"Sakit sekali!" keluh Earl.
Pria itu akhirnya siuman setelah mendapatkan perawatan dari dokter. Balutan perban tampak membalut beberapa bagian tubuhnya, termasuk kedua matanya.
"Earl, akhirnya kamu bangun juga!" kata Davina.
Davina, ibunda Earl sekaligus nenek Erick itu tampak khawatir. Dia pun bergegas mendekati putranya yang meraih perban di matanya.
"Jangan dibuka! Matamu terluka!" larang Jeremy, ayah Earl.
Tapi larangan itu Earl abaikan, dan begitu perbannya terlepas, Earl justru dikejutkan dengan pandangannya yang gelap.
"Mom, Dad! Kenapa semuanya gelap. Kenapa aku tidak bisa melihat apapun?" tanya Earl mulai panik.
Davina dan Jeremy yang terkejut saling pandang. Jeremy pun melambaikan tangannya di depan mata Earl yang ternyata tidak memberikan respon sama sekali.
"Mungkinkah putraku buta?" gumam Jeremy.
"Pa, cepat panggil Dokter!" kata Davina mulai panik.
Jeremy pun bergegas memanggil dokter. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, akhirnya dokter pun menyampaikan kabar buruk itu.
"Tuan dan Nyonya, mata putra Anda telah kehilangan fungsinya untuk melihat!" kata Dokter.
Earl Sanders, pria berusia 25 tahun itu tampak syok mendengar kata-kata dokter.
"Maksud dokter aku buta?" tanya Earl.
"Benar," jawab Dokter.
"Tidak mungkin!" sanggah Earl.
Dia masih sangat muda. Belum menikah dan masih banyak impian yang ingin dia wujudkan. Bagaimana boleh dia buta. Bagaimana cara Earl hidup tanpa bisa melihat. Dengan kondisinya yang cacat, bukankah dia hanya akan jadi bahan tertawaan?
"Dad, aku tidak mau menjadi pria cacat. Tolong lakukan sesuatu untukku!" teriak Earl.
Pria itu mulai tak terkendali. Amarahnya mulai naik, terlebih setelah mengingat peristiwa kemarin. Dia hanya sedang dalam perjalanan untuk menemui seorang klien. Lalu sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tiba-tiba menghantam mobilnya.
"Siapa orang itu, Dad? Siapa yang mengemudikan mobil itu?" teriak Earl.
"Dia, Chloe Adisty!" jawab Jeremy.
Earl tertegun sebentar begitu mendengar nama Chloe. Rahangnya mengeras, pun tangannya yang mengepal kuat. Meksipun Earl lupa bagaimana wajahnya, tapi Earl ingat betul siapa wanita itu. Dia adalah seorang wanita dibalik meroketnya bisnis Erick, satu-satunya keponakan yang dia benci setengah mati.
"Chloe, lihat saja! Aku pasti akan membalas perbuatanmu berkali-kali lipat dari ini!" gumam Earl.
Earl yang terpukul mulai mengamuk. Merusak apapun apa yang ada disekitarnya untuk meluapkan kemarahannya. Karena situasinya semakin tidak terkendali, Dokter pun menyuntikkan penenang sehingga Earl tertidur pulas.
"Dokter, pasti ada cara untuk menyembuhkan putraku kan?" tanya Jeremy.
"Bisa, asalkan kita mendapatkan donor mata," jawab Dokter.
"Kalau begitu, tolong bantu kami mendapatkan donor mata untuk putraku," pinta Jeremy.
.
.
.
PLAK
Tamparan keras mendarat sempurna di pipi Chloe. Pelakunya adalah Belinda, wanita paruh baya yang bergegas ke rumah sakit begitu mendengar calon menantunya terluka parah.
"Apa kamu sengaja menghancurkan pernikahan impian kakakmu, Chloe?" tanya Belinda.
Sebastian Earl Sanders, nyatanya pria itu memiliki identitas yang tidak biasa. Selain paman kecil Erick, sebenarnya dia juga calon kakak ipar tiri Chloe.
"Earl tidak mati. Mereka bisa menikah setelah Earl sembuh!" jawab Chloe.
"Tapi dia buta, Chloe! Buta!" teriak Belinda.
Bukan hanya memaki, Belinda juga menggertak meja kecil di sisi ranjang. Chloe yang sebelumnya tampak acuh langsung melongo begitu menyadari kesalahan fatal yang telah dia buat.
"B-buta?" tanya Chloe.
"Ya, dia buta. Dan itu semua gara-gara kamu!" jawab Belinda dengan meninggalkan toyoran di kepala Chloe.
Puas memarahi Chloe, Belinda pun enyah. Meninggalkan anak tirinya yang mulai panik karena telah merampas penglihatan Earl.
Usai menemui Chloe, Belinda langsung menemui Bella, kakak Chloe yang saat ini sedang mengintip Earl dari balik pintu.
"Ma, aku tidak ingin menikah dengannya!" kata Bella.
Menikah dengan Earl adalah impian Bella. Apapun Bella lakukan hanya untuk menarik perhatian Earl. Mendiang ayahnya rela melakukan apa saja agar Jeremy Sanders menyetujui tawaran perjodohan diantara mereka. Sontak saja penolakan Bella barusan membuat Belinda terkejut.
"Sayang, apa yang kamu katakan. Bukankah kamu sangat mencintai Earl?" tanya Belinda.
"Dia buta, Ma! Aku tidak mau punya suami buta!" jawab Bella.
"Sayang, Earl memang buta sekarang, tapi dengan kekayaan yang mereka miliki, tidak sulit bagi mereka untuk mencari donor mata untuk Earl!" kata Belinda.
Bagi Belinda, buta tidak masalah. Asalkan Earl punya uang, itu sudah cukup. Sejujurnya, Belinda malah bersyukur dengan kondisi Earl yang buta. Dengan begini, Earl tidak akan menolak perjodohannya dengan Bella lagi. Lalu Belinda dan Bella akan menjadi bagian dari keluarga Sanders dan tidak perlu takut kekurangan uang dimasa depan.
Sayangnya, angan-angan Belinda terlalu tinggi. Karena sebenarnya, bisnis Earl sedang lesu. Sangat berbanding terbalik dengan bisnis Erick yang kian meroket.
"Earl sudah bangkrut, Ma!" kata Bella.
"B-bangkrut?" tanya Belinda.
"Ya, Earl sudah bangkrut. Menurut kabar yang beredar, Tuan Jeremy bahkan sudah memilih Erick sebagai calon pewarisnya. Meskipun Earl bisa melihat lagi, tapi apa gunanya kalau dia jatuh miskin!" jawab Bella.
"Kamu serius, sayang?" tanya Belinda.
Bella mengangguk, "Pikirkan sebuah cara, Ma! Aku tidak ingin menikah dengan Earl. Jika aku harus menjadi menantu Sanders, Erick lah yang pantas menikah denganku, bukan Earl!" pinta Bella.
Belinda tampak berpikir keras. Memikirkan cara agar Bella terbebas dari perjanjian pernikahan dengan Earl. Tanpa menyadari bahwa Jeremy dan Davina mendengar semua obrolan mereka.
"Oh, jadi selama ini mereka hanya menginginkan harta kami?" gumam Jeremy.
Pria tua itu tersenyum tipis. Bersyukur masih sempat melihat ini sebelum ada pernikahan antara Earl dan Bella. Sementara Davina, dia tidak begitu peduli karena lebih memusingkan masa depan Earl.
"Kelak, siapa yang mau menikah dengan putra kita, Pa?" tanya Davina.
Donor mata memang bisa menyembuhkan Earl, tapi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan donor itu? Dan selama Earl buta, bagaimana kalau ada orang jahat yang mencoba mencelakainya.
"Sayang, jangan mencemaskan hal itu. Aku sudah mendapatkan pengantin untuk putra kita!" jawab Jeremy.
"Siapa?" tanya Davina.
"Siapa lagi. Tentu saja Chloe Adisty!" jawab Jeremy.
Davina sangat terkejut. Chloe adalah kekasih Erick. Selain itu, hubungan Earl dan Erick tidak cukup baik. Apa yang akan Erick lakukan begitu tahu calon istrinya dirampas Earl.
"Itu tidak mungkin, Pa!" kata Davina.
"Kenapa tidak mungkin?" tanya Jeremy.
Berbeda dengan Davina yang tampak cemas, Jeremy justru sangat tenang. Sebagai seorang konglomerat, tentu saja dia menyebar begitu banyak mata-mata untuk mengawasi dua putra dan satu cucunya. Tidak ada yang tidak diketahui oleh Jeremy, termasuk kisah cinta Erick dan Chloe.
Awalnya, Jeremy merasa sayang karena gadis seperti Chloe malah bertunangan dengan Erick. Tapi, setelah tahu Erick memutuskan hubungan dengan Chloe dan Chloe membuat Earl buta, Jeremy punya alasan yang kuat untuk menikahkan Earl dengan Chloe.
"Chloe itu tunangan Erick. Bagaimana mungkin Chloe dan Earl menikah," jawab Davina.
"Mereka sudah putus," jawab Jeremy.
"Benarkah?" tanya Davina dengan mata berbinar.
"Kenapa ekspresimu seperti itu. Kamu senang kan karena Earl dan Chloe akan menikah?" tanya Jeremy.
"Sayang, darimana kamu tahu?" tanya Davina malu-malu.
"Tidak ada yang bisa kamu sembunyikan dariku, sayang!" jawab Jeremy.
Sepasang lansia itu pun bergandengan tangan. Lalu menghampiri Belinda yang masih kebingungan. Tentu saja tujuannya untuk menawarkan kesepakatan yang pastinya akan disetujui oleh Belinda.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments