17

Aku, loly dan Sasa sibuk mengumpulkan informasi di semua sumber terpercaya, sedangkan Leo nya malah enakan duduk memperhatikan kami. Entah sebenarnya apa tujuan nya datang. Loly yang sejak awal merasa geram dan berusaha menahan kekesalannya akhirnya lepas kendali.

"Kamu sebenarnya ke sini ngapain sih Leo? Kami sudah capek-capek ngumpulin informasi dan mencatat , kamunya enak-enakan duduk. Mending kamu pulang saja sana, kehadiran kamu cuma jadi pengganggu tahu nggak."

"Udah Ly, biarkan saja." Aku berusaha menenangkan Loly. Tapi seperti nya omongan Loly hanyalah sebuah angin lalu buat Leo.

"Emangnya apa tugasku, kalian dari tadi asik sendiri tanpa menjelaskan apapun padaku."

Benar juga apa yang dikatakan Leo setelah dirinya datang kami belum menjelaskan materi apa yang harus di cari dan apa tugasnya. Tapi salah dia sendiri, siapa suruh tidur saat bu Anita jelas di depan.

"Baiklah karena kami juga sudah selesai mencarinya gimana nanti kamu yang presentasi kan di depan kelas."

"Oke kalau begitu. " Kata Leo dengan santai nya.

"Ingat jangan sampai salah, pokoknya suara dan cara menjelaskan nya harus bagus dan benar. " Tekanku. Awas saja kalau nilai kelompok kami sampai jelek.

"Ingat waktu kita hanya dua hari, kamu bawa saja copyannya sedangkan yang satunya akan kita kumpulkan. " Aku memberikan Leo lembaran yang satunya yang merupakan copyan. Ini adalah idenya Sita yang mengusulkan untuk disiapkan dua rangkumannya. Dan idenya itu sangat bagus juga menurutku.

"Dinda kamu yakin percaya sama dia?" Sita bertanya dengan nada yang berbisik karena merasa sedikit ragu begitupun dengan Loly.

"Ya harus percaya lah, aku yakin Leo pasti mempertanggungjawabkan tugasnya." Bisikku kepada Loly dan Sita.

Karena pekerjaan kami juga sudah selesai akhirnya mereka pamit pulang. Aku mengantar mereka ke depan. Saat kami menuruni tangga ternyata ada mas Dino di ruang tamu sedang fokus dengan laptopnya.

" Mas Dino baru datang ya? " Tanyaku penasaran karena mas Dino tadi sempat keluar.

"Dari tadi sih mas Dino pulang, hanya mas nggak ke atas karena nggak ingin ganggu kalian. Emangnya pekerjaannya sudah selesai? "

"Iya mas sudah selesai aku mau ngantar mereka ke depan nyari angkot. Oh kenalin mas Dino ini teman-teman aku Loly dan Sita."

"Salam kenal mas " Kata Loly dan Sita sambil memberikan senyuman hangat.

"Iya salam kenal....tapi kita tadi sudah kenalan juga kan. Kalian yang memberitahu mas kalau Dinda masih ada di kelas karena ada urusan." Loly dan Sita serempak mengangguk.

Mas Dino kini melihat ke belakang kami, tatapan mas Dino sangat tajam seperti mengintimidasi.

"Oh ini juga teman aku mas, namanya Leo kami sekelompok." Aku segera memperkenalkan Leo soalnya mas Dino pasti berpikir yang macam-macam. Tapi dari wajah Leo menunjukkan kalau dia tidak peduli sama sekali.

"Aku pulang...." Leo berjalan ke luar dan bayangannya menghilang dari balik pintu. Sungguh pria yang dingin bahkan dinginnya mengalahkan kutub utara. Kulihat tatapan mata Loly dan Sita yang menusuk seperti mengatakan keluar sana kami juga nggak suruh kesini.

"Teman kamu kenapa Dinda? "

"Nggak usah dipeduliin mas, dia memang rada-rada begitu." Mas Dino mengangguk faham.

"Mama belum pulang ya mas? "

"Iya belum, mungkin pulangnya barengan sama papa."

Mama meskipun ibu rumah tangga tetapi juga punya aktivitasnya sendiri. Mama dan teman-temannya melakukan arisan yang tujuan nya sangat mulia yaitu menggalang dana untuk membantu kaum miskin yang berada dalam kesulitan.

"Kalau begitu kamu minta pak Jodi nganterin mereka berdua." Usul mas Dino.

"Emangnya pak Jodi sudah balik dari kampung? "

Pak Jodi adalah supir pribadi papa dan biasanya juga dia nganterin aku ke sekolah. Dia meminta izin ke papa untuk beberapa hari karena anaknya lagi sakit jadi papa yang membawa mobilnya sendiri.

"Ya sudah kalian diantar pak Jodi saja ya."

"Nggak usah deh Dinda kami naik angkot saja," kata Sasa.

"Nggak papa, lagian angkot jarang sekali melewati komplek perumahan di sini karena orang-orang di sini selalu bawa mobil sendiri."

Sita melirik Loly menanti keputusan nya.

"Ya sudah kalau kamu maksa, tapi terimakasih ya sebelumnya."

Aku mengantar Sita dan Loly ke teras depan menunggu pak Jodi mengeluarkan mobil BMW putih dari garasi. Sita dan Loly naik dan mobil itu meninggalkan perkarangan rumah. Aku masih menunggu sampai jejak mobil itu lenyap dari pandanganku. Aku masuk ke dalam rumah dan bersiap membersihkan diri.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussuksrs

2024-02-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!