Misteri Hampir Terbuka

Amanda sedang mengadakan rapat tertutup dengan dewan pimpinan. “Yang kalian maksud bukan itu polisionil? Yang benar saja. Dengan sadar tidaknya. Tindakan itu bisa memicu konfrontasi kemudian hari. Kalian sudah putuskan. Berarti cenderung memakan dari permukaan. Perang harus dipatahkan.”

“Mengapa begitu?”

“Mengapa?” Amanda mengenakan kacamata besar. Kacamata min itu dipakainya membaca. “Dengan bantuan kami ke medan sekarang. Berarti kalian hendak mekarkan konflik. Kalian sudah hancurkan Teluk sekarang. Kemudian apalagi? Kongow? Afrika? Atau Rusia yang baru dikuasai? Ingat-ingatlah Tuan. Dengan munculnya perang, berarti politik kalian gunakan sudah keluar ketentuan-ketentuan sebelum ini digunakan, misalnya amnesti dalam dua seteru blok harini. Santa Cruz dan negeriku! Kalau perang sungguh hebat sekarang ini. Berarti bukan mustahil juga negara-negara lain mintakan pemerhatian. Terutama pembesar-pembesar mereka lebih utamakan nama dan kehormatan daripada negerinya. Mengartikan pula rakyat lebih menderita. Itu dikemudian hari. Mungkin konflik itu masih kecil, tetapi asas dalam coup de etat tak bisa sembarangan, kalian gunakan petisi berarti siap hunus peluru baru. Ingat-ingat, harini semua terjadi begitu saja, kalian sudah sepakati perjanjian. Sementara negeri-negeri kecil itu harus dibikin belur dulu. Baru negeri-negeri lebih kecil itu bisa kalian berikan bantuan. Lucunya, tapi bukan masalah. Selesai ini bikin keterangan dan jelaskan kenapa bisa Amerika bikin geger. Nah, terima kwitansi. Tanda tangan di sini ....” satu demi satu wakil-wakil negara itu menempelkan cap jari. Kemudian Amanda perintahkan Maria membacakan anggaran sesuai perjanjian.

“Maka dibukalah harini Juni 1991, kami bersedia meminjankan dengan kembalian harus bisa bersih dan banyak, kalian sudahnya mematuhi pasal-pasal peminjaman dengan sebaik-baiknya. Kami membolehkan properti veste untuk dipergunakan. Selagi bangsa-bangsa mampu melunasi secukupnya. Jika menyalahi aturan pembersihan harus terjadi atas nama keluarga dunia.”

Maria menjabat tangan orang-orang. Amanda diiringkan Melissa mengantar tamu-tamu keluar Waddesdon Dee, tidak lama mobil-mobil bagus itu meluncur jauh. “Mereka lebih menginginkan perang daripada kesetaraan.”

“Rosseau berarti membohongi revolusinya sekarang.”

“Buku-buku jaman tengah masih bisa menjawabnya.” Amanda membalas Maria.

Maria memohon Amanda untuk jangan termakan wakil-wakil negarawan itu. “Mereka membahayakan bangsa mereka. Mereka habisi rakyat hanya demi kekuasaan.”

“Kita menyetujuinya. Berarti sama kejam juga.” Amanda memberikan kertas berisi makanan tagihan Meisya.

“Aku sedang tidak memegang uang.”

“Kau bercanda kak,”

“Baik. Aku berikan, hanya segini saja cukup?”

“500 ribu?” Amanda mengangguk senang. Ia berikan ke Meisya. Meisya segera bayarkan ke restoran dan orang-orang di sana berlarian ketakutan.

“Padahal aku hanya ingin membayar.”

“Tapi kau setan.”

“Siapa itu!” Meisya kesal.

“Hanya hendak pesiar.” Suszie keluar dari pintu dapur dan menghilang ke atas langit.

Meisya merokok sendirian di tengah restoran yang kacau balau.

***

Norah menerima panggilan pusat. Ia segera menyanggupi lima pegawainya. “Jadi semua ulah kaum jalanan lagi?”

Dirinya putuskan bertamu ke rumah besar Amanda. Norah diperiksa teliti oleh Surti. Surti ketakutan dipandang garang perempuan itu. Akhirnya Norah jadi tamu pertama-tama yang merasakan istana kecil Sri Ratu.

Amanda sedang bermain tenis lapangan. Marry mendukung dengan suara keras dan cukup menganggu. Norah. “Yang Mulia, sahaya mau bicara sebentar.” katanya begitu pelan seperti dikulum. Dan hampir tak kedengaran.

Amanda hentikan hockeynya. Ia geletakan barang itu ke tanah. Marry tetap berdiri di dekat Norah.

“Maafkan, aku benar-benar mengganggu, dari kedatanganku. Sekarang semua sudah jelas.”

“Siapa pembunuh Stella?”

“Dari keteranganku, ia menolak keras kaum jalanan, jadi sebelum matinya, Stella ditawarkan nama juga seperti Cecil. Dan ia tidak pernah sudi. Mungkin masih perlu penyidikan. Kalau dikenakan lebih baik kita patahkan berita burung. Soal matinya dia.”

“Jika begitu kita melewati janji Norah. Bahwa dengan memunculkan hasil penyidikan. Kita sama saja buka topeng ke dunia luar. Dengan itu bisa saja kita kena jebak. Kaum Satanian itu.”

“Aku paham sekali. Nah, besok tindakan harus kita laksanakan, Ratu.”

“Beritakan ia di pites bisnismen. Lalu kau atur sendiri bagaimana Stella ditembak, mungkin bisa peluru balas peluru.”

“Seperti Kennedy?”

“Itulah kau pikirkan. Baguslah. Kerjakan.”

Norah bersaluir kemudian memandang kesal Marry. Marry duduk lesu menatap Amanda.

“Jangan sedih manis, aku punya kejutan untukmu, kau sudah aku anggap sudaraku Marry. Koronasi bukan mustahil kau pegang.”

“Tapi aku tidak mau disangka buruk Amanda.”

“Tenanglah. Aku berpihak padamu. Nanti aku bikin ketentuan atas namamu. Mungkin berapa tahun lagi.”

“Terima kasih, dan kau seperti tidak pernah luang waktu begini.”

“Maka demikian juga aku usahakan untuk istirahat.”

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!