6

Sesampainya di kantor aku menunggu di ruangan milik Lex karena kata managernya Lex masih mengikuti meeting dengan beberapa klien. Aku juga sempat ditawarin kopi dingin olehnya. Ternyata managernya sangat ramah. Aku suka sekali bagaimana dia menyambutku dan menawarkan ku minum.

Sembari menunggu Lex aku membaca sebuah buku majalah yang kebetulan ada di atas meja. Kayaknya majalah tersebut baru di antar. Satu jam lamanya aku menunggu dan akhirnya Lex muncul juga.

"Maaf ya, kamu pasti lama menunggu. Tadi manager ku bilang kalau kamu datang tapi sayangnya aku nggak bisa menghentikan meetingnya. "

"Nggak apa-apa kok. Aku memang sengaja datang buat nganterin kamu makan."

"Kamu sudah makan? "

"Belum sih. "

"Bagaimana kalau kita makan bareng. "

Aku dan Lex makan bersama. Di selah menikmatinya, telepon milik Lex berbunyi. Aku melihat nama orang yang menelepon tersebut di layar handphone nya, Alice.

Ada urusan apa ya dia menelpon Lex.

Aku memperhatikan muka Lex yang tiba-tiba saja berubah.

"Eh Alice... Kenapa nggak di angkat? "

"Nggak usah.... Kayaknya dia mau menanyakan urusan kerjaan. Aku lagi capek. "

"Masa sih, Emangnya dia lagi di mana? "

"Dia lagi ngurus tender yang ada di China. "

"Benarkah? Pantasan aku nggak melihatnya. "

"Dia baru berangkat kemarin. "

Alice sendiri merupakan karyawan di perusahaan Lex. Jabatannya juga tinggi di perusahaan tersebut. Memang sangat jelas jika dia disuruh untuk mengurus tender-tender besar di luar negeri. Itu semua karena kecerdasaannya.

"Kalau kamu nggak mau, biar aku saja yang angkat. Aku sangat merindukan dirinya. "

Aku lalu menjawab panggilan dari Alice.

"Kenapa sih kamu lama sekali angkatnya? " Ada apa dengan suara Alice yang begitu manja. Apa memang dia selalu seperti itu kalau bicara dengan Lex. Aku sedikit cemburu.

"Ini aku, Dinda. "

"Eh Dinda? Aku kira Lex. Kamu di kantor ya? "

"Iya aku tadi nganterin makanan buat Lex. Bagaimana kabar kamu? "

"Kabarku baik. Dimana Lex? Aku ingin membicarakan tentang pekerjaan dengannya. "

"Ada di sini, tunggu ya" Aku menyodorkan telepon tersebut ke Lex.

"Dia mau membicarakan masalah pekerjaan. " Lex menerima telepon.

"Ya, Hmm.... Hmm. Baik. " Entah apa yang mereka bicarakan tetapi dari ekspresi Lex terlihat serius. Lex mengakhiri telepon dengan kata salam.

"Ada masalah apa Lex? "

"Oh... Nggak kok. Katanya urusan di sana sudah dia selesaikan dan dia akan pulang hari ini. "

"Benarkah? Dari dulu sampai sekarang Alice nggak pernah berubah ya, dia selalu bisa mengatasi apapun dengan mudah. "

"Iya, makanya aku percaya padanya. "

Entah kenapa kata-kata Lex membuat hatiku sedikit sakit.

"Tapi menurut mu kenapa ya dia nggak pernah pacaran, padahal di luar sana yang naksir sama dia kan banyak. " Lex yang sementara meneguk airnya langsung batuk ringan entah kenapa.

Aku segera membantu mengelus belakangnya.

"Ada apa? Pelan-pelan minumnya. " Aku menjadi khawatir.

"Aku nggak apa-apa kok. Makasih ya untuk makanannya. "

"Iya sama-sama. "

"Dinda, aku masih ada meeting. Maaf ya aku nggak bisa anterin kamu. "

"Nggak apa-apa kok. Lagian aku ke sini juga sama pak Burhan. "

"Ya sudah, aku duluan ya, soalnya ada sesuatu yang harus ku siapkan. Malam ini sepertinya aku juga pulang terlambat. "

"Iya, kamu nggak usah khawatir. Aku mengerti kok kalau kamu masih punya banyak pekerjaan. Kalau gitu aku sekalian pamit ya, nggak mungkin kan aku harus menunggu kamu sampai larut malam. "

"Makasih ya, kamu sangat pengertian. "

Aku berpamitan pada Lex setelah itu keluar dan berjalan menuju arah parkiran. Pak Burhan sedang menunggu di dalam mobil. Namun saat akan membuka pintu mobil, aku mendapatkan kiriman pesan dari nomor baru. Aku melihat gambar yang dikirimkan, itu seperti Lex dan seorang wanita. Namun karena foto tersebut di ambil agak jauh sepertinya, jadi kurang jelas siapa wanita tersebut.

Dalam sesaat pikiran ku sempat teralihkan dan mulai mencurigainya. Namun aku berusaha menenangkan diri dan kembali berfikir positif. Itu bisa saja rekan meeting Lex. Aku segera masuk dan menyuruh pak Burhan mengantarku balik ke rumah.

Benar saja perkataan Lex kalau dia akan pulang malam. Sekarang waktu sudah menunjukkan 00.39 dan belum ada tanda-tanda kedatangannya. Aku sudah tahu kalau Lex akan terlambat hanya saja aku nggak bisa tidur karena memikirkan foto tadi siang. Makanya aku sekalian menunggunya untuk menanyakan siapa yang mengirim foto tersebut. Aku takut itu mungkin saja, musuh nya dalam berbisnis yang berusaha menghancurkan dirinya lewat hubungan kami ini. Aku tidak ingin mereka memanfaatkan situasi tersebut. Aku harus memperingatkan Lex.

Awalnya aku hanya ingin berbaring sebentar, namun mataku mulai merasa kantuk yang luar biasa. Tanpa sadar aku tertidur dengan lelapnya.

Saat aku bangun, kulihat di sebelah ku tidak ada Lex. Kayaknya dia tidak pulang dan menginap diluar. Aku membuka telepon ku untuk melihat jam berapa. Dan ternyata ada lima panggilan tak terjawab dari Lex. Sepertinya dia juga mengirim pesan.

"Sudah jam 8 yah, kayaknya semalam aku ketiduran. "

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-02-15

0

Crystal

Crystal

Lex ini namanya panjangnya apa si. Masak Lex doang🙄

2023-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!