Lelaki Imamku
Namaku Vero, aku adalah seorang pendatang di kota Yogyakarta. Setelah tamat dari kuliah di sebuah universitas negri di kota ini , akupun langsung diterima kerja di salah satu bank BUMN.
Aku merupakan sosok gadis yang pelit bicara, namun sebenarnya bukan tipe orang yang sombong, hanya saja aku orang yang sulit untuk memulai obrolan dengan orang lain yang belum terlalu kukenal.
Aku memiliki wajah yang bisa dibilang cantik, kulit kuning langsat, rambut panjang sebahu. Bodiku lumayan menarik dengan tinggi 165 cm dan berat 50 kg.
Sore ini sepulang kerja aku mampir ke sebuah mall untuk membeli kosmetik yang kebetulan habis. Namun sebuah kejadian yang tak pernah aku duga, aku bertemu seseorang yang dulu pernah mengusik hatiku.
Elmo namanya, aku mengenalnya saat kami sama sama duduk di kelas 1 SMU. Dulu dia sering menggodaku dan menitip salam lewat Fajar teman sebelah kosku. Awalnya aku tidak pernah menanggapinya, namun kemudian teman wanita banyak yang membicarakan tentang ketampanannya, sehingga membuatku perlahan lahan mulai memperhatikannya. Benar saja, ternyata wajahnya cukup menarik, didukung oleh tubuhnya yang atletis, membuat penampilan dia begitu mempesona.
Perlahan aku mulai menyukainya, saat dia sedang main ke kosku aku mulai mau mengajaknya ngobrol. Namun aku sedikit curiga ketika teman akrab satu kosku Diaz, sepertinya ingin menarik perhatian Elmo. Jika Elmo main ke kosku, Diazlah yang paling heboh, dan paling semangat untuk terus mendekati Elmo, bahkan aku akhirnya memilih diam saja memperhatikan mereka berdua.
Diaz tipe cewek yang agresif, beda denganku yang lebih pendiam. Hingga pada akhirnya Diaz curhat padaku, bahwa dia menyukai Elmo. Saat itu hatiku amat hancur. Kemudian Diaz menyatakan cintanya pada Elmo, dan aku dengar dari Fajar mereka berdua pacaran. Namun anehnya semenjak itu Elmo tidak pernah lagi datang ke kosku, dan justru seperti menghindari untuk bertemu Diaz.
Aku hanya bisa memendam perasaan sendiri, karena tidak mau merusak persahabatanku dengan Diaz.
Hingga pada akhirnya Elmo pindah dari sekolahku saat kenaikan kelas 2, dan akupun benar benar kehilangan kontak dengannya.
###########
" Total semuanya 120.000 ribu, Mbak."
Kuambil uang di dalam dompet, dan segera menyerahkannya kepada kasir.
" Terimakasih ya!" Sambil mengambil belanjaan yang baru saja kubayar.
Aku kemudian melangkah keluar, namun baru saja hendak melewati pintu tiba tiba ada suara pria yang memanggilku.
" Vero...!!!"
Aku berhenti sejenak dan mencari sumber suara itu, yang sepertinya berasal dari arah kiriku.
Dadaku berdegub keras saat tau siapa pemilik suara itu. Ya Tuhan dia Elmo laki laki yang dulu pernah mencabik-cabik hatiku, namun kemudian pergi entah kemana, bahkan dia tidak pernah tau akan perasaanku padanya.
" Elmo...???"
" Kenapa dia ada disini?" Bathinku.
" Heeii Ve, kamu disini juga rupanya? Bagaimana kabar kamu?"
" Alhamdulillah baik."
Tidak banyak yang berubah dengannya, masih tampan seperti saat aku mengenalnya di SMA dulu, hanya saja sekarang wajahnya ditumbuhi bulu yang dirawatnya dengan rapih, membuatnya semakin berkharisma dan lebih dewasa.
" Kamu dengan siapa datang kesini?" tanya Elmo.
" Aku sendirian El? Kamu dengan siapa?"
" Sama, sendiri juga."
" Kamu sekarang tinggal di sini Ve?"
" Iya."
" Kamu?"
" Aku tuh udah lama udah jadi orang sini Ve."
Aku mengangguk angguk mendengar penjelasan Elmo.
" Eh kita ngobrol dulu yuk kalau kamu
tidak keberatan."
" Boleh, ayuk!!"
" Kita ngombrol sambil makan di atas saja ya?" kata Elmo.
" Ya terserah kamu saja deh."
Kemudian kami berdua menuju sebuah restoran Fast Food yang ada di lantai 2 mall.
Aku memilih duduk di dekat jendela, tempatnya lebih asyik, bisa melihat suasana jalan di bawah sana.
Kulihat Elmo sedang memesan makanan di kasir, dan tak berapa lama dia sudah membawa nampan yang berisi makanan di meja kami.
" Sudah cuci tangan kan?"
" Sudah dong." Jawabku.
" Aku kira belum, kalau belum ngga ada air kobokan di sini."
" Hahaha emang aku anak tk diajarin dulu."
Kemudian kami langsung menyantap makanan sembari ngobrol.
" Kamu banyak berubah Ve."
" Oh ya, mungkin karena kamu lama nggak ketemu aku."
" Serius, badanmu makin kurus, tapi makin cantik sih hehe."
" Hmmmm dasar ", kataku.
" Kamu juga nggak banyak berubah El, masih sama seperti yang dulu."
" Cuma sekarang lebih tampan kan?" sembari tersenyum menggoda.
" Hahaha itu kamu yang bilang, bukan aku ya?"
" Tapi masak sih nggak ada yang berubah Ve."
" Ada sih...!!"
" Apa?"
" Jadi pintar ngegombal."
" Kalau itu mah profesi sampingan Ve."
" Hahahaha....bahaya dong ", sahutku.
" Nggak nyangka ya Ve kita ketemu lagi disini, padahal udah lama banget ya?"
" Kamu udah lama di sini Ve?"
" Lumayanlah, semenjak aku lulus kuliah, lalu langsung di terima kerja di bank."
" Jadi kamu juga dulu kuliah di sini Ve?"
" Iya El, aku kuliah 4 tahun disini."
" Heran kok nggak pernah ketemu ya kita?"
" Kamu pikir Yogya ini selebar daun kelor pakk."
Elmo hanya tertawa menanggapi kata kataku.
" Kamu sendiri kok bisa di sini juga?"
" Aku sudah lama di sini Ve, semenjak pindah itu."
" Ooohhh aku nggak tau."
" Kamu hhmm maaf sudah menikah belum Ve?"
" Hahaha belumlah El, kalau sudah pasti aku minta suamiku mengantarku kesini ", jawabku.
" Aku kira sudah, aku takut nanti tiba tiba mukaku bonyok ditonjok sama suamimu ", sembari tersenyum.
" Kamu tuh dasar, emang tampangku sudah seperti emak emak ya."
" Daripada kayak bapak-bapak gimana coba?"
" Hahaha bisa aja kamu El!"
" Kamu sendiri udah nikah belum?"
" Belum juga Ve, belum ada yang mau."
" Belum ada yang mau, apa kamunya yang belum mau?"
" Hehehe dua duanya sih."
" Lama ya Ve kita nggak ketemu? semenjak aku pindah kesini."
" Ya sekitar 10 tahun El."
" Aku kira kamu tadi nggak ngenalin aku Ve."
" Mana mungkin aku nggak ngenalin laki laki yang pernah buat aku jatuh cinta ", bathinku.
" Kegiatan kamu sekarang apa El?"
" Aku? ehhhmmm aku cuma karyawan biasa Ve."
" Karyawan apa itu?"
" Di perusahaan kontraktor swasta."
" Pegawai bawahan aja ", katanya lagi.
" Ohhh kataku."
" Kamu naik apa tadi kesini?" tanya Elmo.
" Aku tadi naik kendaraan umum, biasanya sih bawa motor, tapi tadi bannya bocor jadi aku tinggal di bengkel dekat kosku."
" Kamu nggak pernah komunikasi dengan Diaz lagi?" Tanyaku.
" Dulu awal-awal pindah sih dia masih sering telfon aku, tapi terus nggak lagi waktu hpku hilang dan aku nggak ingat nomor-nomornya, jadi hilang kontak."
" Berarti kalian masih pacaran dong waktu pisah itu?"
" Nggak tau deh, aku juga nggak tau pacaran apa nggak sama dia."
" Ihhh cowok aneh, pacaran kok nggak tau ", kataku.
Elmo cuma tersenyum.
Aku lihat jam di tanganku pukul 17.00
" Udah sore El, pulang yuk?"
" Lho udah jam berapa memangnya?"
" Jam 5 El, yuk."
Kemudian kami berjalan menuruti eskalator.
" Aku anter kamu pulang ya?"
" Nggak ngerepotin nih?"
" Nggaklah kebetulan aku bawa mobil kantor, selesai nganterin barang tadi, gimana? Mau kan?"
" Bolehlah." Jawabku singkat.
Kemudian kami berdua menuju ke parkiran mobil.
Elmo mendekati sebuah sedan mewah warna hitam metalik.
" Hmmm perusahaannya pasti besar, mobil inventarisnya saja begini mewah ", bathinku.
" Ayo naik kok bengong !" Kata Elmo.
" Eh iya."
" Kamu sering bawa mobil ini El?"
" Nggaklah Ve, tadi kebetulan saja sopir yang biasanya bawa mobil ini nggak berangkat, jadi aku yang bawa, biasanya aku cuma bawa motor Ve."
" Ohhhhh..."
" Dimana kosmu?"
" Jalan terus saja El di jalan Hos Cokroaminoto."
" Jadi kamu dulu lulus SMA langsung kuliah di sini?"
" Iya El di UGM, kamu sendiri?"
" Aku di swasta Ve, otakku kan nggak secerdas kamu hehehe."
" Nggak nyangka ya kita bisa ketemu disini, temen temen yang lain dimana ya sekarang?" Tanya Elmo.
" Diaz maksudmu?"
" Bukanlah...temen temen yang lain dong."
" Memang kamu nggak pengen tau Diaz sekarang dimana?"
" Udah ah jangan ngomongin dia terus, ngomong yang lain aja ya."
Aku diam saja, ada apa sebenarnya dengan mereka? sampai Elmo tidak mau aku menyebut nama Diaz dihadapannya.
" Berhenti di depan ya El, itu yang ada pagar hijaunya sebelah kanan."
" Ini kos kamu?"
" Iya mampir yuk?"
" Sudah sore lain kali saja ya."
" Eh motor kamu belum diambil ya?"
" Belumlah, ini sudah sore pasti tutup bengkelnya."
" Ya sudah besok aku jemput aja ya, gara gara ngobrol tadi jadi lupa waktu."
" Nggak ngerepotin?"
" Nggaklah jam berapa?"
" Jam 7.30 ya?"
" Ok siap, eh nomor hpmu minta dong."
Kemudian aku sebutkan nomorku, dan Elmo mencatat di hpnya.
" Ya sudah sampe besok ya Ve."
" Ok makasih ya."
Kemudian Elmo menghidupkan mesin mobilnya, dan berlalu meninggalkan halaman kosku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
seperti nya seruuuu nih
2022-08-02
0
Marcelea ࿐༵
Hadir kak 🙋.. awal cerita udh menarik😉
2021-03-15
1
Agnesia metha
.. Nice.. Kereeen
2020-10-04
2