HYDRA: The Fall Of Hydron

HYDRA: The Fall Of Hydron

Chapter 1: Pertempuran Legenda

Monster world, dunia di mana para monster tinggal. Dunia itu juga yang telah memisahkan para monster dengan umat manusia. Dahulu kala, monster dan manusia hidup berdampingan namun semua itu sirna karena kekuatan antara para monster dan manusia berbeda jauh. Para monster yang jahat telah membantai separuh peradaban manusia kala itu dan keadaan juga semakin memburuk karena pertikaian antara monster dengan manusia.

Bertahun-tahun semua itu berlangsung, pihak manusia mulai berkurang karena banyaknya manusia yang tumbang saat melawan monster. Para manusia telah putus asa dengan keadaan ini. Mayat-mayat berjatuhan di mana-mana, mereka kehilangan sanak saudara mereka. Hingga pada saatnya di mana para manusia sudah tidak mampu bertarung kembali, para manusia memutuskan untuk menyerah kepada pihak monster dan siap untuk mati. Namun semua itu dapat dicegah, seekor naga datang menolong pihak manusia.

Naga hitam berkepala 3 meluluhlantakkan kerumunan monster yang mengacau itu dan semua lenyap dalam satu serangan. Naga itu kemudian dikenal dengan nama Hydron, sang penyelamat umat manusia. Hydron kemudian meminta maaf kepada pihak manusia dan berjanji hal seperti ini tidak akan terulang kembali. Hydronlah yang menciptakan Monster world, demi menjaga kedamaian.

Namun....

Shuuuu...

Blaarrr... (Suara ledakan)

Terdengar ledakan dan suara gemuruh di langit Monster World. Ternyata terjadi sebuah pertarungan sengit yang melibatkan sang kesatria naga dengan seekor naga kegelapan berkepala 1 dan berkaki 4, salah satu dewa di dunia monster.

“Aku tidak akan membiarkanmu lebih jauh dari ini, Dewa kegelapan." Kesatria naga menggertak.

Di dunia monster, monster biasa bisa saja naik level menjadi dewa. Divine realm adalah tempat dewa tinggal dan memisahkan diri dari monster yang berbeda level antara dewa dan monster biasa. Hal itu terjadi bukan tanpa sebab, monster kuat akan dinilai oleh 6 dewa utama dan akan dinaikkan ke Divine realm agar monster dengan level bawah dapat hidup dengan damai tanpa adanya pertarungan. Dan sekarang ada satu dewa yang lolos keluar dari Divine realm dan mengacau di dunia monster.

“Kita lihat seberapa jauh kau bisa menahan kekuatanku." Dewa kegelapan membalas.

Meskipun bukan dewa utama, dewa tetaplah dewa. Kekuatan mereka jauh melebihi para penghuni Monster world. Tidak adil jika ada dewa yang melawan para monster di sini.

Kesatria naga kemudian melangkah maju dan mengarahkan tombak yang dia pegang saat ini ke arah dewa itu, kesatria naga juga menanyakan alasan kenapa dewa itu harus turun ke dunia monster.

"Apa tujuanmu mengacau di sini? Dan kenapa kami harus melawan dewa sepertimu?" Tanya Kesatria naga.

Dewa kegelapan menundukkan kepalanya melihat ke arah ksatria naga. Sang dewa menjawab.

"Semua aku lakukan demi kekuatan yang sempurna." Jawab dewa kegelapan.

Kesatria naga bingung dengan apa itu kekuatan sempurna, sang kesatria berbalik bertanya kepada dewa.

"Apa maksudmu? Bukankah dewa telah memiliki kekuatan sempurna? Apakah kau masih belum puas dengan kekuatanmu itu?" Kesatria naga melontarkan banyak pertanyaan.

Mendengar itu, sang dewa hanya membalas dengan sepatah kata.

"Aku harus mengambil kembali kekuatan itu." Ucap sang dewa.

Tiba-tiba, sang dewa melancarkan serangan mendadak. Dari mulut dewa keluar bola-bola api hitam yang terbang ke arah kesatria naga.

Blaarrr.... (Suara ledakan)

Ledakan kembali terdengar, namun kesatria naga berhasil menghindari serangan itu dengan kecepatan yang dia miliki.

"Aku tidak tahu kekuatan apa yang sedang kau cari itu, tapi aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mengalahkanmu di sini." Kesatria naga mengambil posisi kuda-kuda dan juga menggenggam erat tombak miliknya.

Sang dewa merasa tertantang. Dengan kepercayaan dirinya, dia pun melayani sang kesatria.

“Kau tidak menyerah juga rupanya." Dewa kegelapan memuji kesatria naga.

“Aku tidak akan menyerah, banyak yang harus aku lindungi di dunia ini." Balas kesatria naga.

Sungguh kesatria yang malang, dalam benak dewa. Kesatria yang berani melawan dewa dengan perbedaan kekuatan yang cukup tinggi hanya akan berakhir sia-sia, itu yang dipikirkan sang dewa.

“Benar-benar keras kepala, kalau begitu aku akan mengeluarkan seluruh kemampuanku untuk mengalahkanmu." Tubuh sang dewa diselimuti aura kegelapan.

Dewa kegelapan mengeluarkan aura kegelapan yang sangat pekat, tidak hanya di tubuhnya namun di sekitar Monster world juga menjadi gelap karena aura yang dikeluarkan sang dewa. Sang kesatria naga kemudian merasa sesak di dadanya, dia merasakan kekuatan kegelapan yang sungguh kuat.

“Uhh.. kekuatan apa sebenarnya ini." Kesatria naga dengan nafas tersengal-sengal.

Di saat sang kesatria melemah akibat aura kegelapan sang dewa, sang dewa memanfaatkan momentum untuk menyerang kembali. Kali ini sang dewa menggunakan kekuatan tingkat atas.

“Darkness rain." Dewa kegelapan mengaktifkan kekuatan nya memanggil hujan kegelapan.

Kesatria naga berusaha menghindari serangan nemun tetap terkena karena serangan Darkness rain memiliki area yang cukup besar.

“Aaarrghhhhhhh." Kesatria naga terkena serangan.

Kesatria naga yang masih merasakan tekanan hebat di dadanya akibat kekuatan sang dewa harus rela terkena serangan tadi. Memang tidak terlalu fatal, namun tetap saja hal itu membuat sang kesatria semakin terpojok.

“Lebih baik kau segera menyerah, atau kau akan mati. Monster sepertimu tidak mungkin menang melawan dewa." Ucap dewa kegelapan agar sang ksatria menyerah.

Mendengar itu, sang kesatria naga bangkit dan mengeluarkan aura api yang membara. Matanya berubah menjadi tatapan serius ke dewa naga.

“Sekarang aku harus benar-benar serius untuk mengalahkanmu, aku harus menghentikanmu sekarang juga." Balas sang kesatria naga.

Sang dewa mulai menganggap remeh sang kesatria. Namun ketika melihat kekuatan yang dikeluarkan oleh sang kesatria, sang dewa mulai menemukan petunjuk tentang apa yang dicarinya saat ini.

“Oh begitu rupanya, aku juga takkan segan melawanmu. Aku membutuhkan kekuatanmu, mungkin itu adalah kunci yang selama ini aku cari." Dewa kegelapan mulai serius menghadapi sang kesatria.

Sang dewa dan juga sang kesatria saling menunjukkan kemampuan masing-masing. Duel pun masih berlangsung membuat para monster yang melihatnya tidak bisa berbuat apapun saat melihat kekuatan masing-masing. Para monster hanya berharap sang kesatria naga dapat memenangkan duel, karena jika tidak maka dunia ini akan hancur.

“Meteor dash." Kesatria naga menerjang dewa kegelapan dengan tombak yang diselimuti api.

Serangan sang kesatria berhasil mengenai sang dewa, sang dewa kemudian mundur beberapa langkah setelah terkena serangan tadi.

“Arrghh.. Kurang ajar." Dewa kegelapan kesal.

Dewa kegelapan benar-benar murka kepada kesatria naga. Sang dewa memutuskan untuk mengeluarkan kekuatan sesungguhnya untuk melawan sang ksatria naga.

“Awakening mode, On." Dewa kegelapan membuka segel kekuatannya.

Tubuh sang dewa memancarkan cahaya kegelapan dan tidak hanya itu, bentuk dari sang dewa juga berubah.

“Apaa!!" Kesatria naga terkejut melihatnya.

Sang kesatria dan juga seluruh monster yang sedang menyaksikan duel itu sangat tidak percaya dengan apa yang mereka semua lihat saat ini.

Terpopuler

Comments

@imutt_

@imutt_

good 👍👍👍

2020-06-26

1

Lavendulaaa

Lavendulaaa

mampir bawa like thor, bacanya bakal cicil dulu thor. jangan lupa mampir juga ya thor ke lapak aku

2020-06-25

0

golden sweat

golden sweat

candy baru mulai baca..
semangat

2020-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pertempuran Legenda
2 Chapter 2: Jatuhnya Sang Dewa
3 Chapter 3: Dunia Monster Baru, Battlefield
4 Chapter 4: Si Penyendiri
5 Chapter 5: Gadis Pengganggu
6 Chapter 6: Nama Seorang Gadis
7 Chapter 7: Toko Game
8 Chapter 8: Fenomena
9 Chapter 9: Di Sisi Lain
10 Chapter 10: Salju Di Musim Yang Salah
11 Chapter 11: Tiba Di Battlefield
12 Chapter 12: Kembali Pulang
13 Chapter 13: Kesalahan Luna
14 Chapter 14: Duel
15 Chapter 15: Teman Pertama
16 Chapter 16: Di Balik Sebuah Kemenangan
17 Chapter 17: Mengubah Penampilan
18 Chapter 18: Luna Yang Baru
19 Chapter 19: Pelajaran Olahraga
20 Chapter 20: Kembalinya Para Perusuh
21 Chapter 21: Dalam Masalah
22 Chapter 22: Terungkapnya Sebuah Alasan
23 Chapter 23: Aku Mengakuinya
24 Chapter 24: Gadis Kembar
25 Chapter 25: Toko Buku
26 Chapter 26: Tanpa Partner
27 Chapter 27: Ancaman
28 Chapter 28: Sosok Misterius
29 Chapter 29: Hari Minggu
30 Chapter 30: Pelajaran Tambahan
31 Chapter 31: Ketidaksengajaan
32 Chapter 32: Menyelidiki
33 Chapter 33: Mengikuti
34 Chapter 34: Kunjungan Tak Terduga
35 Chapter 35: Interogasi
36 Chapter 36: Ibu Bertindak
37 Chapter 37: Perbincangan Serius
38 Chapter 38: Ketahuan
39 Chapter 39: Hal Penting
40 Chapter 40: Anggota Baru
41 Chapter 41: Undangan
42 Chapter 42: Pertemuan
43 Chapter 43: Bahaya Yang Akan Datang
44 Chapter 44: Konflik
45 Chapter 45: Misi Para Monster
46 Chapter 46: Sebuah Rencana
47 Chapter 47: Akhir Pertemuan
48 Chapter 48: Berakhir Sudah
49 Chapter 49: Pencarian
50 Chapter 50: Penyelamatan
51 Chapter 51: Hukuman
52 Chapter 52: Penjelasanku
53 Chapter 53: Memanas Kembali
54 Chapter 54: Berita Besar
55 Chapter 55: Masalah Baru
56 Chapter 56: Solusi Yang Salah
57 Chapter 57: Kesalahan Besar
58 Chapter 58: Penyesalan
59 Chapter 59: Tragis
60 Chapter 60: Surat Izin
61 Chapter 61: Kabar Buruk
62 Chapter 62: Yang Tak Sadarkan Diri
63 Chapter 63: Pertanggungjawaban
64 Chapter 64: Permohonan Maaf
65 Chapter 65: Lekas Sembuh
66 Chapter 66: Sedikit Bantuan
67 Chapter 67: Mimpi
68 Chapter 68: Saatnya Bangun
69 Chapter 69: Di Depan Gerbang Sekolah.
70 Chapter 70: Terungkapnya Pelaku
71 Chapter 71: Informasi
72 Chapter 72: Menjenguk
73 Chapter 73: Pengunduran Jadwal
74 Chapter 74: Penyebab Sebenarnya
75 Chapter 75: Obrolan Gadis
76 Chapter 76: Kabar Baik
77 Chapter 77: Kembali Bersekolah
78 Chapter 78: Di Ruang OSIS
79 Chapter 79: Rencana
80 Chapter 80: Simulasi Pertama, Fire Vs. Water
81 Chapter 81: Mata-Mata
82 Chapter 82: Kemenangan Tipis
83 Chapter 83: Kekhawatiran
84 Chapter 84: Ide Andreas
85 Chapter 85: Berhasil Pulang
86 Chapter 86: Chat
87 Chapter 87: Klub Tenis
88 Chapter 88: Di Kelas 3
89 Chapter 89: Ruang Klub
90 Chapter 90: Menyerahkan Surat
91 Chapter 91: Membantu Kevin
92 Chapter 92: Tugas Bendahara
93 Chapter 93: Duel Satu Skill
94 Chapter 94: Pinjaman Smartphone
95 Chapter 95: Belanja
96 Chapter 96: Mengembalikan
97 Chapter 97: Reaksi Astrid
98 Chapter 98: Nostalgia
99 Chapter 99: Berdua Di Kantin
100 Chapter 100: Kesalahpahaman
101 Chapter 101: Meluruskan
102 Chapter 102: Sebuah Pertanyaan
103 Chapter 103: Pembahasan
104 Chapter 104: Pengumuman Penting
105 Chapter 105: Simulasi Kedua, Wind Vs. Earth
106 Chapter 106: Kemenangan Sang Phoenix
107 Chapter 107: Setelah Duel
108 Chapter 108: Penyergapan Yang Gagal
109 Chapter 109: Kecurigaan
110 Chapter 110: Tidak Terbukti
111 Chapter 111: Penyelesaian Masalah
112 Chapter 112: Bermain Game
113 Chapter 113: Pohon Favorit
114 Chapter 114: Mengerjakan Soal
115 Chapter 115: Bekal Dari Luna
116 Chapter 116: Cemburu
117 Chapter 117: Mencari Penyebab
118 Chapter 118: Aria Yang Murung
119 Chapter 119: Kembali Ceria
120 Chapter 120: Orang Hilang
121 Chapter 121: Mengasingkan Diri
122 Chapter 122: Telepon
123 Chapter 123: Teman Ibu Datang
124 Chapter 124: Persiapan Pergi
125 Chapter 125: Menjauh
126 Chapter 126: Tiba Di Desa
127 Chapter 127: Rumah Kakek
128 Chapter 128: Makan Malam
129 Chapter 129: Saudara
130 Chapter 130: Bercerita
131 Chapter 131: Izin Khusus
132 Chapter 132: Tidak Berangkat Sekolah
133 Chapter 133: Tak Dapat Dihubungi
134 Chapter 134: Kakak Yang Pengertian
135 Chapter 135: Kosong
136 Chapter 136: Offline
137 Chapter 137: Rendah Hati
138 Chapter 138: Kegaduhan Di Sekolah
139 Chapter 139: Klarifikasi
140 Chapter 140: Telah Pergi
141 Chapter 141: Tempat Berkumpul
142 Chapter 142: Di Balik Semua
143 Chapter 143: Prediksi Fenrir
144 Chapter 144: Keahlian Phoenix
145 Chapter 145: Perseteruan Antara Luna Dan Aria
146 Chapter 146: Stalker
147 Chapter 147: Berkeliling Kota
148 Chapter 148: Latihan
149 Chapter 149: Duel Yang Menyenangkan
150 Chapter 150: Kalah
151 Chapter 151: Saran
152 Chapter 152: Menghidupkan Smartphone
153 Chapter 153: Rencana Pulang
154 Chapter 154: Hari Terakhir Di Desa
155 Chapter 155: Kembali Ke Kota
156 Chapter 156: Rumah Kesayangan
157 Chapter 157: Ketemu
158 Chapter 158: Tertangkap
159 Chapter 159: Mengantar Pulang
160 Chapter 160: Rumah Aria
161 Chapter 161: Di Balik Ketakutan
162 Chapter 162: Satu Permintaan
163 Chapter 163: Simulasi Terakhir, Light Vs. Dark
164 Chapter 164: Duel Sengit
165 Chapter 165: Kehebatan Aria
166 Chapter 166: Hydra
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Chapter 1: Pertempuran Legenda
2
Chapter 2: Jatuhnya Sang Dewa
3
Chapter 3: Dunia Monster Baru, Battlefield
4
Chapter 4: Si Penyendiri
5
Chapter 5: Gadis Pengganggu
6
Chapter 6: Nama Seorang Gadis
7
Chapter 7: Toko Game
8
Chapter 8: Fenomena
9
Chapter 9: Di Sisi Lain
10
Chapter 10: Salju Di Musim Yang Salah
11
Chapter 11: Tiba Di Battlefield
12
Chapter 12: Kembali Pulang
13
Chapter 13: Kesalahan Luna
14
Chapter 14: Duel
15
Chapter 15: Teman Pertama
16
Chapter 16: Di Balik Sebuah Kemenangan
17
Chapter 17: Mengubah Penampilan
18
Chapter 18: Luna Yang Baru
19
Chapter 19: Pelajaran Olahraga
20
Chapter 20: Kembalinya Para Perusuh
21
Chapter 21: Dalam Masalah
22
Chapter 22: Terungkapnya Sebuah Alasan
23
Chapter 23: Aku Mengakuinya
24
Chapter 24: Gadis Kembar
25
Chapter 25: Toko Buku
26
Chapter 26: Tanpa Partner
27
Chapter 27: Ancaman
28
Chapter 28: Sosok Misterius
29
Chapter 29: Hari Minggu
30
Chapter 30: Pelajaran Tambahan
31
Chapter 31: Ketidaksengajaan
32
Chapter 32: Menyelidiki
33
Chapter 33: Mengikuti
34
Chapter 34: Kunjungan Tak Terduga
35
Chapter 35: Interogasi
36
Chapter 36: Ibu Bertindak
37
Chapter 37: Perbincangan Serius
38
Chapter 38: Ketahuan
39
Chapter 39: Hal Penting
40
Chapter 40: Anggota Baru
41
Chapter 41: Undangan
42
Chapter 42: Pertemuan
43
Chapter 43: Bahaya Yang Akan Datang
44
Chapter 44: Konflik
45
Chapter 45: Misi Para Monster
46
Chapter 46: Sebuah Rencana
47
Chapter 47: Akhir Pertemuan
48
Chapter 48: Berakhir Sudah
49
Chapter 49: Pencarian
50
Chapter 50: Penyelamatan
51
Chapter 51: Hukuman
52
Chapter 52: Penjelasanku
53
Chapter 53: Memanas Kembali
54
Chapter 54: Berita Besar
55
Chapter 55: Masalah Baru
56
Chapter 56: Solusi Yang Salah
57
Chapter 57: Kesalahan Besar
58
Chapter 58: Penyesalan
59
Chapter 59: Tragis
60
Chapter 60: Surat Izin
61
Chapter 61: Kabar Buruk
62
Chapter 62: Yang Tak Sadarkan Diri
63
Chapter 63: Pertanggungjawaban
64
Chapter 64: Permohonan Maaf
65
Chapter 65: Lekas Sembuh
66
Chapter 66: Sedikit Bantuan
67
Chapter 67: Mimpi
68
Chapter 68: Saatnya Bangun
69
Chapter 69: Di Depan Gerbang Sekolah.
70
Chapter 70: Terungkapnya Pelaku
71
Chapter 71: Informasi
72
Chapter 72: Menjenguk
73
Chapter 73: Pengunduran Jadwal
74
Chapter 74: Penyebab Sebenarnya
75
Chapter 75: Obrolan Gadis
76
Chapter 76: Kabar Baik
77
Chapter 77: Kembali Bersekolah
78
Chapter 78: Di Ruang OSIS
79
Chapter 79: Rencana
80
Chapter 80: Simulasi Pertama, Fire Vs. Water
81
Chapter 81: Mata-Mata
82
Chapter 82: Kemenangan Tipis
83
Chapter 83: Kekhawatiran
84
Chapter 84: Ide Andreas
85
Chapter 85: Berhasil Pulang
86
Chapter 86: Chat
87
Chapter 87: Klub Tenis
88
Chapter 88: Di Kelas 3
89
Chapter 89: Ruang Klub
90
Chapter 90: Menyerahkan Surat
91
Chapter 91: Membantu Kevin
92
Chapter 92: Tugas Bendahara
93
Chapter 93: Duel Satu Skill
94
Chapter 94: Pinjaman Smartphone
95
Chapter 95: Belanja
96
Chapter 96: Mengembalikan
97
Chapter 97: Reaksi Astrid
98
Chapter 98: Nostalgia
99
Chapter 99: Berdua Di Kantin
100
Chapter 100: Kesalahpahaman
101
Chapter 101: Meluruskan
102
Chapter 102: Sebuah Pertanyaan
103
Chapter 103: Pembahasan
104
Chapter 104: Pengumuman Penting
105
Chapter 105: Simulasi Kedua, Wind Vs. Earth
106
Chapter 106: Kemenangan Sang Phoenix
107
Chapter 107: Setelah Duel
108
Chapter 108: Penyergapan Yang Gagal
109
Chapter 109: Kecurigaan
110
Chapter 110: Tidak Terbukti
111
Chapter 111: Penyelesaian Masalah
112
Chapter 112: Bermain Game
113
Chapter 113: Pohon Favorit
114
Chapter 114: Mengerjakan Soal
115
Chapter 115: Bekal Dari Luna
116
Chapter 116: Cemburu
117
Chapter 117: Mencari Penyebab
118
Chapter 118: Aria Yang Murung
119
Chapter 119: Kembali Ceria
120
Chapter 120: Orang Hilang
121
Chapter 121: Mengasingkan Diri
122
Chapter 122: Telepon
123
Chapter 123: Teman Ibu Datang
124
Chapter 124: Persiapan Pergi
125
Chapter 125: Menjauh
126
Chapter 126: Tiba Di Desa
127
Chapter 127: Rumah Kakek
128
Chapter 128: Makan Malam
129
Chapter 129: Saudara
130
Chapter 130: Bercerita
131
Chapter 131: Izin Khusus
132
Chapter 132: Tidak Berangkat Sekolah
133
Chapter 133: Tak Dapat Dihubungi
134
Chapter 134: Kakak Yang Pengertian
135
Chapter 135: Kosong
136
Chapter 136: Offline
137
Chapter 137: Rendah Hati
138
Chapter 138: Kegaduhan Di Sekolah
139
Chapter 139: Klarifikasi
140
Chapter 140: Telah Pergi
141
Chapter 141: Tempat Berkumpul
142
Chapter 142: Di Balik Semua
143
Chapter 143: Prediksi Fenrir
144
Chapter 144: Keahlian Phoenix
145
Chapter 145: Perseteruan Antara Luna Dan Aria
146
Chapter 146: Stalker
147
Chapter 147: Berkeliling Kota
148
Chapter 148: Latihan
149
Chapter 149: Duel Yang Menyenangkan
150
Chapter 150: Kalah
151
Chapter 151: Saran
152
Chapter 152: Menghidupkan Smartphone
153
Chapter 153: Rencana Pulang
154
Chapter 154: Hari Terakhir Di Desa
155
Chapter 155: Kembali Ke Kota
156
Chapter 156: Rumah Kesayangan
157
Chapter 157: Ketemu
158
Chapter 158: Tertangkap
159
Chapter 159: Mengantar Pulang
160
Chapter 160: Rumah Aria
161
Chapter 161: Di Balik Ketakutan
162
Chapter 162: Satu Permintaan
163
Chapter 163: Simulasi Terakhir, Light Vs. Dark
164
Chapter 164: Duel Sengit
165
Chapter 165: Kehebatan Aria
166
Chapter 166: Hydra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!