Eris terus menautkan jari tangannya dengan berkas yang di simpan di atas paha. Ponsel nya bergetar sedari tadi, membuat wanita itu menekan dahi dan membuang nafas kasar.
Setelah sampai di lobi tempat Satria bekerja, Eris buru buru masuk kedalam lift dengan seorang pria yang bersamaan masuk dengan nya.
"Astaga! Lele, lo ngapain sih ngikutin gue!" Eris menahan suara nya agar tak berteriak saat Leon berdiri dengan kaos santai di sebelahnya.
Laki - laki itu hanya melirik Eris singkat, lalu tersenyum kecil.
"Lo sendiri, ngapain disini?"
"Gue-" Eris mundur beberapa langkah saat tangan Leon memerangkap nya di ujung.
Ting
Pintu terbuka, beberapa staf yang berada di depan pintu sontak menunduk dan menyingkir memberi jalan.
"Ikut gue."
"Eh,tapi-" Satria melihatnya. Berkas yang di bawa Eris sudah terjatuh di dalam lift karna Leon langsung menariknya.
Laki - laki itu membawa Eris menaiki tangga dan berbelok keujung ruang. Berjalan lurus hingga mereka sampai di depan sebuah pintu dengan 2 ajudan bertubuh tegap yang menjaga nya.
"ngapain sih? gue kesini mau ketemu cowo gue! Lepas!"
"cowo lo yang abusive itu?" Leon tertawa kecil. Lalu melepas Eris agar duduk di sofa merah, lalu menekan sebuah tombol yang membuat tirai penutup panorama jakarta di bawahnya tertutup.
"Karna semalem lo udah gue tolong dan sama sekali gak gue sentuh. Jadi, sebagai balas budi, gimana kalo malem ini lo temenin gue meeting?"
Eris menautkan alisnya, lalu berdiri yang langsung ditahan Leon agar wanita itu tetap duduk ditempatnya.
"gue gak kerja sama Lo, dan ga ada kontrak sama Wyllie, ngapain gue harus nemenin Lo meeting? Minggir!"
"Jam 7 malem, lobi apartemen G. Kalo gak mau, terpaksa gue harus pake cara lain biar lo mau." Leon sedikit menunduk, berbisik pada Eris yang membuat wanita itu bergidik.
Eris hanya melirik sinis kearah Leon, lalu menegakkan kepala nya dan berdiri. Menghela nafas lalu pergi meninggalkan laki - laki dibelakangnya yang tersenyum kecil.
Ponsel Leon bergetar di saku celananya, setelah melihat caller id dan notif sebelumnya, Leon mengangkat telfon dan bergerak ke deretan rak buku, mengamatinya, lalu mengambil sebuah buku dengan ponsel yang sudah ditempelkan ke telinganya.
"oh..Angkasa Corp, ya? urus aja, cancel remahan kontrak lain juga."
Tut..
Setelah menutup telfon tanpa menunggu jawaban lawan bicaranya, Leon mengamati sebuah buku lama. Membuka halaman pertama lalu halaman selanjutnya secara random sampai berhenti disebuah halaman.
Ditengah nya terselip sebuah kertas bergambar sketsa wajahnya yang sudah dicoret.
Sketsa itu diam - diam ia ambil dari tempat sampah perpustakaan saat melihat seorang wanita terkekeh melihat gambarnya sendiri lalu membuangnya.
"Sayang!"
Leon membuang nafas kasar saat seseorang memeluknya dari belakang dan meniup telinga nya.
"kenapa? duit kemaren udah abis?" ujar Leon malas sambil melepas pelukan wanita nya.
"Bukan gitu! kamu gak inget hari ini ultah aku?" ucap nya manja.
Wanita itu beranjak duduk diatas sebuah meja, mengedarkan pandangannya lalu berhenti pada secarik kertas yang dipegang Leon.
"Keluar."
"Ok. Tapi nanti malem kamu harus dateng." Ujarnya tak lepas dari nada manja, lalu turun dari meja dihadapan Leon dan mengecup singkat pipi laki - laki itu.
Setelah memperhatikan sketsa wajahnya sekali lagi, Leon kembali meletakkannya diantara halaman buku dan beranjak saat sekertaris nya mengirim note rentetan kegiatan hari ini.
/*
Satria
now
malem ini lu harus temenin Leon meeting!
Eris mengerutkan keningnya melihat pesan singkat yang dikirimkan Satria. Ia sudah siap dengan alasan kenapa Leon menarik nya menjauh dari kerumunan, tapi laki - laki itu sama sekali tak menyinggung hal itu.
Freak. Batin Eris mengingat Satria yang selalu berlaku se suka nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Sri Utami
freak... tapi masih lanjut hubungan
o...o...o...
2024-02-16
0
Yulianti Dhanu
thor
visual leon kurang jelas fotonya
2020-07-08
0
꧁🍁اميلامليه•T|MB€®™🍁꧂
ampun
2020-07-02
0