episode 10

Aku nggak habis pikir sama suamiku, apa sih kekurangan aku dan juga keluarga ku?.

Aku bukanlah orang miskin, saudara ku ya selalu peduli padanya, dan yg selalu membantu menyumbangkan sejumlah uang saat dia kesusahan dan membutuhkan sesuatu.

Tapi nyatanya apa? Dia lebih memilih perempuan yg tidak jelas asal usulnya, dia menikahi perempuan itu dengan cara yang hina, dan dari pernikahan keduanya mereka di karuniai seorang anak perempuan yg hina, dan dua laki laki yg tidak bermoral, suka judi, suka mabuk mabukan, bahkan menurut kabar yg Laura dapatkan, kedua anak laki lakinya Rani sering masuk jeruji besi hanya karna mencuri ayam warga dan juga mencuri tabung gas di warung warung yg penjaganya lengah, astaghfirullah, semoga anak anakku di jauhkan dari sifat tercela seperti mereka.

"Ma, kak Laura mau beli apa sih? kok pake naik mobil segala biasanya juga pake motor beat,"

Celetuk zain tiba sembari memainkan bibirnya.

"Ya kan ada adek adeknya yg ikutan, gimana si?" Sahutku menoleh ke arahnya yg tengah mencebikkan bibirnya.

"Tadi kenapa kamu nggak ikut sekalian biar nggak kepo begini?" Imbuhku yg semakin membuatnya memanyunkan bibirnya.

"Zain kalau jalan sama kak Laura nanti mawar marah ma, katanya, nggak mungkin kakak adek kalau kemana mana selalu berdua, aku malu juga nggak enak sama keluarganya. " Sahutnya panjang lebar sembari membuang nafasnya kasar.

"Halah! memang pacarmu itu yg terlalu alay, lihat kamu jalan sama kakakmu aja dia cemburu, apalagi lihat kamu jalan sama perempuan di luar sana yg lebih cantik darinya, haduuh bisa pingsan nanti dia. " Sahutku sebal dengan tingkah zain yg selalu memanjakan pacarnya yang nggak jelas itu.

"Nyari perempuan buat pasangan sehidup semati itu ya yg bisa melihat keadaan!, bukan yg cuma bisanya cemburu buta, marah marah tanpa sebab, mana nggak pernah mau datang ke rumah calon mertuanya lagi, hadeuuh.." Keluhku sembari menyandarkan punggung ke sandaran sofa, zain hanya bisa memijit pelipisnya saat mendapat omelan dariku, hah biarkan saja, biar dia bisa berpikir lebih jauh.

"Lihat tuh kak Laura!, kedudukannya di PT bagus, punya konfeksi celana jeans, mobil bagus meskipun pemberian dari ayah angkatnya, toh dia masih santai santai aja tuh, nggak mikir mikir buat pacaran dulu. " Ujarku kembali.

"Kak Laura itu bukan nggak mikir buat pacaran, hanya saja sudut pandang terhadap laki-laki di luar sana itu seperti sudut pandangnya ayah emil, mereka menilai laki-laki di luar sana tidak bisa membahagiakan wanitanya, mama sadar nggak si, kak Laura itu terlalu angkuh, semua laki laki itu di pandang rendah olehnya termasuk papa yg nggak berguna itu. " Ucap zain panjang lebar menunjukkan penilaiannya terhadap Laura, tidak bisakah dia melihat sisi baiknya Laura yg selalu peduli terhadap orang lain?

Aku berdecak kesal mendengar perkataannya tadi

"Iya, mama memang tau betul kakakmu itu, tapi mama nggak bisa berbuat apa-apa, secara yg dia nilai memang kenyataannya begitu, hei zain bukalah matamu lebar lebar, kakakmu itu perempuan yg sangat baik, peduli dengan orang lain, hanya saja wataknya yg terlalu keras dan angkuh yg membuat orang lain sungkan kepadanya." Ujarku panjang lebar, zain menganggukkan kepalanya namun matanya masih menatap lurus ke depan, entah apa yg tengah di pikirannya sekarang.

Beberapa saat kemudian terdengar deru mobil dari luar rumah, ah Laura sudah kembali rupanya.

"Banyak banget? " Ujarku setelah melihatnya keluar dari mobil sembari menenteng dua plastik besar berisi enam boks makanan di dalamnya.

"Ya sesuai penghuni rumah ini. " Sahutnya singkat seraya memberikan dua kantung plastik tersebut kepada ku.

Dia beranjak membuka pintu garasi lalu kembali masuk ke mobilnya untuk di masukannya kedalam garasi.

Aku menenteng dua plastik tersebut ke dalam rumah lalu meletakkannya ke atas meja makan.

Aku melangkah ke arah wastafel untuk mencuci kedua tanganku, lalu kembali ke meja makan.

"Ma nanti kalau kakak liburan kita ikutan ya, katanya kak Laura mau pergi ke Bali naik mobil tadi. " Teriak daren dan saham bersamaan sembari berlari kearah meja makan dengan menenteng plastik berisi pop ice coklat kesukaannya.

"Yang bener aja dari pekalongan ke Bali naik mobil!!!" Ucapku keheranan.

"Kenapa? Toh sama sama ntar juga sampai ke bali." timpal Laura enteng, apa dia pikir nggak capek mengemudi sampai ke Bali?

Aku tak menanggapi ucapannya lagi, aku lebih memilih membuka boks nasi yg baru saja di beli oleh Laura.

"Katanya ayam geprek? , ini mah namanya ayam penyet Laura! " Protes ku kala tidak mendapati ayam geprek seperti yg di rencanakannya sebelum pergi.

"Nah tuh tanyain dua bocah itu! " Timpal Laura menunjukkan jarinya ke arah Darren dan sahim.

Aku menoleh ke arah dua bocah tersebut yang tengah mencubit daging ayam di depannya.

"Sama aja ma, sama sama di Geprek." Sahut keduanya bersamaan membuatku dan kedua kakaknya menepuk jidat seketika.

Kami memulai makan dengan diam, tidak ada sedikitpun obrolan yg menyertai acara makan malam ini, kedua bochil terlihat sangat menikmati makanan mereka, sedangkan Laura makan seperti orang kelaparan yg tidak makan selama beberapa hari, entah apa yg memasukinya, lain halnya sama zain yg memilih makan sambil main HP, kebiasaan dia seperti itu membuat waktu makannya dua kali lipat lebih banyak dari kami.

Selesai makan, Laura mengambil aqua dingin dari dalam kulkas lalu menuangkan ke dalam gelas dan di serahkan untukku, beginilah dia, selalu melayani ku dengan baik saat di meja makan, berbanding terbalik dengan zain yg hanya mementingkan perutnya sendiri.

Tiba tiba pintu kamar belakang terbuka, keluarlah suamiku menghampiri kami ke meja makan dengan menundukkan kepalanya, tanpa sepatah katapun dia mengambil boks makanan untuknya lalu membawanya ke dalam kamar kembali.

"Namanya juga dedemit ya nggak akan makan sama manusia. " Celetuk Laura membuat semua yg berada di meja makan terbahak-bahak bahkan zain sampai tersedak akibat mendengar ucapannya.

"Kakak ini bikin tersedak aja!" Cetus zain sembari menyambar botol aqua di atas meja lalu meneguknya tanpa menuangnya ke dalam gelas terlebih dahulu.

"Hahaha." Tiba tiba Laura tertawa terbahak bahak, kebiasaannya sejak kecil yg selalu ketinggalan kalau tertawa membuat kami kembali terbahak bahak melihatnya.

"Kak Laura itu ketinggalan Ketawanya!, bikin aku sakit perut aja. " Ujarnya sembari memegangi perutnya

"Iya tuh kebiasaan! " Cetusku membuat Laura nyengir kuda.

"Kak kalau ketawa itu bareng bareng, jangan pas kita udah selesai ketawa baru nyusul, kan kita jadi ngetawain kakak. " Ucap zain masih dengan memegangi perutnya

"Aku tuh nggak bisa langsung ketawa aja tau, harus mikir mikir dulu. " Sahut Laura yg membuat kami kembali terbahak bahak

"Kamu itu Laura kebanyakan mikir tau nggak, mau ketawa aja mikir mikir dulu!" Ujarku seraya mendorong pelan pundaknya.

"Ah mama sih nggak tau, dulu temen aku ada yg lebih telat ketawanya, kan yg denger jadi ngetawain dia. " Ucap Laura polos

"Ya temen kamu itu berarti sama kayak kamu, kalau ketawa terlambat kan jadi di ketawain yg lainnya. " Ucapku yg berhasil membuatnya terbahak bahak.

"Iya deh, kalo ada yang lucu nanti tak usahain buat ketawa bareng." Ucapnya masih dengan cengengesan.

Tiba tiba ponsel Laura berdering membuat kami terdiam menatap ke arah Laura.

"Halo ayah. " Ucap Laura tanpa salam.

("Laura serius mau liburan ke bali? ") Tanya emil dari sebrang sana.

" Ya nggak tau juga sih, pokoknya nanti ayah datang ke rumah!, bawa mobil Laura ke bengkel biar di service, soalnya mau di bawa jalan jalan agak jauh. " Sahut Laura panjang lebar, aku sampai menganga mendengarnya, apa nggak salah dia nyuruh ayahnya yg super sibuk itu untuk ke bengkel buat service mobil?.

(" Laura bawa sendiri dong, masa mobil sendiri nyuruh ayah buat bawa ke tukang service? ") Sahut emil terdengar seperti keberatan.

"Males nungguin di bengkelnya yah, lama banget. " Sahut Laura memelas

(" Ya udah deh nanti ayah sempetin, udah dulu ya. ") Sahut emil lalu mematikan sambungan telfonnya.

" Emang kamu kenapa kalau pergi ke bengkel sendirian?" Tanyaku

"Malas." Sahutnya sembari meraih gelas berisi air putih di atas meja lalu meneguknya hingga tandas.

Aku dan juga zain hanya bisa menggelengkan kepala tidak percaya dengan tingkahnya.

Terpopuler

Comments

Sri Fauziahanwar

Sri Fauziahanwar

enak bngt laura punya ayah angkat yg super baik!!

2023-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!