Elmo menghentikan mobilnya di sebuah cafe. Bangunannya lumayan modern, dengan sisi kanan kirinya ditumbuhi aneka macam tanaman yang terawat rapi. Tempatnya dilengkapi dengan live musik, dan sedikit ramai.
Kami memilih tempat duduk yang agak jauh dari panggung musik, agar obrolan kami tidak terganggu
.
" Kamu tunggu sebentar disini ya?"
" Kamu mau kemana?"
" Aku mau ke toilet sebentar."
Aku pandangi Elmo berjalan ke belakang.
" Hei tapi dia salah belok, toilet kan tulisannya ke kanan, kenapa dia ke arah kiri? Bukankah itu dapur?"
Aku tertawa geli.
" Pasti dia salah masuk ", bathinku.
Tak lama kemudian Elmo datang.
" Kamu tadi salah masuk ya?"
" Salah masuk???"
" Iya toilet ke kanan, kenapa belok ke kiri?" Kataku sambil tersenyum geli.
" Oh ehm iya salah tadi ", kata Elmo sembari garuk garuk kepalanya.
" Kamu sering kesini?"
" Kadang-kadang sih, nggak sering banget."
Tak lama kemudian makanan sudah sampai di meja kami.
" Kok cepat banget El? Itu meja lain yang lebih dulu dari kita belum." Bisikku.
" Hehehe biarin aja, ini namanya rejeki anak sholeh ", jawabnya.
Dua pelayan itu memperhatikan aku dan kemudian tersenyum ramah, akupun membalas senyuman mereka.
Kamipun kemudian asyik menikmati makanan yang telah dihidangkan.
Namun aku merasa ada seseorang yang sedang memperhatikanku, kemudian kuangkat wajahku, benar saja beberapa orang pegawai sedang mencuri pandang terhadapku.
" El, emang ada yang aneh ya sama aku?"
" Nggak tuh memangnya kenapa?"
" Aku merasa pegawai cafe ini sedang memperhatikan aku ", seraya memberi kode kepada Elmo dengan mataku, kepada beberapa orang pegawai di depan kami.
" Ah itu perasaan kamu aja, mungkin karena kamu cantik makanya dilihatin."
" Kamu tuh ya bercanda terus."
" Kamu tadi nggak makan ya?" Tanya Elmo.
" Kok tau?" jawabku.
" Aku lihat makanan di piring kamu tadi masih penuh."
" Iya selera makanku hilang, aku nggak nyaman ada di tempat itu."
" Nggak nyaman di tempat itu atau nggak nyaman bareng cowok itu?" Kata Elmo sembari menggodaku.
" Ahhh udah deh jangan bahas itu dulu, nanti selera makanku hilang lagi lho."
Kemudian kami kembali asyik menikmati makanan di piring kami. Tak lama kemudia Elmo mengajakku pulang.
" Gimana mau langsung pulang apa masih pengen ngobrol?" kata Elmo.
"Jalan-jalan dulu ya El temenin aku? Aku suntuk banget nih."
" Apa nggak kemaleman? Besok kamu kerja kan Ve?"
" Nggak papa El aku biasa tidur malem."
" Oke deh, kalau gitu kamu mau kemana? Aku servis kamu malam ini ", katanya sambil mengerling nakal.
" Ihhh kamu genit ya, emang mau ngapain servis segala ", jawabku.
" Kita nongkrong di alun-alun aja yuk?" kataku
" Oke siap siapa takut!!"
Kemudian Elmo menjalankan mobilnya ke arah alun- alun. Kulirik arloji di tanganku, pukul 11.00.
" Kurasa alun-alun masih ramai ", bathinku.
Elmo menghentikan mobilnya di pinggir trotoar, kemudian aku segera turun diikuti Elmo di belakangku.
" Sssttt....neng kamu pakai baju kayak gitu disini pasti, bakalan jadi pusat perhatian, dikira ada model lagi mau sesi pemotretan ", katanya sembari tersenyum.
" Ihhhh kamu tuh ya, apa mau aku pinjem bajumu biar nggak jadi pusat perhatian?"
" Terus aku yang pakai bajumu gitu?"
Aku mengangguk geli.
" Hahaha dikira aku nanti banci kaleng donggg!!"
Aku tertawa cekikikan.
" Kamu juga bakalan jadi pusat perhatian, ke alun- alun pakai jas lengkap gitu." Kataku.
" Hahaha iya juga ya? Kayak direktur aku ya?" katanya sembari tertawa.
" Hampir sih dikit, tinggal difoto terus ditulisi di bawahnya Direktur jadi deh."
" Hahaha kamu tuh ya penghinaan."
Aku cuma tertawa geli.
" Nih pakai ini, biar Nggak dingin ", kata Elmo membuka jasnya, sembari memakaikannya di badanku.
" Celananya sekalian dong!!!"
" Mancing ni...!!!" kata Elmo sembari melakukan gerakan hendak menurunkan resletingnya.
" Hahaha nggak-nggak bercanda ", kataku.
" Ihhh aku mirip orang orangan sawah ya ", sambil menggoyang goyangkan jas milik Elmo yang kebesaran di badaku.
" Hahaha kamu tuh lucu juga ya, baru tau aku, kirain dulu pendiam eh nggak taunya konyol juga."
" Tergantung sih."
" Tergantung apanya?", tanya Elmo.
" Tergantung lawan bicaranya siapa, kalau lawan bicaranya patung, ngapain aku repot repot ngajak ngobrol?"
" Hahaha....duduk situ yuk!" Kata Elmo sambil menunjuk tepian alun alun.
" Ayo!!"
Kemudian kami duduk di bawah sembari memperhatikan orang-orang yang sedang berjalan di tengah beringin tua yang berada di alun-alun ini.
Hemmmm Elmo memang berbeda dengan Bima, Bima mana mungkin mau dia duduk disini, dia terlalu memikirkan gengsinya, padahal buatku itu bukan sebuah hal memalukan, tapi Bima amat mempermasalahkannya. Da hanya mau jika diajak nongkrong di sebuah cafe atau paling tidak sejenis rumah makan, dan aku tidak pernah merasa tertawa selepas ini saat bersama Bima.
" Kamu sudah lama pacaran sama.....???" Elmo sedikit mengernyitkan dahinya.
" Bima?" Kataku.
" Iya Bima."
" Lumayan, sejak aku kuliah semester 6."
" Hmmm lama juga ya?"
" Begitulah."
" Aku lihat sepertinya dia tipe cowok yang pemarah ya?" Tanya Elmo. Aku cuma menunduk.
" Apa kamu benar-benar mencintainya?"
Tak terasa air mataku menetes. Apakah aku harus bilang kalau aku sangat tersiksa menghadapi sikap Bima? Apakah aku harus bilang bahwa sebenarnya kalau boleh memilih aku mau Elmolah yang menjadi pacarku dan bukan Bima?
" Ve kamu menangis? maafin aku ya Kalau aku menyinggung perasaan kamu?"
Dan entah kenapa tiba-tiba saja aku sudah berada di pelukan Elmo dan tangiskupun tumpah di sana.
" Ve, kamu boleh cerita apa saja denganku dan kapan saja kamu mau, aku janji aku akan mendengarkannya."
" Makasih El, maaf aku terlalu larut dengan perasaanku."
" Kita pulang aja yukk, kamu istirahat aja di rumah, tenangin pikiran kamu dulu ", akupun mengangguk.
" Gimana? Besok jadi aku jemput?" Tanya Elmo setelah tiba di depan kosku.
" Iya."
" Bima?"
" Dia nggak pernah nganter aku ke tempat kerja kok."
" Ok yang penting aku nanti nggak menimbulkan masalah."
" Ya udah aku pulang dulu ya? Kamu langsung istirahat aja jangan terlalu dipikir, nanti kamu sakit."
" Makasih ya El?"
Diapun mengangguk dan segera menghidupkan mesin mobilnya.
Kosku sudah cukup sepi.
" Pasti semua sudah tidur ", bathinku.
Kemudian aku langsung merebahkan tubuhku di kasur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
seruuu autho
2022-08-02
0
Tri Agriani
nyimak lg ...syuka...
2020-09-16
1
Roe Hanah
sampai sini q suka ceritanya....
2020-08-25
3