Setelah menyiapkan semua keperluan putri kecilnya, berlian melanjutkan aktifitas memasaknya. "aku harus cepat, ini kan hari Jum'at dan pasti jam makan siang lebih cepat karena ada waktu shalat Jum'at" monolog berlian sambil memasak.
"mbak....mbak.... Mbak berlian, sudah ada yang Mateng belom ? Mau beli lauknya aja udah bisa mbak ?" teriak pembeli dari luar
"Bu siti Monggo, bisa Bu tapi baru ada beberapa macam aja Bu, belom komplit"
"Nggak papa mbak, yg ada aja. Anak saya siang ini ada latihan Pramuka, disuruh bawa makan, saya baru masak nasinya aja dirumah hehehehe"
"Nggih monggo Bu, mau apa aja. Sebentar ya, sebagian saya keluarkan dulu"
"Nggih mbak, saya tunggu"
Berlian kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, mengambil beberapa masakan untuk di simpan di etalase depan. Riang, ramah dan tak pernah mengeluh itulah sifat berlian yang disenangi oleh orang- orang di sekitarnya.
Jam terus bergerak dan matahari mulai meninggi, begitu juga aktifitas orang - orang yang mulai memasuki jam istirahat. Satu per satu orang mulai berdatangan memasuki kedai kecil milik berlian, masakan ala rumahan dengan sajian sederhana dan pelayanan yang ramah membuat pembeli berlian tiap hari makin bertambah.
Pujian pun sering berlian terima dari para pembelinya, dan seperti biasa setiap pujian hanya ditanggapi senyum ramah oleh berlian.
Dilain tempat
Rehan seperti biasa menjalankan aktifitasnya sebagai sopir pribadi di keluarga dokter sandra.
"Mbok, tolong panggilin Rehan ya" perintah dokter sandra pada mbok inem pelayan di rumahnya
"njih Bu" kemudian mbok inem berlari kecil ke pos satpam depan, tempat dimana Rehan biasanya istirahat apabila tidak ada perjalanan keluar rumah untuk mengantar majikannya. "Rehan... Han... Rehan... dipanggil ibu didalam, buruan nanti ibu keburu ngomel-ngomel" teriak mbok inem
"Iya mbok, dimana ibu nya ? " jawab Rehan sambil menghampiri mbok inem. " ada di ruang keluarga, kayanya suasana hatinya lagi nggk bagus, makanya buruan temuin, nanti kamu kena omel lagi lhooo "
Rehan pun berlari memasuki rumah " Nggih Bu, apa ibu memanggil saya tadi ?"
"kamu lama banget sich kalau dipanggil ! sekarang saya mau keluar, siapin mobil. Saya bawa sendiri aja, nggk usah dianterin" jawab sang majikan dengan ketus
" Nggih Bu, saya siapkan sekarang " tanpa berlama - lama Rehan menuju garasi dimana mobil sang majikan berada.
Setelah mobil siap, Rehan memindahkan ke depan pintu utama untuk memudahkan sang majikan. " Saya pergi dulu, kamu jangan pulang dulu kalau saya belum nyampe rumah, ingat itu" ucap sang majikan kepada rehan sebelum mobil meluncur meninggalkan halaman rumah besar itu. ( Ingat ya.... besar bukan mewah, kalau mewah sudah pasti mewah rumah Rehan. )
Kehidupan seperti ini tak pernah Rehan pikirkan sebelumnya, dia yang dulunya dapat melakukan apa saja dengan sekali perintah. Bahkan sekarang dia harus rela dibentak - bentak oleh majikannya sendiri. Kadang dalam hati Rehan kasihan dengan berlian yang harus hidup susah bersama dengannya. Terutama putri kecil mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan, tapi inilah hidup yang sekarang mereka jalani. Dan mereka harus dapat berdiri di atas kaki sendiri, berkali - kali tawaran dari orang tuanya datang, setidaknya mereka hanya ingin memberikan uang bulanan. Tapi lagi dan lagi selalu ditolak oleh Rehan.
Beberapa kali orangtuanya ingin memberikan sesuatu untuk cucu mereka, tetapi terus ditolak oleh pasangan suami istri ini.
Bersambung,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
good, Rehan
2024-01-25
2
Mack Werz
Sampai-sampai tidur jangan-jangan bermimpi cerita yang sama kayak cerita ini!
2023-08-21
1
EnanaRoja.
Kagum maksimal😍
2023-08-21
1