"Pergi?" tanya Bella.
Gadis itu tak mengerti kenapa ibunya buru-buru mengemas barang. Dan lagi, kenapa mereka harus pergi. Bukankah seharusnya mereka mempersiapkan pernikahannya dengan Earl?
"Kita akan pindah ke luar negeri dan menetap disana. Jadi cepat kemasi barangmu!" jawab Belinda sembari memasukkan pakaiannya ke dalam koper.
"Tapi kenapa. Bukankah aku dan Earl akan menikah?" tanya Bella.
Belinda pun menghentikan aktivitasnya. Memegang pundak Bella dan menjelaskan situasinya secara singkat.
"Sayang, mereka sudah tahu rencana kita. Mereka menolak menikahkan kalian," jelas Belinda.
"Jadi aku tidak akan menikah dengan Earl?" tanya Bella.
Apa-apaan. Apa dia harus menyerah dengan masa depannya yang cerah dan membiarkan Chloe menikmati hidupnya yang bergelimang harta?
"Sayang, masih banyak pria tampan dan kaya diluar sana. Kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dan yang paling penting dia tidak buta," bujuk Belinda.
Bukan hanya membujuk anak kesayangannya, Belinda juga memperlihatkan cek pemberian Jeremy yang rencananya akan dia gunakan untuk membuka bisnis baru.
Melihat cek itu, Bella tersenyum lebar. Jangankan menyetujui permintaan ibunya, dia malah mempengaruhi ibunya agar bersedia membantunya menjadi Nyonya Earl apapun caranya.
"Ma, kita bisa mendapatkan uang lebih banyak dari ini kalau aku jadi istri Earl," kata Bella.
"Sayang, harus berapa kali mama menjelaskan padamu. Tidak akan ada pernikahan antara kamu dan Earl, okey!" ucap Belinda.
Wanita itu sedikit frustasi. Tidak tahu harus memakai cara apa agar putrinya paham. Dia pun menenangkan dirinya sesaat, lalu berupaya menjelaskan situasinya. Tapi Bella sudah lebih dulu mengatakan rencananya.
"Jika semua orang melihat aku tidur dengan Earl, mereka pasti akan menikahkan kami kan?" tanya Bella.
Belinda tertegun sebentar mendengar itu. Benar apa yang putrinya katakan. Apa yang bisa keluarga Sanders lakukan selain menikahkan mereka seandainya Bella dan Earl tertangkap basah tidur berdua. Dengan status Bella sebagai selebriti yang sedang naik daun, bukankah sangat mudah untuk mengundang media dan meminta mereka agar menyebarluaskan berita itu?
"Bagaimana, Ma? Masih ingin pergi?" tanya Bella.
"Sayang, mari kita lakukan sesuai rencana mu!" jawab Belinda.
Hari itu juga, Bella dan Belinda pun memikirkan strategi untuk menjebak Earl dalam sebuah acara. Tanpa tahu, jebakan itu akan membuat mereka menyesali perbuatan mereka seumur hidup.
.
.
.
"Apa dia marah?" batin Chloe.
Sore itu Chloe menyangga dagunya sembari memikirkan sesuatu. Sudah dua hari sejak dia membantu Earl mandi, selama itu pula Earl menjadi aneh. Sebelumnya, Earl selalu mengganggunya. Tapi sekarang tidak banyak yang dia katakan dan Chloe merasa kesepian.
Padahal, alasan Earl seperti itu adalah karena pria itu kelelahan. Selalu lembur dan mendapati Chloe sudah meringkuk di kasur saat dia pulang. Earl hanya ingin Chloe istirahat agar istri dan calon anaknya sehat. Tidak marah seperti dugaan Chloe hanya karena Chloe menolak bercinta hari itu.
"Haruskah aku menemuinya?" gumam Chloe.
Akhirnya Chloe pun menurunkan egonya, berinisiatif menemui Earl yang saat itu sedang berolahraga. Rencananya sih ingin meminta maaf, tapi begitu melihat Earl bermandikan keringat dia jadi lupa segalanya. Yang ada otak mesumnya malah mengingat kembali malam panas itu.
"Chloe Sanders, apa kamu tidak merasa terlalu dekat? Matamu bisa jatuh kalau melotot seperti itu!" batin Earl ketika Chloe diam-diam mengagumi otot perutnya dan melihat dari jarak dekat.
Earl yang gagal fokus pun menyudahi olahraganya. Memperbaiki posisinya sembari mengelap keringat yang membanjir di sekujur tubuh.
"James, tolong ambilkan air untukku!" pinta Earl selagi berpura-pura tidak menyadari keberadaan Chloe.
James pun menyerahkan sebotol air mineral pada Earl dan Earl segera meminum air itu. Tapi air itu langsung muncrat karena ada tangan nakal yang menari-nari di perutnya.
"Apa yang kamu lakukan, Chloe?" tanya Earl.
Dengan cepat, Earl menangkap tangan Chloe. Sementara Chloe yang melakukan itu tanpa sadar langsung kikuk seketika. Dia pun memutar otaknya agar Earl tidak besar kepala.
"Aku tidak sengaja menyentuh perutmu. Kenapa kamu marah?" sembur Chloe.
Wanita itu melepaskan tangannya dari genggaman Earl. Lalu melihat kearah lain untuk menyembunyikan wajahnya yang kembali merah. Earl yang tahu istrinya sedang merajuk pun membujuknya.
"Sayang, aku tidak marah. Aku hanya sedikit kaget. Kamu bisa menyentuhnya lagi," kata Earl.
Pria itu pun memulai aktingnya. Berpura-pura mencari tangan Chloe dan meletakkannya di perutnya lagi. Tapi malah cubitan super kecil dalam jumlah banyak yang dia dapat.
"Itu sakit, Chloe!" keluh Earl.
Pria itu meringis kesakitan. Tapi Chloe tidak menghiraukannya.
"Darimana kamu tahu aku yang menyentuhmu?" tanya Chloe.
Earl terdiam sesaat mendengar pertanyaan bodoh itu. Darimana dia tahu katanya? Hey, meskipun Earl sudah bisa melihat tapi Earl yang sekarang bisa mengenali Chloe meskipun matanya tertutup.
"Sayang, memangnya siapa lagi yang mau menyentuhku selain kamu?" jawab Earl.
Sungguh, jawaban itu cukup manis. Chloe bahkan sempat malu dibuatnya. Tapi senyum kecil itu langsung hilang begitu ingat bagaimana Cantika mencoba menggoda Earl malam itu.
"Mungkin Yasmine atau Cantika," jawab Chloe.
Earl memijit keningnya begitu nama-nama itu disebut. Lalu mulai pasrah saat Chloe memukuli perut dan dadanya. Chloe baru berhenti saat Davina datang dan memberitahu Earl bahwa ada undangan makan dari seorang produser terkenal yang harus dia hadiri malam itu.
"Apa yang kamu lakukan, Sayang?" tanya Davina.
"Tidak ada, Mommy!" jawab Chloe.
Chloe pun berhenti memukul Earl. Berpura-pura membantunya mengelap keringat untuk menyenangkan hati mertuanya. Davina yang tidak merasa curiga pun meminta Earl segera bersiap agar tidak terlambat.
"Earl, acaranya di mulai jam tujuh malam. Siap-siaplah!" kata Davina.
"Iya, Mom!" jawab Earl.
.
.
.
Malam harinya, Earl menghadiri jamuan makan ditemani James. Masih menggunakan kursi roda seperti biasanya sehingga tidak ada satupun yang curiga bahwa matanya yang buta telah sembuh.
Disisi lain, Bella yang saat itu melihat kedatangan Earl pun langsung menghampirinya untuk melancarkan aksinya.
"Earl, kamu datang sendirian. Mana Chloe?" tanya Bella.
Bukannya menyahut, Earl justru memikirkan alasan agar tidak terlibat pembicaraan dengan Bella. Sayangnya ponsel James berdering dan Bella segera memanfaatkan kesempatan itu dengan memasukkan obat ke minuman Earl selagi James sibuk mengangkat telepon.
"Earl Sanders, apa kamu masih bisa mengacuhkan ku setelah melewati malam yang panas denganku?" batin Bella.
Sementara itu disisi lain, Earl menggaruk lehernya seolah tak melihat apa-apa.
"Mau bersulang denganku?" tanya Bella.
James yang saat itu sudah selesai dengan panggilan teleponnya hendak melarang. Tapi Earl menahannya.
"Tentu!" jawab Earl.
Earl pun mengulurkan tangannya, tapi sengaja menjatuhkan sapu tangan miliknya. Baik James maupun Bella, keduanya kompak mengambil sapu tangan itu. Dan kesempatan itu digunakan Earl untuk menukar minuman itu sehingga Bella sendirilah yang meminum obat yang dia taburkan ke minuman Earl.
"Mau menjebak ku tepat di depan mataku? Kamu cari mati!" batin Earl.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments