Kedatangan siswi baru

Dara yang berdiri di samping bu Yasmi pun mulai memperkenalkan dirinya.

“Perkenalkan nama saya Dara Andini pindahan dari SMA Harapan, salam kenal semuanya,” ucap Dara memperkenalkan dirinya.

Saat Dara sedang memperkenalkan dirinya ia menatap salah satu siswa dengan wajah pucat.

“Dara silakan duduk di bangku tempat kosong tempat Julia, hanya bangku itu yang kosong,” perintah bu Yasmi.

“Tapi itu ada yang duduk Bu,” ujar Dara yang terus menatap bangku kosong tersebut.

“Dara! Dara! Bangku itu kosong tidak ada siapa-siapa,” sahut bu Yasmi menegur Dara.

Mendengar bu Yasmi memanggil-manggil dirinya, seketika itu lamunan dara terhenti dan melihat bangku itu memang kosong.

“Maaf bu Dara salah liat,” ucap Dara berjalan menuju bangku bekas almarhum Julia.

  Dara pun mulai mengeluarkan bukunya bersiap menerima pelajaran.

Dara merasakan bulu kuduk yang berada di tengkuknya berdiri, serta hembusan angin dingin yang tidak tahu berasal dari mana.

Sesekali Dara mengusap tengkuknya dan mencoba untuk tenang.

Dara yang mulai fokus mendengarkan bu Yasmi yang sedang memberikan materi di papan tulis merasakan sesosok makhluk yang sedang berdiri di sampingnya.

Dara yang mengetahui hal tersebut tidak berani menoleh ke arah samping hanya dapat menunduk.

Saat ia menunduk terlihat sepasang kaki dengan menggunakan sepatu sekolah namun sepasang kaki tersebut tidak menginjak tanah sedang berdiri di sampingnya.

Dara mulai tersadar yang ia lihat pertama kali itu adalah sosok arwah, Dara pun tidak memedulikan sosok arwah tersebut.

Melihat Dara yang tidak peduli dengannya, arwah Julia mendekati Dara dan berbisik kepadanya.

“Mereka Jahat kepadaku,” bisik arwah Julia dengan suara yang serak.

Sontak saja Dara berteriak.

“Jangan menggangguku!” terik Dara sembari berdiri lalu mengentakkan ke dua tangannya ke atas meja.

Semua murid serta bu Yasmi yang terkejut pun melihat ke arah Dara.

“Dara ada apa?” tanya bu Yasmi yang terkejut menghentikan materinya.

“Ti-tidak a-apa-apa Bu,” ujar Dara yang gugup karena tingkahnya.

Dara kembali duduk di bangku itu dan mencoba untuk tenang.

Tidak berselang lama bel sekolah pun berbunyi.

“Baiklah ibu akhiri pelajaran hari ini, dan ibu akan memberikan kalian PR buka buku matematika kalian halaman 10 kerjakan tugas di halaman 10, 1 sampai 10 minggu depan di kumpul!” Perintah bu Yasmin.

“Yah ibu!” eluh Via berserta kawan-kawan.

“Jika tidak kumpul! Maka ibu hukum membersihkan kamar mandi sekolah!” ancam bu Yasmi lalu pergi keluar dari kelas.

Semua murid pun mulai keluar kelas untuk beristirahat termasuk Via berserta dua temannya.

“Waduh Via, kalau kita tidak ngumpul tugas kita di suruh bersihkan kamar mandi sekolah yang angker itu tempat Julia bunuh diri, ih aku gak mau takut,” eluh Erin.

“Iya nih bu Yasmi sadis banget!” celetuk Siskia.

“Ya sudah kerjakan kalau tidak mau dapat hukuman tidak usah mengeluh, Ya sudahlah aku mau ke kantin ada yang mau ikut?” ujar Via mulai berjalan menuju kantin.

“Via tunggu aku ikut!” pekik Siska serta Erin.

Mereka bertiga pun pergi menuju kantin.

Sementara Dara tetap duduk di bangkunya mengeluarkan bekal yang di buatkan oleh ibunya.

Dara yang sedang menikmati bekalnya pun di hampiri oleh Mia serta Toni.

“Hai Dara, boleh kami duduk dekat kamu!” ucap Doni yang juga membawa bekal.

“Oh Silahkan!” sahut Dara.

Mia berserta Toni yang membawa bekal makan bersama Dara di kelas.

“Kamu bawa bekal juga Dara?” tanya Mia.

“Iya, aku lebih suka masakan yang di buat oleh ibuku,” sahut Dara sembari menikmati makanannya.

“Ucapanmu mirip dengan Julia, dan di kelas ini yang suka bawa bekal hanya aku, Mia dan Julia,” ujar Toni.

“Julia siapa dia?” tanya Dara yang bingung.

“Oh iya perkenalkan namaku Toni dan ini Mia,” sahut Toni memperkenalkan dirinya berserta temannya.

“Dara salam kenal Toni dan Mia.”

“Oh iya tadi kamu bertanya tentang Julia ya?” Toni yang mengulangi pertanyaan Dara kembali.

“Iya memang ada apa?” tanya Dara.

Toni pun mulai menceritakan sosok Julia kepada Dara.

“Julia anak yang pandai di sekolah ini dan juga berprestasi tapi entah apa yang ada di pikirannya saat itu sehingga dirinya mengakhiri hidupnya di kamar mandi sekolah dan tempat yang kamu duduki itu adalah tempat almarhum Julia di masa di hidup,” Toni yang menjelaskan kepada Dara.

Sontak saja Dara yang mendengar penjelasan Toni menjadi kaget dan menghentikan suapannya mengingat bisikkan yang tadi ia dengar.

“Kamu kenapa Dara? Apa jangan-jangan kamu anak indigo yang bisa melihat makhluk tak kasat mata,” celetuk Mia.

“Ah tidak apa-apa aku hanya teringat sesuatu kenapa kamu Mia bisa beranggapan aku seperti itu?” tanya Dara.

“Soalnya aku curiga dengan gelagat kamu, saat kamu di suruh duduk di bangku ini kamu bilang ada seseorang yang duduk di sini, setelah itu kamu tiba-tiba berteriak jangan menganggukku yang membuat semua murid serta bu Yasmi menjadi kaget,” Mia yang menjelaskan kepada Dara.

 Dara tersenyum kepada Mia, karena menurutnya Mia cukup padai.

“Kamu pandai Mia!” sahut Dara yang tersenyum.

“Mangnya ada apa Dara tadi sampai kamu berteriak dan memukul meja ceritakan kepada kami. Kami janji akan menjaga rahasia ini,” ujar Toni yang memberikan jari kelingkingnya simbol untuk berjanji.

“Baiklah kalian sudah aku anggap sebagai temanku,” ujar Dara yang mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Toni simbol mereka berjanji.

“Ayo dara ceritakan!” celetuk Toni.

“Tadi aku melihat seorang siswi dengan muka pucat berambut gelombang memakai kaca mata. Sedang duduk di bangku kosong itu dan berbisik kepadaku Mereka jahat kepadaku. Aku pun spontan berteriak?” ujar Dara yang mulai bercerita kepada Toni serta Mia.

Toni segera merogoh ponsel di kantong celananya dan memberitahukan salah satu foto yang ada di galeri ponselnya kepada Dara.

“Apa wajahnya mirip seperti ini?” tanya Toni.

“Iya itu seseorang yang aku lihat,” ucap Dara.

Sontak saja Toni serta Mia terkejut dan saling melihat satu sama lain.

 “Julia!” ucap spontan Toni berserta Mia.

“Jadi benar yang aku liat adalah arwah Julia?” tanya Dara.

“I-iya Dara, i-itu arwah Julia yang kamu liat,” sahut Mia.

Mereka seperti tidak percaya bahwa yang menghantui sekolah ini adalah arwah Julia.

“Tapi maksud mereka jahat kepadaku itu apa ya?” tanya Dara.

“Kematian Julia sampai sekarang masih menjadi misteri, memang ada rumor yang beredar jika Julia itu hamil dan ada juga karena di bulli sampai sekarang belum pasti, dan anehnya lagi semenjak kematian Julia dua orang siswa dan siswi meninggal dalam waktu kurang lebih seminggu Dara,” Mia yang menjelaskan kepada Dara kronologi yang terjadi di SMA Tunas Bangsa.

  Dara terdiam menyimak cerita dari Mia serta Toni.

  

 

  

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

kayaknya Dara yg nanti bisa pecahin misteri kematian Julia deh 🤔🤔🤔

2023-07-17

1

Wina Yuliani

Wina Yuliani

gassskeun dara, misteri d mulai 💪💪😉

2023-06-01

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Benar kan,bau2 nya kayak nya dara yang akan mengungkap misteri kematian julia😌😁

2023-05-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!