12

Mas Dino, Kakakku satu-satunya. Aku dan mas Dino terpaut usia 9 tahun. Jadi usia mas Dino ialah 24 tahun. Mas Dino sekarang lagi kuliah di Harvard University salah satu universitas terbaik di dunia. Di kehidupan ku sebelumnya mas Dino tidak sempat datang ke pernikahan ku karena ia harus menyelesaikan studi akhirnya yang kebetulan di hari yang sama dengan hari pernikahan ku. Namun ia mengirimkan sebuah hadiah untuk pernikahan ku dan Lex yang terbilang sangat mahal. Aku meminta mas Dino untuk membuatkan kami berdua lukisan pernikahan. Hadia itu ku pajang di ruang tamu di rumah baru kami. Tapi tidak tahu apa yang terjadi setelah kematian ku. Mungkin mas Dino sangat sedih sama seperti mama papa, karena aku adalah adik kesayangannya. Aku harap mereka mau menerima kepergian ku.

"Tuh kan Dino, adikmu itu sudah sangat merindukanmu. "

"Iya dong ma, tapi kenapa mama nggak bilang sama aku kalau mas Dino mau datang? "

"Mama sih mau bilang, tapi kakakmu itu yang meminta mama sama papa untuk tidak memberitahumu. "

"Mas mau kasih kamu suprise, gimana kamu terkejut kan? "

"Iya aku sangat terkejut." Kataku sambil memeluk mas Dino untuk yang kesekian kalinya.

"Untuk kangen-kangennya bisa dilanjutkan sebentar lagi, sekarang kamu ganti baju dulu. " Kata mama kepadaku. Aku segera naik ke atas dengan secepat kilat. Dan turun ke bawah kurang dari dua menit.

"Gesit sekali kamu? Pasti pakaiannya berserakan di lantai. " Keluh mama.

"Hehehe... Kan ada bibi Atum. "

"Anak ini merepotkan orang tua saja. "

"Papa mana ma? " Tanya mas Dino yang sedari tadi terus melihat ke sekeliling rumah mencari keberadaan papa.

"Mama juga nggak tahu, tadi kata papa dia akan pulang lebih cepat hari ini. "

Baru juga diomongin papa muncul dari luar pintu.

"Tuh papa datang. " Kataku sambil menunjuk ke arah papa lewat isyarat mata.

Mama dan mas Dino ikut menoleh.

"Papa... " Mas Dino bangun dari duduknya, mendekati papa lalu mengucapkan salam sambil mencium tangan papa.

Papa lalu memeluk anaknya itu dengan bangga dan penuh rasa haru. Papa sangat akrab dengan mas Dino karena ia adalah anak pria kebanggaan papa. Dari dulu maupun sampai sekarang mas Dino selalu menghargai dan mendengarkan nasihat orangtua kami dengan baik. Makanya papa sangat sayang sama mas Dino. Kalau aku sih juga disayang karena aku adalah anak wanita satu-satunya dan bungsu di keluarga ini.

"Papa sebaiknya ganti baju dulu sana, hari ini kita makan siang bersama dan mama juga sudah memasak makanan yang enak untuk menyambut kedatangan Dino."

Kami berkumpul di meja makan untuk menyantap santapan siang bersama.

"Wah keliatan enak nih. Mama memang the best lah. "

"Kamu menyiapkan ini semua? "

"Nggak juga si pa, dibantu sama mbok Atum juga."

"Wah... wah... wah. Aku sudah sangat..sangat merindukan masakan mama. Bosan aku di sana ma, setiap kali mau makan harus pesan dulu. "

"Kasihan sekali anak mama, sekarang kamu boleh makan ini sepuasnya sebelum kamu kembali. " Kata mama kepada mas Dino yang sedikit manja.

"Makanya mas, sekolahnya jangan cari yang jauh-jauh dong."

"Kamu ini berhenti ledekin abangmu." kata mama. Kami menyantap makanan dengan lahap nya. Masakan mama memang sangat enak sehingga semua piring-piring bersih tak tersisa. Aku juga sangat merindukan masakan mama. Di kehidupan sebelumnya di saat aku masuk SMA kelas XII mama berhenti memasak karena sempat sakit jadi papa menambah pelayan di dapur. Itupun kami sudah pindah ke rumah baru. Tetapi sesekali mama juga masak sih, itu kalau mama merasa bosan karena tidak melakukan apa-apa.

Setelah selesai makan dan pelayan datang untuk membersihkan meja, kami duduk bersama di ruang keluarga. Sungguh sangat harmonis keluarga kami.

Papa memecah keheningan dengan mulai bicara.

"Kapan kamu balik? "

" Aku izin seminggu saja pa mungkin sabtu sudah harus kembali. "

"Oh baiklah. "

"Wah aku bisa minta tolong mas Dino untuk anterin aku dong. "

"Bisa dong kan mas juga pengen lihat sekolah baru kamu. "

"Kalau masnya sudah datang, pasti mama sama papa dilupain. " Ledek mama.

"Nggak mungkin lah ma, Kan kalian setiap hari disini kalau mas Dino kan cuma sebentar saja."

"Oh iya, bagaimana hari pertamamu di sekolah? Sudah punya teman belum. "

"Berjalan lancar pa, untuk teman pasti ada lah pa. Kan aku anaknya papa yang mudah dapat teman."

"Iya.. Iya. Kamu bangga kan punya papa? "

"Bangga dong jadi anak papa sama mama. Nanti mama cemburu lagi kalau aku cuma sebutin papa." Bisikku sama papa meskipun suara bisikan ku masih terdengar jelas.

"Anak ini." Ketus mama. Kami tertawa akan kekonyolan yang terjadi.

Aku senang sekali bisa kembali ke masa yang sangat indah ini. Aku harap, aku akan terus membuat mereka bahagia. Ma... Pa aku juga berharap di duniaku yang nyata kalian akan seperti ini. Aku tidak ingin kalian terus memikirkan kematian ku. Sekarang aku akan mencari kebahagiaan yang baru tanpa membuat kesalahan yang sama lagi.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!