Gantung diri

Kevin berjalan menuju loker yang berada di ruang ganti. Selah dirinya sampai di loker tersebut Kevin membuka dan mengambil sepatunya yang berwarna putih sering Kevin gunakan untuk pelajaran olah raga.

Kevin melepas sepatu hitamnya yang rusak dan memakai kembali sepatu berwarna putih.

Setelah selesai memasang kembali sepatu putihnya Kevin meletakkan sepatu yang rusak itu di dalam loker kejadian aneh mulai kembali terjadi.

Kevin yang sedang meletakkan sepatu rusaknya ke dalam loker itu dengan tiba-tiba Kevin merasakan bulu kuduknya berdiri dan juga ia mulai merasakan ada seseorang yang sedang berdiri di belakangnya.

Kevin yang sedari tadi merasa hanya dia yang berada di ruang ganti itu mulai panik dan merasa ketakutan. Ia memberanikan dirinya untuk menoleh ke belakang dan ternyata benar saja.

Arwah Julia Kembali menerornya Kevin yang ketakutan pun mencoba berlari keluar dari ruang ganti tersebut.

Para siswa yang melihat Kevin berlari tidak memedulikannya karena kelakuan Kevin sudah mulai aneh beberapa hari sebelumnya.

Kevin yang terus berlari hingga dirinya masuk ke dalam gudang sekolah untuk bersembunyi.

Terlihat di dalam gudang itu terdapat banyak meja dan kursi yang rusak tidak di pakai kembali dan beberapa peralatan sekolah seperti papan tulis serta benda-benda yang tidak di pakai bahkan telah rusak.

Kevin yang masuk ke dalam gudang tersebut dan bersembunyi di bahwa meja, keringat dingin yang menetes di wajah Kevin di tambah lagi rasa takut yang ia rasakan jantungnya pun mulai berdetak Kencang ketika Kevin melihat sepasang kaki yang berjalan mencari dirinya.

“Kevin kamu tidak akan bisa menghindar dariku, hihihi,” ucap arwah Julia mencari keberadaan Kevin.

Kevin yang melihat sepasang kaki Julia yang berjalan mendekati tempat dirinya bersembunyi membuat Kevin semakin takut.

Dekat dan semakin dekat lalu Kevin melihat kaki Julia berhenti tepat di meja Kevin bersembunyi.

Namun sekian berapa menit Kevin melihat kaki Julia tidak ada di tempat itu, Kevin mulai merasa tenang dan ingin keluar dari tempat persembunyiannya.

Saat dirinya menoleh begitu terkejutnya arwah Julia yang berada di sampingnya menemukan dirinya.

“Aaaaaa,” teriak Kevin lalu keluar dari bawah meja ke pintu.

Kevin yang berada di pintu mencoba keluar dari gudang tersebut namun pintu gudang itu tidak dapat di buka Kevin beberapa kali memaksa membuka namun tetap saja usahanya sia-sia.

Kevin pun mencoba meminta tolong dengan mengedor-gedor pintu tersebut.

“Tolong! Tolong siapa saja di sana yang mendengar aku tolong bukakan pintu ini!” pekik Kevin sembari mengedor pintu gudang.

Tetap saja usahanya tidak membuahkan hasil, teriakan Kevin tidak di dengar oleh siswa lain yang seakan-akan ruangan gudang itu menjadi kedap suara.

 Arwah Julia mendekati Kevin.

“Mau apa kamu?” ujar Kevin dengan rasa takut.

“Mau mengajakmu Kevin seperti Dina serta Toni,” ujar arwah Julia yang tersenyum kepadanya.

“Jadi mereka kamu yang mencelakakannya Juli?” tanya Kevin.

“Iya karena mereka jahat kepadaku kini giliranmu Kevin hihihi,” ucap Julia sembari tertawa melengking.

“Jangan bunuh aku Julia maafkan aku, aku mengakui aku yang salah, aku hilaf saat itu Julia maafkan aku Julia,” ujar Kevin meminta maaf kepada Julia.

“Tidak! Di saat kamu melakukan hal itu kepada diriku Kevin, kamu tidak punya rasa kasihan kepada diriku.”

“Maafkan aku Julia, maafkan aku,” ucap Kevin dengan mata yang berkaca-kaca.

Kevin yang melihat sebuah tali di atas bangku pun mengambilnya lalu mengaitkan tali itu di tiang langit-langit, setelah itu Kevin menaiki bangku tersebut.

Kevin yang memang sudah mulai depresi karena selalu di hantui arwah Julia dan perbuatannya di masa lalu dan di tambah lagi kedua orang tua yang tidak peduli dengan dirinya.

“Baik Julia, aku akan menembus kesalahanku kepadamu,” ucap Kevin sembari menyangkutkan lehernya pada tali yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Julia yang tersenyum melihat perilaku Kevin yang seperti itu.

“Bagus Kevin lakukanlah,” ucap Julia.

Kevin pun mulai menendang kursi yang di gunakan untuk tempat pijaknya. Seketika leher Kevin tergantung di tali itu tubuhnya mulai bereaksi kejang-kejang karena tidak dapat mengambil nafas.

Sampai sekian menit tubuh Kevin tidak lagi bergerak Kevin pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Melihat Kevin yang telah tewas arwah Julia tiba-tiba menghilang di dalam gudang tersebut.

Sementara Erin yang menunggu Kevin di kantin sedari tadi mulai resah.

“Di mana nih Kevin, di tunggu dari tadi enggak muncul-muncul,” ucap Erin yang kesal.

“Lebih baik aku meneleponnya saja,” sambung Erin mengambil ponselnya.

Erin mencoba menelepon Kevin telepon pun terhubung namun tidak di angkat. Ponselnya Kevin yang saat itu berada di saku celananya pun berbunyi. 

“Kok tidak di angkat-angkat,” eluh Erin 

  Tidak lama bel berbunyi semua siswa dan siswi masuk ke kelas mereka masing-masing, namun tidak dengan Kevin.

Seorang guru berjalan masuk ke kelas Xl C . Guru tersebut melihat bangku Kevin tampak kosong.

“Mana ini Kevin?” tanya guru tersebut.

“Mungkin masih di kantin Pak, paling sebentar lagi dia ke kelas,” ujar Erin yang mencoba membantu Kevin agar tidak di marahi oleh pak guru.

“Ya sudah kita mulai saja pelajarannya, sambil menunggu Kevin,” ucap pak guru yang memulai materi pembelajaran.

15 menit telah berlalu namun Kevin pun belum kelihatan pak guru pun memerintahkan Roy serta Toni untuk mencari Kevin.

“Ke mana anak ini, Roy dan Toni cari Kevin!” perintah pak guru.

“Baik pak,” ucap Toni.

“Iya Pak,” sahut Roy.

Mereka berdua pun berdiri dari tempat duduk mereka berjalan keluar kelas mencari keberadaan Kevin.

“Toni, kamu cari Kevin di kanti di tempat parkir dan di belakang sekolah aku akan mencari di kamar ganti, toilet, serta ruangan lainnya,” kata Roy yang membagi tugasnya dengan Toni.

“Iya Roy,” ujar Toni.

Mereka berdua pun berpencar mencari keberadaan Kevin.

Toni yang mencari Kevin di kantin pun tidak ada, Toni melanjutkan mencari Kevin di tempat parkir, setelah Toni berada di tempat parkir Toni tidak melihat keberadaan Kevin di lanjutkannya kembali mencari keberadaan Kevin di belakang sekolah bertemu penjaga sekolah mang Ujang.

“Mang Ujang ada melihat Kevin,” tanya Toni.

“Tidak ada, sedari tadi mang Ujang di sini tidak melihat Kevin.

“Oh ya sudah mang terima kasih ya,” sahut Toni.

Toni meninggalkan mang Ujang kembali mencari keberadaan Kevin.

Begitu pun dengan Roy yang sudah mencari ke mana-mana namun tidak menemukan Kevin.

“Ke mana anak ini di ruang ganti tidak ada di toilet tidak ada,” celetuk Roy.

Roy pun keluar dari ruangan ganti dan bertemu dengan Toni.

“Bagaimana Toni sudah menemukan Kevin?” tanya Roy.

“Belum,” sahut Toni dengan menggelengkan kepalanya.

“Ke mana anak Ini,” celetuk Roy.

 “Oh iya kamu bawa ponsel Toni? Ponselku di tas aku lupa bawa?” ucap Roy.

“Ada Nih,” sahut Toni yang memberikan ponselnya ke pada Roy.

“Sini aku pinjam dulu, untung saja aku ingat nomor telepon Kevin,” sahutnya mengambil ponsel milik Toni.

Roy pun mulai mengetik digit angka di ponsel milik Toni.

 

Terpopuler

Comments

Rastika Ima

Rastika Ima

Bukannya Toni sdh mati?
tepuk fokus🤣

2024-03-04

0

Masumi Hayami

Masumi Hayami

koq Toni? Edo dong seharusnya

2024-02-29

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

typo Thor suka salah ngetik nama nih

2023-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!