Bab 4 ( Selamat jalan Ibu )

Buliran bening terus mengalir mengiringi langkah Suci saat mengantar sang Ibu menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Sedikit pun Suci tidak pernah menyangka jika hari yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan dalam hidupnya, telah berubah menjadi hari yang paling menyedihkan, dan semua itu disebabkan oleh empat orang lelaki bejat yang telah menghancurkan kehidupannya dalam seketika.

Sekarang sudah tidak ada sosok Ibu atau pun Rian yang bisa menjadi sandaranku, apa yang harus aku lakukan? kenapa ini semua terjadi kepadaku? apa aku bisa bertahan menghadapi kejamnya dunia ini? batin Suci yang merasa putus asa.

Pemakaman Bu Asih diwarnai oleh isak tangis Suci sebagai keluarga satu-satunya, dan rasanya Suci ingin sekali ikut pergi bersama Bu Asih ketika Bu Asih dimasukan ke dalam liang lahat, tapi Suci sadar jika dirinya akan berdosa jika sampai melakukan hal bodoh dengan mengakhiri hidupnya, dan pasti mendiang kedua orangtuanya akan kecewa terhadap Suci.

Selamat jalan Ibu, semoga Ibu tenang di alam sana, batin Suci ketika secara perlahan liang lahat tertutupi oleh tanah.

Setelah prosesi pemakaman selesai, sebelum pulang, Suci membaca surat Yasin terlebih dahulu di depan makam Bu Asih dengan ditemani oleh Bu Inah dan Pak Maman.

"Bu, maafkan Suci, karena selama ini Suci belum bisa menjadi Anak yang berbakti kepada Ibu. Selama Ibu hidup, Suci belum bisa membahagiakan Ibu," ucap Suci dengan memegangi batu nisan Bu Asih.

"Nak, Suci masih bisa membahagiakan Ibu, Suci bisa mendo'akan mendiang Ibu dan Bapak Suci, karena salah satu amalan yang tidak akan pernah putus adalah do'a Anak yang saleh. Sebaiknya sekarang kita pulang, sebentar lagi sepertinya akan turun hujan," ujar Bu Inah dengan membantu Suci berdiri.

"Bu, Suci pulang dulu ya, insyaallah Suci akan selalu mendo'akan Ibu, semoga Ibu tenang di alam sana."

......................

Saat ini Arya dan ketiga orang temannya telah sampai di kediaman Argadana, yaitu rumah Arya, karena di antara keempat lelaki tersebut Arya yang paling kaya dan merupakan Anak dari keluarga terpandang.

"Arya, kemana saja kamu? Papa kira kamu sudah lupa pulang?" sindir Papa Fadil.

"Pa, Arya baru pulang liburan, Arya juga ingin menikmati masa muda Arya dengan bersenang-senang."

"Sampai kapan kamu akan terus menghambur-hamburkan uang Papa? kamu itu sudah dewasa Arya, sudah saatnya kamu meneruskan Papa memimpin perusahaan, dan kalian bertiga juga sama saja, Papa kalian sering mengeluh sama Om tentang kelakuan kalian yang selalu bermain perempuan. Papa harap kalian berempat tidak sampai mencoreng nama baik keluarga," ujar Papa Fadil, karena Papa Fadil juga berteman dengan Ayah dari Farel, juga si kembar Irwan dan Erwin.

"Kenapa sih pagi-pagi begini sudah ribut?" tanya Mama Erina yang baru saja ke luar dari dalam kamarnya.

"Biasa Ma, Papa sudah memulai ceramah," jawab Arya dengan memeluk tubuh Mama Erina.

"Sayang, kenapa Arya baru pulang? Arya kemana saja?"

"Arya baru pulang liburan Ma, tapi Papa malah memarahi Arya."

"Pa, Arya masih muda, jadi biarkan Anak kita menikmati masa mudanya," ujar Mama Erina.

"Itu akibatnya kalau Mama terlalu memanjakan Arya, Arya sekarang tumbuh menjadi Anak yang tidak bertanggung jawab," ujar Papa Fadil yang selalu merasa kesal terhadap Mama Erina karena terlalu memanjakan Arya.

"Pa, Arya ini adalah Anak kita satu-satunya, wajar saja kalau Mama memanjakan Arya."

"Erina, perkataan Fadil itu ada benarnya, selama ini kamu sudah terlalu memanjakan Arya, tidak seharusnya kamu bersikap seperti itu. Sekarang Arya sudah dewasa, jangan sampai nanti Arya menghancurkan Perusahaan keluarga Argadana karena didikan kamu yang terlalu berlebihan memanjakannya," ujar Oma Rahma, yaitu Ibu dari Papa Fadil.

"Ma, harta kekayaan kita itu tidak akan habis meski pun tujuh turunan, seharusnya Mama tidak terlalu mengkhawatirkannya," ujar Mama Erina dengan entengnya.

"Sebanyak apa pun harta yang kita punya, pasti akan habis juga jika kita terus-terusan menghambur-hamburkannya," ujar Oma Rahma.

Arya yang merasa pusing mendengar perdebatan para orangtua, memutuskan untuk mengajak ketiga temannya menuju meja makan.

"Sebaiknya kita sarapan, daripada harus mendengar perdebatan para orangtua," ujar Arya, dan keempat Pemuda tersebut langsung menuju meja makan.

"Ya, kapan loe siap memimpin perusahaan? Bokap gue juga udah terus mendesak gue buat belajar mengurus perusahaan," ujar Farel.

"Entahlah Rel, loe tau sendiri kan kalau gue masih ingin keliling dunia, lagian bosen juga kalau belajar terus, kita berempat juga baru lulus kuliah," jawab Arya dengan terus mengunyah makanan, karena saat ini perutnya benar benar lapar.

"Arya pasti merasa kelaparan setelah olahraga malam," celetuk Erwin, dan Arya langsung memberikan kode kepada Erwin dengan menempelkan telunjuk pada bibirnya, karena saat ini Oma Rahma datang menghampiri keempat pemuda tersebut.

Oma Rahma yang sekilas mendengar perkataan Erwin tentang olahraga malam yang dilakukan oleh Arya, langsung saja angkat suara.

"Apa maksud kamu Erwin? memangnya olahraga malam apa yang telah dilakukan Arya sehingga membuat dia kelaparan?" tanya Oma Rahma dengan tatapan tajam, karena selama ini mereka berempat selalu merasa takut jika harus berhadapan dengan Oma Rahma yang selalu berkharisma.

"I_itu Oma, Arya habis lari malam, eh bukan, tapi nge gym," ujar Erwin dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan Oma Rahma terlihat ragu dengan perkataan Erwin.

"Arya, Oma harap kamu tidak berbuat macam-macam, apalagi sampai menghancurkan kehormatan seorang gadis, kamu harus selalu ingat, kalau kamu juga terlahir dari rahim seorang perempuan," ujar Oma Rahma.

Degg

Jantung Arya berhenti berdetak ketika mendengar perkataan Oma Rahma, karena Arya baru menyadari jika dirinya telah menghancurkan masa depan seorang gadis.

Apa yang telah aku lakukan? semalam aku berada di bawah pengaruh minuman beralkohol, makanya aku sampai tidak berpikir panjang kalau aku telah menghancurkan masa depan seorang gadis, batin Arya yang saat ini berada dalam dilema.

"A_arya tidak mungkin melakukan semua itu Oma, Arya juga selalu mengingat perkataan Oma kalau Arya terlahir dari rahim seorang perempuan, jadi Arya tidak boleh menyakiti perempuan," ujar Arya, makanya selama ini Arya selalu menjaga ke*perjakaannya, tapi semalam Arya hilang kendali ketika melihat keindahan tubuh Suci.

Ketiga teman Arya memutuskan untuk pamit dari kediaman Argadana, karena mereka takut jika sampai keceplosan saat berhadapan dengan Oma Rahma.

"Ya, kita balik dulu ya," ujar Farel dengan memberikan kunci mobil yang sudah mereka gunakan untuk liburan kepada Arya, sedangkan mobil mereka sebelumnya disimpan di rumah Arya.

"Apa ada sesuatu yang kalian sembunyikan. sehingga kalian ketakutan seperti itu saat berhadapan dengan Oma?" tanya Oma Rahma.

"Tidak Oma, hanya saja kami takut jika orangtua kami merasa khawatir juga, apalagi sudah satu minggu kami tidak pulang," ujar Farel yang mencoba untuk mencari alasan.

"Kalau begitu gue antar kalian ke luar," ujar Arya karena Arya ingin berbicara kepada tiga sahabatnya tersebut.

Setelah keempat pemuda tersebut berada di luar, Arya langsung saja angkat suara.

"Gue harap kalian bertiga tidak ada yang membuka mulut tentang kejahatan yang telah kita lakukan semalam," ujar Arya dengan penuh penekanan.

"Tapi hanya loe yang menikmati tubuh gadis_" perkataan Erwin terhenti karena Irwan menutup mulutnya.

"Loe tenang aja Ya, rahasia loe pasti aman di tangan kita," ujar Irwan.

"Semalam kalian yang telah membantu gue melakukan semua itu, jadi jangan harap kalian akan cuci tangan begitu saja, karena kalau sampai rahasia semalam terbongkar, gue akan pastikan kalian bertiga ikut terseret juga. Apalagi loe Farel, karena loe yang memiliki ide untuk menodai gadis yang semalam kita temui," ujar Arya, sehingga Farel, Irwan dan Erwin menelan saliva nya ketika mendengar ancaman Arya.

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

Dara Wati

Dara Wati

Dasar anak ndak berakhlak

2023-10-17

1

ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐

ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐

sedih banget😫

2023-09-14

1

auliasiamatir

auliasiamatir

@Rini Antika setiap novel mu, bikin aku greget... jadi banyak belajar dari novel mu, aneh nya tangan dan otak kita gak sama jadi novel ku selaku kacau 😄,
aku fans mu kak

2023-09-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Malam tragedi )
2 Bab 2 ( Suci tak lagi suci )
3 Bab 3 ( Janur kuning menjadi bendera kuning )
4 Bab 4 ( Selamat jalan Ibu )
5 Bab 5 (Bayi yang ditukar )
6 Bab 6 ( Ajakan kawin lari )
7 Bab 7 ( Hilang ingatan )
8 Bab 8 ( Suci hamil )
9 Bab 9 ( Masuk penjara )
10 Bab 10 ( Tekad Arya )
11 Bab 11 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
12 Bab 12 ( Hukuman empat tahun penjara )
13 Bab 13 ( Setiap pertemuan, pasti akan ada perpisahan )
14 Bab 14 ( Rizky Nugraha )
15 Bab 15 ( Membebaskan Suci dari Penjara )
16 Bab 16 ( Kecelakaan mobil )
17 Bab 17 ( Pindah ke Jakarta )
18 Bab 18 ( Akhirnya aku menemukanmu )
19 Bab 19 ( Usaha mendapatkan cinta Suci )
20 Bab 20 ( Rizky tidak memiliki Ayah )
21 Bab 21 ( Benar benar mirip )
22 Bab 22 ( Mengejar cinta Suci )
23 Bab 23 ( Keceplosan )
24 Bab 24 ( Rian VS Arya )
25 Bab 25 ( Ikatan batin Ayah dan Anak )
26 Bab 26 ( Tidak ada kesempatan kedua )
27 Bab 27 ( Semakin dekat )
28 Bab 28 ( Ijinkan aku membalut lukamu )
29 Bab 29 ( Permintaan Bu Rita )
30 Bab 30 ( Penolakan Alina )
31 Bab 31 ( Kedatangan Mama Erina )
32 Bab 32 ( Mengalah untuk menang )
33 Bab 33 ( Rencana menculik Suci )
34 Bab 34 ( Hujan yang menjadi saksi )
35 Bab 35 ( Status baru )
36 Bab 36 ( Perselingkuhan yang terbongkar )
37 Bab 37 ( Mengganggu malam pertama )
38 Bab 38 ( Semoga kebahagiaan ini tidak akan pernah berakhir )
39 Bab 39 ( Arya berada dalam dilema )
40 Bab 40 ( Mengakui kesalahan )
41 Bab 41 ( Karma )
42 Bab 42 ( Kecelakaan maut )
43 Bab 43 ( Sebagian ingatan yang hilang )
44 Bab 44 ( Memalsukan kematian Suci )
45 Bab 45 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
46 Bab 46 ( Apa mungkin Suci adalah Anakku? )
47 Bab 47 ( Memisahkan Ibu dan Anak )
48 Bab 48 ( Selamat jalan kekasih )
49 Bab 49 ( Kenapa suaranya mirip Suci? )
50 Bab 50 ( Pengorbanan seorang Ibu )
51 Bab 51 ( Suci adalah Anak kandung kamu )
52 Bab 52 ( Percobaan bunuh diri )
53 Bab 53 ( Irwan melihat Suci )
54 Bab 54 ( Membawa Suci ke luar kota )
55 Bab 55 ( Bibit Pelakor )
56 Bab 56 ( Ketulusan cinta )
57 Bab 57 ( Menanyakan kotak surat )
58 Bab 58 ( Papa Fadil pingsan )
59 Bab 59 ( Serangan jantung )
60 Bab 60 ( Hamil lagi )
61 Bab 61 ( Salah paham )
62 Bab 62 ( Berlian tidak bisa dibandingkan dengan batu kerikil )
63 Bab 63 ( Pernikahan dadakan )
64 Bab 64 ( Rubah licik )
65 Bab 65 ( Menyingkirkan Pelakor )
66 Bab 66 ( Aku adalah seorang Pebinor )
67 Bab 67 ( Berusaha mendapatkan cinta Istri )
68 Bab 68 ( Apa kamu Suci? )
69 Bab 69 ( Istriku bernama Susan, bukan Suci )
70 Bab 70 ( Aku benci pengkhianat )
71 Bab 71 ( Aku relakan dia untukmu )
72 Bab 72 ( Bertahan demi Rizky )
73 Bab 73 ( Ikhlas tidak semudah yang di ucapkan )
74 Bab 74 ( Mengetahui sebuah kebenaran )
75 Bab 75 ( Menjenguk Mama Linda )
76 Bab 76 ( Menyadari kesalahan )
77 Bab 77 ( Permintaan maaf Mama Linda )
78 Bab 78 ( Cinta dan kasih sayang tidak bisa dibeli dengan uang )
79 Bab 79 ( Jadian )
80 Bab 80 ( Pertemuan tak terduga )
81 Bab 81 ( Mendampingi melahirkan )
82 Bab 82 ( Merasa tidak berdaya )
83 Bab 83 ( Memutuskan pindah ke Jawa Timur )
84 Bab 84 ( Tetangga baru )
85 Bab 85 ( Membuat kenangan baru )
86 Bab 86 ( Biarkan Suci dekat dengan Arya dan Rizky )
87 Bab 87 ( Mantan Narapidana )
88 Bab 88 ( Berakhir dengan lamaran )
89 Bab 89 ( Mengingat Hesti dan Bu Rita )
90 Bab 90 ( Lebih baik dilupakan, dari pada dibenci )
91 Bab 91 ( Berhenti memperebutkan Suci )
92 Bab 92 ( Permintaan terakhir Mama Linda )
93 Bab 93 ( Akhir hidup Mama Linda )
94 Bab 94 ( Jatuh cinta kepada Suami sendiri )
95 Bab 95 ( Ingin selalu dekat dengan Arya )
96 Bab 96 ( Bagaimana kalau kita selingkuh? )
97 Bab 97 ( Dia adalah Ibu kandungmu )
98 Bab 98 ( Rasa yang hilang )
99 Bab 99 ( Aku kembalikan Suci padamu )
100 Bab 100 ( Do'a yang terkabul )
101 Bab 101 ( Istri pura-pura )
102 Bab 102 ( Seperti Bayi kembar siam )
103 Bab 103 ( Tidur satu kamar )
104 Bab 104 ( Terjatuh dari tangga )
105 Bab 105 ( Mengingat semuanya )
106 Bab 106 ( Donor jantung untuk Suci )
107 Bab 107 ( Kekuatan cinta )
108 Bab 108 ( Terimakasih Suamiku )
109 Bab 109 ( Mengakui Iqbal sebagai kembaran Rizky )
110 Bab 110 ( Merasakan sebuah kejanggalan )
111 Bab 111 ( Putri keluarga Argadana )
112 Bab 112 ( Pernikahan Hesti dan Irwan )
113 Bab 113 ( Keributan pada acara Pernikahan )
114 Bab 114 ( Menemukan kotak surat )
115 Bab 115 ( Terbongkarnya rahasia besar )
116 Bab 116 ( Semakin merasa bersalah )
117 Bab 117 ( Kasih Ibu sepanjang masa )
118 Bab 118 ( Pengorbanan seorang Ibu )
119 Bab 119 ( Sehidup Semati )
120 Bab 120 ( Surat pengalihan harta )
121 Bab 121 ( Pengakuan Mama Erina )
122 Bab 122 ( Meninggalkan keluarga Argadana )
123 Bab 123 ( Kembali ke kampung halaman Suci )
124 Bab 124 ( Memulai hidup baru )
125 Bab 125 ( Saling melengkapi )
126 Bab 126 ( Hesti yang polos )
127 Bab 127 ( Kado dari Mama Erina )
128 Bab 128 ( Acara Syukuran )
129 Bab 129 ( Positif )
130 Bab 130 ( Ngidam yang aneh aneh )
131 Bab 131 ( Kembalinya Rubah licik )
132 Bab 132 ( Iri dan dengki mengotori hati )
133 Bab 133 ( Memfitnah Arya )
134 Bab 134 ( Badai pasti berlalu )
135 Bab 135 ( Membebaskan Arya )
136 Bab 136 ( Di mata Tuhan semua manusia sama )
137 Bab 137 ( Pengakuan Asep )
138 Bab 138 ( Saling memaafkan )
139 Bab 139 ( Melahirkan bayi kembar )
140 Bab 140 ( Jangan tinggalkan kami )
141 Bab 141 ( Ananda dan Adinda )
142 Bab 142 ( Rencana Suci dan Arya )
143 Bab 143 ( Pura-pura tidur )
144 Bab 144 ( Pertahanan yang mulai runtuh )
145 Bab 145 ( Liburan ke Pantai )
146 Bab 146 ( Kacang lupa kulitnya )
147 Bab 147 ( Sama-sama mengaku )
148 Bab 148 ( Kenapa wajah kami tidak mirip? )
149 Bab 149 ( Lebih memilih pekerjaan )
150 Bab 150 ( Pasangan terbaik )
151 Bab 151 ( Tertangkap basah )
152 Bab 152 ( Menyerah )
153 Bab 153 ( Kamu berhak bahagia )
154 Bab 154 ( Pengasuh untuk Putri )
155 Bab 155 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
156 Bab 156 ( Calon istri idaman )
157 Bab 157 ( Semuanya sudah terlambat )
158 Bab 158 ( Ketika emosi mengalahkan akal sehat )
159 Bab 159 ( Sudah terjatuh, tertimpa tangga pula )
160 Bab 160 ( Mimpi buruk )
161 Bab 161 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
162 Bab 162 ( Bidadari cantik dan baik hati )
163 Bab 163 ( Akhir hidup Alina )
164 Bab 164 ( Terlalu posesif )
165 Bab 165 ( Diary Arsyila )
166 Bab 166 ( Kepergian Iqbal )
167 Bab 167 ( Rindu tak bertuan )
168 Bab 168 ( Berhutang budi )
169 Bab 169 ( Aku akan menjadi mata dan kaki mu )
170 Bab 170 ( Pura - pura buta )
171 Bab 171 ( Janji Arsyila )
172 Bab 172 ( Rencana pernikahan Arsyila dan Nanda )
173 Bab 173 ( Kepulangan Iqbal )
174 Bab 174 ( Salahkan apabila kita saling mencintai )
175 Bab 175 ( Aku hanyalah Anak angkat )
176 Bab 176 ( Bayang-bayang Iqbal )
177 Bab 177 ( Menodai Arsyila )
178 Bab 178 ( Menjadi korban pemerkosaan )
179 Bab 179 ( Mengalami trauma )
180 Bab 180 ( Kamu bukan Anak ku lagi )
181 Bab 181 ( Kejadian masalalu terulang kembali )
182 Bab 182 ( Rasa cinta menjadi benci )
183 Bab 183 ( Mengganti kedua mempelai )
184 Bab 184 ( Melepas Rizky untuk Putri )
185 Bab 185 ( Pilih Putri atau Dinda )
186 Bab 186 ( Pilihan yang sulit )
187 Bab 187 ( Permintaan Ratu )
188 Bab 188 ( Pernyataan cinta Rizky )
189 Bab 189 ( Patah hati )
190 Bab 190 ( Menjodohkan Iqbal dan Cindi )
191 Bab 191 ( Pernikahan Rizky dan Putri )
192 Bab 192 ( Tidak ada malam pertama )
193 Bab 193 ( Cinta satu malam )
194 Bab 194 ( Iqbal Anak kandung Pak Tamrin )
195 Bab 195 ( Kesalahan yang fatal )
196 Bab 196 ( Pingsan berjamaah )
197 Bab 197 ( Melamar Ratu )
198 Bab 198 ( Penolakan Ratu )
199 Bab 199 ( Cobaan datang bertubi-tubi )
200 Bab 200 ( Menutupi semuanya )
201 Bab 201 ( Suamiku bukan Boneka )
202 Bab 202 ( Rindu terlarang )
203 Bab 203 ( Hamil )
204 Bab 204 ( Lupakan aku )
205 Bab 205 ( Menjaga jodoh orang lain )
206 Bab 206 ( Perdebatan di malam pertama )
207 Bab 207 ( Bawaan Bayi )
208 Bab 208 ( Suami Istri di atas kertas )
209 Bab 209 ( Mulai membuka hati )
210 Bab 210 ( Gara-gara mangga muda )
211 Bab 211 ( Kejutan untuk Arsyi )
212 Bab 212 ( Duri dalam rumah tangga )
213 Bab 213 ( Kehamilan simpatik )
214 Bab 214 ( Misi menyatukan Rizky dan Dinda )
215 Bab 215 ( Mengorbankan perasaan )
216 Bab 216 ( Pacar pura-pura )
217 Bab 217 ( Misi berhasil )
218 Bab 218 ( Airmata bahagia )
219 Bab 219 ( Menentang keras Poligami )
220 Bab 220 ( Mahligaimu tercipta dari air mataku )
221 Bab 221 ( Selamat jalan Putri )
222 Bab 222 ( Jangan berhenti mencintaiku )
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Bab 1 ( Malam tragedi )
2
Bab 2 ( Suci tak lagi suci )
3
Bab 3 ( Janur kuning menjadi bendera kuning )
4
Bab 4 ( Selamat jalan Ibu )
5
Bab 5 (Bayi yang ditukar )
6
Bab 6 ( Ajakan kawin lari )
7
Bab 7 ( Hilang ingatan )
8
Bab 8 ( Suci hamil )
9
Bab 9 ( Masuk penjara )
10
Bab 10 ( Tekad Arya )
11
Bab 11 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
12
Bab 12 ( Hukuman empat tahun penjara )
13
Bab 13 ( Setiap pertemuan, pasti akan ada perpisahan )
14
Bab 14 ( Rizky Nugraha )
15
Bab 15 ( Membebaskan Suci dari Penjara )
16
Bab 16 ( Kecelakaan mobil )
17
Bab 17 ( Pindah ke Jakarta )
18
Bab 18 ( Akhirnya aku menemukanmu )
19
Bab 19 ( Usaha mendapatkan cinta Suci )
20
Bab 20 ( Rizky tidak memiliki Ayah )
21
Bab 21 ( Benar benar mirip )
22
Bab 22 ( Mengejar cinta Suci )
23
Bab 23 ( Keceplosan )
24
Bab 24 ( Rian VS Arya )
25
Bab 25 ( Ikatan batin Ayah dan Anak )
26
Bab 26 ( Tidak ada kesempatan kedua )
27
Bab 27 ( Semakin dekat )
28
Bab 28 ( Ijinkan aku membalut lukamu )
29
Bab 29 ( Permintaan Bu Rita )
30
Bab 30 ( Penolakan Alina )
31
Bab 31 ( Kedatangan Mama Erina )
32
Bab 32 ( Mengalah untuk menang )
33
Bab 33 ( Rencana menculik Suci )
34
Bab 34 ( Hujan yang menjadi saksi )
35
Bab 35 ( Status baru )
36
Bab 36 ( Perselingkuhan yang terbongkar )
37
Bab 37 ( Mengganggu malam pertama )
38
Bab 38 ( Semoga kebahagiaan ini tidak akan pernah berakhir )
39
Bab 39 ( Arya berada dalam dilema )
40
Bab 40 ( Mengakui kesalahan )
41
Bab 41 ( Karma )
42
Bab 42 ( Kecelakaan maut )
43
Bab 43 ( Sebagian ingatan yang hilang )
44
Bab 44 ( Memalsukan kematian Suci )
45
Bab 45 ( Penyesalan selalu datang belakangan )
46
Bab 46 ( Apa mungkin Suci adalah Anakku? )
47
Bab 47 ( Memisahkan Ibu dan Anak )
48
Bab 48 ( Selamat jalan kekasih )
49
Bab 49 ( Kenapa suaranya mirip Suci? )
50
Bab 50 ( Pengorbanan seorang Ibu )
51
Bab 51 ( Suci adalah Anak kandung kamu )
52
Bab 52 ( Percobaan bunuh diri )
53
Bab 53 ( Irwan melihat Suci )
54
Bab 54 ( Membawa Suci ke luar kota )
55
Bab 55 ( Bibit Pelakor )
56
Bab 56 ( Ketulusan cinta )
57
Bab 57 ( Menanyakan kotak surat )
58
Bab 58 ( Papa Fadil pingsan )
59
Bab 59 ( Serangan jantung )
60
Bab 60 ( Hamil lagi )
61
Bab 61 ( Salah paham )
62
Bab 62 ( Berlian tidak bisa dibandingkan dengan batu kerikil )
63
Bab 63 ( Pernikahan dadakan )
64
Bab 64 ( Rubah licik )
65
Bab 65 ( Menyingkirkan Pelakor )
66
Bab 66 ( Aku adalah seorang Pebinor )
67
Bab 67 ( Berusaha mendapatkan cinta Istri )
68
Bab 68 ( Apa kamu Suci? )
69
Bab 69 ( Istriku bernama Susan, bukan Suci )
70
Bab 70 ( Aku benci pengkhianat )
71
Bab 71 ( Aku relakan dia untukmu )
72
Bab 72 ( Bertahan demi Rizky )
73
Bab 73 ( Ikhlas tidak semudah yang di ucapkan )
74
Bab 74 ( Mengetahui sebuah kebenaran )
75
Bab 75 ( Menjenguk Mama Linda )
76
Bab 76 ( Menyadari kesalahan )
77
Bab 77 ( Permintaan maaf Mama Linda )
78
Bab 78 ( Cinta dan kasih sayang tidak bisa dibeli dengan uang )
79
Bab 79 ( Jadian )
80
Bab 80 ( Pertemuan tak terduga )
81
Bab 81 ( Mendampingi melahirkan )
82
Bab 82 ( Merasa tidak berdaya )
83
Bab 83 ( Memutuskan pindah ke Jawa Timur )
84
Bab 84 ( Tetangga baru )
85
Bab 85 ( Membuat kenangan baru )
86
Bab 86 ( Biarkan Suci dekat dengan Arya dan Rizky )
87
Bab 87 ( Mantan Narapidana )
88
Bab 88 ( Berakhir dengan lamaran )
89
Bab 89 ( Mengingat Hesti dan Bu Rita )
90
Bab 90 ( Lebih baik dilupakan, dari pada dibenci )
91
Bab 91 ( Berhenti memperebutkan Suci )
92
Bab 92 ( Permintaan terakhir Mama Linda )
93
Bab 93 ( Akhir hidup Mama Linda )
94
Bab 94 ( Jatuh cinta kepada Suami sendiri )
95
Bab 95 ( Ingin selalu dekat dengan Arya )
96
Bab 96 ( Bagaimana kalau kita selingkuh? )
97
Bab 97 ( Dia adalah Ibu kandungmu )
98
Bab 98 ( Rasa yang hilang )
99
Bab 99 ( Aku kembalikan Suci padamu )
100
Bab 100 ( Do'a yang terkabul )
101
Bab 101 ( Istri pura-pura )
102
Bab 102 ( Seperti Bayi kembar siam )
103
Bab 103 ( Tidur satu kamar )
104
Bab 104 ( Terjatuh dari tangga )
105
Bab 105 ( Mengingat semuanya )
106
Bab 106 ( Donor jantung untuk Suci )
107
Bab 107 ( Kekuatan cinta )
108
Bab 108 ( Terimakasih Suamiku )
109
Bab 109 ( Mengakui Iqbal sebagai kembaran Rizky )
110
Bab 110 ( Merasakan sebuah kejanggalan )
111
Bab 111 ( Putri keluarga Argadana )
112
Bab 112 ( Pernikahan Hesti dan Irwan )
113
Bab 113 ( Keributan pada acara Pernikahan )
114
Bab 114 ( Menemukan kotak surat )
115
Bab 115 ( Terbongkarnya rahasia besar )
116
Bab 116 ( Semakin merasa bersalah )
117
Bab 117 ( Kasih Ibu sepanjang masa )
118
Bab 118 ( Pengorbanan seorang Ibu )
119
Bab 119 ( Sehidup Semati )
120
Bab 120 ( Surat pengalihan harta )
121
Bab 121 ( Pengakuan Mama Erina )
122
Bab 122 ( Meninggalkan keluarga Argadana )
123
Bab 123 ( Kembali ke kampung halaman Suci )
124
Bab 124 ( Memulai hidup baru )
125
Bab 125 ( Saling melengkapi )
126
Bab 126 ( Hesti yang polos )
127
Bab 127 ( Kado dari Mama Erina )
128
Bab 128 ( Acara Syukuran )
129
Bab 129 ( Positif )
130
Bab 130 ( Ngidam yang aneh aneh )
131
Bab 131 ( Kembalinya Rubah licik )
132
Bab 132 ( Iri dan dengki mengotori hati )
133
Bab 133 ( Memfitnah Arya )
134
Bab 134 ( Badai pasti berlalu )
135
Bab 135 ( Membebaskan Arya )
136
Bab 136 ( Di mata Tuhan semua manusia sama )
137
Bab 137 ( Pengakuan Asep )
138
Bab 138 ( Saling memaafkan )
139
Bab 139 ( Melahirkan bayi kembar )
140
Bab 140 ( Jangan tinggalkan kami )
141
Bab 141 ( Ananda dan Adinda )
142
Bab 142 ( Rencana Suci dan Arya )
143
Bab 143 ( Pura-pura tidur )
144
Bab 144 ( Pertahanan yang mulai runtuh )
145
Bab 145 ( Liburan ke Pantai )
146
Bab 146 ( Kacang lupa kulitnya )
147
Bab 147 ( Sama-sama mengaku )
148
Bab 148 ( Kenapa wajah kami tidak mirip? )
149
Bab 149 ( Lebih memilih pekerjaan )
150
Bab 150 ( Pasangan terbaik )
151
Bab 151 ( Tertangkap basah )
152
Bab 152 ( Menyerah )
153
Bab 153 ( Kamu berhak bahagia )
154
Bab 154 ( Pengasuh untuk Putri )
155
Bab 155 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
156
Bab 156 ( Calon istri idaman )
157
Bab 157 ( Semuanya sudah terlambat )
158
Bab 158 ( Ketika emosi mengalahkan akal sehat )
159
Bab 159 ( Sudah terjatuh, tertimpa tangga pula )
160
Bab 160 ( Mimpi buruk )
161
Bab 161 ( Apa yang kita tanam, itu juga yang akan kita tuai )
162
Bab 162 ( Bidadari cantik dan baik hati )
163
Bab 163 ( Akhir hidup Alina )
164
Bab 164 ( Terlalu posesif )
165
Bab 165 ( Diary Arsyila )
166
Bab 166 ( Kepergian Iqbal )
167
Bab 167 ( Rindu tak bertuan )
168
Bab 168 ( Berhutang budi )
169
Bab 169 ( Aku akan menjadi mata dan kaki mu )
170
Bab 170 ( Pura - pura buta )
171
Bab 171 ( Janji Arsyila )
172
Bab 172 ( Rencana pernikahan Arsyila dan Nanda )
173
Bab 173 ( Kepulangan Iqbal )
174
Bab 174 ( Salahkan apabila kita saling mencintai )
175
Bab 175 ( Aku hanyalah Anak angkat )
176
Bab 176 ( Bayang-bayang Iqbal )
177
Bab 177 ( Menodai Arsyila )
178
Bab 178 ( Menjadi korban pemerkosaan )
179
Bab 179 ( Mengalami trauma )
180
Bab 180 ( Kamu bukan Anak ku lagi )
181
Bab 181 ( Kejadian masalalu terulang kembali )
182
Bab 182 ( Rasa cinta menjadi benci )
183
Bab 183 ( Mengganti kedua mempelai )
184
Bab 184 ( Melepas Rizky untuk Putri )
185
Bab 185 ( Pilih Putri atau Dinda )
186
Bab 186 ( Pilihan yang sulit )
187
Bab 187 ( Permintaan Ratu )
188
Bab 188 ( Pernyataan cinta Rizky )
189
Bab 189 ( Patah hati )
190
Bab 190 ( Menjodohkan Iqbal dan Cindi )
191
Bab 191 ( Pernikahan Rizky dan Putri )
192
Bab 192 ( Tidak ada malam pertama )
193
Bab 193 ( Cinta satu malam )
194
Bab 194 ( Iqbal Anak kandung Pak Tamrin )
195
Bab 195 ( Kesalahan yang fatal )
196
Bab 196 ( Pingsan berjamaah )
197
Bab 197 ( Melamar Ratu )
198
Bab 198 ( Penolakan Ratu )
199
Bab 199 ( Cobaan datang bertubi-tubi )
200
Bab 200 ( Menutupi semuanya )
201
Bab 201 ( Suamiku bukan Boneka )
202
Bab 202 ( Rindu terlarang )
203
Bab 203 ( Hamil )
204
Bab 204 ( Lupakan aku )
205
Bab 205 ( Menjaga jodoh orang lain )
206
Bab 206 ( Perdebatan di malam pertama )
207
Bab 207 ( Bawaan Bayi )
208
Bab 208 ( Suami Istri di atas kertas )
209
Bab 209 ( Mulai membuka hati )
210
Bab 210 ( Gara-gara mangga muda )
211
Bab 211 ( Kejutan untuk Arsyi )
212
Bab 212 ( Duri dalam rumah tangga )
213
Bab 213 ( Kehamilan simpatik )
214
Bab 214 ( Misi menyatukan Rizky dan Dinda )
215
Bab 215 ( Mengorbankan perasaan )
216
Bab 216 ( Pacar pura-pura )
217
Bab 217 ( Misi berhasil )
218
Bab 218 ( Airmata bahagia )
219
Bab 219 ( Menentang keras Poligami )
220
Bab 220 ( Mahligaimu tercipta dari air mataku )
221
Bab 221 ( Selamat jalan Putri )
222
Bab 222 ( Jangan berhenti mencintaiku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!