" Sini tanganmu! Ingat jaga perilakumu!!"
Bima menggandeng tanganku saat memasuki gedung resepsi di hotel itu.
Alunan musik melantun menggema di seluruh ruangan.
Bima menegur teman temannya satu persatu, sepertinya banyak orang-orang penting disini, terlihat dari cara berpakaian dan perhiasan-perhiasan yang mereka gunakan.
" Dokter Bima...!!"
" Hai dokter Hendra!!" Bima mengajakku menghampiri pria yang memanggilnya tadi.
" Bagaimana kabar anda dokter?" Tanya Bima.
" Aku baik baik saja."
" Apakah anda masih bertugas di sini?"
" Ya dokter seperti kata anda dulu, aku sekarang sudah menjadi dokter spesialis penyakit dalam."
" Hehhh Bima mulai memamerkan titelnya." Bathinku.
" Benarkah? Anda hebat sekali!! Di usia muda, lajang, sudah memiliki pekerjaan tetap di rumah sakit besar itu dokter!!"
" Ya dokter berkat saran anda dulu."
" Ngomong-ngomong apakah wanita cantik ini istri anda dokter Bima?" Aku hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan teman Bima.
" Oh ini, kenalkan ini pacar saya dokter."
" Oh pacar?"
Kemudian kuulurkan tanganku, sambil memperkenalkan diri.
" Vero."
" Hendra."
" Hmmmm beruntung sekali anda dokter, memiliki kekasih secantik ini."
" Ya dokter, mana mungkin aku mau dengannya jika tak cantik ", sahut Bima lagi.
" Hahaha anda masih saja tidak berubah dokter Bima, penggemar wanita cantik."
" Percuma dokter, orang macam kita jika tidak bisa mendapatkan wanita yang kita inginkan!!" Sahut Bima sambil tertawa.
" Hehhhh sombong sekali dia ", bathinku.
"Oke nikmatilah acara kalian, aku akan kembali ke sana lagi ", kata Dokter Hendra.
" Ok dokter silahkan, terimakasih banyak."
" Ingat cepat ikat dia, sebelum diambil orang !!" Bisik teman Bima.
" Hahaha pasti dokter, aku jamin itu."
Kemudian Bima bergantian menyapa teman temannya sembari menggandeng tanganku, dan bersikap seolah olah kami pasangan yang mesra dan serasi. Aku sudah sangat muak dengan aktingnya itu, rasanya aku ingin lari keluar dari ruangan ini, lelah dengan kepura puraan yang sedang aku lakukan.
" Bim, duduk di sana yuk!! Kakiku lelah ", sembari mengajak duduk Bima di sebuah kursi tidak jauh dari tempat kami berdiri.
" Ok kamu duduklah di situ, aku ambil makanan dulu ya." Aku mengangguk.
Kemudian aku menuju kursi di depan sana, sedangkan Bima mengambil makanan.
" Dokter satu ini sepertinya sedang kelaparan, sampai membawa 2 piring makanan ". Seorang wanita menegurnya.
" Hahaha ini buat pacar saya, tuh dia disana."
" Wow pasti dia senang sekali memiliki pacar perhatian seperti anda dokter."
" Terimakasih."
Kudengar obrolan mereka dari tempat dudukku.
" Palsu..", gerutuku.
Biasanya juga dia mana pernah mau mengambilkan makanan buatku, yang ada saat kita makan bersama akulah yang selalu melayani apa saja permintaan dia, bahkan sendok yang dia pegangpun minta dilapkan dahulu olehku.
Bima meletakkan makanan di depanku, aku hanya mengaduk ngaduknya, tak berselera rasanya makan makanan ini, walaupun sepertinya terlihat nikmat. Namun suasana hatiku yang sedang jengkel, membuat selera makanku menjadi hilang.
Kemudian aku mengambil minuman yang dibawa oleh seorang pelayan yang berkeliling dan menawarkannya kepadaku.
" Kamu nggak lapar?"
" Nggak!!" kataku singkat.
" Terserah kamulah." Kata Bima lagi.
Kemudian aku hanya memainkan gelas yang ada di tanganku sembari menyaksikan pemain musik yang sedang menyenandungkan lagu di depan sana.
" Aku mau ke toilet dulu sebentar ya?" Kata Bima kemudian.
Aku cuma mengangguk saja.
Kuperhatikan orang yang lalu lalang di depanku, perlahan tatapanku berhenti pada seseorang di ujung sana, dia sedang asyik mengobrol dengan teman temannya.
" Hei bukankah itu Elmo? dia di sini juga rupanya?"
Tak kusangka Elmo ternyata kemudian menatapku juga, dan dia kemudian melambaikan tangan padaku. Aku membalas lambaiannya. Lalu dia berjalan ke arahku.
" Wow dia tampan sekali ", bathinku.
Elmo memakai setelan jas warna abu-abu sangat pantas mambalut tubuhnya yang atletis, mirip seperti jagoan-jagoan di film action kegemaranku.
" Kamu disini Ve?"
" Kamu sendiri?" selidikku.
" Ohhhh aku tadi cuma antar bosku kemari, ini acara orang besar non, mana mungkin aku bisa kesini kalau nggak diajak bos ", candanya.
" Kamu sama siapa Ve?"
" Aku sama......"
Tiba-tiba ada seorang pelayan yang menawarkan makan kecil kepada kami, sehingga aku tidak jadi melanjutkan obrolanku.
" Kayaknya dunia ini sempit ya, baru aja kita tadi sore ketemu eh ketemu lagi di sini ", kata Elmo.
" Hahaha mungkin orangnya udah kebanyakan El, makanya sempit."
Aku sangat menikmati obrolan kami, bahkan aku lupa Bima itu bukan hanya tipe orang yang egois tapi juga cemburuan.
Aku tertawa mendengar candaan-candaan Elmo, dan tidak mengetahui Bima sudah ada di belakangku, dan kemudian menegurku.
" Vero....!!!"
" Ehhh ehm Bim, kenalin ini Elmo temanku saat di SMA." Kataku setengah gugup.
Elmo mengulurkan tangannya, sembari memperkenalkan dirinya.
" Elmo."
" Bima, pacar Vero." Kata Bima sedikit ketus.
" Hehhhh mulai lagi dia." Bathinku.
" Ohhh pacar Vero? ya ya ya ", sahut Elmo.
" Ayo kita pergi!!!" kata Bima kemudian, sembari menarik tanganku.
" Eh iya Bim bentar aku...!!!"
Bima tidak memberikan kesempatan sedikitpun kepadaku untuk berpamitan pada Elmo, dia terus saja menarikku sampai kami mendekati parkiran.
" Lepaskan Bim...!!!" Teriakku.
" Kamu tuh apa apaan sih?"
" Kamu yang apa apaan?"
" Kamu di belakangku berani tertawa tertawa dengan cowok lain!!!"
" Heii dia itu temanku!!"
" Aku nggak mau tau, masuk ke mobil cepat!!"
" Nggak!!" kataku
" Masuk Vero ", kemudian Bima membuka pintu dan mendorongku masuk dengan kasar.
Kemudian dia menekan gas mobilnya dengan kencang.
Sementara itu Elmo menyaksikan pertengkaran mereka berdua di dekat sebuah mobil yang tidak jauh dari tempat Vero dan Elmo berdiri.
" Hentikan Bima, hentikan kataku!!!"
Bima terus menjalankan mobilnya dengan kencang.
" Dengar!!aku akan loncat dari mobil ini, kalau kamu tidak berhenti!!"
Kemudia Bima mengerem mobilnya dengan tiba tiba, hingga terdengar bunyi berdecit akibat roda mobil bergesekan dengan aspal di jalanan.
" Kenapa? Kamu mau turun?"
" Ya aku mau turun!!!"
" Silahkan! ayo silahkan turun!! Kamu pikir aku akan melarang kamu hah? Ayo cepat turun!!"
" Kamu tuh laki laki egois, sombong, temperamen!!!"
" Terserah...terserah kamu mau bilang apa, cepat turun!! Kamu tadi bilang mau turun!!" Kemudian Bima membuka pintu di sampingku dan mendorongku keluar.
" Keterlaluan...!!!" Teriakku dan Bima kemudian meninggalkanku sendirian di pinggir jalan.
Aku menangis dan duduk di sebuah kursi yang tersedia di pinggir trotoar.
Aku benci sekali dengan Bima, bagaimana mungkin aku bisa selama ini bertahan dengan laki-laki sakit seperti dia.
Tiba-tiba sebuah mobil sport kuning berhenti di depanku, dan pengemudinya kemudian turun menghampiriku.
" Nih...hapus air mata kamu!"
Aku menengadahkan wajahku, ternyata Elmo yang berdiri di depanku.
" Kamu??"
" Iya, aku tau kalian bertengkar makanya dari kalian keluar pertama tadi aku mengikuti kalian."
Aku ambil tisu di tangannya dan menghapus air mataku.
" Ayo naik ke mobil! Nanti dikira cewek nggak bener kamu duduk sendirian di sini, iya kalau yang nawar cowok keren kayak aku, kalau yang dateng om-om gendut terus banyak keringetnya gimana coba?" canda Elmo.
" Kamu tuh ya ", kataku sambil tersenyum.
Kemudian menyambut uluran tangannya, dan menggandengku berjalan memasuki mobil.
" Ini mobil bosmu?"
" Iya..!!"
" Lho kamu nggak mengantar dia pulang?"
" Tenang aja, tadi aku sudah ijin dengannya, dan dia paham, dia dijemput dengan supir pribadinya."
" Ohhhh...", jawabku.
" Kita makan dulu di kafe langgananku ya." Akupun mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
lanjuuutttttt
2022-08-02
0
Tri Agriani
sudah kebayang elmo pintar ber akting jd olang biasa aja. padahal mah wor kali😅😅😅
2020-09-16
1
Dhita Tata
kyk nya elmo lgi menyar
2020-08-22
2