MENJADI SEORANG ISTRI #1

Mobil mewah bewarna hitam memasuki halaman rumah yang besar nan megah secara perlahan hingga berhenti tepat di depan pintu utama. Beberapa pelayan yang sudah lama menanti kedatangan sang tuan muda langsung keluar untuk menyambutnya.

Nindy yang baru saja turun dari dalam mobil, seketika takjub saat melihat bangun yang tampak begitu besar berdiri tegak tepat di depan matanya.

"Wah! Ini rumah apa hotel ya, gede banget. Halamannya juga luas banget, cocok banget kalau di jadiin lapangan bola".

Memang bukan hal yang baru bagi Nindy saat melihat rumah besar dan megah seperti itu karena dulu ia juga pernah tinggal di rumah yang tidak kalah besar dari rumah itu, namun semenjak kepergian kedua orang tua dan saudaranya Nindy tidak pernah lagi menginjakkan kaki di rumah keluarganya dan bahkan saat ini ia sudah lupa bagaimana wujud dari rumah itu.

"Bawa masuk barang- barangnya kedalam" Perintah Rafael kepada pelayan.

Mereka mengangguk dan langsung mengambil alih semua barang bawaan Nindy dan membawanya masuk kedalam.

"Ayo masuk" Ajak Rafael pada istrinya.

"Ya" Sahut Nindy kemudian langsung mengikuti langkah kaki suaminya dari belakang.

Bu Linda yang mendengar Rafael sudah pulang langsung menghampiri putra sulungnya itu.

"Kemana saja kamu? Kenapa baru sampai?" Tanya bu Linda.

Bu Linda memang turut hadir pada saat prosesi pernikahan Rafael dan Nindy, namun setelah acara pernikahan selesai beliau langsung bergegas pulang bersama Ronald dan juga Edgar dengan mobil yang berbeda sehingga beliau tidak mengetahui apa saja yang dilakukan sang putra.

"Tadi kami mampir sebentar mah untuk makan malam" Jawab Rafael.

"Kenapa musti makan diluar, kan kamu bisa makan malam di rumah" Sela bu Linda.

Bu Linda menatap Nindy yang berdiri di belakang Rafael.

"Bik Nur!" Panggilnya pada seorang pelayan.

Bik Nur yang mendengar namanya disebut langsung bergegas datang.

"Iya nyonya, ada apa?" Tanya bik Nur.

"Antarkan gadis itu kekamarnya" Perintah bu Linda.

"Baik bu!" Bik Nur mengambil barang- barang bawaan Nindy untuk di antarkan ke kamar khusus yang telah di persiapkan jauh- jauh hari.

"Mari non" Ajak bik Nur pada Nindy.

Nindy mengangguk pelan dan tanpa banyak bertanya ia langsung mengikuti langkah bik Nur menuju kekamarnya yang terletak di lantai dua.

"Ini kamar nona" Ucap Bik Nur saat membuka pintu kamar Nindy.

Nindy takjub saat melihat kamarnya telah di persiapkan dengan bersih dan rapi.

"Terima kasih bik" Ucap Nindy tulus.

"Sama- sama non" Balas bik Nur.

"Kalau nona butuh apa- apa panggil bibik saja, nanti bibik akan membantu nona".

"Iya bik, sekali lagi makasi ya".

Bik Nur mengangguk pelan kemudian kembali berjalan keluar.

"Bik!" Nindy memanggil bik Nur hingga membuat bik Nur kembali menatapnya.

"Ada apa non" Tanya Bik Nur.

"Kamar kak Rafael dimana?" Tanya Nindy.

"Di sana non" Tunjuk bik Nur pada sebuah kamar.

"Selang satu kamar setelah kamar nona. Kamar tuan Rafael yang terletak di ujung tangga" Jelas Bik Nur lagi.

"Ooo, di situ ternyata" Gumam Nindy.

"Makasih ya bik" Ucapnya lagi.

Bik Nur kembali mengangguk.

"Ada lagi yang nona inginkan?" Tanya bik Nur ssbelum beliau pergi.

Nindy menggeleng.

"Tidak bik, terima kasih ya. Bik Nur sudah boleh pergi".

Bik Nur mengangguk lalu langsung pergi keluar dari kamar nona muda baru di rumah ini. Beliau sempat kaget saat melihat istri dari tuan muda Rafael yang terlihat masih sangat muda bahkan bisa di bilang masih remaja, terlebih penampilan yang terlihat begitu sederhana dan tampak sedikit tomboy dengan rambut yang di potong pendek sebahu. Penampilan istri tuan mudanya sungguh sangat jauh berbeda dengan penampilan pacar tuan Rafael sendiri yang selalu berpenampilan glamor, feminin dan juga dewasa.

"Sepertinya akan ada masalah baru yang datang kerumah ini, semoga nona Nindy sanggup bertahan" Gumam bik Nur sebelum akhirnya meninggalkan kamar majikannya yang baru.

Sementara itu, Nindy yang memang sudah merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh bergegas berganti pakaian dan tanpa menunggu lama langsung naik keatas ranjang besar dan mengambil posisi ternyaman.

"Ah nyamannya" Gumam Nindy saat merasakan tubuhnya yang langsung hangat saat memeluk guling dan selimutnya.

Tak perlu menunggu lama Nindy langsung tertidur tanpa beban sedikitpun, ia langsung terlelap dalam mimpi yang menjadi bunga- bunga tidurnya. Nindy memang beda, dia sungguh berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. Biasanya orang akan kesulitan untuk tidur jika ditempat baru, namun ternyata hal itu tidak berlaku untuk seorang Nindy, bahkan saat ini ia mampu tertidur dengan lelap tanpa gangguan sedikitpun.

.

Tok tok tok

Nindy mengetuk pintu kamar sang suami perlahan karena tidak ingin mengundang kegaduhan di pagi hari. Pagi ini ia segaja bangun lebih awal karena semalam ia sudah bertekat untuk menjadi istri yang baik bagi suaminya itu.

Hal pertama yang ia lakukan adalah menyiapkan sarapan pagi untuk pak suami meskipun yang ia lakukan hanya merecoki bik Nur di dapur, dan sekarang ia akan membangunkan sang suami sesuai dengan saran dari bik Nur. Bik Nur mengatakan jika Rafael sangat susah untuk bangun pagi padahal dia harus berangkat kekantor pagi- pagi. Alhasil hampir setiap pagi bik Nur bertugas untuk membangunkan sang tuan muda sekaligus menyiapkan semua keperluannya untuk pergi kekantor.

Berulang kali ia mengetuk pintu itu namun tidak mendapatkan respon apapun dari dalam, sepertinya sang penghuni kamar masih terlelap dalam tidurnya padahal hari sudah menjelang pagi. Karena tidak mendapat jawaban apapun, Nindy berinisiatif untuk langsung menerobos masuk kedalam kamar pak suami karena takut suaminya itu akan terlambat jika ia tidak bergegas untuk membangunkannya.

Cklekk

Nindy dapat dengan mudah membuka pintu tersebut karena memang pintu itu tidak terkunci, Rafael memang tidak pernah mengunci pintu kamarnya karena seseorang harus membangunkannya di pagi hari.

Kegelapan langsung menyambut kedatangan Nindy saat pertama kali ia melangkahkan kaki memasuki kamar suaminya itu. Bulu kuduknya tiba- tiba langsung merinding ketika dinginnya udara mulai menyapu kulit tubuhnya.

"Ini kamar apa kuburan sih, gelap banget. Dingin lagi" Gerutu Nindy sambil mengelus kuduk lehernya.

Kamar Rafael memang gelap, ia memang tidak pernah menyalakan lampu ketika tidur karena ia memang tidak bisa tidur jika lampu masih menyala bahkan lampu tidurpun tidak pernah ia nyalakan. Jika biasanya orang tidur dengan memakai lampu tidur namun tidak dengan Rafael, ia malah tidur tanpa cahaya sedikitpun. Hanya ada sedikit cahaya temaram yang masuk kedalam kamarnya, cahaya yang berasal dari lampu balkon kamarnya.

Dengan bantuan cahaya temaram yang berasal dari balkon kamar Rafael, Nindy melangkahkan kakinya perlahan memasuki kamar suaminya. Dan hal pertama yang ia lakukan adalah membuka gorden tebal yang menjadi biang kegelapan kamar itu.

"Ah, leganya" Ucap Nindy setelah ia berhasil membuka gorden besar itu dan cahaya pagi mulai masuk kedalam kamar.

Nindy menatap keluar sambil menyunggingkan senyum, ia menyambut pagi ini dengan rasa bahagia karena ini adalah hari pertamanya setelah menjadi seorang istri dari pria yang menjadi cinta pertamanya. Nindy tidak pernah menyangka jika pria yang berhasil menaklukkan hatinya itu kini telah resmi menjadi suaminya.

Nindy memutar tubuhnya menatap pak suami yang masih terlelap di bawah selimut hangatnya, dia terlihat begitu damai seolah tidak memiliki beban apapun. Perlahan ia melangkahkan kaki menuju kearah ranjang dan seketika senyum manis kembali terukir di bibirnya saat melihat wajah sang suami yang tampak tenang dalam tidur lelapnya.

"Kak! Kak Rafael" Nindy menepuk lengan Rafael pelan mencoba untuk membangunkan suaminya itu.

Tidak ada respon dari Rafael, ia masih betah berada di alam mimpinya.

"Kak, kak Rafael! Bangun kak, udah pagi" Panggilnya lagi, kini dengan tepukan yang lebih keras.

Dan tetap seperti sebelumnya, Rafael masih tidak bergeming sedikitpun, ia benar- benar seperti orang pingsan.

"Ih, parah banget sih inih orang. Di panggil berkali- kali nggak bangun- bangun juga" Gerutu Nindy yang mulai kesal.

"Aits,,,! Ini orang kayaknya baru bangun kalau di tembaki petasan".

"Ini terakhir kalinya aku bangunin ya, kalau masih nggak bangun juga maka aku siram pake air dingin" Ucap Nindy penuh ancaman.

Nindy mengambil ancang- ancang untuk melancarkan aksinya.

"Ok, siap- siap!" Ucapnya pada diri sendiri.

"Satu, dua, ti,,,!"

Dengan gerakan cepat kedua tangan Nindy menarik selimut tebal yang menutupi tubuh Rafael hingga selimut itu tergeletak di lantai.

"Ga,,,! Aaaa,,,,!"

Episodes
1 PERMULAAN
2 NIKAH
3 MENJADI SEORANG ISTRI #1
4 MENJADI SEORANG ISTRI #2
5 MERASA ANEH
6 SEBUAH KEBOHONGAN
7 KELAKUAN BOCIL
8 TAWANAN
9 PAK SUAMI
10 MASA PERTUMBUHAN
11 KENCAN ALA BOCIL
12 SURAT KUASA
13 KABAR DUKA
14 FAKTA MENYAKITKAN
15 INIKAH FAKTANYA
16 SEBUAH WASIAT
17 KEBIMBANGAN
18 ADA APA DENGANNYA
19 APA YANG TERJADI?
20 JELASKAN PADAKU
21 FLASHBACK
22 GUGATAN CERAI
23 TERLAMBAT
24 TEMUKAN ISTRIKU
25 PERUBAHAN
26 HIDUP BARU
27 JANDA PERAWAN
28 TITIK TERANG
29 LUKA LAMA
30 Mohon Perhatian
31 AKU MENEMUKAN-MU
32 MEMANDANG DARI JAUH
33 MERENUNG
34 MUTASI
35 LINGKUNGAN BARU
36 KLIEN BESAR
37 KEMBALI BERTEMU
38 TIDAK PERCAYA
39 KECURIGAAN TIM
40 PANIK
41 LEPASKAN ATAU PERTAHANKAN
42 SEDIKIT JINAK
43 Pengumuman
44 TALK
45 PENYESALAN
46 SALAH PAHAM
47 GUGATAN KEDUA
48 CEMBURU
49 PERINTAH SUAMI
50 DEBAT SUAMI ISTRI
51 PEWARIS TAHTA
52 PULANG KERUMAH
53 KATA MAAF
54 SUAMI VS PACAR
55 BUTUH KEJELASAN
56 YULIA BICARA
57 DILEMA
58 MENENTUKAN PILIHAN
59 MENYERAH
60 PERGI!
61 BODOH
62 JAHAT
63 GARIS TAKDIR
64 TAKUT KEHILANGAN
65 KASMARAN
66 SEBUAH KEJUTAN
67 WANNA TO TOUCH
68 PEMILIK HATI
69 PROYEK MASA DEPAN
70 MINTA CUCU
71 MILIK KITA
72 SUPLEMEN PAGI
73 MERTUA IDAMAN
74 PENGUNTIT
75 MENGHILANG
76 KEMBALI PANIK
77 KALUT
78 KABAR BAIK
79 SEBUAH KEJUTAN
80 KEMARAHAN RAFAEL #1
81 KEMARAHAN RAFAEL #2
82 LULUH
83 MENEGANGKAN
84 HAPPY FAMILY
85 EKSTRA PART 1
86 EKSTRA PART 2
87 EKSTRA PART 3
88 EKSTRA PART 4
89 SPECIAL PART
90 THE END
91 PROMO NOVEL TERBARU CHAYAHUDA
Episodes

Updated 91 Episodes

1
PERMULAAN
2
NIKAH
3
MENJADI SEORANG ISTRI #1
4
MENJADI SEORANG ISTRI #2
5
MERASA ANEH
6
SEBUAH KEBOHONGAN
7
KELAKUAN BOCIL
8
TAWANAN
9
PAK SUAMI
10
MASA PERTUMBUHAN
11
KENCAN ALA BOCIL
12
SURAT KUASA
13
KABAR DUKA
14
FAKTA MENYAKITKAN
15
INIKAH FAKTANYA
16
SEBUAH WASIAT
17
KEBIMBANGAN
18
ADA APA DENGANNYA
19
APA YANG TERJADI?
20
JELASKAN PADAKU
21
FLASHBACK
22
GUGATAN CERAI
23
TERLAMBAT
24
TEMUKAN ISTRIKU
25
PERUBAHAN
26
HIDUP BARU
27
JANDA PERAWAN
28
TITIK TERANG
29
LUKA LAMA
30
Mohon Perhatian
31
AKU MENEMUKAN-MU
32
MEMANDANG DARI JAUH
33
MERENUNG
34
MUTASI
35
LINGKUNGAN BARU
36
KLIEN BESAR
37
KEMBALI BERTEMU
38
TIDAK PERCAYA
39
KECURIGAAN TIM
40
PANIK
41
LEPASKAN ATAU PERTAHANKAN
42
SEDIKIT JINAK
43
Pengumuman
44
TALK
45
PENYESALAN
46
SALAH PAHAM
47
GUGATAN KEDUA
48
CEMBURU
49
PERINTAH SUAMI
50
DEBAT SUAMI ISTRI
51
PEWARIS TAHTA
52
PULANG KERUMAH
53
KATA MAAF
54
SUAMI VS PACAR
55
BUTUH KEJELASAN
56
YULIA BICARA
57
DILEMA
58
MENENTUKAN PILIHAN
59
MENYERAH
60
PERGI!
61
BODOH
62
JAHAT
63
GARIS TAKDIR
64
TAKUT KEHILANGAN
65
KASMARAN
66
SEBUAH KEJUTAN
67
WANNA TO TOUCH
68
PEMILIK HATI
69
PROYEK MASA DEPAN
70
MINTA CUCU
71
MILIK KITA
72
SUPLEMEN PAGI
73
MERTUA IDAMAN
74
PENGUNTIT
75
MENGHILANG
76
KEMBALI PANIK
77
KALUT
78
KABAR BAIK
79
SEBUAH KEJUTAN
80
KEMARAHAN RAFAEL #1
81
KEMARAHAN RAFAEL #2
82
LULUH
83
MENEGANGKAN
84
HAPPY FAMILY
85
EKSTRA PART 1
86
EKSTRA PART 2
87
EKSTRA PART 3
88
EKSTRA PART 4
89
SPECIAL PART
90
THE END
91
PROMO NOVEL TERBARU CHAYAHUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!