Leon memperhatikan Eris yang malah serius menonton film di laptop nya.
Sesekali Eris menjerit dan menutup mata ketika ada scene menyeramkan. Tak lupa dengan banyak cemilan yang ada di pelukannya dan Leon yang ia biarkan bersandar karna sudah membelikannya cemilan sebagai ganti menemani Leon ke pesta pernikahan Rey.
"ngapain di tonton kalo takut, Ris? "
"Ini tuh seru banget, Yon. Padahal istri nya udah cakep cuma gara gara stretch mark abis ngelahirin disuruh oplas dong, jadi masalah kan. "
Brug
Eris sontak memeluk Leon karna suara benda jatuh yang tiba tiba. Lampu yang di matikan apalagi suasana sedang hujan dan film horor menambah kesan parno.
"Liatin bisa,Yon?" Eris memohon pada Leon sambil tetap memeluknya.
"gimana gue mau liat kalo lo peluk gini. "
"Lo tuh ya! Yaudah sana liatin, gue parno ini. "
Leon mengacak rambut Eris lalu berdiri. Baru saja melangkah, Eris berteriak dan menyusul Leon karna saat ia melihat laptop nya scene sedang menunjukkan seorang wanita yang ditarik mahluk lain.
"gausah deh, tolong matiin laptop gue aja"
Eris memeluk Leon dari belakang dan menenggelamkan wajah nya di kaus laki laki itu. Membuat Leon tersenyum.
Selain terlihat lucu saat mabuk, Eris juga terlihat menggemaskan saat ketakutan.
Leon membalikkan badan nya lalu memeluk Eris dan mencium dahi nya.
"Yaudah gue matiin nih"
Eris segera mengekor ke ujung sofa kamarnya sambil memegang ujung baju Leon.
Baru saja tangan Leon akan memencet power off, senyum jahil muncul saat melihat scene film yang ditampilkan buru - buru Leon memencet tombol pause.
"yakin mau dimatiin? "
Eris mengangguk tanpa melihat kearah laptop.
"gamau gini? "
"gini gimana? Di tarik sama setan maksud lo?!" jawab Eris sewot sambil menutup mata nya dengan sebelah tangan.
"Bukan,liat dulu"
Leon membalikkan muka Eris agar melihat kearah laptop. Memperlihatkan sepasang pasutri sedang melakukan hubungan suami istri, yang sontak membuat muka Eris memerah.
"Leon! Dasar lo ya otak mesum"
"Aduh, aduh hahahaha gue kan cuma nawarin dih"
Leon terus menghindar dari cubitan Eris sampai suara ponsel Leon terdengar yang membuat Leon hanya melihat nomor yang sudah ia hafal diluar kepala lalu memencet tombol block tanpa mengangkat dulu panggilannya.
"Ris, lo mau vodka ga? " Leon berubah lebih serius membuat Eris mengerutkan alis nya karna tawaran tiba - tiba Leon.
"ga! Ntar lo malah perkosa gue. "
"dih fikirannya, mau ya gue perkosa? " ledek Leon sambil memeluk Eris.
"Tuh gue ada baileys. Ambil aja di dapur. Nyalain dulu tapi lampu ini. "
Leon menggeleng dan tetap memeluk Eris. Leon menggesekan kepala nya pada tubuh Eris lalu mendogak melihat Eris yang menggigit bibir nya sambil terlihat memikirkan sesuatu.
"Jangan gitu bibir nya. Ngundang tau"
"Ngundang apa? " Eris bertanya sambil melihat Leon yang juga sedang memperhatikannya.
"Pindah sono, Yon. Sempit."
Leon menggeleng lalu kembali menenggelamkan wajah nya dilekukan leher Eris.
Eris segera menjauhkan tubuhnya lalu menghindari Leon dengan masuk kedalam wc dan mengunci diri sebentar disana.
Menetralkan kembali degupan jantungnya. Ia fikir kisah nya hanya akan berakhir malam itu dengan Leon, tapi mengetahui kenyataan bahwa Leon adalah CEO kantornya membuat fikiran Eris sudah melayang membayangkan bagaimana kedepannya jika ia terus bersama laki - laki itu.
\*
Eris menyembulkan wajahnya melihat lampu kamar yang sudah dimatikan, tidak ada tanda - tanda Leon masih berada di dalam kamarnya, yang berarti Eris sudah aman untuk keluar.
Baru saja Eris merebahkan tubuhnya di kasur, sebuah tangan hangat menariknya lebih dekat, menyisakan jarak beberapa senti hingga nafas keduanya terasa.
"Lo-ngapain masih disini?" Eris bertanya dengan wajah memerah, meskipun Leon tidak melihat rona merah itu karna minim penerangan.
Leon semakin mendekatkan wajah nya, menautkan bibir nya ke bibir mungil Eris. Menggigit bibir bawah Eris lebih halus lalu memasukkan lidahnya.
Tak lama Leon menarik wajahnya saat Eris mulai menikmati dan membalas ciumannya. Membuat wanita itu melihat sebal Leon yang sedikit tertawa.
Leon merabahkan tubuhnya disamping Eris, Menarik selimut dan menghadapkan tubuhnya kepinggir agar berhadapan dengan Eris.
"Mau ndusel"
"ha? " Eris mengerutkan dahi nya mendengar nada manja Leon yang dibarengi dengan kata aneh.
"ndusel. Boleh ya?" Leon melihat mata Eris, tak lupa nada manja masih Leon lontarkan.
"apaasi. Ndusel apaan? "
"mau tau? " Leon tersenyum saat Eris mengangguk. Merasa dapat lampu hijau, Leon segera mendekat dan memeluk erat tubuh Eris, meletakkan kembali kepala nya dilekukan leher Eris, memberi gigitan lembut yang membuat Eris memejamkan mata.
"Leon, ish"
"Kenapa, hubby? " Leon menjauhkan kepalanya, memperhatikan Eris yang melihat sebal ke arah nya.
"Tadi katanya mau tau ndusel" Leon tersenyum. Tangannya tak sedikitpun ia lepaskan dari pinggang ramping Eris.
"Udah tau! Sanaan ,gue mau tidur" Eris terus berusaha menjauhkan tangan Leon tapi tatapan laki - laki itu selalu melemahkannya apalagi dia sadar pesona.
"Minggir, atau gue-" ucapan Eris langsung terpotong karna Leon yang tiba tiba menundukkan wajahnya,membungkam mulut Eris dengan mulutnya.
Agak lama mereka bertautan sampai Leon mengangkat kembali wajah nya. Lalu melihat wajah Eris yang sudah semerah tomat.
Mengelus pipi wanita itu, dan tersenyum saat Eris langsung tidur membelakanginya.
Sial, Eris memegang wajah nya yang terasa panas. Lalu beralih memegang dada nya yang masih berpacu. Leon dengan sadar pesona malah sengaja memancing Eris apalagi ciuman yang selalu membuat Eris ketagihan.
Eris kembali mengingatkan diri bahwa ia dan Leon baru bertemu beberapa hari lalu tapi hubungan satu malam mereka malah berlanjut seperti ini.
Setelah memejamkan mata sebentar, Eris melepas pelukan Leon dibelakangnya, beranjak dengan sedikit alasan untuk pergi kemana pun asal tak didekat Leon.
"Lepas, Yon. Gue mau ambil minum."
"Gue aja yang ambil."
Leon melepas pelukannya lalu segera beranjak ke dapur meninggalkan Eris yang mengelus dada karna akhirnya nafas dan degup jantungnya kembali normal.
Eris melihat notifikasi ponselnya, men skip beberapa pesan lalu langsung membuka pesan yang baru saja masuk.
1 unread messages
Della | last seen : today 23.00**
Jangan lupa ajak cowo lu ya**
Erisca yunanda
Just now
cowo yang mana dah?
Della | just now
emang ada lagi selain Leon? XD
"masih chat sama siapa sih? Udah malem gini"
Leon menyimpan dua gelas air minum lalu mengambil ponsel Eris yang masih menampilkan chat Della.
"Ih, jangan dibaca!" Eris segera beranjak lalu melompat kearah Leon untuk mengambil ponsel nya.
"Leon! balikin"
Leon sengaja menjauhkan ponsel Eris dengan mengangkatnya lebih tinggi membuat wanita itu cemberut lalu mencubit perut Leon.
"Aduh, geli. Hubby" Leon menahan tawa sambil melirik Eris yang terlihat siap mengulitinya hanya dengan tatapan mata.
"Hubby, hubby. Matalo! Siniin hp gue"
Leon menggeleng, mematikan ponsel Eris lalu berjalan lebih dulu dan menjatuhkan dirinya di ranjang Eris. Lalu menepuk bagian kosong disebelahnya.
"Tidur"
Wanita itu masih cemberut, sedikit menghentakkan kakinya saat melangkah ke lemari untuk mengambil selimut dan bantal lalu keluar dari kamar.
"eh, Ris mau kemana? "
Eris tak menjawab, ia sama sekali tak berminat merespon lalu menjatuhkan kasar bantal dan selimutnya disofa dan mendudukan badan diatasnya.
"lo tuh kenapa ga balik ke rumah atau apart lo sih? "
Leon diam mendengar pertanyaan Eris yang jelas masih terlihat sebal. Tanpa menjawab Leon hanya mengedikkan bahu nya, lalu duduk dibawah sofa yang ditempati Eris.
"Lo harus balik,Yon. Lo ga inget gimana ekspresi orang tua lo yang berharap banget lo balik ke rumah"
"Lo gatau apa apa" jawaban dingin disertai senyum sarkas Leon yang membuat bulu Eris meremang, hanya dengan jawaban sesingkat lo gatau apa apa.
Pandangan Leon menerawang mengigat beberapa kejadian memuakkan yang ia alami di keluarga wyllie.
"Gue gabakal pernah mau balik kerumah. Walaupun lo maksa gue" Leon beralih menatap Eris. Yang terlihat kaget karna perubahan nada bicaranya, dan Leon sadar itu. Leon sangat sensitif jika membahas soal keluarga.
Setelah merangsak naik ke sofa Leon menangkup dagu Eris yang dengan jelas Eris menangkap tatapan tajam Leon yang sangat menusuk.
Leon ******* bibir wanita di depannya. Menggigit bibir bawah Eris yang terus tertutup sampai membuat wanita itu meringis dan sedikit membuka mulut yang langsung Leon gunakan untuk memasukkan lidahnya.
Leon menjauhkan wajah, mengusap bibir bawah Eris yang merah karna gigitannya tadi. Tatapan dinginnya seolah memberi nya peringatan yang membuat Eris bahkan tak berani mengangkat wajah melihat mata Leon.
"Gue gasuka lo bahas wyllie. Itu peringatan buat lo" Leon beranjak lalu berjalan menuju kamar.
Tersenyum puas melihat ekspresi Eris yang sangat menggemaskan. Sebisa mungkin Leon menahan diri agar tak menerkam Eris lebih jauh, malam ini cukup untuk membuat jantungnya merasakan kembali detakan tak normal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
🌸🍁💫4DZ💫🍁🌸
duh ikut degdegan kek eris dibikin leon💗💗
2020-07-11
1
'ℜ𝔢𝔱𝔫𝔬 👒ℭ𝔣.
ampun dech leon,,, bikin jantung gak karu2an,,,
2020-06-30
0
Maryani Ani
Della mantanga Leon ya
apa masih ada hubungan
2020-06-05
0