Sambil bersedekap Riana menatap rendah Karin "Setidaknya sopan sedikit, aku sudah membantumu dari amarah Ayahmu. Makanya jangan keluyuran seperti kupu-kupu malam." Telak membuat Karin mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
Kali ini dia tidak ingin melawan dan masih berusaha menahan amarahnya.
Karin bangkit dan melangkah pergi tanpa menghiraukan Ibu tirinya itu.
"Sialan, dia masih saja memandangku sebelah mata" Kesal Riana menghentakkan kakinya.
......................
"Bagaimana?"
Salah satu tim kemanan yang naik kelantai atas untuk menemui Liam dan Jayden nampak memutar sebuah rekaman pada pukul 07.32 AM.
Tapi sebelum mereka menemukan detik wanita keluar dari kamar 4012, Liam melihat sebuah kalung tergeletak di dekat kaki meja.
"Bagaimana jika yang di tiduri Kak Liam tadi malam cleaning service?" celetuk Juan berusaha menahan tawa nya.
"Semoga saja bukan, terlebih Liam meninggalkan benih kesayangannya" Sambung Jayden tergelak bersama Juan mengejek.
"Kep*arat, kalian" umpat Liam kesal.
"Dapat" Seru Juan sesaat setelah melihat seorang wanita keluar dari kamar Liam sambil mengikat rambutnya.
"Sepertinya kau masih beruntung Liam," ujar Jayden "Bukan Cleaning service" lanjut Juan yang ikut lega.
"Kau bisa mencari informasinya?"
"Serahkan padaku" Sahut Jayden menepuk pundak Liam mencoba menenangkan.
Selagi proses pencarian identitas, Liam terus memandangi kalung yang dia pegang.
"Karin Zylene Morgan, putri Tuan Morgan pimpinan MK Group, umur 25 tahun, lulusan Stanford University dengan gelar master" Seru Juan kaget, identitasnya diluar perkiraan.
"Sepertinya kau dapat Jackpot, Bro!" timpal Jayden sukses dibuat speechless.
"Sepertinya keberuntungan memang selalu berpihak padaku" Gumamnya terlihat mengangkat kepala sombong.
"Selanjutnya kau mau apa? Bertanggung jawab?" tanya Jayden penasaran sama halnya dengan Juan yang membulatkan matanya bersiap mendengarkan jawaban Liam.
Liam hanya menyeringai, lalu bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar mandi.
"Kau!" Tegur Jayden beralih menatap intens Juan.
"Siapa yang mengajarkanmu?" Jayden menyipitkan matanya menatap curiga adik sepupunya itu.
Juan menarik jari telunjuk Jayden, lalu memutarnya hingga berbalik menunjuk dirinya sendiri.
Sebelum Jayden sadar Juan sudah lebih dulu kabur dari kamar dan teriakan Jayden akhirnya terdengar.
"Yak! Bocah sialan, sejak kapan aku mengajarimu!" Teriaknya tidak terima.
......................
Karin menatap pria yang kini berada di hadapannya, ia tidak terlalu ingat dengan jelas dan saat itu tidak sempat juga memotretnya.
Pria dengan wajah yang menurutnya standar, kulitnya tidak hitam, putih sekali juga tidak, standar seperti kebanyakan pria matang berumur 28-30 tahun ke atas di eropa.
"Benar dia?" Tanya Morgan sedikit ragu jika harus menyerahkan putrinya pada pria yang pendapatannya jauh di bawah keluarganya, terlebih ia tahu putrinya itu suka dengan kemewahan terutama barang ber merek.
Karin memiringkan kepalanya bingung, berusaha mengingat lebih jelas.
Pria itu terlihat bingung saat melihat Karin, tapi tetap berusaha tenang.
"Kami akan mengatur pernikahan kalian secara tertutup agar tidak mengundang para media" ucap Riana yang duduk di sebelah Ayahnya.
"Tapi Yah, apa tidak ada cara lain? Karin bersedia melakukan apapun" ucapnya yang terdengar melakukan penolakan secara halus.
Tuan Morgan juga ikut ragu, tapi Riana. Ibu tirinya itu malah meyakinkan Ayahnya dan berusaha menikahkannya dengan pria yang bahkan Karin tidak ketahui namanya.
Sudah terlanjur seperti ini, Karin juga bingung. Jika dia melawan dan kabur dari rumah tidak menutup kemungkinan bagi Riana menguasai seluruh rumah dan berlaku seperti Nyonya rumah sebenarnya.
"Sial, Jal*ng ini pasti sedang merencanakan sesuatu" Gumamnya, "Baiklah, anda jual saya beli, dasar nenek sihir." Cibir Karin dalam diam.
"Oke, Karin akan menerima ini tapi .." Karin menggantung ucapannya melirik Riana sekilas "Karin akan tetap menjadi ahli waris utama MK Group" Telak membuat ekspresi Riana berubah.
"Dasar Jal*ng sialan, dari awal dia memang mengincar harta Ayah" Karin berucap dalam hatinya.
"Keputusan Ayah tentang ahli waris tidak akan pernah di ganggu gugat, terlepas dari ini. Tapi Ayah ingin kamu belajar dan menjadi lebih dewasa" Jawab Morgan.
"Minggu depan kalian akan menikah, Ayah tidak mau masalah ini semakin berlarut-larut"
Karin mengangguk paham, dan berusaha melapangkan dadanya menerima pernikahan yang secepat mungkin pasti akan dia akhiri sendiri.
Sesaat setelah Ayahnya pergi, Karin menatap Ibu tirinya lalu tersenyum remeh. Setelahnya ia menggerakkan tungkai kaki menuju kamarnya yang ada di lantai tiga.
......................
"Kudengar kau salah orang?" celetuk Adam yang kini terlihat sedang duduk di sofa panjang yang berada ditengah ruang dengan desain modern mewah sekelas Sky Penthouse, di London.
"Selanjutnya kau mau apa?"
"Dam," seru Liam mengambil tempat di depan Adam.
"Apa?"
"Apa kau di suruh Jayden dan Juan untuk bertanya hal itu?"
Adam mengerutkan dahinya, "Maksudnya?"
"Tidak ada"
"Apa yang tidak ada?"
"Masalah malam itu" Jawabnya santai.
"Lagi pula tidak ada yang datang meminta pertanggungjawaban dariku, jadi tidak ada yang perlu di permasalahkan." Sambungnya sambil menyeruput kopi yang ada di atas meja.
"Ternyata temanku memang pria bre*ngsek" Sahut Adam tak habis pikir.
"Lalu kenapa kau mencari informasi pribadinya?" Tanya Adam lagi.
"Ah, aku hanya penasaran. Setidaknya yang ku tiduri malam itu bukan orang gila atau semacamnya" Lagi-lagi Liam menjawabnya dengan nada enteng, tidak ada beban.
"Bagaimana jika dia tiba-tiba datang dan meminta kau bertanggung jawab?"
"Menurutmu aku akan merepotkan diriku sendiri hanya untuk melakukan hal itu? Lagi pula wanita itu juga dalam pengaruh alkohol jadi kami berdua sama-sama menikmati malam itu" Jawab Liam yang sialnya terdengar seperti pria brengse* sejati.
"Oh iya Dam, Minggu ini aku mau ke Irlandia, kau ikut?"
"Kau merindukan orang tuamu?"
"Bagaimanapun aku tetaplah, Liam Oliver Ramirez putra Tuan Zyan Ramirez dan Nyonya Catherine Ramirez yang berbakti" ucapnya tersenyum sambil mengangguk bangga pada dirinya sendiri.
Sementara Adam hanya bisa menguap dan memutar malas bola matanya, dia sudah bosan dengan bualan pria yang satu ini.
......................
Acara pernikahan akan dilangsungkan besok pagi dan di lakukan secara tertutup tanpa mengundang banyak tamu, hanya di hadiri 10-15 orang saja termasuk keluarganya dari kedua belah pihak.
Karin terlihat santai dan tak menghiraukan persiapan dan hanya memilih gaun yang ingin dia kenakan untuk besok.
"Tidak ada acara perayaan, setelah di sahkan secara hukum semuanya selesai tidak ada adegan kissing atau apapun itu" Tegasnya pada pria yang berdiri di depannya.
Tangan pria itu tiba-tiba dengan lancang menarik pinggang Karin hingga posisi mereka begitu dekat, "Apapun itu, kau harus patuh padaku .. Kau harus bersyukur aku mau bertanggung jawab, jika tidak aku mungkin sudah mengatakan kau pelac*r yang bisa tidur dengan pria mana saja"
Plak!
"Tutup mulutmu, kau pikir aku tidak tahu alasanmu mau bertanggung jawab? Kau hanya menginginkan ketenaran dengan menduduki gelar menantu MK Group, bukan!" Ucap Karin tersenyum remeh seraya menepuk dua kali pipi pria itu.
Pria itu mengelap ujung bibirnya, merasakan panas di pipinya akibat tamparan Karin.
"Dan ingat, Jangan melewati batas dengan berani menyentuhku!" Peringatnya, lalu pergi dari ruangan itu.
......................
.
.
.
.
.
...🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Anonymous
good karin...jgn lrbay
2023-07-22
1