Setelah meluapkan rasa bahagianya karena bisa bertemu kembali dengan putri dari sahabatnya serta berbagi cerita bersama Nindy, pak Harun meminta bu Linda dan Rafael untuk menemuinya di ruang kerja. Pak Harun ingin mendengarkan penjelasan dari istri dan anaknya secara langsung.
"Bisakah kalian menjelaskan semua ini?" Tanya pak Harun pada istri dan anaknya.
Pak Harun menatap bu Linda dan Rafael secara bergantian dan berusaha menelisik kebohongan yang mungkin saja sedang di sembunyikan oleh keduanya.
"Apa yang sebenarnya terjadi mah? Bagaimana ceritanya Rafael bisa menikah dengan Nindy?" Tanya pak Harun pada istrinya.
Bu Linda tidak bisa menjawab, beliau belum memiliki alasan yang kuat untuk menjelaskan semuanya kepada sang suami karena beliau tidak menyangka jika suaminya akan tahu secepat ini tentang pernikahan Rafa dengan Nindy. Lagi pula bu Linda tidak pernah menduga sang suami akan pulang hari ini karena pak Harun sedang menjalani pengobatan di luar negeri dan selama beberapa bulan terakhir beliau sering pulang pergi Jakarta Singapura.
"Dan kamu Rafa, sejak kapan kamu mengenal Nindy dan kenapa kamu tidak mengatakan apapun pada papa jika kamu ingin menikah? Apa kamu sudah tidak menganggap papa sebagai orang tuamu lagi" Pak Harun bertanya pada Rafael.
"Kenapa kalian hanya diam saja, apa kalian sudah tidak menganggap aku sebagai kepala keluarga di rumah ini lagi hah?" Sertak pak Harun penuh emosi.
Rafael diam membisu dengan kepala tertunduk dalam, ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Papa" Sela bu Linda.
"Kenapa papa bicara seperti itu. Apa selama ini kami pernah bersikap kurang ajar pada papa? Meskipun papa menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga baru papa, tapi kami tidak pernah keberatan apalagi marah dan sampai kapanpun kami akan selalu menghormati papa" Ucap Bu Linda.
"Lantas kenapa kalian berdua menyembunyikan masalah ini dariku?" Sentak Pak Harun.
"Kami tidak bermaksud untuk menyembunyikan semua ini dari papa. Hanya saja kami belum memiliki waktu yang tepat untuk mengatakan semua ini pada papa. Lagi pula pada saat Rafael mengatakan niatnya untuk menikahi Nindy, papa sedang berada di luar negeri sehingga tanpa berpikir panjang mama langsung menyetujuinya dan bermaksud untuk mengatakan semuanya ketika papa pulang" Jelas bu Linda panjang lebar.
"Kenapa kamu langsung menyetujuinya tanpa mengatakan apapun padaku?".
"Karena semua serba mendadak pa. Beberapa bulan yang lalu Rafael mengatakan jika ia sedang mencintai seorang gadis dan tidak lama kemudian dia meminta mama untuk langsung melamar gadis itu menjadi istrinya".
"Mama sempat menolak keinginan Rafael, namun Rafael tetap pada pendiriannya hingga akhirnya mama terpaksa menyetujuinya karena mama takut jika Rafa akan berbuat nekat, mama takut jika putra kita terlibat pergaulan bebas pah".
Bu Linda mencoba menyakinkan suaminya dengan merangkai kata yang tepat untuk membuat pak Harun percaya. Beliau bahkan tidak membiarkan Rafael menyela satu katapun karena khawatir sang putra akan berkata jujur jika terus menerus mendapat tekanan dari dari suaminya. Rafael sama sekali tidak bisa berkata bohong, ia akan selalu menjawab dengan jujur setiap pertanyaan yang di ajukan oleh papanya.
Pak Harun memijit keningnya yang tiba- tiba terasa pusing, belum tuntas masalah yang terjadi dengan keluarga istri keduanya kini beliau harus kembali mendapat masalah dengan keluarga istri pertamanya. Tentu tidak akan menjadi masalah jika yang di nikahi Rafael adalah gadis lain bukan Nindy anak dari sahabatnya sendiri. Karena jika itu terjadi tentu masalah ini tidak akan bertambah serumit ini.
Kini pak Harun harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan permasalahan ini sebelum para musuh yang sejak lama mengincar keluarga Bisma menyadari keberadaan Nindy dan kembali menyakitinya.
Setelah pikirannya mulai merasa tenang, pak Harun kembali menatap sang istri dan juga putranya.
"Jadi kamu sendiri yang meminta untuk di nikahkan dengan Nindy?" Tanya pak Harun pada Rafael.
Rafael mengangguk masih dengan kepala yang tertunduk.
"Iya pah" Jawabnya tegas. Jawaban apalagi yang bisa di berikan oleh Rafael selain dengan satu kata yaitu kata 'iya'. Tidak mungkin ia berkata jujur karena itu artinya ia sedang menghancurkan rencananya sendiri.
"Apa kamu mencintainya?" Tanya pak Harun to the point.
Rafael tersentak kaget, ia tidak menyangka jika papanya akan bertanya seperti itu. Rafael tergagu, entah mengapa dirinya begitu sulit untuk berkata ' iya' atas pertanyaan sang papa.
"Jawab Rafa!" Sergah pak Harun lantang.
"Apa benar kamu menikahi Nindy karena kamu mencintainya? Atau kamu memiliki niat lain terhadap Nindy?".
"Jawab Rafael!" Sentak pak Harun dengan suara yang semakin meninggi.
"Iya pah. Aku mencintainya" Jawab Rafael dengan tegas.
Rafael mengangkat wajahnya dan membalas tatapan sang papa.
"Aku mencintai Nindy pah" Rafael mengulangi jawaban yang sama.
Pak Harun membalas tatapan mata Rafael, beliau terus menelisik untuk mencari kepastian dari jawaban putranya itu.
"Lantas bagaimana dengan Laura? Apa kamu masih memiliki hubungan dengan gadis itu?" Tanya beliau kemudian.
Selama ini pak Harun tahu jika Rafael memiliki seorang kekasih yang bernama Laura dan hubungan mereka sudah berlangsung lama. Pak Harun masih sedikit meragukan perasaan Rafael terhadap Nindy karena setahunya gadis remaja seperti Nindy bukanlah type dari sang putra, justru wanita dewasa seusianya yang menjadi typenya dan Laura lah wanita itu.
"Tidak pah. Rafael dan Laura sudah putus" Sela bu Linda.
Rafael menatap sang mama seolah protes dengan jawaban yang di berikan oleh mamanya.
"Benar seperti itu Rafael?" Tanya pak Harun ingin memastikan.
"Benar kamu sudah putus dengan Laura?".
Bu Linda memberi isyarat agar Rafael mengangguk dan dengan terpaksa Rafael menganggukkan kepalanya..
"Iya pah, kami sudah putus" Jawab Rafael.
Pak Harun mengangguk, meskipun Rafael menjawab iya tapi beliau masih meragukan jawaban dari sang putra. Namun pak Harun tidak akan memperpanjang masalah itu karena yang paling penting saat ini adalah memikirkan langkah selanjutnya sebelum para musuh menyadari keberadaan Nindy.
"Kamu tahu Nindy siapa?" Tanya pak Harun lagi.
"Apa yang kalian tahu jika Nindy adalah anak dari sahabat yang telah lama aku cari?".
"Apa maksud papa?" Tanya bu Linda seolah tidak mengerti pertanyaan sang suami. Padahal beliau sudah tahu jika Nindy adalah pewaris sah dari Louis Jaya Grup, namun beliau tidak tahu jika saat ini Nindy sedang menjadi incaran dari beberapa pihak yang menginginkan Louis Jaya Grup.
"Sudahlah, kalian tidak perlu tahu, karena kalian juga pasti tidak akan pernah mengerti" Ucap pak Harun.
Pak Harun kembali menatap Rafael dalam- dalam kemudian berkata:
"Karena kamu sudah menjadi suami Nindy, papa minta kamu untuk menjaganya dengan baik. Jangan pernah menyakiti hatinya karena jika sampai kamu melakukan hal itu maka papa tidak akan pernah tinggal diam. Kamu mengerti?".
Rafael mengangguk.
"Sekarang kalian boleh keluar, aku ingin bicara berdua dengan Rudi" Titah pak Harun pada anak dan istrinya.
Bu Linda dan Rafael langsung pergi dari ruang tersebut, mereka harus bergegas keluar sebelum pak Harun kembali mengajukan pertanyaan lain yang mungkin akan sulit untuk mereka.
Selepas kepergian anak dan istri dari tuan besarnya, pak Rudi melangkah mendekat dan langsung duduk di hadapan pak Harun. Sejak awal pak Rudi memang berada di dalam ruangan tersebut dan beliau mendengarkan semua pembicaraan yang terjadi antara ayah, ibu dan anak itu beberapa saat yang lalu. Namun beliau memilik untuk diam dan tidak ingin memberi tanggapan apapun.
"Entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pernikahan Rafael dengan Nindy. Aku melihat seperti ada beberapa kebohongan yang sedang Rafael tutupi dariku" Ucap pak Harun pada asistennya.
"Bagaimana menurut pendapatmu Rud? Apa aku bisa mempercayai semua ucapan istri dan putraku?" Tanya pak Harun lagi.
"Saya tidak tahu harus menjawab apa pak, karena situasi ini cukup mengagetkan. Saya tidak pernah menyangka jika tuan muda Rafael bisa dengan mudah menemukan nona Nindy disaat kita masih berusaha mencari jejaknya" Sahut pak Rudi.
"Aku rasa semua ini melibatkan Linda, Rud! Aku khawatir Linda telah mengetahui sesuatu yang tidak seharus ia ketahui dulu" Ucap pak Harun.
"Bapak ingin saya melakukan apa?" Tanya pak Rudi to the point, beliau tahu jika tuan besarnya sedang mengkhawatirkan nona Nindy.
"Awasi istri dan anak- anakku Rud, laporkan semua kegiatan mereka, aku rasa mereka sedang merencanakan sesuatu terhadap Nindy. Dan lakukan penjagaan ketat untuk Nindy bila perlu kirim pengawal untuk menjaganya aku tidak ingin kita kecolongan lagi" Titah pak Harun.
"Baik pak. Saya akan melakukan yang terbaik untuk melindungi nona Nindy" Jawab pak Rudi.
"Lantas bagaimana dengan pengobatan anda pak? Apa tidak sebaiknya anda kembali ke Singapura dan melanjutkan pengobatan anda kembali" Saran pak Rudi.
"Aku merasa jika pengobatan itu hanya sia- sia saja Rud, kondisiku tidak akan pulih seperti sedia kala. Dan sebelum kondisiku semakin bertambah parah, aku harus segera menyelesaikan semua permasalahan ini dan memberikan apa yang menjadi milik Bisma kepada putrinya" Ucap Pak Harun.
Pak Rudi mengangguk paham, beliau tidak memberi tanggapan apapun lagi karena semua keputusan yang keluar dari mulut pimpinannya bersifat mutlak.
☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments