Pertengkaran

Pagi ini aku telah siap berangkat kerja. Kuperiksa lagi riasanku di cermin, rasanya tidak ada yang kurang, kemudian aku melangkah keluar kamar.

" Udah siap berangkat Ve?"

" Iya Din, lho kamu nggak kerja?"

" Kerja lah Din, tapi aku ada kunjungan keluar, jadi berangkat siang."

Aku duduk di kursi sembari memakai sepatu.

" Ve kamu semalam kemana?"

" Aku? Kenapa Din?"

" Semalam Bima kemari sampai 2 kali nyariin kamu, kalian bertengkar Ve?"

" Hhhhhh.....", aku menarik nafas panjang.

" Kau tau sendiri Bima kan? Aku muak dengan tingkah lakunya, dan kamu tau nggak? Aku semalam ditinggal pergi dengan mobilnya di tengah jalan Din, keterlaluan nggak?"

" Hah....masak Ve?"

" Buat apa aku bohong?"

" Gila...sakit tuh cowo Ve!!!"

" Makanya Din, aku tuh udah nggak tau lagi cara mengatasi dia."

" Kamu yakin masih pengen tetap lanjutin hubungan kamu Ve?"

" Entahlah Din aku bingung."

" Juga takut kan?" Tanya Dinda.

" Hehhhh..." aku menarik nafas panjang.

" Jadi semalam kamu pulang dengan siapa Ve?"

Kulihat Elmo sudah di depan menungguku dan melambaikan tangan ke arahku.

" Berangkat dulu Din, aku udah dijemput ", kataku sembari berjalan keluar.

" Hei kamu belum cerita!!!"

" Tenang aja nanti aku ceritain dahhhh....!"

Aku langsung mempercepat langkahku menemui Elmo.

Sementara Dinda keheranan dengan sosok pria yang menjemput Vero.

" Ah Vero semoga kamu baik baik saja ", gumam Dinda dan kemudian masuk kembali ke kamarnya.

############

" Hai Ve....!!!"

" Hai....!"

" Udah cantik aja, sayang ada yang punya ", canda Elmo.

" Emang kalau belum ada yang punya kenapa?"

" Kasian aja cantik-cantik kok belum laku hahaha."

" Sialannn....", gerutuku.

" Pake ini nggak papa ya?"

" Emang kenapa?"

" Ya nggak, kalau yang aku bawa kemarin-kemarin kan punya orang, kalau ini hasil tabunganku sendiri."

" Ahhh kamu tuh, memangnya aku pernah protes nggak mau diboncengin naik motor?"

" Hehehe siapa tau."

" Nih pakai dulu helmnya!"

Aku mengambil helm dari tangan Elmo dan memakainya di kepalaku, kemudian naik di belakangnya.

" Udah siap?"

" Siap bos!" Kataku.

Kemudian Elmo memacu sepeda motornya.

" Beneran Ve kamu agak berubah!!"

" Berubah apanya?"

" Berubah penampilannya tentunya."

" Maksudnya?"

" Iya dulu aku masih inget banget, pakaianmu sebatas celana jeans panjang, dan kaos atau kemeja saja. Kalau sekarang udah berani pake baju yang kurang bahan hahaha."

" Ihhh kurang bahan gimana?"

" Yang semalam itu?"

" Ohhh itu yang membelikan Bima hadiah ulang tahunku."

" Ohhhh berarti dia termasuk penggemar cewek seksi ya?"

" Ya begitulah."

" Kalau aku nggak mau Ve body cewekku jadi pemandangan umum, emang layar tancep buat tontonan hehehe."

" Ih nggak keren banget sih, bioskop 21 dong masak layar tancep."

" Yee milihhh..."

" Ahhhh Elmo rasanya bahagia banget bersama kamu ", bathinku. Aku hanya tersenyum mendengar kata katanya.

" Eh kita sarapan dulu yuk?"

" Masih ada waktu kan?" Tanya Elmo.

Kulirik arloji di tanganku pukul 7.30, masih setengah jam lagi.

" Boleh, makan apa?"

" Gudeg doyan nggak?"

" Aku mah pemakan segala El?"

" Ok nyari dekat arah tempat kerjamu aja ya?"

" Mana aja deh terserah."

" Gimana semalem bisa tidur kan?"

" Bisalah, kamu pikir gara-gara masalah itu aku nggak bisa tidur, hehhh itu mah udah biasa El."

" Siapa bilang gara-gara mikirin masalah itu?"

" Lalu?"

" Maksudnya gara-gara habis jalan-jalan sama aku loh hehe!!!"

" Yahhhh pede dia ", kataku sambil bercanda, walaupun sebenernya iya juga sih.

" Ve...aku tuh masih pengen denger cerita kamu sama pacarmu itu, bukanya mau ikut campur sih cuma heran aja kamu betah banget sama cowok kasar kayak dia gitu."

" Ceritanya panjang El kalau sekarang waktunya nggak mungkin cukup, aku janji nanti kapan-kapan aku ceritain deh..."

" Bener ya, aku tungguin lho?"

" Iya."

" Eh tuh di depan aja tuh, kayaknya ramai." Kataku.

Kemudian Elmo menghentikan sepeda motornya.

" Kamu pakai apa Ve?"

" Pakai telor aja deh, sama teh panas ya!"

Kemudian Elmo memesan makanan dan duduk di sampingku.

" Kamu betah Ve di sini?"

" Betah banget El, kotanya nyaman, yah walaupun semakin lama semakin macet, tapi kota ini banyak kenangannya buatku, padahal baru 7 tahun aku di sini."

" Maksudmu kenangan sama Bima?"

" Ah kamu tuh dia terus yang dibahas, udah deh makan aja yuk ntar keburu aku telat lho." Sembari mengambil makanan yang baru saja disediakan oleh penjualnya.

Selesai makan aku dan Elmo langsung pergi menuju tempat kerjaku.

" Nanti pulang jam berapa biar aku jemput lagi?"

" Nggak usah El biar aku naik bis aja, nggak enak udah ngerepotin kamu."

" Kalau nggak enak kasi Bima aja Ve hehe."

" Hehhhh ngeledek terussss!!!"

" Becanda...becanda piss...!! Ya udah deh aku jemput aja ya, beneran kok nggak papa?"

" Kerjamu gimana?"

" Aku kan pulangnya jam 3an Ve."

" Ya udah kamu jemput jam 3 lebih aja ya?"

" Ok deh siap, nanti aku tungguin di sini ya." Akupun mengangguk. Kemudian Elmo memacu kendaraannya kembali.

Baru saja aku mau masuk ke kantorku, tiba-tiba bunyi rem suara mobil berdecit mengagetkanku. Spontan aku langsung menengok ke arah jalan raya di depan Kantorku.

" Astaga Bima, mati aku...dia tadi tau nggak ya aku diantar sama Elmo?" bathinku. Aku berbalik arah buru-buru hendak meninggalkan dia.

" Pasti dia mau bikin masalah lagi denganku ", bathinku.

" Vero tunggu..aku mau bicara ", teriak Bima.

Aku langsung mengurungkan niat masuk ke dalam.

" Ada apa Bim? kamu mau cari masalah lagi?"

" Semalam kamu kemana? Aku sampai dua kali ke kos kamu tapi kamu belum juga datang."

" Perduli sekali kamu denganku?"

" Kamu nggak usah mancing emosiku Ve?"

" Siapa yang mancing emosi? Kamu sendiri yang pagi-pagi kesini ngajak aku ribut. Belum puas kamu semalam ninggalin aku di tengah jalan hah? Kenapa tiba-tiba kamu nyari aku di kos? waktu kamu ninggalin aku apa kamu itu mikir gimana aku nanti pulangnya?"

" Stop....!! Aku nanya kamu kemana?"

" Kamu nggak perlu tau Bim."

Tiba-tiba Bima memegang erat lenganku.

" Kamu kayaknya udah berani melawan Ve?"

" Kamu pikir selama ini aku diam itu takut sama kamu? Bukan Bim, aku tuh cuma males ribut sama kamu, dan berusaha buat pertahanin hubungan kita supaya kamu tuh sadar aku tuh selalu ngalah sama kamu!!"

" Oh jadi sekarang kamu udah nggak mau pertahanin hubungan kita gitu?"

" Terserah apa kata kamu!!"

" Aku malas Bim berdebat sama orang keras kepala kayak kamu."

" Kamu ya.....!!!"

" Apa Bim?"

" Kamu marah? Memang itu kan pekerjaan kamu tiap hari sama aku, selalu marah, selalu memaksaku sekehendak hati kamu."

" Lepasin tangan kamu Bim, aku mau masuk!!"

" Nggak, aku nggak akan lepasin tangan kamu sebelum kamu bilang semalam kemana?"

" Aku bilang lepasin tangan aku Bim, sakit tanganku!!"

" Terserah aku nggak perduli ", kata Bima.

" Hei mas lepasin tuh tangannya, kasihan....sama cewek kok kasar!!"

Tiba-tiba Elmo sudah ada di depan kami.

Spontan Bima menengok ke arah Elmo.

" Heiii kamu kan cowok yang semalam di pesta kan?"

" Ingatan anda tajam ternyata, tolong lepasin tangan Vero."

" Apa hak kamu? dia pacar saya."

" Hah sama pacar kok kasar....Ve betah banget kamu ya sama orang kayak gini, kalau aku jadi kamu udah aku buang jauh jauh dia Ve."

" Hmmmm kayaknya kamu perduli banget ya sama dia, jangan-jangan kalian ada hubungan apa-apa ?"

" Hahaha heran, orang macam anda itu ya pikirannya kotor."

" Atau jangan-jangan kamu bersama dengan Vero tadi malam? makanya dia sampai malam belum pulang pulang."

" Kalau iya kenapa?" Jawab Elmo.

" Ohhhh kecurigaan aku benar, Vero itu nggak pernah pulang semalam itu sendirian, pantas saja ada cowok ini di dekat kamu Ve ", sambil membentak Vero.

" Ya aku memang pergi sama dia, kamu mau marah? silahkan marah!! Kamu pikir aku pulang sama siapa semalam kalau nggak ada dia, apa kamu perduli hah?"

" Yang kamu perduliin tuh cuma harga diri kamu, ego kamu, kamu mana pernah perduli sama perasaan aku?"

" Kamu...??" sembari hampir menampar aku.

" Heiiii jangan main kasar teman ", Elmo memegang tangan Bima.

" Brengsek kalian ya...!! Dengar Ve masalah ini belum selesai ya ", kemudian Bima pergi meninggalkan kami.

Tangisku langsung pecah sepeninggal Bima.

" Udah Ve sabar ya, kamu masuk sana nggak enak dilihat orang, nanti aku jemput kamu ya."

" Iya El, maaf ya...?"

" Udah nggak usah minta maaf, sana masuk."

Akupun mengangguk dan langsung masuk ke kantorku.

Terpopuler

Comments

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

jadi penasaran Elmo kerja apa sih

2022-08-02

0

Tri Agriani

Tri Agriani

salah pilih keknya🤨

2020-09-16

1

Christian Lenny Elisabeth

Christian Lenny Elisabeth

jadi pacar aja di tampar,apalagi jadi istri.seram

2020-08-04

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Persiapan ke pesta
3 Pesta
4 Malam bersama Elmo
5 Pertengkaran
6 Obrolan Sepulang Kerja
7 Obrolan bersama Dinda
8 Di Malioboro
9 Elmo Menghilang
10 Telfon Elmo
11 Persiapan Perjalanan
12 Perselisihan di mobil
13 Tiba di rumah orang tua Bima
14 Bersama keluarga Bima
15 Jalan jalan
16 Pelukan Bima
17 Perjalanan pulang
18 Sampai di Yogya
19 Di rumah Bima
20 Alun Alun Kidul
21 kedatangan Elmo dari Bandung
22 Bima di kosku
23 Pantai Baron
24 Menginap di rumah Bima
25 Di Parangtritis
26 Jalan dengan Dinda
27 Bercanda dengan Dinda
28 Bertemu teman SMA Bima
29 Tawang mangu
30 Bima bertemu Anya
31 Bima meminta maaf
32 Vero sakit
33 Anya datang ke rumah sakit
34 Cerita tentang masa lalu Bima
35 Di hotel Anya
36 Keluarga Bima datang ke Yogya
37 Bima berbohong
38 Curhat dengan Elmo
39 Makan malam bersama Anya
40 Ulang tahun Vero
41 Elmo menangkap basah Bima
42 Kisah Elmo
43 Elmo dan Bima bertengkar di depan kantor Vero
44 Vero memergoki Bima bersama Anya
45 Vero dan Bima putus
46 Anya menelfon Vero
47 Pertemuan terakhir
48 Menghibur Vero
49 Di Kamar Anya
50 Mama Bima menelfon
51 Vero menelfon ibunya
52 Anya yang menyebalkan
53 Bima dan Anya bertengkar
54 Di rumah Vero
55 Kejutan Dinda
56 Malam setelah Jadian
57 Bima bertemu Elmo
58 Rahasia Elmo
59 Elmo berkenalan dengan ibu Vero
60 Elmo menelfon temannya
61 Ngobrol bertiga
62 obrolan Elmo dan Ve
63 Memilih baju di butik
64 Elmo melamar Vero
65 Penjelasan Elmo
66 Pertemuan Yang Tak Disengaja
67 Persiapan pernikahan
68 Di rumah Vero
69 Pernikahan
70 Obrolan di pagi hari
71 Manisnya malam pertama
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
Persiapan ke pesta
3
Pesta
4
Malam bersama Elmo
5
Pertengkaran
6
Obrolan Sepulang Kerja
7
Obrolan bersama Dinda
8
Di Malioboro
9
Elmo Menghilang
10
Telfon Elmo
11
Persiapan Perjalanan
12
Perselisihan di mobil
13
Tiba di rumah orang tua Bima
14
Bersama keluarga Bima
15
Jalan jalan
16
Pelukan Bima
17
Perjalanan pulang
18
Sampai di Yogya
19
Di rumah Bima
20
Alun Alun Kidul
21
kedatangan Elmo dari Bandung
22
Bima di kosku
23
Pantai Baron
24
Menginap di rumah Bima
25
Di Parangtritis
26
Jalan dengan Dinda
27
Bercanda dengan Dinda
28
Bertemu teman SMA Bima
29
Tawang mangu
30
Bima bertemu Anya
31
Bima meminta maaf
32
Vero sakit
33
Anya datang ke rumah sakit
34
Cerita tentang masa lalu Bima
35
Di hotel Anya
36
Keluarga Bima datang ke Yogya
37
Bima berbohong
38
Curhat dengan Elmo
39
Makan malam bersama Anya
40
Ulang tahun Vero
41
Elmo menangkap basah Bima
42
Kisah Elmo
43
Elmo dan Bima bertengkar di depan kantor Vero
44
Vero memergoki Bima bersama Anya
45
Vero dan Bima putus
46
Anya menelfon Vero
47
Pertemuan terakhir
48
Menghibur Vero
49
Di Kamar Anya
50
Mama Bima menelfon
51
Vero menelfon ibunya
52
Anya yang menyebalkan
53
Bima dan Anya bertengkar
54
Di rumah Vero
55
Kejutan Dinda
56
Malam setelah Jadian
57
Bima bertemu Elmo
58
Rahasia Elmo
59
Elmo berkenalan dengan ibu Vero
60
Elmo menelfon temannya
61
Ngobrol bertiga
62
obrolan Elmo dan Ve
63
Memilih baju di butik
64
Elmo melamar Vero
65
Penjelasan Elmo
66
Pertemuan Yang Tak Disengaja
67
Persiapan pernikahan
68
Di rumah Vero
69
Pernikahan
70
Obrolan di pagi hari
71
Manisnya malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!