss....

Pipi Arimbi lansung merah merona, mendengar ucapan sang suami.

"Cieee.... blusing....." kekeh Alex.

"Yang, kakak mau tanya boleh ngak?" tanya Alek.

"Mau tanya apa?"

"Kok bisa orang tua adek ngak tau siapa adek." heran Alex.

Huuufff....

Sebenarnya aku bukan anak mereka kak, katanya, aku di temukan di teras rumah mereka saat bayi, jadi mereka membesarkan aku, saat mau smp mereka tidak mau lagi membiayai aku, karena abang dan kakak butuh biaya besar juga, beruntungnya aku murid pintar dan dapat beasiswa masuk SMP favorit, dan perlengkapan sekolahku di kasih sama orang orang baik, dan saat tamat SMP aku izin ngekos, alasan mau cari kerja sambil sekolah, mereka izinin aku, jadi lah aku ngekos sekolah sambil kerja di tempat Alvaro dan Sindi, mereka ngak perduli aku kenapa sehat kah, sakit kah, mereka ngak perduli." ujar Arimbi dengan wajah santainya, klau hati siapa yang tau, Arimbi orang yang pintar menyembunyikan rasa sakitnya.

Alex lansung menarik tubuh mungil sang istri ke atas pelukannya, dia tau wanita cantik itu menyembunyikan rasa sedih nya, dia berjanji akan menjadi pelindung untuk istri cantiknya ini.

Kakak.... ih... bikin kaget tau ngak." pekik Arimbi.

"Maaf, mulai sekarang, klau terjadi suatu apa pun, berjanji lah untuk bercerita sama kakak, kakak suami mu sayang, jangan tahan sakit sendiri, jangan pura pura kuat lagi, saat ingin menangis menangislah ada kakak di sini." bisik Alex membelai kepala Arimbi begitu lembut.

Tes....

Jatuh sudah air mata Arimbi, kenapa laki laki itu tau apa yang dia pendam, dan dia merasa terlindungi oleh Alex, belum pernah siapa pun memperlakukannya seperti ini, baru Alex yang memeluk dan merangkulnya.

"Jangan beri aku harapan palsu, klau tidak bisa setia, jangan memberikan perhatian lebih kepada ku, aku takut, saat aku bergantung sama kakak, kakak mencampakan aku seperti Bian, lebih baik jaga jarak kak, agar suatu saat kakak pergi aku ngak gamang." lirih Arimbi.

"Haii.... Siapa yang ingin meninggalkan kamu sayang, kakak suami mu, sejujurnya kakak hanya ingin menikah sekali seumur hidup, namun apa lah daya, kakak keinginan itu tinggal ke inginan, sekarang kakak sudah menikah lagi, dan kakak berharap, hanya kamu satu satunya istri kakak sampai akhir." jujur Alex menatap mata sang istri, yang sudah berlinang air mata.

"Tapi... Orang tua kakak tidak tau kakak sudah menikah, dan kakak sedang ingin di jodohkan dengan teman masa kecik kakak." sahut Arimbi.

Deg....

Bagaimana tau istri kecilnya itu tentang perjodohan dirinya dengan perempuan yang tidak dia sukai sama sekali.

"Kakak mudah mencari jati diriku, aku pun sama kak, aku juga mencari siapa kakak." ujar Arimbi, dia tau suaminya itu bingung kenapa dia tau.

"Arimbi saquela, dengarkan kakak, aku ini suami mu, kamu berhak atas aku, dan aku bukan laki laki yang mau mendua, cukup bagiku satu istri dalam hidupku, aku tau orang tua ku ingin menjodohkan aku dengan wanita masa kecilku, tapi aku tidak mau, dan kakek pun tidak mau itu terjadi, karena apa? gadis itu hanya ingin memperdaya orang tua kakak, mereka hanya ingin uang dan jabatan, kakak tidak suka itu." tutur Alex menatap manik mata Arimbi dengan dalam, agar wanita cantik itu percaya kepadanya.

"Hmmm... Baiklah, saat ini aku percaya sama kakak, tapi klau kakak berulah, aku akan menghilang dari hidup kakak." ancam Arimbi.

"Jangan macam macam Arimbi, larilah sejauh kamu berlari dan berakhir akan tetap pulang ke kakak, kakak akan mengikat kaki kamu ini agar tidak bisa jauh dari kakak." gumam Alex menatap tajam mata Arimbi, gadis itu hanya tersenyum manis saja.

"Baiklah... aku percaya kakak, misi dulu aku mau beres beres," ujar Arimbi mau beranjak dari pangkuan Alex, namun apa yang terjadi, Alex malah kembali menarik Arimbi duduk di pangkuannya.

"Akk..... Kak" belum selesai Arimbi melayangkan protes bibirnya sudah di bungkam dengan bibir manis Alex.

Meninggalkan orang yang sedang kasmaran

itu, mari kita intip Bian dan Bella.

"Loh, kita tidur di kamar ini sayang?" tanya Bella.

"Ya iya lah sayang, ini emang kamar aku, emang kenapa?" tanya Bian, yang sudah tidur di kasur busa yang lansung beralaskan lantai itu.

"Masa kita tidur di bawah kaya gini sih." kesal Bella.

"Cuma adanya begini sayang, nanti kalau gajian kita beli kasur baru." enteng Bian yang lansung tertidur karena sudah lelah seharian di pesta pernikahannyan.

"Nasib nasib, niat mau pergi bulan madu ke bali, boro boro ke bali, bayar hutang tiga hari

lagi gue harus mutar otak, ahhh... pokoknya besok gue harus nyari Arimbi, gue minta uang sama dia." gumam Bella dengan tersenyum licik.

Sementara Arimbi dan Alex sudah asik memadu kasih di kamar kontrakan mereka, berkali kali Arimbi di buat menjerit oleh sang suami.

"Ahhh.... Sudah kak, aku capek..." de sah Arimbi di bawah kungkungan sang suami.

"Bentar sayang, bentar lagi kaka sampai" ujar Alex semakin memompa tubuh sang istri untuk mengeluarkan lahar panas yang sudah sampai di ujung.

"Agghhh.... Terimakasih sayang." ujar Alex sambil memeluk dan pengecup pipi sang istri sebelum memcabut tongkat sakitnya dari dalam goa sang istri.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mamah Kekey

Mamah Kekey

waduh unboxing nya gak ngajak,,nih..😀

2024-01-17

3

Sintia Dewi

Sintia Dewi

jebol juga si arimbi...gk jdi deh diapartemen unboxingnya

2023-12-01

3

Riaaimutt

Riaaimutt

lanjoet

2023-08-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!