Meet In Trap
Biasakan Like bab-nya😉...
Masukin list Fav juga ya🥰
Komentar positifnya biar Author
makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰
So... I Hope Enjoy The Story
................
Karin Zylene Morgan turun dari mobil mewah keluaran salah satu produsen mobil mewah terbaik dunia, Bugatti la Voiture Noire berwarna hitam yang berhenti tepat di depan loby gedung MK Group.
Mengenakan setelan hitam dengan atasan crop dan rok selutut dengan belahan samping dipadukan dengan tas dan sepatu yang senada membuat Karin berhasil menarik perhatian para karyawan MK Group.
Gadis muda berumur kisaran 25 tahun itu di kenal sebagai satu-satunya pewaris MK Group yang akan meneruskan kejayaan Ayahnya, Tuan Morgan.
Ketukan dari heelsnya terdengar memasuki loby dengan di kawal dua petugas keamanan sampai ke depan lift.
Memasuki loby, Karin sukses mendapat pandangan takjub dari para karyawan, bahkan terang-terangan mereka memuji kecantikan dirinya yang disamakan dengan beberapa artis papan atas, tentu. Sebab telinganya masih berfungsi.
Wanita itu hanya menyunggingkan senyum angkuhnya saat melewati para karyawan MK Group yang nantinya akan menjadi miliknya.
Ting!
Pintu lift pun terbuka, Karin sudah berada dilantai 23.
Ia menyusuri lorong yang tampilannya persis The Palazzo sekelas Las Vegas.
Karin lantas langsung mengetuk pintu pertanda izin.
"Selamat siang, yang terhormat bapak Morgan" Sapa Karin pertama kali.
Morgan yang terkejut sebab pintu tiba-tiba terbuka menampilkan sosok yang ia kenali, langsung berdiri dari kursi kebesarannya.
Morgan tersenyum menatap kearah putrinya, lalu mengajaknya untuk duduk di sofa.
"Bagaimana? Kamu sudah memutuskan mau berada di divisi apa?"
"Ayolah Ayah, aku baru saja kembali kenapa harus cepat-cepat" Ujar Karin melepaskan kacamata hitam yang melekat di wajahnya.
"Kamu harus memulai dari bawah Karin, pendidikan saja tidak cukup untuk membuat ketua komisaris dan dewan direksi memilihmu"Jawab Tuan Morgan menatap hangat Karin.
"Iya, iya .. Berikan Karin waktu sebentar untuk beristirahat Ayah"
"Baiklah, tiga hari dari hari ini. Setelah itu kamu harus masuk seperti karyawan biasa, kamu paham."
"Yes, Im Understand Daddy" Jawab Karin bangkit dari duduknya sambil melihat jam tangan.
"Karin wants to hangout with my best friend, see you Daddy" Karin memeluk Ayahnya, tak lupa memberikan kecupan hangat untuk pria yang menjadi satu-satunya keluarga untuknya.
Baru saja ia akan melangkah pintu kaca itu terbuka menampilkan sosok wanita yang hampir menginjak kepala empat, tentunya Karin langsung mengangkat kepalanya dan memasang wajah datar saat melewati wanita itu.
"Karin, kamu tidak mau ikut makan siang?" Tegurnya.
Karin melirik dari balik bahunya lalu menyeringai dan segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Ayahnya.
......................
Sudah lima tahun semenjak kematian Ibunya, Karin sama sekali tidak pernah menganggap wanita itu sebagai ibunya.
Kebencian yang mendalam masih bergumul di dalam dadanya.
Karin baru saja kembali dari Amerika setelah menyelesaikan gelar Masternya dan kembali untuk memenuhi permintaan Ayahnya agar belajar lebih dalam tentang perusahaan.
Drttt...
"Dimana?"
"Sebentar, lima belas menit lagi aku sampai" Jawabnya pada seseorang dari seberang sana.
Jam menunjukan pukul 18.30 PM pertanda Karin harus buru-buru sebelumn Jessy mengamuk padanya.
Kali ini Karin sudah mengganti pakaiannya dengan style yang sesuai dengan tujuan hangout mereka.
Menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit, Karin berhenti di depan sebuah Restoran dimana Jessy dan Safira sudah menunggunya di dalam.
......................
Saat Adam muncul di antara para pengunjung kelab Sky Paradise Hotel yang hiruk pikuk, kemeriahan dekat panggung panjang dengan tiang-tiang penyangga kian semarak. Lima penari striptis muncul dari ujung meja bar yang penuh. Mereka tersenyum manja pada para laki-laki yang memenuhi pinggiran panggung, siap menikmati tarian mereka.
Adam melambaikan tangan pada Jayden yang duduk di sudut ruangan bersama satu teman mereka yang lain, Juan. Kepulan asap putih dari gulungan tembakau menguar dari bibir tebal Jayden, lalu dia menawarkan bir pada Adam.
"Mana Liam, dia belum datang?" kata Adam. "Pesta ini dibuat untuk calon direktur itu dan sekarang dia tidak datang?"
"Mungkin tidak berani datang," jawab Juan.
"Aku sudah mengeluarkan banyak uang." Jayden menenggak birnya lagi. "Awas saja kalau dia tidak datang.
"Hai! Kalian sudah lama?"
Suara berat yang dalam menginterupsi Jayden, dia mendongak, mendengus kasar pada pria yang baru saja mengambil tempat di depan sofanya.
"Kau terlambat terlalu lama, Liam," ucapnya.
Liam hanya tergelak, sambil meminum bir yang diangsurkan Adam padanya.
"Kalian bikin pesta perayaan untuk rencana pengangkatan ku. Sebagai atasan yang baik, aku harus menghargai usaha kalian, bukan?" ujar Liam.
"Pakai air mata buaya nggak? Pura-pura nangis, gitu. Pasti keren," timpal Jayden
"Memang buaya punya air mata?" tanya Juan, keningnya yang putih berkerut halus.
"Nggak tahu. Coba aja tanya sama buayanya." Adam yang menjawab, lalu semua perhatian tertuju pada Liam.
"Sialan," umpat Liam tak tertahan.
"Memang benar kan?" kata Adam pada Liam. "Kalau bukan, kau tidak akan berada di sini sekarang."
"Ya, seharusnya memang aku tidak perlu datang."
"Oh, ayolah, jangan berlebihan." Suara Jayden nyaris pecah menjadi falsetto.
Sementara Adam diam saja, memandangi Jayden yang kembali merokok dari balik gelas birnya.
"Apa hubungannya? Kalian ngomong apa sih?" Biji mata Juan yang secerah permen cokelat tampak Juan, dia memandangi Jayden dan Adam bergantian.
"Pembicaraan orang dewasa, kau tidak perlu memahaminya, Juan." Jayden mengusap bahu Juan yang bidang, lalu mereka berempat saling pandang. Mereka tergelak bersamaan, saat Juan mengangguk dengan tampang cemberut.
"Sebelum pesta dimulai, kita pemanasan dulu." Jayden berdiri, melirik teman-temannya yang bergeming. "Dari pada kita terlihat seperti sekumpulan homo yang tidak laku, lebih baik kita sewa penari untuk bergabung. Ini usulan Adam, bukan aku," jelasnya tanpa diminta.
Musik yang lebih lambat mulai dimainkan, tubuh kurus para penari striptis yang gemerlap di bawah temaram lampu kelab berputar mulus di tiang penyangga. Kaki-kaki kurus nan jenjang para penari melilit di antara tiang sementara tubuh molek mereka bergerak sens*al, para lelaki menyaksikan hanya mampu menahan gejolak horm*ne test*sterone yang kian memprovokasi.
Mereka buru-buru mengambil papan harga yang disediakan untuk para penari, sesaat setelah pria jas hitam dengan dasi kupu-kupu kuning emas naik ke atas panggung. Rambutnya yang tipis diberi gel dan sisir ke arah belakang, batu berlian seukuran tahi lalat yang ditanam di gigi kiri, terlihat mengilap tiap kali dia memamerkan senyum lebar. Pria itu mengumumkan, kalau sebentar lagi lelang akan dimulai.
"Jayden bilang, kau baru memenangkan tender baru. Berapa nominal kontrak yang kau dapat kali ini?" bisik Adam di telinga Liam
Sementara di antara mereka, terlihat seorang pria dengan pakaian casual sedang memperhatikan sesuatu lalu beralih pada ponselnya untuk memastikan.
......................
Perhatian : Semua foto cuma ilustrasi untuk mempermudah gambaran kalian saat membaca, jadi enjoy the story🤍
Karin Zylene Morgan
Morgan
?
Liam Oliver Ramirez
Jayden Nathan William
Adam Luis
Juan Johansen
Jessy Laurent
Safira Natalia
.
.
.
.
.
...🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Delfianti
visualnya ganteng2 dan cantik2. makin seru membacanya
2024-02-08
2
Devi Rahmanita
visual ny keren
2023-08-13
0
Anonymous
kayanya bakalan jenis novel yg ringan y...aq syuka....syuka jg ma cast ny...lanjut thor
2023-07-22
1