Suci Tak Lagi Suci
Nasib malang telah menimpa Suci Pratiwi, gadis cantik berusia 20 tahun, tepat pada malam sebelum acara pernikahannya diselenggarakan.
Sebelum kejadian naas menimpa Suci, Suci pamit kepada Ibunya untuk mengambil kebaya yang besok akan ia kenakan pada acara pernikahannya dengan kekasihnya yang bernama Rian.
Rian dan Suci sudah berpacaran selama tiga tahun, dan Suci begitu bahagia karena akhirnya impian Suci untuk menikah dengan Rian akan segera terwujud.
"Bu, Suci ngambil dulu pakaian yang besok mau Suci gunakan untuk akad ya."
"Nak, ini sudah malam, sebaiknya Suci menyuruh oranglain saja yang mengambilkannya," ujar Bu Asih, yaitu Ibu kandung Suci.
"Bu, kasihan yang lain baru saja pulang untuk beristirahat setelah seharian mempersiapkan acara pernikahan Suci."
"Nak, tapi pamali kalau calon pengantin ke luar malam-malam begini."
"Bu, Suci juga pergi cuma sebentar kok, lagian rumah penjahit nya juga tidak terlalu jauh. Jadi, Ibu tidak perlu khawatir."
"Tapi Nak, perasaan Ibu tidak enak, apalagi tadi kebaya yang akan Suci gunakan tiba-tiba robek tanpa sebab."
"Bu, Ibu jangan terlalu banyak pikiran ya, Suci tidak mau penyakit jantung Ibu sampai kambuh, apalagi hanya Ibu yang Suci miliki di Dunia ini setelah Bapak meninggal dunia."
"Ibu juga hanya memiliki Suci, jadi Ibu tidak mau Suci sampai kenapa-napa. Apa sebaiknya Ibu antar Suci saja?"
"Tidak perlu Bu, kondisi kesehatan Ibu sedang tidak baik, kalau terkena angin malam takutnya malah semakin memburuk. Sebaiknya sekarang Ibu istirahat saja ya," ujar Suci dengan mencium punggung tangan Bu Asih sebelum pergi.
Setelah mengucapkan Salam, Suci melajukan motornya menuju rumah tukang jahit yang kebetulan hanya berbeda kampung saja.
Suci tinggal di Desa terpencil, sehingga masih banyak hutan pinus yang harus Suci lewati untuk sampai di kampung sebelah.
"Duh, kenapa sih motornya pake mogok segala? mana mogoknya jauh dari rumah warga lagi," gumam Suci, karena tiba-tiba motor yang Suci kendarai mogok di tengah jalan.
Saat ini Suci terlihat kebingungan karena tidak ada satu kendaraan pun yang lewat di jalan tersebut, sampai akhirnya terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan Suci.
"Kenapa motornya, mogok ya?" tanya seorang pria tampan yang mengendarai mobil.
"I_iya Mas," jawab Suci dengan gugup.
Setelah pengendara mobil memberikan kode kepada tiga orang temannya, keempat penumpang mobil pun turun untuk menghampiri Suci.
"Mau apa kalian?" tanya Suci dengan
gemetar ketakutan ketika melihat tatapan lapar keempat pria yang saat ini berada di hadapannya, apalagi Suci mencium aroma alkohol pada keempat pria tersebut.
"Sebaiknya kamu ikut kami, dan kita akan bersenang-senang, kami jamin, kamu pasti akan ketagihan," jawab salah satu pemuda dengan memegang dagu Suci.
"Lepaskan tangan kotor kalian, karena aku bukan perempuan murahan," teriak Suci.
Salah satu pemuda bernama Arya langsung membungkam mulut Suci menggunakan sapu tangan yang ia ambil dari saku celananya, karena Arya dan ketiga sahabatnya takut jika aksi bejat mereka dipergoki oleh warga sekitar.
"Cepat bawa gadis ini masuk ke dalam hutan pinus," ujar pemuda bernama Farel kepada Arya, Irwan dan Erwin yang saat ini tengah memegangi tangan Suci.
Suci berusaha melawan keempat Pria yang saat ini tengah menyeretnya ke dalam hutan pinus, tapi sayangnya tenaga Suci tidak sebanding dengan keempat pemuda tersebut, meski pun suci sudah berusaha menendang dan melepaskan diri dengan sekuat tenaga, apalagi keempat pemuda tersebut saat ini tengah berada di bawah pengaruh minuman beralkohol.
"Arya, di antara kita berempat, kamu yang belum merasakan Surga dunia, jadi kami akan membiarkan kamu yang pertama kali mencicipinya," ujar Farel yang saat ini memegang kedua kaki suci yang sudah terlentang di atas tanah, sedangkan Irwan dan Erwin memegang kedua tangan Suci juga membuka paksa kancing kemeja yang Suci kenakan, sehingga kemeja yang Suci kenakan robek.
Awalnya Arya terlihat ragu, tapi saat Farel mengangkat rok yang dikenakan oleh Suci, hasrat Arya tidak dapat ia bendung lagi ketika melihat paha yang begitu putih dan mulus milik Suci, apalagi ketika Arya melihat gunung kembar yang saat ini tengah dimainkan oleh Irwan dan Erwin.
Suci menatap Arya dengan tatapan memohon, karena saat ini mulutnya tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, tapi Arya yang sudah tidak kuat menahan hasratnya, langsung melampiaskannya kepada Suci.
Suci hanya bisa menangis, ketika Arya berhasil melakukan penyatuan dengan dirinya, dan saat ini hidup Suci rasanya sudah benar-benar hancur.
"Kamu beruntung Arya, karena kamu mendapatkan seorang perawan," ujar Farel yang melihat darah perawan mengalir dari bagian inti tubuh Suci.
"Ternyata rasanya nikmat sekali," racau Arya dengan terus memompa tubuh Suci, berbeda dengan Suci yang saat ini tengah merasakan sakit pada sekujur tubuhnya apalagi pada hatinya yang hancur berkeping-keping.
Setelah selesai melakukan pelepasan, Farel menarik tubuh Arya yang saat ini tengah memeluk tubuh Suci, karena Farel sudah tidak tahan ingin segera melampiaskan hasratnya juga kepada Suci.
"Irwan nanti giliran kamu setelah aku selesai menikmati tubuh gadis cantik ini ya," ujar Farel.
"Farel, kalian tidak adil, kenapa aku kebagian belakangan," protes Erwin.
"Sudahlah kamu tidak usah protes, di antara kita berempat, kamu yang paling sering bermain perempuan, yang penting kamu kebagian jatah juga," ujar Farel yang hendak membuka celananya.
Baru juga Farel akan menaiki tubuh Suci, dari kejauhan Arya melihat cahaya senter dengan suara beberapa orang yang berteriak memanggil nama Suci.
"Farel kita harus segera pergi dari tempat ini. Sepertinya mereka sedang mencari gadis ini," ujar Arya, dan Farel akhirnya mengurungkan niatnya, kemudian keempat pemuda tersebut berlari menuju mobil meninggalkan Suci yang saat ini dalam keadaan pingsan.
Keempat Pemuda bejat yang sudah melakukan aksi kejahatan kepada Suci telah berhasil masuk ke dalam mobil, dan Farel bergegas melajukan mobilnya menjauh dari lokasi kejadian menuju tempat tinggal mereka di Ibukota, karena mereka berempat baru saja pulang liburan dari tempat Pariwisata yang tidak jauh dari Desa tempat Suci tinggal.
"Suci, Suci, kamu dimana" teriak Rian yang ikut mencari Suci juga, karena kebetulan Rian masih satu kampung dengan Suci.
Rian yang melihat seseorang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berdiri, langsung menghampirinya, karena Rian tau betul jika itu adalah Suci.
Rian begitu terkejut ketika melihat Suci yang saat ini tengah pingsan, bahkan banyak robekan pada pakaian yang Suci kenakan.
"Sayang, apa yang sudah terjadi kepada kamu?" gumam Rian dengan menangis memeluk tubuh Suci, kemudian Rian membuka jaket yang ia kenakan untuk menutupi tubuh Suci supaya tidak ada orang lain yang melihatnya.
Rian berteriak minta tolong kepada beberapa orang tetangga Suci yang saat ini tengah berpencar mencari keberadaan Suci.
"Tolong, tolong," teriak Rian, dan beberapa saat kemudian tiga orang yang membantu Rian mencari Suci, datang menghampiri Rian.
Semua merasa terkejut ketika melihat keadaan Suci yang pingsan dalam pelukan Rian, sehingga salah satu tetangga Suci melontarkan pertanyaan kepada Rian.
"Rian, apa yang sudah terjadi kepada Suci?"
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Maya●●●
aku mampir thor. udah aku masukkan fav ya.
jangan lupa mampir balikk
2023-09-13
2
Maya●●●
bisa2nya main di depan teman2nya
2023-09-13
1
Maya●●●
haduhhh
2023-09-13
1