Friend With Benefit (FWB)

Friend With Benefit (FWB)

prolog - revisi

Seorang wanita terlihat semakin larut ditengah ramai nya alunan musik klub malam. Ia tampak frustasi, terlihat dari beberapa botol vodka yang ada diatas meja.

Brak!

"Dasar cowo br*****k! B*******! semua cowo tuh sama aja..Huhu"

"Cuma karna lo disakitin sama satu cowo, lo gak bisa pukul rata kaya gitu."

Sofa disebelahnya meliuk, pertanda ada orang lain yang baru duduk.

Wanita itu mengusap kasar air matanya, lalu melirik tajam pria yang tersenyum tipis.

"Eris,ya?"

"Gausah sok kenal! Udah kebaca trik fakboy murahan kaya lo."

"Gue Leon. Leonardo Wyllie, kating lo di UPN."

Leon menahan tangan Eris saat wanita itu beranjak, lalu menarik nya kembali duduk.

"Leon?"

Leon mengganguk sambil menyunggingkan senyum.

"Oh ketua BEM arogan yang otoriter? Pft, hahahaha." Eris menahan tangan di perutnya karna tak kuat tertawa.

"Cih, orang 'flat' kaya lo bisa juga ya dateng ke klub."

Leon tersenyum kecil. Wanita didepannya masih sama, selalu mengeluarkan umpatan di bibir mungilnya.

"Lo sendirian?"

"Menurut lo?" Jawab Eris enggan.

Helaan nafas terdengar keluar dari bibir wanita itu. Tanpa menghiraukan Leon, Eris kembali menuangkan minumannya, minum dalam sekali teguk, lalu menuang kembali.

"Ngapain masih disini?" Tanya Eris dengan alis terangkat melihat Leon yang malah bersandar sambil melihat kearah nya.

"Nemenin lo, bahaya kalo cewe minum sendiri."

"Ehm..hu..huek."

Leon menutup matanya. Setelah melihat wanita itu gelisah menahan perut dan mulutnya, Eris akhirnya jackpot tepat mengenai baju dan celana Leon yang duduk tak jauh di depannya

"Uhm, lega nyaaa." Bibir Eris membentuk senyum melengkung. Setelah mengusap sudut bibirnya, wanita itu kembali mencondongkan tubuh untuk menuang loki berikutnya.

"Kenapa liat liat?! Itu pantes buat lo! Bastard." Umpat Eris saat melihat Leon tak lepas memandang kearah nya.

"Iya iya. Yaudah, lo lanjut minum. Gue tinggal ke toilet bentar,ya."

"Mau lo ke toilet kek, ke neraka kek, gapeduli gue. Cuh." Eris mengumpat sambil memutar bola matanya, umpatan kasar yang selalu terdengar lucu ditelinga Leon karna Eris yang mengucapkan nya.

Drett..dret... drett..dret...

Eris kembali menarik nafas setelah menyipitkan mata dan melihat caller id orang yang menelfon nya.

"Ha-"

"J*****! Lo dimana,hah?! Bagus,ya. Dirumah ada tamu terus lo mau kabur,gitu?"

"Aku-"

"Balik sekarang!"

"Tapi, Sat..."

Tut..Tut..Tut..

"Bang..sat! Argh" Eris menahan teriakannya, lalu kembali mencondongkan badan mengambil loki yang sudah terisi penuh.

Pandangannya teralih pada sebotol vodka yang tinggal seperempat. Setelah bergantian melihat loki yang ada ditangannya, Eris memejamkan mata sejenak, menukarnya dengan botol lalu meneguknya.

"Kenapa,sih. Gue kalah terus sama dia."

"Tapi.. kalo gabalik, dia pasti meledak lagi." Batinnya dengan suara pelan, sambil terus menimang dengan mengigit jari tangan.

Sementara itu, dibelakangnya. Leon menggeleng. Umpatan wanita itu semakin meningkat dalam hitungan menit, bersamaan dengan Eris yang terlihat mulai melantur saat di dekati.

"Gue anterin balik ya,Ris? Udah malem ntar lo kenapa kenapa kalo sendiri."

Leon kembali duduk, mengeluarkan sebatang rokok dan meminta izin pada Eris saat hendak menyalakan nya.

"Anter gue ke rumah Dila aja."

"Dila bukannya di Ausi?" Tanya Leon saat Eris berkata cepat.

"Yaudah, kemana aja asal jangan ke apartemen G."

****

Leon menahan diri agar tak menyentuh alkohol karna wanita disampingnya sudah larut, menghabiskan 2 botol vodka sendiri.

"Ris, pulang,ya. Lo bisa nginep di apartemen gue atau dirumah kalo gamau balik ke apartemen lo."

"um, lepas! Lo tuh b*******! Gue kasih semuanya buat lo! Apartemen, gue yang bayar tapi lo malah tidur sama cewe lain didalem. Cuh."

Leon mengangkat sebelah alisnya, setelah memberanikan diri duduk lebih dekat pada Eris dan menyentuh tangannya.

"Kenapa? Kenapa ga pernah liat gue? Lo main sama cewe lain di depan gue, tapi lo ga ngizinin gue pergi selangkah pun. B******* ya lo!"

Plak

Seakan jadi samsak, Eris menampar keras Leon yang kini ada dihadapannya. Mata Eris perlahan terbuka, setelah membuang nafas dengan kasar, Eris melingkarkan tangan di pundak Leon.

Menarik nya lebih dekat hingga nafas mereka sama sama terasa sangat dekat.

"Liat gue! Iya, gue tau body gue jauh dari ****** yang gonta ganti lo bawa ke apart, tapi gue juga bisa bikin Lo seneng."

"Ris,um"

Leon mengerjap saat bibir wanita itu menempel di tepi bibirnya. Lalu tangan kecil Eris yang menekan belakang kepalanya lebih dekat.

"Kenapa diem! Lo bener bener udah gapengen gue,sat? Ciuman gue udah gapernah lo respon. Kenapa,sih?"

Suara Eris terdengar lebih serak, bau alkohol yang sangat menyengat keluar saat wanita itu bicara dengan cepat. Cekalan tangannya kuat melingkar dibahu Leon.

"Pulang,ya. Ke rumah aja biar ga berdua."

Leon melepas cekalan Eris. Menyusupkan tangannya ke belakang betis wanita itu dan menggendong nya ala bridal style ke dalam mobil.

"Panas!" Leon kembali mengerjap saat Eris bicara, lebih tepatnya berteriak saat ia menurunkan Eris di kursi depan.

"Eh,mau ngapain?"

Tangan Leon segera menahan jari wanita itu yang menarik keatas kaos yang dikenakannya.

"Ck. Lo mau manggang gue? AC gak nyala, kaca juga rapat banget tutup nya, gak boleh buka baju." Eris memukul AC, kemudian jendela dan melihat sinis kearah Leon yang mengerutkan alis.

Tanpa membalas celotehan Eris, Leon menutup pintu, menghiraukan Eris yang memukul kaca mobil dengan keras meneriaki nama seseorang yang terdengar tak asing.

"Pake baju nya, keliatan keluar."

Leon meletakkan hoodie nya di pundak Eris tanpa melihat wanita itu. Lalu segera menyalakan mesin dan menginjak pedal gas.

Jalanan kota yang sepi, kontras dengan Eris yang terus meracau di sebelahnya. Hanya mengenakan hoodie dengan kaos yang dibiarkan tergeletak di bawah kaki nya.

"Kita mau kemana? Motel atau hotel?" Tanya Eris sambil menopang dagu dan melihat intens kearah Leon yang tengah menyetir.

"Kalo liat dari deket gini, lo mancung juga, ya. Walaupun lo addict ke rokok, bibir lo gak gelap." Senyum kecil terlihat dibibir wanita disampingnya.

Leon hanya melirik sekilas lalu tersenyum.

Saat masa kuliah nya, bisa dibilang Eris cukup populer. Wanita itu pintar dan handal, dia juga merupakan wakil nya di BEM.

Eris terlihat polos dan sangat profesional. Saat wanita wanita mengincar Leon, Eris yang terbilang sangat dekat untuk menjamah nya sama sekali tak melirik Leon.

***

Pertigaan jalan didepannya. Membuat Leon memelankan laju mobil, setelah melirik Eris yang akhirnya tertidur, Leon memilih jalan bersimpang yang bertolak dengan arah rumahnya.

Apalagi setelah melihat jam yang sudah sangat larut, membawa wanita kerumah hanya akan menimbulkan gosip dan banyak spekulasi liar tentang mereka.

Terpopuler

Comments

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."

Kutunggu kedatanganmu.

Terima kasih

2021-02-02

1

Amelisa cherry Salsabila

Amelisa cherry Salsabila

haiii ak baru mampir nih.....


di revisi berarti dulu lebih hot yah...

2020-11-07

0

𝑺𝒆𝒕ͤ𝒖ͫ𝒎ᷮ𝒑ͧ𝒖ᷜ𝒌🍼

𝑺𝒆𝒕ͤ𝒖ͫ𝒎ᷮ𝒑ͧ𝒖ᷜ𝒌🍼

pendekar nya mana?

2020-07-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!