"Maaf, sepertinya saya mengganggu." Pak Ruben tersenyum setelah melihat kelopak bunga mawar yang berserakan di lantai.
"Tidak apa pak. Bapak bisa lanjut bawa tasnya ke atas. Nanti akan saya rapikan." Pak Ruben memikul koper yang berisi pakaian Dinda menaiki anak tangga meninggalkan mereka berdua.
"Apa kamu suka sama kejutanku. Aku menyiapkan ini semua."
Dinda tersentuh dengan ucapan Lex.
Ternyata dia bisa romantis juga.
"Kamu menyiapkan ini semua?"
"Nggak sih. Aku dibantuin Alice."
"Alice?" Senyuman Dinda berkerut. Ia berusaha tersenyum walaupun sebenarnya ia tidak suka mendengar nama Alice disebutkan. Apapun yang dilakukan Lex selalu melibatkan Alice. Alice ini lah, Alice itulah. Dan berakhir dengan pujian pada Alice. Dinda merasa dia lebih senang jika Lex tidak melakukan apapun sehingga Alice tidak terlibat. Siapapun pasti akan cemburu kalau suaminya dekat dengan wanita lain.
"Emangnya Alice tadi ada di sini?"
"Iya dia tadi ke sini. Ide buat ngasih kamu kejutan juga dari dirinya."
"Benarkah. Alice memang sahabat yang paling pengertian yah."
"Iya dia adalah wanita yang pintar dan cantik." Kini Lex terang-terangan memuji Alice depan Dinda.
"Kita jalan-jalan gimana. Aku ingin menunjukkan suatu tempat sama kamu."
"Pilihan kamu atau Alice?"
"Alice? Nggak lah, hanya aku yang tahu tempat ini."
Syukurlah, senggaknya kali ini bukan tempat pilihan Alice. Karena setiap kami berdua berkencan pasti dia akan mengatakan itu rekomendasi dari Alice.
Dinda memutuskan untuk mengikuti Lex. Lagian dia merasa butuh udara segar sekaligus menjernihkan pikiran nya yang sempat terbakar api cemburu.
Mereka tiba di sebuah bukit, lebih tepatnya bukit moko yang merupakan tempat yang paling pas untuk melihat keindahan malam di kota bandung. Karena merupakan tempat wisata jadi ada banyak orang yang datang. Lampu-lampu di setiap gedung terang benderang dengan cantiknya. Begitupun di sekitar perumahan. Rasanya cahaya-cahaya dan keindahan itu pas masuk ke dalam mata.
"Ini adalah tempat yang selalu aku tuju, saat aku bosan, atau hanya sekedar menenangkan diri."
Tempat yang sangat cocok untuk Lex. Pantasan Lex membeli rumah di sekitaran kota bandung. Diajak oleh Lex ke tempat favoritnya membuat hatiku senang. Tapi semoga saja hanya aku yang tahu tempat ini. Batin Dinda.
"Kamu adalah satu-satunya orang yang aku ajak ke sini.Aku tahu kamu pasti tidak pernah ke tempat ini. Apalagi tinggal di kota pusat. Yang dilakukan hanyalah ke tempat perbelanjaan kalau nggak ke tempat rekreasi. Benarkan."
"Iya." Dinda tersenyum setelah mendengar pernyataan dari Lex. Sungguh, Lex seakan-akan mendengar isi hatinya.
Mereka duduk di sebuah bangku sambil bertukar cerita. Malam ini mereka seperti sedang melakukan kencan bersama. Dinda dan Lex kembali ke rumah sekitar pukul 11 lewat 20 menit. Cukup lama mereka berada di tempat itu. Dan kebetulan juga sebelum balik mereka mampir di restoran untuk makan.
Pada pagi hari berikutnya, Dinda terbangun dan Lex berada tepat di sebelahnya. Seingat Dinda semalam saat di dalam mobil Lex menceritakan banyak hal. Karena ngantuk, ia akhirnya tertidur dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Apa mungkin Lex yang menggendong ku ke kamar? Aku rasa tebakan ku ini benar, sekarang dia tidur di sampingku. Tidak mungkin kan aku berjalan ke sini sambil tidur.
Dinda bangun dengan perlahan agar tidak mengganggu tidur Lex. Tapi tiba-tiba saja telepon Lex berbunyi. Ia ingin mengangkat panggilan nya namun Lex lebih dulu terbangun dan mengambil teleponnya.
"Halo... Hmm... Iya... Aku baru bangun... Ada di sampingku.... Apa? Hari ini? Aku akan bicara dengannya... Iya... juga"
Dinda merasa penasaran dengan siapa Lex berbicara. Apalagi Lex sangat serius menjawab panggilan dari orang itu.
"Siapa?"
"Mama bunga."
"Apa memangnya yang mama katakan?"
"Mama menyuruh kita ke rumah untuk makan malam bersama." Jelas Lex.
"Baiklah... Jam berapa kita berangkat?"
"Nanti sore saja." Kata Lex sambil bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah sofa dengan memegang laptop.
"Apa kamu akan bekerja?"
"Iya, ada berkas penting yang harus ku selesaikan."
"Mau ku buatkan kopi?" Tawar Dinda.
"Boleh." Jawab Lex dengan santai. Dinda turun ke bawah menuju arah dapur. Ia memanaskan air di dalam teko kecil, membuat takaran kopi pada cangkir. Airnya cepat mendidih, karena Dinda merebusnya hanya sedikit sesuai takaran cangkir sang suami. Ia menuangkan air panas tersebut ke gelas milik Lex, diadukannya sampai benar-benar terlarut, setelah itu ia membawanya menaiki anak tangga menuju kamar. Dinda meletakkan cangkir kopi tersebut di atas meja dekat Lex.
"Ini kopimu."
"Makasih."
Karena merasa lengket pada tubuhnya, Dinda memutuskan untuk mandi lebih dulu. Ia merasa sangat segar saat kulitnya bersentuhan dengan air yang jatuh dari shower.
Dinda keluar setelah 30 menit lamanya di dalam kamar mandi, dengan handuk yang menutup seluruh tubuhnya. Betapa terkejutnya saat mendapati Lex yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"A..ada apa Lex?" Tanya Dinda dengan perasaan gugup bercampur malu sembari mengencangkan pegangan handuknya.
"Aku pengen buang air kecil. Maaf kalau aku mengagetkanmu."
"Ah, tidak apa-apa." Dinda mempersilahkan Lex masuk. Ia segera berjalan ke ruang ganti untuk mengenakan pakaian. Saat keluar dari kamar ganti, Lex sudah kembali sibuk dengan laptopnya. Bunyi bel pintu terdengar dari depan rumah.
Siapa ya yang datang?
Dinda menerka-nerka, siapakah yang datang di jam segini.
"Kayaknya sudah sampai." Kata Lex membuat Dinda semakin bingung.
Apa mungkin ada kenalan Lex yang datang? Aku sama sekali tidak tahu.
"Siapa memangnya? Apa itu kenalanmu yang datang?"
"Bukan. Itu, saat kamu mandi aku memesan makanan, lagian sore nanti baru pelayan kita datang. Kamu juga lapar kan. Nggak mungkin kita nggak makan pagi ini." Dinda sama sekali tidak memikirkan hal itu. Padahal mereka belum makan sama sekali pagi ini. Dan ia juga belum bisa memasak. Tidak mungkin mereka bisa bertahan sampai sore nanti di rumah orang tua Lex. Syukurlah karena Lex mengingatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusdehst
2024-02-15
0
Osie
aku mampir n aku sdh baca sipnosis singkatnya..2 bab terbaca n ku curiga Alex n Alice punya hubungan yg lbh dr seorang tmn..yakin mereka berdua udah lakuin hubungan suami istri...hemmmm 2 pengkhianat yg kudu dihempaskan
2023-07-10
2