Diceraikan Erick rupanya belum cukup untuk membuat Sheilla sadar akan kesalahannya. Karena hari itu, tepatnya setelah Sheilla angkat kaki dari rumah Erick, dia langsung pergi menemui Bella. Tujuannya adalah untuk memberitahu Bella bahwa Earl tidaklah bangkrut seperti rumor yang beredar selama ini.
"Kamu serius?" tanya Bella.
"Apa aku terlihat seperti seorang pembohong?" tanya Sheilla.
Wanita itu menyeruput kopinya dengan anggun. Sementara Bella sibuk mengaduk minumannya sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan. Bagaimanapun juga Earl adalah mantan tunangannya. Alasannya enggan menikah waktu itu adalah adanya kabar soal Earl yang nyaris bangkrut.
Beruntung Chloe menabrak Earl sampai buta sehingga Bella tidak perlu repot mencari alasan untuk membatalkan pertunangan. Dan sekarang, begitu Sheilla memberitahunya bahwa bisnis Earl semakin meroket, Bella tidak bisa menahan keinginannya untuk kembali mengejar Earl.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang. Yakin membiarkan Chloe tetap menyandang status sebagai nyonya Earl?" tanya Sheilla.
Sheilla sudah hancur sekarang. Kehilangan statusnya sebagai menantu Sanders yang terhormat dan menjelma menjadi kupu-kupu malam di bawah kendali Boy. Dia tidak ingin hancur sendirian, dia ingin Chloe juga merasakan apa yang dia rasakan. Makanya dia memanfaatkan Bella dan ibunya untuk memuluskan rencananya.
"Tentu saja tidak. Tapi aku harus membahas masalah ini dengan ibuku terlebih dulu," jawab Bella.
"Bagus!" puji Sheilla.
Dua wanita itupun bersulang. Menikmati beberapa botol anggur setelah menyusun puas rencana untuk menghancurkan Chloe.
.
.
.
Dua minggu kemudian
Setelah melakukan operasi dan melewati serangkaian perawatan, akhirnya mata Earl kembali pulih. Perban di matanya sudah di lepas dan 'sempurna' adalah kata yang dia ucapkan ketika melihat foto istrinya.
Hari ini adalah hari kepulangannya ke tanah air. Saat ini dia tengah duduk di pesawat, mengetuk-ngetukan jarinya ke meja pesawat karena tidak sabar ingin segera bertemu Chloe.
"Tuan, silahkan!" kata James setelah mereka turun dari pesawat.
Earl yang tampil gagah dengan balutan pakaian serba hitam melirik kursi roda yang James sediakan. Gengsi rasanya harus duduk di kursi roda itu lagi, tapi begitu mengingat misinya dia pun langsung duduk diatasnya.
"Kenapa dia belum keluar juga?" tanya Chloe.
Maklum, pesawat yang ditumpangi Earl sudah mendarat sejak dua puluh menit yang lalu dan Chloe masih belum melihat batang hidung suaminya. Jujur saja Chloe mulai bosan menunggu.
"James bilang dia baru saja mengambil bagasi," jawab Bob sembari memeriksa jam di tangannya.
Yah, dua orang itu masih setia menunggu Earl. Padahal di dalam sana Earl dan James sengaja tidak langsung keluar untuk memperhatikan mereka.
"Tunggu, James! Tolong berhenti sebentar!" pinta Earl.
Earl tampaknya ingin mengintip Chloe yang berdiri tidak jauh dari pintu kedatangan.
"Apa dia selalu memakai pakaian seperti itu selama ini?" tanya Earl.
Maklum, Chloe hanya mengenakan jeans pendek dengan atasan yang memperlihatkan pusar serta perutnya yang sedikit membuncit.
"Iya, Tuan!" jawab James.
"Dan kamu tidak pernah memberitahuku?" protes Earl saat menyadari aurat istrinya yang berharga telah dilihat banyak orang tanpa sepengetahuannya.
Sontak saja reaksi Earl yang cukup berlebihan membuat James sedikit kikuk. Seingatnya, dulu Earl tidak pernah marah meskipun Yasmine menggunakan bikini sekalipun. Jadi kenapa sekarang pria itu marah hanya karena Chloe memakai celana pendek?
"Tapi Anda tidak mengatakan kalau saya juga harus melaporkan pakaian apa yang Nona Chloe kenakan, Tuan!" bela James.
Pria itu agaknya sedikit dongkol. Karena tidak ingin diomeli lagi, James pun segera mendorong kursi roda tuannya agar pria itu berhenti mengoceh.
"Itu mereka!" kata Bob begitu melihat James.
Chloe pun menoleh. Menyambut kedatangan suaminya dengan ekspresi biasa.
"Sayang, aku pulang!" kata Earl.
Jangankan menyambutnya dengan romantis, Chloe malah melengos sembari melihat kearah lain.
"Sayang, aku baru pulang. Apa tidak ada pelukan untukku?" tanya Earl lagi.
Jujur saja, jika bukan karena permintaan mertuanya Chloe enggan menjemput Earl. Berhubung pria itu selalu mengadu apapun yang dia lakukan, akhirnya Chloe pun memberikan pelukannya secara cuma-cuma dan langsung melepasnya.
"Cepatlah, daddy dan mommy sudah menunggu di rumah!" kata Chloe.
Wanita itu berjalan mendahului James. Sesekali melirik Earl yang sebenarnya terus memperhatikan Chloe dari balik kacamata hitam yang dia kenakan.
"Dia lucu sekali," gumam Earl.
"Apa hanya perasaanku. Kenapa dia semakin tampan?" gumam Chloe sembari memijit kening.
Setelah menempuh perjalanan kurang dari setengah jam, mereka pun sampai rumah. Bob sigap membantu Earl keluar dari mobil sementara James sibuk mengarahkan pelayan untuk memindahkan barang bawaan. Kesempatan itupun dimanfaatkan Chloe untuk mengorek informasi dari James.
"Katakan, apa yang dia lakukan dua minggu ini?" tanya Chloe.
"Tidak ada, Nona!" jawab James.
Pria itu sedikit grogi, takut Chloe mengetahui bahwa Earl telah melakukan operasi secara diam-diam.
"Lalu kenapa dia semakin tampan begitu. Tidakkah dia melakukan perawatan?" lanjut Chloe.
"Tidak!" jawab James.
Setelah mengatakan isi hatinya, Chloe pun masuk ke rumah. Sementara Earl yang penasaran langsung mendekati James.
"Apa yang dia katakan?" tanya Earl.
"Nona Chloe bilang Anda semakin tampan, Tuan!" jawab James.
"Dasar bodoh. Apa dia baru sadar hari ini kalau aku ini tampan?" keluh Earl.
Tampak mengeluh, tapi seulas senyum terukir di sudut bibirnya. Dan berkat pujian itu, Bob dan James akhirnya mendapat rejeki nomplok karena Earl langsung menaikkan gaji mereka.
"James, Bob, mulai hari ini gaji kalian aku naikkan dua kali lipat!" lanjut Earl.
.
.
.
"Bagaimana, Earl. Sudah bisa melihat?" tanya Davina.
Wanita itu bertanya dengan suara pelan agar Chloe yang sedang menikmati secangkir teh tidak mendengar apa yang mereka katakan.
"Eum," jawab Earl.
Pria itu mengangguk. Menurunkan kacamata yang dia kenakan sembari mengedipkan matanya ke arah sang ibu.
"Syukurlah. Mommy senang kamu bisa melihat lagi," kata Davina sembari memeluk putra bungsunya.
"Mana daddy, Mom?" tanya Earl menyadari sang ayah tak kunjung menyambut.
"Daddy masih menemui tamu spesial," jawab Davina.
"Oh!" kata Earl.
Rupanya pria itu tidak tertarik membahas tamu spesial yang dibicarakan ibunya. Karena baru saja menempuh perjalanan panjang, Earl pun pamit ke kamar untuk beristirahat. Sementara Davina langsung menghampiri Chloe dan memberikan sedikit wejangan agar Chloe merubah sikapnya pada Earl.
"Sayang, bisakah mommy minta tolong?" tanya Davina.
"Apa itu, Mom?" tanya Chloe.
"Tolong jangan terlalu keras pada Earl. Sesekali, tolong perhatikan dia. Bisa kan?" pinta Davina.
Davina tahu benih-benih cinta mulai tumbuh pada Earl. Tapi Davina juga sadar bahwa Chloe selalu mengabaikannya. Makanya Davina meminta Chloe agar merubah sikapnya. Barangkali dengan begitu mereka akan akur dan saling mencintai. Sayangnya Chloe salah mengartikan maksud ibu mertuanya itu. Mengira dia harus merawat Earl karena pria itu buta karenanya.
"Iya, Mom!" jawab Chloe.
Chloe yang salah paham pun segera menyusul Earl ke kamar. Tapi Earl tidak ada disana karena pria itu sibuk melihat bayangan dirinya selagi menyikat gigi. Sepertinya pria itu sedikit terganggu dengan penurunan masa ototnya karena jarang berolahraga sejak dia buta.
"Baiklah, aku akan mulai olahraga besok!" tekad Earl.
Earl pun menyudahi sikat giginya. Siap melepas satu-satunya handuk yang melilit tubuhnya untuk mandi. Sayang semuanya terhenti karena Chloe membuka pintu kamar mandi yang lupa dia kunci.
"Siapa?" tanya Earl.
Terkejut dengan kedatangan Chloe yang tiba-tiba. Untungnya dia masih sempat berakting layaknya pria buta.
"Ini aku," jawab Chloe.
Tanpa banyak bicara, Chloe langsung menarik Earl agar pria itu duduk. Berdiri di depannya dan mengguyur Earl menggunakan air hangat.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Earl.
"Membantumu mandi," jawab Chloe.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
kembang kopi
🤗🤗🤗 pasti dalam hati Earl berbunga bunga dimandikan Chloe 🤭
2023-08-22
0