Bab 2 ( Suci tak lagi suci )

Rian sebenarnya sudah bisa menduga apa yang telah terjadi kepada Suci, tapi Rian rasanya tidak rela untuk mengatakan dan menerima kenyataan jika Suci sudah mengalami pelecehan, apalagi besok mereka akan melangsungkan pernikahan, sampai akhirnya Rian hanya diam seribu bahasa tanpa bisa mengucapkan satu patah kata pun.

"Rian, kami mengerti kenapa kamu tidak mau menjawab pertanyaan kami. Semoga kamu dan Suci diberikan kesabaran," ujar Tetangga Suci yang bernama Pak Maman, karena beliau masih bisa melihat sebagian pakaian Suci yang terkoyak, meski pun Rian menutupinya dengan jaket.

"Sebaiknya sekarang kita bantu Rian membawa Suci pulang," sambung Pak Maman, kemudian Pak Maman dan dua tetangga Suci yang lain, membantu Rian menggotong Suci untuk menaiki mobil bak milik Pak Maman yang sebelumnya mereka pakai untuk mencari keberadaan Suci.

Pak Maman saat ini mengendarai mobil Bak miliknya, dan dua orang tetangga yang lain mendorong motor Suci yang mogok, sedangkan Rian saat ini duduk di belakang mobil bak dengan menangis memeluk tubuh Suci yang masih pingsan.

"Kenapa semua ini bisa sampai terjadi kepada kamu Suci? padahal besok kita akan melangsungkan pernikahan. Siapa lelaki yang telah tega melakukannya? Suci, maafkan aku karena tidak bisa melindungimu," gumam Rian dengan terus meneteskan airmata penyesalan.

......................

Lain hal nya dengan Rian yang saat ini tengah bersedih karena melihat perempuan yang dicintainya mengalami nasib buruk, sepanjang perjalanan pulang menuju rumahnya, Arya terus saja mengembangkan senyuman karena masih membayangkan rasanya menikmati tubuh Suci.

"Loe bahagia kan karena sudah merasakan perawan?" sindir Farel yang melihat Arya terus tersenyum.

"Jelas bahagia lah, dia kan baru pertama merasakan Surga dunia," sindir Irwan, dan semuanya tertawa tanpa memikirkan nasib Suci yang saat ini masih dalam keadaan pingsan atas perbuatan bejat mereka.

Bu Asih begitu terkejut ketika melihat Suci digendong oleh Rian dalam keadaan pingsan.

"Nak, apa yang telah terjadi kepada Suci?" tanya Bu Asih dengan menangis.

"Ibu tenang dulu ya, biar Dokter memeriksa keadaan Suci," ujar Rian yang mengetahui jika kondisi kesehatan Bu Asih sedang tidak baik, dan Rian takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Bu Asih apabila mengetahui semua yang telah terjadi kepada Suci, karena Bu Asih memiliki penyakit jantung.

Bagaimana ini, aku tidak mungkin menutupi semuanya dari Ibu jika Suci telah mengalami pe*merkosaan, Ibu pasti akan terkejut jika mendengar nasib malang yang menimpa Suci, dan aku takut Ibu tidak akan kuat menerima semuanya, batin Rian.

"Dok, bagaimana kondisi Suci? apa yang telah terjadi kepada Anak saya?" tanya Bu Asih ketika Dokter selesai memeriksa kondisi Suci.

Rian menggelengkan kepalanya kepada Dokter supaya Dokter tidak mengatakan apa pun kepada Bu Asih, tapi Dokter tidak mengerti maksud Rian, dan Dokter juga tidak mengetahui kondisi kesehatan Bu Asih.

"Suci telah mengalami kekerasan sek*sual, sehingga menyebabkan Suci pingsan," jawab Dokter.

Degg

Jantung Bu Asih rasanya berhenti berdetak ketika mengetahui jika Suci sudah tidak lagi suci karena menjadi korban pe*merkosaan.

"A_apa? jadi Suci mengalami pe*merkosaan? padahal besok Suci dan Nak Rian akan menikah," ucap Bu Asih dengan memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit, kemudian tubuh Bu Asih terjatuh di atas lantai.

"Bu, Ibu tenang dulu, apa pun yang terjadi Rian akan tetap menikahi Suci," ujar Rian dengan memegangi tubuh Bu Asih.

"Tidak Rian, Mama tidak rela kamu menikahi perempuan yang sudah tidak suci lagi. Apa kata orang kalau kamu sampai menikahi perempuan yang sudah kotor !!" teriak Mama Linda yang baru tiba di rumah Suci.

Mama Linda dari dulu tidak menyetujui hubungan Rian dengan Suci, karena perbedaan status sosial mereka, apalagi Rian adalah Anak tunggal dan berasal dari keluarga berada, tapi Rian bersikeras menentang kedua orangtuanya, karena Rian sangat mencintai Suci.

"Ma, Rian sangat mencintai Suci, dan Rian akan tetap menikahinya."

Plak

Tamparan keras mendarat pada pipi Rian, dan Mama Linda begitu geram karena Rian selalu saja melawannya demi Suci.

"Rian, apa kamu ingin menjadi Anak durhaka karena terus saja melawan orangtua? harus berapa kali Mama mengatakan kalau Mama tidak rela jika kamu menikahi perempuan kotor seperti Suci. Selain Anak yatim yang miskin, apalagi yang bisa kamu banggakan dari Suci? terlebih lagi sekarang dia sudah tidak suci lagi. Pokoknya pernikahan besok batal, karena Mama akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Mama yang sepadan dengan keluarga kita. Sekarang juga kamu ikut Mama pulang !!" teriak Mama Linda, dan saat ini Rian ditarik oleh dua bodyguard Mama Linda.

"Ma, lepasin Rian Ma, kasihan Ibu dan Suci, sekarang mereka sedang membutuhkan Rian," ujar Rian dengan memberontak, tapi tubuh Rian tidak sebanding dengan tenaga kedua bodyguard Mama Linda.

Dokter memeriksa denyut nadi Bu Asih yang sudah semakin melemah karena penyakit jantungnya semakin parah.

"Su_suci maafin Ibu Nak, karena Ibu tidak bisa menemani Suci lagi," ucap Bu Asih dengan lirih, kemudian Bu Asih mengembuskan nafas terakhirnya setelah membaca dua kalimat syahadat.

"Innalillahi waina ilaihi raji'un," ucap Dokter dengan menutup kedua mata Bu Asih yang telah meninggal dunia.

Tetangga Suci begitu prihatin melihat nasib Suci dan Bu Asih yang malang, karena seharusnya hari yang bahagia kini berubah menjadi duka.

"Kasihan sekali ya Pak nasib Suci dan mendiang Bu Asih, padahal besok seharusnya menjadi hari bahagia untuk Suci," ujar Bu Inah istrinya Pak Maman.

"Iya Bu, yang namanya umur tidak ada yang tau, kasihan Suci karena setelah sadar dari pingsannya, Suci harus menerima kenyataan pahit jika pernikahannya telah batal, bahkan keluarga satu-satunya telah meninggal dunia," ujar Pak Maman.

"Iya Pak, Suci pasti akan sangat hancur, karena sekarang hidupnya sudah benar-benar hancur akibat perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Bu Inah.

"Sebaiknya sekarang Ibu bantu Suci mengganti pakaiannya," ujar Pak Maman.

"Iya Pak, tubuh Suci juga kotor, Ibu akan membersihkannya dulu," ujar Bu Inah, kemudian mengambil air hangat terlebih dahulu untuk membersihkan badan Suci.

Pak Maman merupakan tetangga sekaligus ketua RT di wilayah tempat tinggal Suci, dan akhirnya beliau meminta bantuan kepada warga untuk mengurus jenazah Bu Asih.

Setelah jenazah Bu Asih selesai dimandikan dan dikafani, Jenazah Bu Asih dibaringkan di tengah rumah, karena saat ini sudah tengah malam, jadi rencananya jenazah Bu Asih akan dimakamkan besok.

......................

Keesokan paginya, banyak tetangga yang datang melayat ke rumah Suci, dan mereka begitu prihatin dengan nasib Suci yang harus berduka di hari bahagianya, tapi tidak sedikit juga yang mengatakan jika Suci adalah perempuan tidak benar karena sudah kelayapan pada malam hari.

"Ngapain sih si Suci malam-malam pake kelayapan segala? jangan-jangan dia memang perempuan gak bener," ujar salah seorang Ibu yang melayat.

"Bu, kalau tidak tau yang sebenarnya kita tidak boleh berkata sembarangan, karena yang saya dengar Suci hendak mengambil kebaya ke rumah tukang jahit yang akan dia gunakan pada acara akad yang seharusnya di adakan hari ini," ujar Bu Inah.

"Tapi gara-gara si Suci, Bu Asih jadi meninggal dunia kan," ujar tetangga Suci yang lainnya.

"Bu, kalau masalah meninggal dunia, itu sudah menjadi takdir," ujar Bu Inah yang terus berusaha membela Suci, karena Bu Inah tau betul kalau Suci adalah gadis yang baik.

Suci yang mendengar keributan, secara perlahan mulai membuka matanya.

"Bu, Ibu," ucap Suci dengan lirih.

Bu Inah yang mendengar suara Suci, langsung menghampirinya dengan memberikan Suci segelas air.

"Bu Inah, mana Ibu?" tanya Suci dengan lirih, tapi Bu Inah hanya diam tanpa mengeluarkan satu patah kata pun karena tidak kuasa mengatakan kepada Suci tentang kebenaran mengenai Bu Asih yang telah meninggal dunia.

Suci secara perlahan bangun dari tempat tidurnya tanpa memperdulikan sekujur tubuhnya yang terasa sakit, dan Suci melangkahkan kaki ke luar dari dalam kamarnya dengan dibantu oleh Bu Inah.

Suci yang melihat jenazah Bu Asih telah terbujur kaku di depan matanya, langsung berteriak dan menangis histeris.

"Ibuuuuu"

*

*

Bersambung..

Terpopuler

Comments

ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐

ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐

astaga, kok ngomongnya gitu banget sih?

2023-09-13

3

ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐

ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐

nama adik iparku suci juga Thor😫

2023-09-13

1

auliasiamatir

auliasiamatir

sabar ya suci, lain kali kalau di nasehati orang tua nurut ya

2023-09-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Malam tragedi )
2 Bab 2 ( Suci tak lagi suci )
3 Bab 3 ( Janur kuning menjadi bendera kuning )
4 Bab 4 ( Selamat jalan Ibu )
5 Bab 5 (Bayi yang ditukar )
6 Bab 6 ( Ajakan kawin lari )
7 Bab 7 ( Hilang ingatan )
8 Bab 8 ( Suci hamil )
9 Bab 9 ( Masuk penjara )
10 Bab 10 ( Tekad Arya )
11 Bab 11 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
12 Bab 12 ( Hukuman empat tahun penjara )
13 Bab 13 ( Setiap pertemuan, pasti akan ada perpisahan )
14 Bab 14 ( Rizky Nugraha )
15 Bab 15 ( Membebaskan Suci dari Penjara )
16 Bab 16 ( Kecelakaan mobil )
17 Bab 17 ( Pindah ke Jakarta )
18 Bab 18 ( Akhirnya aku menemukanmu )
19 Bab 19 ( Usaha mendapatkan cinta Suci )
20 Bab 20 ( Rizky tidak memiliki Ayah )
21 Bab 21 ( Benar benar mirip )
22 Bab 22 ( Mengejar cinta Suci )
23 Bab 23 ( Keceplosan )
24 Bab 24 ( Rian VS Arya )
25 Bab 25 ( Ikatan batin Ayah dan Anak )
26 Bab 26 ( Tidak ada kesempatan kedua )
27 Bab 27 ( Semakin dekat )
28 Bab 28 ( Ijinkan aku membalut lukamu )
29 Bab 29 ( Permintaan Bu Rita )
30 Bab 30 ( Penolakan Alina )
31 Bab 31 ( Kedatangan Mama Erina )
32 Bab 32 ( Mengalah untuk menang )
33 Bab 33 ( Rencana menculik Suci )
34 Bab 34 ( Hujan yang menjadi saksi )
35 Bab 35 ( Status baru )
36 Bab 36 ( Perselingkuhan yang terbongkar )
37 Bab 37 ( Mengganggu malam pertama )
38 Bab 38 ( Semoga kebahagiaan ini tidak akan pernah berakhir )
39 Bab 39 ( Arya berada dalam dilema )
40 Bab 40 ( Mengakui kesalahan )
41 Bab 41 ( Karma )
42 Bab 42 ( Kecelakaan maut )
43 Bab 43 ( Sebagian ingatan yang hilang )
44 Bab 44 ( Memalsukan kematian Suci )
45 Bab 45 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
46 Bab 46 ( Apa mungkin Suci adalah Anakku? )
47 Bab 47 ( Memisahkan Ibu dan Anak )
48 Bab 48 ( Selamat jalan kekasih )
49 Bab 49 ( Kenapa suaranya mirip Suci? )
50 Bab 50 ( Pengorbanan seorang Ibu )
51 Bab 51 ( Suci adalah Anak kandung kamu )
52 Bab 52 ( Percobaan bunuh diri )
53 Bab 53 ( Irwan melihat Suci )
54 Bab 54 ( Membawa Suci ke luar kota )
55 Bab 55 ( Bibit Pelakor )
56 Bab 56 ( Ketulusan cinta )
57 Bab 57 ( Menanyakan kotak surat )
58 Bab 58 ( Papa Fadil pingsan )
59 Bab 59 ( Serangan jantung )
60 Bab 60 ( Hamil lagi )
61 Bab 61 ( Salah paham )
62 Bab 62 ( Berlian tidak bisa dibandingkan dengan batu kerikil )
63 Bab 63 ( Pernikahan dadakan )
64 Bab 64 ( Rubah licik )
65 Bab 65 ( Menyingkirkan Pelakor )
66 Bab 66 ( Aku adalah seorang Pebinor )
67 Bab 67 ( Berusaha mendapatkan cinta Istri )
68 Bab 68 ( Apa kamu Suci? )
69 Bab 69 ( Istriku bernama Susan, bukan Suci )
70 Bab 70 ( Aku benci pengkhianat )
71 Bab 71 ( Aku relakan dia untukmu )
72 Bab 72 ( Bertahan demi Rizky )
73 Bab 73 ( Ikhlas tidak semudah yang di ucapkan )
74 Bab 74 ( Mengetahui sebuah kebenaran )
75 Bab 75 ( Menjenguk Mama Linda )
76 Bab 76 ( Menyadari kesalahan )
77 Bab 77 ( Permintaan maaf Mama Linda )
78 Bab 78 ( Cinta dan kasih sayang tidak bisa dibeli dengan uang )
79 Bab 79 ( Jadian )
80 Bab 80 ( Pertemuan tak terduga )
81 Bab 81 ( Mendampingi melahirkan )
82 Bab 82 ( Merasa tidak berdaya )
83 Bab 83 ( Memutuskan pindah ke Jawa Timur )
84 Bab 84 ( Tetangga baru )
85 Bab 85 ( Membuat kenangan baru )
86 Bab 86 ( Biarkan Suci dekat dengan Arya dan Rizky )
87 Bab 87 ( Mantan Narapidana )
88 Bab 88 ( Berakhir dengan lamaran )
89 Bab 89 ( Mengingat Hesti dan Bu Rita )
90 Bab 90 ( Lebih baik dilupakan, dari pada dibenci )
91 Bab 91 ( Berhenti memperebutkan Suci )
92 Bab 92 ( Permintaan terakhir Mama Linda )
93 Bab 93 ( Akhir hidup Mama Linda )
94 Bab 94 ( Jatuh cinta kepada Suami sendiri )
95 Bab 95 ( Ingin selalu dekat dengan Arya )
96 Bab 96 ( Bagaimana kalau kita selingkuh? )
97 Bab 97 ( Dia adalah Ibu kandungmu )
98 Bab 98 ( Rasa yang hilang )
99 Bab 99 ( Aku kembalikan Suci padamu )
100 Bab 100 ( Do'a yang terkabul )
101 Bab 101 ( Istri pura-pura )
102 Bab 102 ( Seperti Bayi kembar siam )
103 Bab 103 ( Tidur satu kamar )
104 Bab 104 ( Terjatuh dari tangga )
105 Bab 105 ( Mengingat semuanya )
106 Bab 106 ( Donor jantung untuk Suci )
107 Bab 107 ( Kekuatan cinta )
108 Bab 108 ( Terimakasih Suamiku )
109 Bab 109 ( Mengakui Iqbal sebagai kembaran Rizky )
110 Bab 110 ( Merasakan sebuah kejanggalan )
111 Bab 111 ( Putri keluarga Argadana )
112 Bab 112 ( Pernikahan Hesti dan Irwan )
113 Bab 113 ( Keributan pada acara Pernikahan )
114 Bab 114 ( Menemukan kotak surat )
115 Bab 115 ( Terbongkarnya rahasia besar )
116 Bab 116 ( Semakin merasa bersalah )
117 Bab 117 ( Kasih Ibu sepanjang masa )
118 Bab 118 ( Pengorbanan seorang Ibu )
119 Bab 119 ( Sehidup Semati )
120 Bab 120 ( Surat pengalihan harta )
121 Bab 121 ( Pengakuan Mama Erina )
122 Bab 122 ( Meninggalkan keluarga Argadana )
123 Bab 123 ( Kembali ke kampung halaman Suci )
124 Bab 124 ( Memulai hidup baru )
125 Bab 125 ( Saling melengkapi )
126 Bab 126 ( Hesti yang polos )
127 Bab 127 ( Kado dari Mama Erina )
128 Bab 128 ( Acara Syukuran )
129 Bab 129 ( Positif )
130 Bab 130 ( Ngidam yang aneh aneh )
131 Bab 131 ( Kembalinya Rubah licik )
132 Bab 132 ( Iri dan dengki mengotori hati )
133 Bab 133 ( Memfitnah Arya )
134 Bab 134 ( Badai pasti berlalu )
135 Bab 135 ( Membebaskan Arya )
136 Bab 136 ( Di mata Tuhan semua manusia sama )
137 Bab 137 ( Pengakuan Asep )
138 Bab 138 ( Saling memaafkan )
139 Bab 139 ( Melahirkan bayi kembar )
140 Bab 140 ( Jangan tinggalkan kami )
141 Bab 141 ( Ananda dan Adinda )
142 Bab 142 ( Rencana Suci dan Arya )
143 Bab 143 ( Pura-pura tidur )
144 Bab 144 ( Pertahanan yang mulai runtuh )
145 Bab 145 ( Liburan ke Pantai )
146 Bab 146 ( Kacang lupa kulitnya )
147 Bab 147 ( Sama-sama mengaku )
148 Bab 148 ( Kenapa wajah kami tidak mirip? )
149 Bab 149 ( Lebih memilih pekerjaan )
150 Bab 150 ( Pasangan terbaik )
151 Bab 151 ( Tertangkap basah )
152 Bab 152 ( Menyerah )
153 Bab 153 ( Kamu berhak bahagia )
154 Bab 154 ( Pengasuh untuk Putri )
155 Bab 155 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
156 Bab 156 ( Calon istri idaman )
157 Bab 157 ( Semuanya sudah terlambat )
158 Bab 158 ( Ketika emosi mengalahkan akal sehat )
159 Bab 159 ( Sudah terjatuh, tertimpa tangga pula )
160 Bab 160 ( Mimpi buruk )
161 Bab 161 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
162 Bab 162 ( Bidadari cantik dan baik hati )
163 Bab 163 ( Akhir hidup Alina )
164 Bab 164 ( Terlalu posesif )
165 Bab 165 ( Diary Arsyila )
166 Bab 166 ( Kepergian Iqbal )
167 Bab 167 ( Rindu tak bertuan )
168 Bab 168 ( Berhutang budi )
169 Bab 169 ( Aku akan menjadi mata dan kaki mu )
170 Bab 170 ( Pura - pura buta )
171 Bab 171 ( Janji Arsyila )
172 Bab 172 ( Rencana pernikahan Arsyila dan Nanda )
173 Bab 173 ( Kepulangan Iqbal )
174 Bab 174 ( Salahkan apabila kita saling mencintai )
175 Bab 175 ( Aku hanyalah Anak angkat )
176 Bab 176 ( Bayang-bayang Iqbal )
177 Bab 177 ( Menodai Arsyila )
178 Bab 178 ( Menjadi korban pemerkosaan )
179 Bab 179 ( Mengalami trauma )
180 Bab 180 ( Kamu bukan Anak ku lagi )
181 Bab 181 ( Kejadian masalalu terulang kembali )
182 Bab 182 ( Rasa cinta menjadi benci )
183 Bab 183 ( Mengganti kedua mempelai )
184 Bab 184 ( Melepas Rizky untuk Putri )
185 Bab 185 ( Pilih Putri atau Dinda )
186 Bab 186 ( Pilihan yang sulit )
187 Bab 187 ( Permintaan Ratu )
188 Bab 188 ( Pernyataan cinta Rizky )
189 Bab 189 ( Patah hati )
190 Bab 190 ( Menjodohkan Iqbal dan Cindi )
191 Bab 191 ( Pernikahan Rizky dan Putri )
192 Bab 192 ( Tidak ada malam pertama )
193 Bab 193 ( Cinta satu malam )
194 Bab 194 ( Iqbal Anak kandung Pak Tamrin )
195 Bab 195 ( Kesalahan yang fatal )
196 Bab 196 ( Pingsan berjamaah )
197 Bab 197 ( Melamar Ratu )
198 Bab 198 ( Penolakan Ratu )
199 Bab 199 ( Cobaan datang bertubi-tubi )
200 Bab 200 ( Menutupi semuanya )
201 Bab 201 ( Suamiku bukan Boneka )
202 Bab 202 ( Rindu terlarang )
203 Bab 203 ( Hamil )
204 Bab 204 ( Lupakan aku )
205 Bab 205 ( Menjaga jodoh orang lain )
206 Bab 206 ( Perdebatan di malam pertama )
207 Bab 207 ( Bawaan Bayi )
208 Bab 208 ( Suami Istri di atas kertas )
209 Bab 209 ( Mulai membuka hati )
210 Bab 210 ( Gara-gara mangga muda )
211 Bab 211 ( Kejutan untuk Arsyi )
212 Bab 212 ( Duri dalam rumah tangga )
213 Bab 213 ( Kehamilan simpatik )
214 Bab 214 ( Misi menyatukan Rizky dan Dinda )
215 Bab 215 ( Mengorbankan perasaan )
216 Bab 216 ( Pacar pura-pura )
217 Bab 217 ( Misi berhasil )
218 Bab 218 ( Airmata bahagia )
219 Bab 219 ( Menentang keras Poligami )
220 Bab 220 ( Mahligaimu tercipta dari air mataku )
221 Bab 221 ( Selamat jalan Putri )
222 Bab 222 ( Jangan berhenti mencintaiku )
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Bab 1 ( Malam tragedi )
2
Bab 2 ( Suci tak lagi suci )
3
Bab 3 ( Janur kuning menjadi bendera kuning )
4
Bab 4 ( Selamat jalan Ibu )
5
Bab 5 (Bayi yang ditukar )
6
Bab 6 ( Ajakan kawin lari )
7
Bab 7 ( Hilang ingatan )
8
Bab 8 ( Suci hamil )
9
Bab 9 ( Masuk penjara )
10
Bab 10 ( Tekad Arya )
11
Bab 11 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
12
Bab 12 ( Hukuman empat tahun penjara )
13
Bab 13 ( Setiap pertemuan, pasti akan ada perpisahan )
14
Bab 14 ( Rizky Nugraha )
15
Bab 15 ( Membebaskan Suci dari Penjara )
16
Bab 16 ( Kecelakaan mobil )
17
Bab 17 ( Pindah ke Jakarta )
18
Bab 18 ( Akhirnya aku menemukanmu )
19
Bab 19 ( Usaha mendapatkan cinta Suci )
20
Bab 20 ( Rizky tidak memiliki Ayah )
21
Bab 21 ( Benar benar mirip )
22
Bab 22 ( Mengejar cinta Suci )
23
Bab 23 ( Keceplosan )
24
Bab 24 ( Rian VS Arya )
25
Bab 25 ( Ikatan batin Ayah dan Anak )
26
Bab 26 ( Tidak ada kesempatan kedua )
27
Bab 27 ( Semakin dekat )
28
Bab 28 ( Ijinkan aku membalut lukamu )
29
Bab 29 ( Permintaan Bu Rita )
30
Bab 30 ( Penolakan Alina )
31
Bab 31 ( Kedatangan Mama Erina )
32
Bab 32 ( Mengalah untuk menang )
33
Bab 33 ( Rencana menculik Suci )
34
Bab 34 ( Hujan yang menjadi saksi )
35
Bab 35 ( Status baru )
36
Bab 36 ( Perselingkuhan yang terbongkar )
37
Bab 37 ( Mengganggu malam pertama )
38
Bab 38 ( Semoga kebahagiaan ini tidak akan pernah berakhir )
39
Bab 39 ( Arya berada dalam dilema )
40
Bab 40 ( Mengakui kesalahan )
41
Bab 41 ( Karma )
42
Bab 42 ( Kecelakaan maut )
43
Bab 43 ( Sebagian ingatan yang hilang )
44
Bab 44 ( Memalsukan kematian Suci )
45
Bab 45 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
46
Bab 46 ( Apa mungkin Suci adalah Anakku? )
47
Bab 47 ( Memisahkan Ibu dan Anak )
48
Bab 48 ( Selamat jalan kekasih )
49
Bab 49 ( Kenapa suaranya mirip Suci? )
50
Bab 50 ( Pengorbanan seorang Ibu )
51
Bab 51 ( Suci adalah Anak kandung kamu )
52
Bab 52 ( Percobaan bunuh diri )
53
Bab 53 ( Irwan melihat Suci )
54
Bab 54 ( Membawa Suci ke luar kota )
55
Bab 55 ( Bibit Pelakor )
56
Bab 56 ( Ketulusan cinta )
57
Bab 57 ( Menanyakan kotak surat )
58
Bab 58 ( Papa Fadil pingsan )
59
Bab 59 ( Serangan jantung )
60
Bab 60 ( Hamil lagi )
61
Bab 61 ( Salah paham )
62
Bab 62 ( Berlian tidak bisa dibandingkan dengan batu kerikil )
63
Bab 63 ( Pernikahan dadakan )
64
Bab 64 ( Rubah licik )
65
Bab 65 ( Menyingkirkan Pelakor )
66
Bab 66 ( Aku adalah seorang Pebinor )
67
Bab 67 ( Berusaha mendapatkan cinta Istri )
68
Bab 68 ( Apa kamu Suci? )
69
Bab 69 ( Istriku bernama Susan, bukan Suci )
70
Bab 70 ( Aku benci pengkhianat )
71
Bab 71 ( Aku relakan dia untukmu )
72
Bab 72 ( Bertahan demi Rizky )
73
Bab 73 ( Ikhlas tidak semudah yang di ucapkan )
74
Bab 74 ( Mengetahui sebuah kebenaran )
75
Bab 75 ( Menjenguk Mama Linda )
76
Bab 76 ( Menyadari kesalahan )
77
Bab 77 ( Permintaan maaf Mama Linda )
78
Bab 78 ( Cinta dan kasih sayang tidak bisa dibeli dengan uang )
79
Bab 79 ( Jadian )
80
Bab 80 ( Pertemuan tak terduga )
81
Bab 81 ( Mendampingi melahirkan )
82
Bab 82 ( Merasa tidak berdaya )
83
Bab 83 ( Memutuskan pindah ke Jawa Timur )
84
Bab 84 ( Tetangga baru )
85
Bab 85 ( Membuat kenangan baru )
86
Bab 86 ( Biarkan Suci dekat dengan Arya dan Rizky )
87
Bab 87 ( Mantan Narapidana )
88
Bab 88 ( Berakhir dengan lamaran )
89
Bab 89 ( Mengingat Hesti dan Bu Rita )
90
Bab 90 ( Lebih baik dilupakan, dari pada dibenci )
91
Bab 91 ( Berhenti memperebutkan Suci )
92
Bab 92 ( Permintaan terakhir Mama Linda )
93
Bab 93 ( Akhir hidup Mama Linda )
94
Bab 94 ( Jatuh cinta kepada Suami sendiri )
95
Bab 95 ( Ingin selalu dekat dengan Arya )
96
Bab 96 ( Bagaimana kalau kita selingkuh? )
97
Bab 97 ( Dia adalah Ibu kandungmu )
98
Bab 98 ( Rasa yang hilang )
99
Bab 99 ( Aku kembalikan Suci padamu )
100
Bab 100 ( Do'a yang terkabul )
101
Bab 101 ( Istri pura-pura )
102
Bab 102 ( Seperti Bayi kembar siam )
103
Bab 103 ( Tidur satu kamar )
104
Bab 104 ( Terjatuh dari tangga )
105
Bab 105 ( Mengingat semuanya )
106
Bab 106 ( Donor jantung untuk Suci )
107
Bab 107 ( Kekuatan cinta )
108
Bab 108 ( Terimakasih Suamiku )
109
Bab 109 ( Mengakui Iqbal sebagai kembaran Rizky )
110
Bab 110 ( Merasakan sebuah kejanggalan )
111
Bab 111 ( Putri keluarga Argadana )
112
Bab 112 ( Pernikahan Hesti dan Irwan )
113
Bab 113 ( Keributan pada acara Pernikahan )
114
Bab 114 ( Menemukan kotak surat )
115
Bab 115 ( Terbongkarnya rahasia besar )
116
Bab 116 ( Semakin merasa bersalah )
117
Bab 117 ( Kasih Ibu sepanjang masa )
118
Bab 118 ( Pengorbanan seorang Ibu )
119
Bab 119 ( Sehidup Semati )
120
Bab 120 ( Surat pengalihan harta )
121
Bab 121 ( Pengakuan Mama Erina )
122
Bab 122 ( Meninggalkan keluarga Argadana )
123
Bab 123 ( Kembali ke kampung halaman Suci )
124
Bab 124 ( Memulai hidup baru )
125
Bab 125 ( Saling melengkapi )
126
Bab 126 ( Hesti yang polos )
127
Bab 127 ( Kado dari Mama Erina )
128
Bab 128 ( Acara Syukuran )
129
Bab 129 ( Positif )
130
Bab 130 ( Ngidam yang aneh aneh )
131
Bab 131 ( Kembalinya Rubah licik )
132
Bab 132 ( Iri dan dengki mengotori hati )
133
Bab 133 ( Memfitnah Arya )
134
Bab 134 ( Badai pasti berlalu )
135
Bab 135 ( Membebaskan Arya )
136
Bab 136 ( Di mata Tuhan semua manusia sama )
137
Bab 137 ( Pengakuan Asep )
138
Bab 138 ( Saling memaafkan )
139
Bab 139 ( Melahirkan bayi kembar )
140
Bab 140 ( Jangan tinggalkan kami )
141
Bab 141 ( Ananda dan Adinda )
142
Bab 142 ( Rencana Suci dan Arya )
143
Bab 143 ( Pura-pura tidur )
144
Bab 144 ( Pertahanan yang mulai runtuh )
145
Bab 145 ( Liburan ke Pantai )
146
Bab 146 ( Kacang lupa kulitnya )
147
Bab 147 ( Sama-sama mengaku )
148
Bab 148 ( Kenapa wajah kami tidak mirip? )
149
Bab 149 ( Lebih memilih pekerjaan )
150
Bab 150 ( Pasangan terbaik )
151
Bab 151 ( Tertangkap basah )
152
Bab 152 ( Menyerah )
153
Bab 153 ( Kamu berhak bahagia )
154
Bab 154 ( Pengasuh untuk Putri )
155
Bab 155 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
156
Bab 156 ( Calon istri idaman )
157
Bab 157 ( Semuanya sudah terlambat )
158
Bab 158 ( Ketika emosi mengalahkan akal sehat )
159
Bab 159 ( Sudah terjatuh, tertimpa tangga pula )
160
Bab 160 ( Mimpi buruk )
161
Bab 161 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
162
Bab 162 ( Bidadari cantik dan baik hati )
163
Bab 163 ( Akhir hidup Alina )
164
Bab 164 ( Terlalu posesif )
165
Bab 165 ( Diary Arsyila )
166
Bab 166 ( Kepergian Iqbal )
167
Bab 167 ( Rindu tak bertuan )
168
Bab 168 ( Berhutang budi )
169
Bab 169 ( Aku akan menjadi mata dan kaki mu )
170
Bab 170 ( Pura - pura buta )
171
Bab 171 ( Janji Arsyila )
172
Bab 172 ( Rencana pernikahan Arsyila dan Nanda )
173
Bab 173 ( Kepulangan Iqbal )
174
Bab 174 ( Salahkan apabila kita saling mencintai )
175
Bab 175 ( Aku hanyalah Anak angkat )
176
Bab 176 ( Bayang-bayang Iqbal )
177
Bab 177 ( Menodai Arsyila )
178
Bab 178 ( Menjadi korban pemerkosaan )
179
Bab 179 ( Mengalami trauma )
180
Bab 180 ( Kamu bukan Anak ku lagi )
181
Bab 181 ( Kejadian masalalu terulang kembali )
182
Bab 182 ( Rasa cinta menjadi benci )
183
Bab 183 ( Mengganti kedua mempelai )
184
Bab 184 ( Melepas Rizky untuk Putri )
185
Bab 185 ( Pilih Putri atau Dinda )
186
Bab 186 ( Pilihan yang sulit )
187
Bab 187 ( Permintaan Ratu )
188
Bab 188 ( Pernyataan cinta Rizky )
189
Bab 189 ( Patah hati )
190
Bab 190 ( Menjodohkan Iqbal dan Cindi )
191
Bab 191 ( Pernikahan Rizky dan Putri )
192
Bab 192 ( Tidak ada malam pertama )
193
Bab 193 ( Cinta satu malam )
194
Bab 194 ( Iqbal Anak kandung Pak Tamrin )
195
Bab 195 ( Kesalahan yang fatal )
196
Bab 196 ( Pingsan berjamaah )
197
Bab 197 ( Melamar Ratu )
198
Bab 198 ( Penolakan Ratu )
199
Bab 199 ( Cobaan datang bertubi-tubi )
200
Bab 200 ( Menutupi semuanya )
201
Bab 201 ( Suamiku bukan Boneka )
202
Bab 202 ( Rindu terlarang )
203
Bab 203 ( Hamil )
204
Bab 204 ( Lupakan aku )
205
Bab 205 ( Menjaga jodoh orang lain )
206
Bab 206 ( Perdebatan di malam pertama )
207
Bab 207 ( Bawaan Bayi )
208
Bab 208 ( Suami Istri di atas kertas )
209
Bab 209 ( Mulai membuka hati )
210
Bab 210 ( Gara-gara mangga muda )
211
Bab 211 ( Kejutan untuk Arsyi )
212
Bab 212 ( Duri dalam rumah tangga )
213
Bab 213 ( Kehamilan simpatik )
214
Bab 214 ( Misi menyatukan Rizky dan Dinda )
215
Bab 215 ( Mengorbankan perasaan )
216
Bab 216 ( Pacar pura-pura )
217
Bab 217 ( Misi berhasil )
218
Bab 218 ( Airmata bahagia )
219
Bab 219 ( Menentang keras Poligami )
220
Bab 220 ( Mahligaimu tercipta dari air mataku )
221
Bab 221 ( Selamat jalan Putri )
222
Bab 222 ( Jangan berhenti mencintaiku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!