Ruang Tunggu

Ruang Tunggu

Bab 1 #1

Aku \= Januar Anggara

Aku adalah sebuah ruang tunggu

dimana perasaan perasaan ingin diutarakan,

Tapi ditahan malah dijadikan pilihan.

Hai, aku Januar. Januar Anggara. Dan aku sering dipanggil Janu. Aku lahir 1 januari. Kalau aku ulang tahun, aku sangat bahagia, karena yang merayakannya semua orang dimuka bumi. Banyak yang menyalakan kembang api keatas langit dan meniup terompet. Jadi aku tidak perlu membuat pesta dirumah. Maka dari itu kalau ibu berencana menyiapkan pesta ulang tahun untukku, aku selalu menolak.

Oh iya ibu, ah aku belum cerita tentangnya. Kalau membicarakan ibu dan ayah, tidak akan pernah selesai. Masakan ibu, sifat ibu, kerja keras ayah, perjuangan ayah dan masih banyak lagi hal hal yang luar biasa dari mereka berdua.

***

Sekarang aku masih duduk dibangku kuliah. Eh bukan, maksudnya aku masih kuliah meskipun sekarang aku sedang dirumah. Aduh bagaimana ya bahasanya. Ya begitu lah he he. Hari ini aku tidak ada kelas, tapi tetap mau ke kampus. Mau bertemu dengan dia saja. Biar ada kegiatan dan biar rasa bosan ku di rumah hilang.

Dia itu siapa Janu? Jangan banyak tanya, aku akan menjelaskannya.

Dia itu april. Teman baik ku. Bukan tagline pasta gigi ya. Kami berteman sejak SMA. Waktu itu dimasa MPLS, kami saling berjabat tangan dan menyebutkan nama masing-masing.

"Januar, panggil saja janu." Ucapku waktu itu.

"April." Dia membalasnya sambil tersenyum. Waktu itu dia agak pemalu. Jadi dia tidak akan bicara jika tidak ada yang bertanya. Aku sering mencoba mengajaknya bicara dengan menanyakan banyak hal. Dari sana, kita berteman sangat dekat. Dia yang tadinya pemalu jadi banyak bicara jika sedang denganku. Kalau dengan orang lain, sifat pendiamnya muncul kembali. Huh... aku ini membawa pengaruh apa sampai dia jadi banyak bicara jika ada didekatku?.

Meskipun pemalu, dia itu kalau marah suka sampai cubit atau pukul-pukul orang yang dimarahinya sampai merah. Alasan dia marah itu kalau dijahili, kalau disebut gendutan, dan kalau kulit ayamnya diambil saat sedang makan. Itu yang bisa membuatnya marah pada janu sahabatnya. Kalau kepada orang lain mungkin dia akan marah kalau janu sahabatnya direbut hehe. Kami sering makan ditempat makan yang ada ayam goreng dan eskrim nya. Biasanya kami makan sepulang dari kampus. Aku sering memberikan kulit ayamku padanya. Karena dia sangat suka kulit ayam, yang sudah digoreng pastinya. Kalau makan eskrim, dia suka rasa stroberi dan aku suka coklat. Tapi kalau makan dia sering belepotan. Jadi aku harus selalu membawa sapu tangan untuk mengelap wajahnya.

Hari ini tujuanku ke kampus juga mau mengajaknya pergi untuk makan ayam goreng kesukaannya. Aku segera keluar dari rumah, berpamitan pada ibu, memakai helm dan mulai menaiki motorku.

Dengan motorku itu, aku menyusuri jalanan sambil menikmati semilir angin menuju kampus. Sesampainya dikampus, aku menunggu didepan kelasnya. Sesekali ada perempuan perempuan yang lewat sambil bergosip dihadapanku. Mereka sering menyapaku dengan satu kata sambil tersenyum "janu." Ucap mereka. Lalu Aku membalasnya juga dengan senyuman.

Kata april, perempuan perempuan dikampus ini banyak yang suka padaku dan aku harus memilih salah satu diantara mereka. Tapi, dia juga bilang, setelah aku memilih pasti akan banyak yang sakit hati. Mmmm jadi bagaimana? Ya aku tidak memilih. Karena yang mereka suka itu bukan aku yang sepenuhnya, hanya sebatas aku yang mereka lihat dari luar. Aku juga tidak tahu kenapa mereka bisa suka padaku. Padahal mereka tidak pernah mengobrol denganku. Ah sudahlah, bingung.

"Ayo pergi." Ucapku pada april yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Eh janu. Kamu kenapa kesini? Ada kelas?."

"Tidak. Aku mau bertemu denganmu. Dirumah bosan."

"Ya sudah. Ini sudah bertemu. bosannya hilang?. Kalau sudah hilang pulang lagi."

"Tidak begitu juga. Ayo makan!."

"Tid...."

"Ayam goreng dan es krim."

"Oh oke. Mau. Tapi kamu yang bayar!." Dia kegirangan dan langsung menarik tanganku untuk pergi.

Hehe. Dia memang begitu, awalnya mau menolak, ditawari ayam goreng dan eskrim langsung mau. Kami lekas pergi ke parkiran menuju motorku. April menggandeng tanganku dan menyuruhku memegangi buku buku yang ia bawa. Saat berjalan menuju tempat parkir, beberapa perempuan yang melewati kami tersenyum padaku dan aku membalasnya. April menatapku dan tidak mengatakan apa apa. Sampai kami berhenti didepan motorku.

"Mereka itu suka sama kamu. Jangan membuat mereka berharap!." Ucap april saat kami sampai didepan motorku.

"Tapi aku tidak menyukai mereka!."

"Sukanya siapa?."

"Siapa pun asalkan tidak membuat kita makin jauh!." Ucapku sambil memakaikan helm pada april. Kami berdua tersenyum dan bergegas menaiki motor.

***

Setelah sampai ditempat makan, kami memesan ayam goreng dan memesan eskrim jika sudah selesai makan ayam. Seperti biasa aku memberikan kulit ayam ku padanya. Dan seperti biasa juga, ia membeli eskrim stroberi dan aku cokelat. Saat kami tengah makan, ia memberikan pertanyaan yang menarik.

"Janu, kalau nanti kamu sudah punya pacar dan aku sudah punya pacar, kita bisa makan berdua seperti ini atau tidak?." Ucapnya dengan mulut yang terus mengunyah.

"Mmmm. Kalau tidak ada yang keberatan dan tidak ada yang cemburu."

"Kalau pacarku melarang?"

"Aku suruh kamu putus dengannya."

"Kok begitu?."

"Soalnya dia sudah membuat seseorang yang terbaik di hidupku dijauhkan dari sahabat terbaiknya."

"Oke kalau begitu. Kamu juga harus putus dengan pacarmu kalau dia melarangmu untuk bertemu denganku!."

"Hmmmm." Kami berdua tersenyum dan melanjutkan makan.

Ini kebiasaan kami. Kalau sedang ada waktu berdua kami harus mengobrolkan apa saja. Kami saling melarang untuk menggunakan HP, membuat insta story, membuat status atau apapun yang menggunakan HP. Rasanya mengobrol lebih menyenangkan daripada sibuk dengan apa yang digenggam masing masing. Karena kami tidak setiap hari duduk berdua begini. Pernah sekali dia bilang kalau sahabat itu harus terus sama sama tiap waktu. Tapi aku mencoba menjelaskan padanya bahwa sahabat itu tidak harus terus sama sama, yang penting ada disaat kita susah dan senang.

Dan tentang percakapan kami saat ini, aku bukannya egois. Aku hanya tak ingin dia dekat dengan seseorang yang mencoba menjauhkannya dari orang yang lebih dulu dekat dengannya. Mendekatilah tanpa menjaukan, mencintailah tanpa mengajak pergi. Karena pasangan terbaik itu bukan yang membuat pasangannya jauh dari sahabatnya, tapi yang dekat juga dengan sahabat dari pasangannya.

***

Meski hanya makan, setiap hari yang kulalui dengannya terasa berharga dan menyenangkan. Apa pun jadi terasa ringan. Aku yang tadinya bosan sekarang tidak lagi. Asalkan dengannya, apa pun yang dilakukan tidak sia sia.

***

"Janu, pulangnya kita mampir ke toko buku ya?."

"Oke. Tapi bersihkan dulu mulutnya. Ah kebiasaan, kalau makan eskrim suka belepotan begini. Sini!" Aku mengangkat dagunya dan mulai mengelapkan sapu tangan ke mulitnya yang belepotan dengan eskrim berwarna merah muda.

"Mmmm." Protesnya saat aku mencoba membersihkan eskrim yang mengotori wajah cantiknya.

"Sudah. Ayo berangkat!. Aku juga beli buku ah. Dirumah sudah hampir dibaca ulang semua."

Satu lagi kebiasaan kami. Kami itu senang membaca buku. Kami suka buku yang berbau romance, horor, petualangan, ah semuanya kami suka. Kalau lagi sekarat uang jajan, kami biasanya hanya membeli masing masing satu buku dan saling menukar jika sudah selesai. Sangat menyenangkan.

"Ih Janu, ini ada buku Tere Liye yang belum aku punya." Ucapnya kegirangan.

"Ya sudah kamu beli yang itu. Aku mau cari yang lain dulu."

"Eh tapi ini ada buku Dee Lestari yang aku mau juga."

"Isssh. Maunya yang mana?."

"Komik one piece juga mau. Ah banyak banget yang aku suka!." Teriaknya yang terlihat kebingungan.

Ya, itulah kebiasaanya kalau ke toko buku. Niatnya beli satu buku, setelah tiba ditoko buku malah bingung mau beli yang mana.

"Tere Liye saja." Aku memberi saran agar dia berhenti kebingungan.

"Buku dee lestari sama komik one piecenya?."

"Kapan-kapan."

"Kalau kamu beli apa?."

"Buku aroma karsa nya Dee Lestari."

"Oke. Nanti aku pinjam punyamu, kamu pinjam punyaku kalau sudah selesai!."

"Oke. Ayo pulang."

"Tapi aku pegal. Gendong sampai tempat parkir ya?!"

"Hmmm. Iya deh iya. Sini naik." Aku sedikit membungkukan badanku dan tubuhnya yang kecil dan tidak terlalu tinggi itu langsung melompat keatas punggungku. Kami berdua tertawa sampai kami dilihat oleh banyak orang.

Dia kekanak kanakkan sekali. Tapi itulah yang menyenangkan darinya. Kali ini masih biasa saja karena ia hanya memintaku untuk menggendongnya. Waktu itu lebih parah, dia menaiki pundakku untuk mengambil barang disupermarket, atau menyuruhku teriak dikipas angin seperti yang ia lakukan, atau bahkan berlari berlawanan arah di eskalator sampai disuruh keluar oleh satpam. Gila kan?. Tapi bukan April namanya kalau tidak pernah mengajak melakukan hal-hal gila. Tapi meskipun begitu, aku tetap suka dengan dia yang apa adanya seperti itu. daripada yang terlihat cool didepan tapi bersikap lebih gila dibelakang.

"Janu, foto dulu!." Pintanya. Tuh lihat kelakuannya. Dia masih sempat sempatnya mau berfoto disaat ia sedang menaiki punggung sahabatnya.

"Iya. Sekali saja."

"Lihat sini!." Ucapnya yang langsung memegang kedua pipiku dengan tangannya dan membuat wajahku terlihat seperti bebek.

"Sudah?. Sudah ya?."

Usai menggendongnya dipunggungku, aku menurunkannya di tempat parkir dan kami lekas menaiki motor untuk bergegas pulang. Rasa bahagia untuk hari ini telah berakhir. Kami akan membawa kenangannya pulang kerumah. Menyimpan dan merapikannya seperti kenangan kenangan indah lainnya. Aku mengantarnya pulang sebelum membawa diriku sendiri pulang kerumah. Dan dirumah, pertanyaan ibu selalu sama. Darimana? Begitu katanya. Kalau aku jawab habis dengan april, dia bertanya lagi, kok dia tidak diajak kerumah?

Iya, ibu sedekat itu dengan april. Ibu bilang, april itu calon menantu idaman ibu-ibu sekomplek. Anaknya baik, kalem, jago memasak, ramah dan masih banyak lagi. semua sifat baik sudah tersapu bersih. Eh tapi tunggu, kalem? Ibu bilang dia kalem? Haha. Ibu belum melihat april jika sedang denganku. Sudah dulu ah. Aku mau tidur. Semoga besok ada cerita yang lebih menarik. Selamat tidur.

Terpopuler

Comments

Arianto She

Arianto She

Wah, ini Kak Har dari School Challenge ya?

2020-05-21

0

Tri Ani

Tri Ani

lanjut ya thor
semangat ya
sudah aku kasi like
mampir ya ke cerita aku
√jodohkah kita (mungkin)
√promise of love

2020-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!