Chapter 3: Dunia Monster Baru, Battlefield

“Sial, benar-benar sulit dipercaya! Sedikit lagi aku bisa menyegelnya." Gerutu kesal kesatria naga.

Tiba-tiba kesatria naga memuntahkan darah, kekuatannya telah mencapai batas. Sang kesatria tersungkur di tanah, dia sudah tidak kuat lagi karena kekuatan yang terkuras di pertarungan tadi. Mengeluarkan pedang penyegel juga membutuhkan banyak energi.

Tidak lama kemudian, 6 dewa utama turun dari Divine realm. Mereka langsung menghampiri ksatria naga yang hampir tidak sadarkan diri.

“Aku sudah mencapai batasku, aku tidak bisa melawan kalian berenam." Rintih kesatria naga.

Kesatria sudah tidak sanggup lagi bertarung, tanpa basa-basi dia langsung menolak untuk bertarung.

“Kami tidak datang untuk bertarung namun kami datang untuk berterima kasih kepadamu karena kau berhasil mengalahkan Hydron yang mengamuk di Divine realm lalu mengacau di dunia kalian ini." Balas dewa api.

Ksatria naga sedikit mengangkat kepalanya. Dia melihat ke arah 6 dewa yang berdiri di sekitarnya.

"S-siapa kalian?" Tanya ksatria naga dengan suara kesakitan.

"Aku adalah Helios, dewa api. Kami adalah 6 dewa utama, kami datang kemari untuk menanyakan pertarungan tadi padamu." Jawab Helios.

Keenam dewa yang datang adalah dewa utama Divine realm. Mereka adalah Helios sang dewa api, Weltz sang dewa angin, Rog sang dewa tanah, Lier sang dewa air, Nier sang dewa cahaya dan Hades sang dewa kegelapan.

“Kami ingin sedikit bertanya kepadamu tentang situasi tadi." Ucap Rog.

Kesatria naga menjelaskan kepada dewa tanah tentang apa yang telah terjadi. Sementara Nier, sang dewa cahaya bergegas menyembuhkan ksatria naga.

“Aku berhasil mengalahkan dan menyegel setengah kekuatan Hydron di pedang ini, tapi dia berhasil menghancurkan dirinya sendiri dan terpencar menjadi 9 lalu meninggalkan prasasti ini di sini." Jawab kesatria naga.

“itu sangat disayangkan sekali." Ucap Nier yang sedang menyembuhkan kesatria.

Helios dan yang lain segera menuju batu prasasti yang ditinggalkan oleh Hydron. Mereka membaca semua 9 tingkat yang tertulis di batu itu. Hades langsung bertanya kepada kesatria naga setelah mengetahui isi prasasti itu.

“Lalu apa rencanamu setelah ini, ksatria naga?" Tanya Hades.

Selaku dewa kegelapan, Hadeslah yang paling bertanggungjawab dengan hal ini. Kesatria naga memiliki sebuah ide gila yang membuat para dewa terkejut.

“Aku ingin membuat dunia monster baru, jika aku bisa. Karena aku ingin menyingkirkan pecahan Hydron keluar dari tempat ini." Jawab ksatria naga.

“Dunia baru? Apa maksudmu?" Tanya Lier.

“Aku ingin membuat dunia di mana para monster dapat bertarung dengan bebas. Dunia itu akan menjadi tempat bertarung menggantikan Monster world." Jawab ksatria naga.

Para dewa masih sedikit kebingungan dengan apa yang di maksud oleh sang kesatria naga. Namun Helios bisa saja mengabulkan permintaan sang kesatria dengan sebuah pengorbanan.

“Baik, kami bisa mengabulkannya. Namun kami butuh pengorbanan darimu. Harus ada yang dikorbankan untuk memenuhi keinginanmu." Helios mengajukan syarat.

“Kalau begitu pakai tubuh dan nyawaku." Ucap ksatria naga.

“Tapi kekuatanmu telah terkuras habis, tidak cukup untuk menjadi syarat." Tegas Weltz.

Para monster yang menyaksikan pertarungan kemudian mendekat ke tempat sang kesatria naga. Phoenix, sang burung api yang mendengar ucapan dewa api bersedia menjadi pengganti sang ksatria.

“Kesatria naga dan juga dewa api, silahkan gunakan kekuatanku." Ucap Phoenix.

Phoenix mengajukan dirinya. Ksatria naga mempertimbangkan tawaran Phoenix, dia kemudian menanyakan kepada Helios.

“Lalu apa yang akan terjadi pada Phoenix jika aku mengambil kekuatan nya?" Tanya ksatria naga.

“Dia akan mati bersamamu nantinya." Jawab Helios

Mendengar itu, kesatria naga sangat tidak setuju. Tidak mungkin dia merenggut nyawa monster lain demi keinginannya sendiri.

“Tidak, aku tidak akan mengambil kekuatan monster lain jika itu membuatnya kehilangan nyawa." Tegas kesatria naga.

“Lalu jika begitu, apakah kau mengurungkan niatmu untuk membuat dunia baru itu?" Tanya Helios kembali.

“Aku tetap ingin mewujudkannya demi kedamaian Monster world ini." Jawab ksatria naga.

Weltz yang sangat penasaran dengan sang kesatria kemudian mendekat lalu menawarkan solusi lain agar Phoenix tidak mati.

“Baik, aku akan mengganti atributnya ke Wind. Dengan begitu dia akan hidup dengan kekuatan baru." Weltz menawarkan.

“Apakah kau bersedia Phoenix?” Tanya dewa api kepada Phoenix.

“Aku akan menerima apapun itu, karena aku sangat berterima kasih kepada kesatria naga. Walaupun harus mati pun aku tidak apa-apa. Namun jika aku masih bisa hidup, maka aku sangat berterima kasih meski aku memiliki atribut yang berbeda." Jawab sang burung api, Phoenix.

“Lalu bagaimana keputusanmu ksatria naga?" Hades memastikan.

“Baiklah aku menerima tawaran itu, tapi benar tidak apa-apa kau berubah atribut, Phoenix?” Tanya ksatria naga.

“Aku sangat tidak keberatan, justru aku melakukan ini karena aku sangat menghormatimu sebagai penyelamat dunia ini." Jawab Phoenix.

Mendengar jawaban Phoenix, sang kesatria naga sedikit lega. Sang kesatria pun menerima tawaran dari Phoenix.

“Baiklah, mari kita mulai prosesnya." Kesatria naga setuju.

"Tapi sekali lagi, kau akan mati." Tegas Helios.

"Ya, aku sudah benar-benar siap untuk itu." Balas kesatria naga.

Prosesi dimulai. Para dewa memindahkan kekuatan Phoenix kedalam tubuh kesatria naga. Hal itu juga menjadi ironi karena sang penyelamat dunia mengorbankan dirinya demi melindungi Monster world lebih jauh lagi. Tak beberapa lama kemudian proses pemindahan kekuatan selesai, para dewa menanyakan detail apa yang harus dibangun untuk menjadi dunia baru itu.

“Jelaskan tentang dunia baru itu kepada kami." Helios meminta penjelasan.

“Ada 2 hal penting tentang dunia itu. Yang pertama adalah dunia itu akan terhubung ke dunia manusia dan yang kedua adalah aku ingin sebagian monster akan disegel ke dalam kartu. Hanya manusia yang dapat membuat monster itu bisa menggunakan kekuatannya." Kesatria naga menjelaskan.

“Apa katamu? Dunia itu akan terhubung ke dunia manusia dan sebagian monster akan disegel?" Lier terkejut.

“Apa kau sudah gila? Dengan ini kita akan membahayakan umat manusia. Sudah lama dunia monster dan manusia terpisah demi menjaga kedamaian di kedua dunia." Nier tidak setuju.

“Kalian semua diam. Kita dengar penjelasan dari kesatria naga dahulu. Jelaskan pada kami apa maksudmu tentang menyatukan kembali dunia para monster dan manusia ini." Helios meminta penjelasan.

Sang kesatria menjelaskan secara rinci apa yang di maksud olehnya. Dia tidak ingin membuat para dewa salah paham.

“Aku sangat tidak ingin membahayakan dunia manusia sama sekali. Dunia baru para monster hanya dapat di masuki oleh anak-anak dan para remaja. Tujuanku menyegel sebagian monster adalah memisahkan monster level bawah dan atas, hanya monster level atas yang akan ada di monster world lalu monster level bawah akan turun ke dunia manusia. Itu semua demi meningkatkan kekuatan mereka, bertarung bersama manusia. Mereka akan memiliki partner masing-masing dan untuk monster yang tidak memiliki partner akan tinggal di dunia itu juga. Para monster nantinya akan berevolusi dan bahkan bisa melebihi monster level atas nantinya. Bertarung hanya bisa dilakukan di dunia baru, di dunia manusia mereka hanya bisa menjadi bentuk fairy atau monster kecil yang tidak bisa mengeluarkan kekuatan apapun. Tujuan sebenarnya adalah mengusir pecahan Hydron yang tertera di prasasti ini agar menjauh dari Monster world." Jelas kesatria naga secara detail.

Tertera di prasasti bahwa pecahan dari Hydron menjelma menjadi naga hitam berkepala 1 dan berekor 1. Kemungkinan besar monster itu masih berada di Monster world dan membuat kesatria naga tidak tenang.

“Penjelasanmu aku sangat mengerti, dan dari diriku sendiri aku tidak keberatan." Ucap Helios.

Dewa lain saling berdiskusi, setelah mendapat keputusan Hades mewakili mereka semua.

“Kami semua pun tidak keberatan setelah mendengar semua itu." Hades setuju mewakili yang lainnya.

Sebelum semua lebih jauh, kesatria naga menanyakan terlebih dahulu kepada seluruh penghuni Monster world.

“Aku bertanya kepada semua monster, apakah ada yang keberatan tentang keputusanku ini?” Teriak kesatria naga.

Para monster menggeleng kepala dan mendukung sang kesatria naga. Sang kesatria naga sangat terharu pengorbanannya sangat dihargai para monster.

“Pedang ini akan disembunyikan di Monster world dan menjadi inti dunia ini, karena pedang ini tertulis di prasasti kegelapan. Sedangkan kau kesatria naga, akan menjadi inti dunia baru." Hades mengambil pedang penyegel.

“Lalu akan kau namakan apa dunia baru itu?” Tanya Helios.

“Battlefield." Jawab ksatria naga.

"Sebelum itu, biarkan aku memberimu nama. Mulai sekarang sang ksatria naga akan bernama Dragniht." Helios memberi kesatria naga sebuah nama.

"Dengan senang hati aku terima." Dragniht memejamkan mata

Prosesi membuat dunia baru dimulai. Para dewa membuat dunia baru dan menyegel para monster menjadi kartu. Kisah kesatria naga yang melindungi dunia para monster lalu mengorbankan dirinya demi melindungi kembali dunia itu akan terus dikenang. Sedangkan kisah dunia baru para monster akan dimulai.

Terpopuler

Comments

CREES.ID

CREES.ID

ayo lanjutkan

2019-11-06

1

CREES.ID

CREES.ID

masih menanti episode selanjutnya

i'll be waiting....

2019-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pertempuran Legenda
2 Chapter 2: Jatuhnya Sang Dewa
3 Chapter 3: Dunia Monster Baru, Battlefield
4 Chapter 4: Si Penyendiri
5 Chapter 5: Gadis Pengganggu
6 Chapter 6: Nama Seorang Gadis
7 Chapter 7: Toko Game
8 Chapter 8: Fenomena
9 Chapter 9: Di Sisi Lain
10 Chapter 10: Salju Di Musim Yang Salah
11 Chapter 11: Tiba Di Battlefield
12 Chapter 12: Kembali Pulang
13 Chapter 13: Kesalahan Luna
14 Chapter 14: Duel
15 Chapter 15: Teman Pertama
16 Chapter 16: Di Balik Sebuah Kemenangan
17 Chapter 17: Mengubah Penampilan
18 Chapter 18: Luna Yang Baru
19 Chapter 19: Pelajaran Olahraga
20 Chapter 20: Kembalinya Para Perusuh
21 Chapter 21: Dalam Masalah
22 Chapter 22: Terungkapnya Sebuah Alasan
23 Chapter 23: Aku Mengakuinya
24 Chapter 24: Gadis Kembar
25 Chapter 25: Toko Buku
26 Chapter 26: Tanpa Partner
27 Chapter 27: Ancaman
28 Chapter 28: Sosok Misterius
29 Chapter 29: Hari Minggu
30 Chapter 30: Pelajaran Tambahan
31 Chapter 31: Ketidaksengajaan
32 Chapter 32: Menyelidiki
33 Chapter 33: Mengikuti
34 Chapter 34: Kunjungan Tak Terduga
35 Chapter 35: Interogasi
36 Chapter 36: Ibu Bertindak
37 Chapter 37: Perbincangan Serius
38 Chapter 38: Ketahuan
39 Chapter 39: Hal Penting
40 Chapter 40: Anggota Baru
41 Chapter 41: Undangan
42 Chapter 42: Pertemuan
43 Chapter 43: Bahaya Yang Akan Datang
44 Chapter 44: Konflik
45 Chapter 45: Misi Para Monster
46 Chapter 46: Sebuah Rencana
47 Chapter 47: Akhir Pertemuan
48 Chapter 48: Berakhir Sudah
49 Chapter 49: Pencarian
50 Chapter 50: Penyelamatan
51 Chapter 51: Hukuman
52 Chapter 52: Penjelasanku
53 Chapter 53: Memanas Kembali
54 Chapter 54: Berita Besar
55 Chapter 55: Masalah Baru
56 Chapter 56: Solusi Yang Salah
57 Chapter 57: Kesalahan Besar
58 Chapter 58: Penyesalan
59 Chapter 59: Tragis
60 Chapter 60: Surat Izin
61 Chapter 61: Kabar Buruk
62 Chapter 62: Yang Tak Sadarkan Diri
63 Chapter 63: Pertanggungjawaban
64 Chapter 64: Permohonan Maaf
65 Chapter 65: Lekas Sembuh
66 Chapter 66: Sedikit Bantuan
67 Chapter 67: Mimpi
68 Chapter 68: Saatnya Bangun
69 Chapter 69: Di Depan Gerbang Sekolah.
70 Chapter 70: Terungkapnya Pelaku
71 Chapter 71: Informasi
72 Chapter 72: Menjenguk
73 Chapter 73: Pengunduran Jadwal
74 Chapter 74: Penyebab Sebenarnya
75 Chapter 75: Obrolan Gadis
76 Chapter 76: Kabar Baik
77 Chapter 77: Kembali Bersekolah
78 Chapter 78: Di Ruang OSIS
79 Chapter 79: Rencana
80 Chapter 80: Simulasi Pertama, Fire Vs. Water
81 Chapter 81: Mata-Mata
82 Chapter 82: Kemenangan Tipis
83 Chapter 83: Kekhawatiran
84 Chapter 84: Ide Andreas
85 Chapter 85: Berhasil Pulang
86 Chapter 86: Chat
87 Chapter 87: Klub Tenis
88 Chapter 88: Di Kelas 3
89 Chapter 89: Ruang Klub
90 Chapter 90: Menyerahkan Surat
91 Chapter 91: Membantu Kevin
92 Chapter 92: Tugas Bendahara
93 Chapter 93: Duel Satu Skill
94 Chapter 94: Pinjaman Smartphone
95 Chapter 95: Belanja
96 Chapter 96: Mengembalikan
97 Chapter 97: Reaksi Astrid
98 Chapter 98: Nostalgia
99 Chapter 99: Berdua Di Kantin
100 Chapter 100: Kesalahpahaman
101 Chapter 101: Meluruskan
102 Chapter 102: Sebuah Pertanyaan
103 Chapter 103: Pembahasan
104 Chapter 104: Pengumuman Penting
105 Chapter 105: Simulasi Kedua, Wind Vs. Earth
106 Chapter 106: Kemenangan Sang Phoenix
107 Chapter 107: Setelah Duel
108 Chapter 108: Penyergapan Yang Gagal
109 Chapter 109: Kecurigaan
110 Chapter 110: Tidak Terbukti
111 Chapter 111: Penyelesaian Masalah
112 Chapter 112: Bermain Game
113 Chapter 113: Pohon Favorit
114 Chapter 114: Mengerjakan Soal
115 Chapter 115: Bekal Dari Luna
116 Chapter 116: Cemburu
117 Chapter 117: Mencari Penyebab
118 Chapter 118: Aria Yang Murung
119 Chapter 119: Kembali Ceria
120 Chapter 120: Orang Hilang
121 Chapter 121: Mengasingkan Diri
122 Chapter 122: Telepon
123 Chapter 123: Teman Ibu Datang
124 Chapter 124: Persiapan Pergi
125 Chapter 125: Menjauh
126 Chapter 126: Tiba Di Desa
127 Chapter 127: Rumah Kakek
128 Chapter 128: Makan Malam
129 Chapter 129: Saudara
130 Chapter 130: Bercerita
131 Chapter 131: Izin Khusus
132 Chapter 132: Tidak Berangkat Sekolah
133 Chapter 133: Tak Dapat Dihubungi
134 Chapter 134: Kakak Yang Pengertian
135 Chapter 135: Kosong
136 Chapter 136: Offline
137 Chapter 137: Rendah Hati
138 Chapter 138: Kegaduhan Di Sekolah
139 Chapter 139: Klarifikasi
140 Chapter 140: Telah Pergi
141 Chapter 141: Tempat Berkumpul
142 Chapter 142: Di Balik Semua
143 Chapter 143: Prediksi Fenrir
144 Chapter 144: Keahlian Phoenix
145 Chapter 145: Perseteruan Antara Luna Dan Aria
146 Chapter 146: Stalker
147 Chapter 147: Berkeliling Kota
148 Chapter 148: Latihan
149 Chapter 149: Duel Yang Menyenangkan
150 Chapter 150: Kalah
151 Chapter 151: Saran
152 Chapter 152: Menghidupkan Smartphone
153 Chapter 153: Rencana Pulang
154 Chapter 154: Hari Terakhir Di Desa
155 Chapter 155: Kembali Ke Kota
156 Chapter 156: Rumah Kesayangan
157 Chapter 157: Ketemu
158 Chapter 158: Tertangkap
159 Chapter 159: Mengantar Pulang
160 Chapter 160: Rumah Aria
161 Chapter 161: Di Balik Ketakutan
162 Chapter 162: Satu Permintaan
163 Chapter 163: Simulasi Terakhir, Light Vs. Dark
164 Chapter 164: Duel Sengit
165 Chapter 165: Kehebatan Aria
166 Chapter 166: Hydra
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Chapter 1: Pertempuran Legenda
2
Chapter 2: Jatuhnya Sang Dewa
3
Chapter 3: Dunia Monster Baru, Battlefield
4
Chapter 4: Si Penyendiri
5
Chapter 5: Gadis Pengganggu
6
Chapter 6: Nama Seorang Gadis
7
Chapter 7: Toko Game
8
Chapter 8: Fenomena
9
Chapter 9: Di Sisi Lain
10
Chapter 10: Salju Di Musim Yang Salah
11
Chapter 11: Tiba Di Battlefield
12
Chapter 12: Kembali Pulang
13
Chapter 13: Kesalahan Luna
14
Chapter 14: Duel
15
Chapter 15: Teman Pertama
16
Chapter 16: Di Balik Sebuah Kemenangan
17
Chapter 17: Mengubah Penampilan
18
Chapter 18: Luna Yang Baru
19
Chapter 19: Pelajaran Olahraga
20
Chapter 20: Kembalinya Para Perusuh
21
Chapter 21: Dalam Masalah
22
Chapter 22: Terungkapnya Sebuah Alasan
23
Chapter 23: Aku Mengakuinya
24
Chapter 24: Gadis Kembar
25
Chapter 25: Toko Buku
26
Chapter 26: Tanpa Partner
27
Chapter 27: Ancaman
28
Chapter 28: Sosok Misterius
29
Chapter 29: Hari Minggu
30
Chapter 30: Pelajaran Tambahan
31
Chapter 31: Ketidaksengajaan
32
Chapter 32: Menyelidiki
33
Chapter 33: Mengikuti
34
Chapter 34: Kunjungan Tak Terduga
35
Chapter 35: Interogasi
36
Chapter 36: Ibu Bertindak
37
Chapter 37: Perbincangan Serius
38
Chapter 38: Ketahuan
39
Chapter 39: Hal Penting
40
Chapter 40: Anggota Baru
41
Chapter 41: Undangan
42
Chapter 42: Pertemuan
43
Chapter 43: Bahaya Yang Akan Datang
44
Chapter 44: Konflik
45
Chapter 45: Misi Para Monster
46
Chapter 46: Sebuah Rencana
47
Chapter 47: Akhir Pertemuan
48
Chapter 48: Berakhir Sudah
49
Chapter 49: Pencarian
50
Chapter 50: Penyelamatan
51
Chapter 51: Hukuman
52
Chapter 52: Penjelasanku
53
Chapter 53: Memanas Kembali
54
Chapter 54: Berita Besar
55
Chapter 55: Masalah Baru
56
Chapter 56: Solusi Yang Salah
57
Chapter 57: Kesalahan Besar
58
Chapter 58: Penyesalan
59
Chapter 59: Tragis
60
Chapter 60: Surat Izin
61
Chapter 61: Kabar Buruk
62
Chapter 62: Yang Tak Sadarkan Diri
63
Chapter 63: Pertanggungjawaban
64
Chapter 64: Permohonan Maaf
65
Chapter 65: Lekas Sembuh
66
Chapter 66: Sedikit Bantuan
67
Chapter 67: Mimpi
68
Chapter 68: Saatnya Bangun
69
Chapter 69: Di Depan Gerbang Sekolah.
70
Chapter 70: Terungkapnya Pelaku
71
Chapter 71: Informasi
72
Chapter 72: Menjenguk
73
Chapter 73: Pengunduran Jadwal
74
Chapter 74: Penyebab Sebenarnya
75
Chapter 75: Obrolan Gadis
76
Chapter 76: Kabar Baik
77
Chapter 77: Kembali Bersekolah
78
Chapter 78: Di Ruang OSIS
79
Chapter 79: Rencana
80
Chapter 80: Simulasi Pertama, Fire Vs. Water
81
Chapter 81: Mata-Mata
82
Chapter 82: Kemenangan Tipis
83
Chapter 83: Kekhawatiran
84
Chapter 84: Ide Andreas
85
Chapter 85: Berhasil Pulang
86
Chapter 86: Chat
87
Chapter 87: Klub Tenis
88
Chapter 88: Di Kelas 3
89
Chapter 89: Ruang Klub
90
Chapter 90: Menyerahkan Surat
91
Chapter 91: Membantu Kevin
92
Chapter 92: Tugas Bendahara
93
Chapter 93: Duel Satu Skill
94
Chapter 94: Pinjaman Smartphone
95
Chapter 95: Belanja
96
Chapter 96: Mengembalikan
97
Chapter 97: Reaksi Astrid
98
Chapter 98: Nostalgia
99
Chapter 99: Berdua Di Kantin
100
Chapter 100: Kesalahpahaman
101
Chapter 101: Meluruskan
102
Chapter 102: Sebuah Pertanyaan
103
Chapter 103: Pembahasan
104
Chapter 104: Pengumuman Penting
105
Chapter 105: Simulasi Kedua, Wind Vs. Earth
106
Chapter 106: Kemenangan Sang Phoenix
107
Chapter 107: Setelah Duel
108
Chapter 108: Penyergapan Yang Gagal
109
Chapter 109: Kecurigaan
110
Chapter 110: Tidak Terbukti
111
Chapter 111: Penyelesaian Masalah
112
Chapter 112: Bermain Game
113
Chapter 113: Pohon Favorit
114
Chapter 114: Mengerjakan Soal
115
Chapter 115: Bekal Dari Luna
116
Chapter 116: Cemburu
117
Chapter 117: Mencari Penyebab
118
Chapter 118: Aria Yang Murung
119
Chapter 119: Kembali Ceria
120
Chapter 120: Orang Hilang
121
Chapter 121: Mengasingkan Diri
122
Chapter 122: Telepon
123
Chapter 123: Teman Ibu Datang
124
Chapter 124: Persiapan Pergi
125
Chapter 125: Menjauh
126
Chapter 126: Tiba Di Desa
127
Chapter 127: Rumah Kakek
128
Chapter 128: Makan Malam
129
Chapter 129: Saudara
130
Chapter 130: Bercerita
131
Chapter 131: Izin Khusus
132
Chapter 132: Tidak Berangkat Sekolah
133
Chapter 133: Tak Dapat Dihubungi
134
Chapter 134: Kakak Yang Pengertian
135
Chapter 135: Kosong
136
Chapter 136: Offline
137
Chapter 137: Rendah Hati
138
Chapter 138: Kegaduhan Di Sekolah
139
Chapter 139: Klarifikasi
140
Chapter 140: Telah Pergi
141
Chapter 141: Tempat Berkumpul
142
Chapter 142: Di Balik Semua
143
Chapter 143: Prediksi Fenrir
144
Chapter 144: Keahlian Phoenix
145
Chapter 145: Perseteruan Antara Luna Dan Aria
146
Chapter 146: Stalker
147
Chapter 147: Berkeliling Kota
148
Chapter 148: Latihan
149
Chapter 149: Duel Yang Menyenangkan
150
Chapter 150: Kalah
151
Chapter 151: Saran
152
Chapter 152: Menghidupkan Smartphone
153
Chapter 153: Rencana Pulang
154
Chapter 154: Hari Terakhir Di Desa
155
Chapter 155: Kembali Ke Kota
156
Chapter 156: Rumah Kesayangan
157
Chapter 157: Ketemu
158
Chapter 158: Tertangkap
159
Chapter 159: Mengantar Pulang
160
Chapter 160: Rumah Aria
161
Chapter 161: Di Balik Ketakutan
162
Chapter 162: Satu Permintaan
163
Chapter 163: Simulasi Terakhir, Light Vs. Dark
164
Chapter 164: Duel Sengit
165
Chapter 165: Kehebatan Aria
166
Chapter 166: Hydra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!