Rencana Via

Begitu tugas yang di berikan oleh guru kimia telah selesai, para siswa menunggu bel sekolah berbunyi.

Tidak lama kemudian bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba.

Via, Erin, berserta Siska keluar dari kelas menuju kantin.

Mereka bertiga membicarakan kejadian Dina yang terjatuh di ruang ganti.

“Via, aku jadi takut apa nanti arwah Julia akan balas dendam dengan kita,” ucap Siswa seraya memakan mie ayam pesanannya.

“Itu hanya kebetulan saja tidak ada sangkut pautnya dengan arwah Julia dan aku juga tidak teralu percaya dengan hal-hal semacam itu,” Via yang berpikiran secara logis.

“Tapi kamu ingat kejadian malam itu, di mana kita telah membullinya,” Siska yang mengingat kejadian malam itu.

“Aku tidak membulli aku hanya mengajarkan dirinya menjadi gaul,” bantah Via yang mengingat kejadian itu.

***

Juni 2022, sebelum kematian Julia

Seluruh wali murid yang sedang berada di dalam kelas menunggu pembagian rapor dari wali kelas masing-masing.

“Julia Rahman!” Panggil bu Fitri yang masih menjadi wali kelas Julia.

Bagas Ayah Julia berdiri dari tempat duduknya menuju meja guru.

Bu Fitri memberikan hasil rapor nilai kenaikan kelas Julia

“Selamat pak nilai Julia sangat baik di sekolah ini dan mendapatkan peringat satu dari 30 siswa, saya harap Julia dapat mempertahankan terus prestasinya,” ibu Fitri yang memberi rapor kepada Bagas dengan tersenyum.

“Baik Bu, saya akan sampaikan kepada Julia,” ujar Bagas yang mengambil rapor Julia.

Setelah selesai mengambil hasil rapor Bagas keluar dari kelas menghampiri Julia yang menunggu di luar kelas.

“Selamat ya sayang nilaimu sangat bagus,” ucap Bagas memberikan hasil rapor sembari mengelus-elus kepala Julia.

Dengan tidak sabar Julia membuka hasil rapornya dengan nilai yang sangat memuaskan Julia sangat senang.

Tiba-tiba dari kejauhan ada yang memanggil namanya.

“Julia!” pekik Via.

“Ayah sebentar ya Julia mau menghampiri Via terlebih dahulu,” Julia yang meminta ijin.

“Iya sayang ayah tunggu di mobil ya,” ucap Bagas berjalan meninggalkan Julia menuju mobilnya.

Via pun mengajak Julia untuk mengobrol.

“Eh Julia liburan kamau mau ke mana?” tanya Via.

“Tidak tahu Via seperti di rumah saja.”

“Bagaimana jika hari minggu kamu ikut kita ke rumah Roy dia mengadakan pesta kenaikan kelas,” saran Via.

“Tapi aku malu, dan nanti pasti ibu dan ayah tidak memperbolehkan aku ikut.”

“Sudah itu urusanku nanti aku yang bikin alasannya kamu harus ikut ya.”

“Oh iya kamu pakai baju gaunku saja biar ibu dan ayah nanti tidak curiga.”

“Iya Via, terima kasih ya kalian mau mengajakku,” ucap Julia dengan wajah bahagia.

“Iya pokoknya nanti aku yang cari alasan ke ayah dan ibumu, nanti aku bilang sama orang tuamu jika sekolah mau mengadakan study tour, dan nanti aku Siska,  serta Erin yang akan menjemput kamu bagaimana.”

“Tapi aku takut tahuan, aku tidak pernah berbohong Via?” kata Julia dengan wajah bingung.

“Eh Julia kamu pilih saja jika mau masuk ke gang kita terima tawaran kami jika tidak ya sudah sendiri saja bersama teman cupu mu itu Toni dan Mia.”

Julia terdiam ketika Via berkata hal tersebut sampai akhirnya Julia mengambil keputusan.

“Iya aku ikut kalian,” ujar Julia.

“Nah begitu dong.”

“Ya, sudah nanti hari Sabtu aku jemput kamu Julia.”

“Iya Via.”

Via pun pergi meninggalkan Julia di temani dengan Siska dan juga Erin.

Sementara Mia dan Toni teman Julia menghampiri dirinya.

“Ada apa Julia, tumben itu Via ngomong sama kamu?” tanya Mia.

Mia teman akrab Julia yang sering di bulli karena penampilannya yang sangat cupu dengan kaca mata minus yang sangat tebal serta memakai rok yang terkadang hampir di atas dada. 

Begitu pula dengan Toni yang selalu menyisir rambutnya ke pinggir dengan kelimis serta memakai kaca mata minus yang tebal.

Julia pun menjelaskan kepada mereka jika dirinya di ajak oleh Via serta yang lain ke rumah Roy yang mengadakan pesta.

“Apa tidak apa-apa Julia kamu pergi sendirian ke sana?” tanya Mia yang mulai khawatir.

 “Sudah tidak apa-apa Mia, mereka sekarang baik kok kepadaku,” ujar Julia yang tersenyum kepada Mia.

“Tapi tetap saja kita khawatir, kamu ingat kapan lalu kami di kunci kamar mandi itu bukan yang sekali melainkan berkali-kali untung saja mang ujang menjaga sekolah serta Mia yang menolongmu,” Toni yang mencoba mengingatkan Julia untuk berhati-hati.

“Sudahlah aku ingin ikut mereka kenapa kalian tidak pernah paham dan mendukungmu lagi pula Via sekarang baik kepadaku,” ujar Julia dengan kesal dan meninggalkan mereka berdua menuju mobil ayahnya.

“Julia! Julia! Tunggu!” ucap serentak Toni berserta Mia.

 

   

    

Terpopuler

Comments

juria ria

juria ria

pasti hamil y gara" bergaul sma via dn tmn"...,trus jdi bundir deh

2024-01-17

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

mulai deh th kenapa Julia JD arwah panasaran

2023-07-17

0

C.E

C.E

Oh begitu

2023-07-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!