SUKI

SUKI

01. Miss Uki

Suki bukan artis kelas.

Suki bukan anak organisasi.

Suki bukan pegurus kelas.

Suki bukan anak OSN.

Suki bukan anak FLS2N.

Suki bukan anak cupu, apalagi anak nakal.

Tapi Suki adalah Suki. Dia anak biasa yang tidak bisa dideskripsikan apa istimewa dan kekurangannya.

Suki hanya terlalu biasa.

Terlalu datar sehingga tak ada naik atau turun, lurus. Bukannya Suki tidak niat hidup, namun prinsip dan tingkah lakunya memang sudah seperti itu.

Suki tak bisa mengubah ataupun diubah.

Hingga saat ini, Suki masih hidup lurus. Semuanya dilakukan sesuai aturan dan keinginannya. Suki tidur jam delapan malam dan bangun jam empat pagi. Selalu membawa bekal dan membawa uang pas. Punya jadwal keramas dan makan es, dan hal lainnya.

Mungkin terlihat membosankan, tapi Suki benar-benar menikmati hidupnya yang lurus ini.

Hari ini hari Senin kedua di semester pertamanya menginjak kelas sebelas. Semuanya masih lancar dan Suki tak mendapat masalah yang membuat hidupnya rumit.

Suki berangkat pukul enam lewat sepuluh seperti biasa dengan diantar Grab andalannya.

Pelataran depan gerbang masih lumayan sepi saat Suki tiba. Hanya ada beberapa anak rajin yang Suki hafal mukanya, namun tidak dengan namanya. Ada juga OSIS yang kebagian piket dan beberapa staf kebersihan sekolah.

Suki lanjut berjalan melewati lapangan Voli menuju kelasnya, 11 MIPA 2 sambil memakai earphone, mendengarkan kombinasi suara dari Seventeen. Langkah kecil Suki baru membuatnya tak sampai dua perdelapan lapangan saat tiba-tiba sebuah tas melayang melewati tepat di depan wajahnya yang membuat Suki melotot kaget dan berhenti.

"JAGAIN TAS GUE, LIK!" teriak sebuah suara dari lapangan yang masih bisa Suki dengar.

Suki menoleh ke lapangan. Di sana ada dua orang lelaki yang sedang bertengkar. Mereka saling memukul pipi satu sama lain, kadang yang satu menjotos perut yang lain. Suki hanya menonton tak bisa berkutik.

Suki seperti melihat film aksi secara langsung saja.

Mereka juga terlalu cepat. Pukul pipi kanan, tendang perut, saling menyerunduk. Kadang mengumpat dan mengiris.

Jam yang masih pagi membuat keberadaan mereka tak ditemukan dan tak ada orang yang menghentikan mereka.

Suki tidak bisa bergerak, kaki tiba-tiba kaku. Suki tak bisa berkata, lidahnya tiba-tiba kelu seolah ada yang menahan.

Apa gue datang terlalu pagi? Apa harusnya tadi gue lari aja? Batin Suki kebingungan. Lama ia menonton perkelahian itu, tanpa sadar ia memungut tas tadi dan memeluknya erat, lalu berlari secepat mungkin menuju kelasnya, meninggalkan lapangan tempat dua orang tadi berkelahi.

Suki tak mau terlibat dan membuat semuanya jadi ribet. Suki hanya harus berada di belakang garis, tak terekpos dan sebisa mungkin tersembunyi dari segala yang jahat.

Keringat sudah menghiasi pelipis Suki saat dia masuk ke kelasnya yang masih sepi. Helaan napasnya yang terengah terdengar jelas.

Saat Suki sampai di mejanya, dekat jendela dan paling belakang, ia baru sadar bahwa ia membawa sebuah tas asing. Dan begitu ia melihat jendela, terlihat pemandangan lapangan yang sudah diisi oleh beberapa anak dan penjaga sekolah serta guru.

Suki tersentak melihatnya. Namun begitu bersyukur saat jalan yang ia pilih benar.

Lari dan tak terlihat.

Baru saja sebentuk senyum muncul di wajah Suki, raut kaget dan was-was menggantikannya.

Tas asing itu ada di atas meja Suki.

*

Pikiran Suki tidak sinkron dengan dunia nyata selama beberapa jam pelajaran berlalu. Teman-temannya sempat bertanya tas milik siapa yang ia bawa, namun Suki menggeleng cepat dan menjelaskan bahwa mereka tak perlu ambil pusing.

Suki tak ingin kena masalah seandainya di tas ini ada barang-barang tawuran dan jika mereka serta guru-guru tau, bisa mati Suki.

Seharusnya Suki tidak memungut tas ini sehingga tak perlu jadi seperti ini. Masalahnya Suki tak tau pemilik tas ini dan ia terlalu khawatir untuk tidak memikirkan resiko dari eksistensi tas ini di mejanya.

Peringai Suki memang suka berlebihan dalam menghadapi masalah kecil, maka pikiran bahwa pemilik tas ini adalah berandal, membuat Suki berkeringat dingin.

Mungkin saja orang tadi kini berada di ruang BK dan mendapat poin buruk. Suki tak mau ketularan poin buruk jika berinteraksi dengannya.

Suara bel tanda jam istirahat pertama membuat lamunan Suki buyar dan sadar anak-anak sudah berisik ke kantin. Suki menghela napas dan mengalihkan pandang ke lapangan, di mana terdapat firasat bahwa si pemilik tas ini ada di sana.

Namun, firasat Suki salah. Orang wajahnya aja gatau, masa bisa langsung menemukannya.

Lagi, Suki menghela nafas, mengambil kotak makannya dalam tas dan meletakkannya di atas meja. Suki bukan tidak punya teman ke kantin, tapi ia lebih suka sendirian dan makan makanan dari rumah. Lebih sehat dan terjamin.

Menu makannya tak jauh dari brokoli, wortel, telur rebus, sayap pedas, nasi goreng, mie goreng, martabak telur, martabak mie, telur mata sapi dan ayam goreng. Tak banyak yang bisa Suki masak sendiri, tapi dia puas dengan hari ini memakan nasi goreng dengan serpihan sosis, telur, wortel, otak-otak dan kecap.

Porsinya biasa karena Suki tak bisa diet ataupun over. Kalau ngemil, Suki bisa banyak sambil nonton atau streaming.

Kelasnya tidak terlalu sepi karena ada beberapa yang mengerjakan tugas untuk jam berikutnya, ada yang baca novel dan yang lainnya main ponsel. Suki biasa makan sepuluh menit dan setelah itu minum kemudian demus sampai masuk lagi.

Namun, saat tiga menit menjelang bel berbunyi dan anak-anak kelas hampir semuanya ada di kelas, tiba-tiba ada lima lelaki asing di mata Suki masuk kelas dengan lagak berandal.

Suki melotot kaget dan segera melepas earphonenya. Ia melihat Selena di ambang pintu, mungkin hendak masuk namun tak jadi karena ada lima lelaki ini yang seperti punya pengaruh, karena anak-anak kelas juga diam.

"Ekhm," mulai seorang lelaki berjaket merah duduk di atas meja. Sementara empat lainnya mulai berpencar mendominasi kelas seperti mencari sesuatu. "Kita minta waktunya sebentar. Kalau kita kerjasama, gue yakin nggak ada yang bakal dirugikan."

Lelaki itu tersenyum manis, tapi membuat Suki merasakan aura jahat. Pasti mereka adalah salah satu dari yang tadi berkelahi.

Suki meneguk ludah.

Pasti mereka mencari tas ini.

Suki makin berdebar saat seorang lelaki bergelang tengkorak mendekati mejanya. Ia melirik Suki dingin, kemudian menoleh pada lelaki jaket merah di meja guru di depan sana.

"Lik," katanya memanggil si jaket merah.

Lelaki berjaket merah itu melompat dari meja guru dan menghampiri meja Suki. Membuat Suki hampir kehabisan nafas sementara anak-anak kelas melihatnya was-was serta penasaran.

"Hm," gumam si jaket merah melihat tas di atas meja Suki. Lalu ia melirik Suki datar. "Lo gak liat isinya kan?"

Suki menggeleng cepat hingga beberapa rambutnya kusut dan acak-acakan ke depan.

Si jaket merah tertawa kecil. "Yakin?"

Kini Suki mengangguk kelewat cepat dan kaku. Ini pertama kalinya Suki dikerubungi dua lelaki asing bertampang berandal. Suki sudah *** roknya kelewat kuat hingga buku-buku jari tangannya memutih.

"Ck," decak si jaket merah sambil membasahi bibirnya, lalu ia duduk di kursi kosong di depan meja Suki, mengintip wajah Suki yang menunduk. "Jangan takut, anggap temen aja. Kita bukan orang jahat."

Perlahan, Suki mengangkat kepalanya, menatap wajah si jaket merah dengan ragu.

Senyum lebar muncul di wajah lelaki itu. "Gitu dong. Btw, makasih ya udah bawain tas ini," katanya berubah ramah. Matanya menyipit mencoba membaca tulisan kecil di sampul buku Suki di sebelah tas.

"Uki," katanya tersenyum lebih lebar, kemudian berpaling pada mading di belakang kelas. "11 IPA 2."

Ia bangkit berdiri dan mengambil tas hitam di atas meja Suki kemudian melirik empat temannya. "Ayo, To, Ri, Vi, balik ke kelas. Pelajaran Pak Oka."

Setelah itu, Suki hanya mampu melihat punggung-punggung asing itu keluar kelas. Begitu mereka hilang, kelas kembali bersuara dan Suki dilontari banyak pertanyaan membingungkan yang ia tidak tahu jawabannya.

Banyak sekali yang Suki bingungkan.

Tapi satu yang Suki sadari, lelaki berjaket merah tadi tidak bisa mengenali huruf S.

*

Terpopuler

Comments

Naufal Tan Arsenio

Naufal Tan Arsenio

keren ..awal yg bagus..jarang nemu penulis yg apik dan kata2nya bagus

2023-06-05

0

~YanSin~

~YanSin~

Rutinitas Suki mirip gw 🤣

2023-05-24

0

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Mampir ni Thor..🖐️💪👍

2022-12-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!