11

"Cepat masuk kalian! Pintu gerbangnya akan segera ditutup." Teriak pak security dari balik pagar. Anak-anak juga pada berlarian.

"Pa, aku pamit ya. Aku takut nanti di suruh pulang lagi. " Kataku sambil mencium tangan papa.

" Ya sudah ayo sana masuk. Semangat ya sayang untuk hari pertamanya. "

Aku mengangguk dengan senyuman ke arah papa. Aku juga ikut berlari memasuki pagar bersama dengan anak-anak yang lain. Aku tidak sabar bertemu dengan Loly dan Sita. Mereka adalah teman akrab ku sebelum aku kenal Alice. Hanya saja hubungan kami jadi renggang setelah aku bersahabat dengan Alice. Aku akan menebus semua kesalahan ku sama mereka. Aku masuk seperti biasa mengikuti alur yang berjalan. Kali ini aku masih belum bertemu dengan Alice. Kami akan bertemu di semester dua karena anak-anak akan dibagi sesuai golongan kepintarannya. Aku termasuk anak pintar sih meskipun Alice masih lebih pintar dari aku karena dia selalu menjadi juara umum di sekolah. Sedangkan Lex adalah murid pindahan kelas dua.

Aku mendekati Loly dan Sita yang kebetulan duduk di bangku paling belakang.

"Hai... " Dari tatapan mereka berdua aku bisa mengartikannya. Siapa dia? Sok kenal saja.

"Hai, salam kenal. " Sita melemparkan senyuman manis padaku saat aku menyapa dirinya. Aku menyodorkan dua buah cokelat silverqueen kepada mereka.

"Mau? "

Mereka menerimanya.

"Makasih ya, " Loly sedikit cuek tapi ia tetap menerima pemberianku. Ya, itulah Loly dulu aku sangat sulit mendekati nya karena sikap cueknya itu.

Bu Indah masuk ke dalam ruangan kelas kami. Sungguh sangat aneh, aku harus mendengar mereka memperkenalkan diri satu persatu meskipun sebenarnya aku sudah tahu siapa mereka. Yah meskipun demikian, aku tetap harus memperkenalkan diriku karena saat ini mereka belum tahu siapa aku. Hari pertama pelajarannya masih ringan-ringan saja. Aku tidak tahu bagaimana kedepannya karena aku juga sudah melupakan pelajaran-pelajaran SMA, dan itu sudah sangat lama. Aku, Loly dan Sita akhirnya mulai akrab. Mereka juga sudah tidak canggung lagi. Kami memutuskan pulang bersama menggunakan angkot, di kehidupan sebelumnya aku pasti menolak ajakan mereka untuk pulang bareng karena papa akan menjemput tapi kali ini aku akan mencoba hal baru. Aku juga sudah meminta papa untuk tidak menjemputku.

"Kamu nggak apa-apa kan ikut kita? "

"Nggak kok, nggak masalah lagian papaku nggak jemput juga. "

Kami menaiki angkot merah yang bagian luarnya sedikit karatan. Seharusnya ini sudah di buang ke rongsokan nggak sih. Yah memang bagiku ini memang sangat tidak layak untuk dipakai lagi karena jika dipaksakan mungkin bisa menyebabkan kecelakaan. Tetapi berbeda dengan sopir angkot itu, mungkin ini adalah sumber penghasilannya.

Di dalamnya juga kami harus berdempetan dengan penumpang lainnya. Panas dan sesak serta nggak ada AC. Ingin mencoba hal baru malah membuatku tobat duluan. Belum lagi bau badan ibu yang di sebelahku. Rasanya mau muntah tapi terpaksa ku tahan. Loly dan Sita tersenyum ke arahku, mungkin mereka tahu aku sangat tertekan.

Ya mau bagaimana lagi. Aku sendiri yang ingin mencoba naik angkot. Loly meminta ke pak sopir angkot untuk mengantarku duluan. Mobil tersebut memasuki kawasan perumahan mewah di jakarta.

Penumpang di dalam begitu terpanah melihat rumah-rumah di kawasan itu yang tinggi bak istana. Mereka juga berbisik-bisik menggosipi diriku satu sama lain. Padahal aku bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Gadis ini sepertinya orang kaya. " Bisik seorang ibu.

"Iya...tapi kenapa ya dia naik angkot, apa mereka nggak punya mobil kali. " Balas ibu lainnya. Begitu pula dengan ibu yang lain yang masih menggosip.

Loly dan Sita yang mendengar hal itu hanya cengengesan ke arahku. Sepertinya hari ini mereka bahagia menertawakan diriku.

"Pak aku turun di depan situ, " Kataku setelah melihat rumahku yang ada di depan sana.

"Oh baik neng. "

Pak sopir lalu menghentikan mobilnya agak ke pinggir. Aku menyodorkan uang 100k ke si sopir.

"Sekalian sama kedua temanku ya pak. "

"Nggak usah Din, biar kami bayar sendiri, " ujar Loly.

"Iya Din, kami nggak enak sama kamu. " Tambah Sita.

"Nggak apa-apa kok. Biar kali ini aku traktir kalian."

"Makasih ya Dinda. " Kata Sita begitu pun dengan Loly.

"Kalau gitu aku duluan ya, " Aku turun dari angkot memperhatikan angkot itu berlalu pergi lalu masuk ke dalam rumah. Hari ini aku juga tidak sabar menunggu kehadiran seseorang.

"Selamat siang ma.. "

"Siang juga dik... " Suara yang sangat tidak asing bagiku. Aku balik menatapnya dengan wajah gembira. Seorang pria dengan tinggi sekitar 183 cm sekarang berada di hadapan ku.

"Mas Dino.. " Aku berlari ke mas Dino sambil memeluknya lalu jingkrak-jingkrak kegirangan.

Mas Dino mengelus-elus kepalaku dengan lembut.

"Cie... cie anak kecil ini sudah SMA saja. Sebentar lagi dewasa dia. "

"Iya dong mas.... Etssss.. Aku bukan anak kecil lagi kapan sih panggilan itu di hilangkan. " Aku merengek manja.

"Suka-suka mas lah, terserah mas mau memanggil kamu apa. "

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusdabar

2024-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!