one night-revisi

Leon menurunkan Eris dan membaringkan nya di single bed kamar tamu.Tatapan Leon tak lepas dari wanita yang masih memejamkan mata dan bergerak mencari posisi nyaman saat tubuhnya menyatu dengan kasur.

Perlahan, Leon beranjak yang membuat Eris membuka mata dan sontak menahan lengannya.

"Jangan tinggalin gue." Ucapan singkat yang terdengar rentan.

Eris yang dulu dikenal nya paling jarang menunjukkan emosi, apalagi rasa rentan. Malam ini walaupun Leon tau perasaan rentan itu bukan untuknya, tapi tatapan mata Eris mampu meluluhkan pertahanan terakhir untuk menyentuh kucing kecil didepannya.

"i'm here."

Tatapan mata Eris yang dalam, sentuhan kecil wanita itu membakar rasa menggelitik yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Padahal, ini bukan kali pertama Leon ditemani atau disentuh seorang wanita.

Tangan Leon tenggelam di dalam rambut Eris yang terurai sedikit berantakan. Wangi buah segar tercium hingga membuat pertahanan nya semakin menurun.

Eris memejamkan mata, bahkan sebelum Leon mengambil inisiatif untuk sekedar mengecupnya.

"Touch me. Where ever you want." Kata - kata Eris meluncur keluar dengan suara kecil. Eris melingkarkan tangannya kembali dibahu Leon, menariknya ke posisi tidur dengan Leon yang berada diatasnya.

"Ris, gue gamau macem macem secara sepihak. Lo lagi mabuk, jangan kaya gini."

"Gue ambil air minum dulu." Leon melepas cekalan Eris yang membuat wanita itu memajukan bibirnya, lalu melirik malas kearah Leon yang berjalan keluar.

Kepala nya terasa pening, kantuknya semakin bertambah, apalagi suasana kamar yang temaram dan sepi.

Eris menarik selimut hingga ke dagu. Menggesekkan kepalanya ke bantal empuk yang sepaket dengan kasur hangat yang berbau maskulin.

"Maaf. Jangan tinggalin gue, gue gamau sendiri." Setelah bergumam, mata nya terasa lebih berat, nafasnya semakin teratur bersamaan dengan mata yang terpejam.

"Ris?"

Leon membawa nampan berisi air putih dan menghela nafas setelah melihat wanita itu sudah meringkuk seperti kucing kecil diatas kasurnya. Memeluk bantal lain dengan selimut tebal yang menutupi tubuh.

\*

 

Pantulan sinar matahari masuk ke sela tirai kamar yang membuat seorang wanita mengerjap perlahan.

Setelah meregangkan badan, Eris membuka matanya, lalu bersandar di tepi tempat tidur yang terasa lebih luas.

"Hoam. Pagi, Sat." Eris mengucap satu kata wajib dan melihat ke sekeliling saat menyadari perbedaan kontras dalam ruangannya.

Ukuran kasur yang 2x lebih besar. TV dan PS yang ada didepannya, lalu lemari putih berukuran besar dengan ukiran detail berwarna putih.

"Astaga!"

Suara teriakan dalam kamar, membuat Leon buru - buru berlari ke kamar disebelahnya. Eris menutup kuping sambil memejamkan mata dengan selimut yang masih melingkari seluruh tubuhnya.

"Eris?! kenapa?" Leon tak kalah panik melihat Eris yang histeris.

"Lo! Lele!? Lo ngapain disini!" Teriakan Eris tak memelan, apalagi melihat Leon yang berada tak jauh di depannya.

"Ya, lo ada di apart gue. Kamar gue disebelah."

"Jangan bilang, semalem-"

"Engga,lah. Ngaco, gue gabakal mulai sepihak, tenang aja." Jawab Leon santai.

"Aih, sialan." Leon menahan tangan Eris saat wanita itu kembali mengumpat kecil dan buru - buru beranjak mengambil ponsel, lalu berlari.

"Gue anterin."

Eris hanya melirik sekilas, lalu segera menepis cekalan tangan Leon dan kembali berlari. Membuka kunci pintu, lalu melesat masuk ke dalam lift yang masih lengang.

Umpatan dan helaan nafas terdengar saat ponsel yang di genggam nya mati. Pipi nya yang terasa panas sembari mengigit bibir bawahnya mengingat kejadian malam saat ia mabuk.

Kapan Leon nyamperin gue? malem ini gue gabalik, astaga. Abis udah, ini jam berapa lagi? Batinnya terus merutuki diri sendiri sampai tiba di lobi.

Tujuan utama nya resepsionis, lalu segera menghubungi kantor dan memesan ojek online ke apartemen nya.

"Mba, boleh pinjem ponsel dulu? Mau pesen gojek sama kabarin kantor."

"Silahkan,Bu."

Eris tersenyum kecil. Semoga hari ini seramah senyum resepsionis didepannya. Walaupun ia sudah tau, akhirnya akan berakhir di neraka dengan laki - laki tak tau diri yang berubah menjadi benalu hidupnya.

*//

Nafasnya masih terengah saat berdiri di depan pintu apartemen nya. Setelah menetralkan nafas, Eris menarik pintu apartemen.

Pandangannya celingukan ke segala arah, segera melangkah perlahan saat room apartemen nya masih gelap karna tirai yang belum di buka.

"Satria? Kamu masih tidur?" Eris bersuara dengan hati - hati. Dengan langkah mengendap memasuki kamar yang juga tak menemukan sosok iblis itu didalam nya.

Setelah merasa aman dan melirik jam yang menunjukkan pukul 6 pagi, Eris bergegas men charge ponsel nya dan melompat masuk ke dalam kamar mandi. Melirik nanar bathub nya karna selama 5 hari ke depan ia akan sangat jarang menggunakan bathub itu.

Fikiran nya berputar pada Leon. Mantan ketua BEM tempatnya kuliah dulu, sekaligus kakak tingkat yang selalu ingin dihindari Eris karna bibit sikap calon CEO nya yang sudah terlihat semasa kuliah.

Eris benci sikap CEO yang otoriter dan obsesif, juga benci Leon yang dengan entengnya menganggap wanita seperti baju sejak dulu.

Leon terkenal playboy karna sering berganti pasangan. Mulai dari primadona universitas mereka, model hingga deretan aktris pernah di jajal nya. Laki - laki itu terlalu sadar pesona dan karisma.

Eris kembali menghela nafas. Pagi ini janji temu dengan Angkasa corp, lalu sore nanti meeting dengan G-O entertain, belum lagi rentetan teror laporan redaksi yang belum di kirim nya ke pusat. Dan masalah terakhir, Satria.

Setelah menatap lekat dirinya di cermin, Eris segera mempoles tipis muka nya. Lalu menyalakan ponsel yang tiba - tiba lag karna rentetan notifikasi.

Matanya terpaku pada sebuah pesan singkat dari laki - laki iblis yang tinggal seatap dengannya.

Pesan singkat berisi titahan untuk mengantar berkas file presentasi nya ke kantor. Eris melirik jam yang sudah pukul setengah 7, lalu menghela nafas dan menghentakkan kaki berjalan menuju meja kerja.

Brengsek. Udah numpang hidup, bisa - bisanya masih nyuruh. Batin Eris menghela nafas sambil mengambil kasar setumpuk kertas dan memasukkan sebuah flashdisk ke dalam tas nya.

Terpopuler

Comments

Putra Indra

Putra Indra

wah jadi pengin ke kamar mandi nih 😂😂😂😂

2020-08-08

0

𝑺𝒆𝒕ͤ𝒖ͫ𝒎ᷮ𝒑ͧ𝒖ᷜ𝒌🍼

𝑺𝒆𝒕ͤ𝒖ͫ𝒎ᷮ𝒑ͧ𝒖ᷜ𝒌🍼

jadi Wiro sableng itu sebenarnya bukan murid Sinto gendeng....🤔🤔

2020-07-02

1

꧁🍁اميلامليه•T|MB€®™🍁꧂

꧁🍁اميلامليه•T|MB€®™🍁꧂

astaga mara,untung gue baca pas gini,,gk konek" amat

2020-07-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!