Pemakaman

Iring-iringan mobil serta mobil ambulan mengantarkan Julia ke rumah terakhirnya.

“Aku gak rela Mas, ini pasti ada sesuatu. Gak mungkin anak kita bunuh diri tanpa alasan!” ucap Ayu yang duduk di samping keranda anaknya itu.

“Mas akan urus masalah ini, sekarang kamu tenang ya sayang. Kasihan anak kita,” ucap Dimas.

Mobil ambulan serta mobil pengiring dari keluarga dan kerabat pun sampai di pemakaman.

Keranda diturunkan dan di bawa menuju liang lahat. 

Isak tangis mengiringi penguburan jenazah Julia, Ayu yang tak kuasa melihat anaknya yang di masukkan ke dalam liang lahat itu pun menangis histeris.

Dimas pun turun ke bawah untuk mengadzani anaknya untuk yang kedua dan terakhir kalinya.

Tanah merah itu pun mulai diturunkan hingga memenuhi lubang kubur Julia, bunga mulai di taburkan di atas makam,  Julia yang ceria kini tidur dengan damai di alamnya.

Teman-teman sekelas serta wali kelas bu Yasmin turut serta mengantarkan siswi pintar itu ke tempat pemakaman terakhirnya.

Bu Yasmi berjalan mendekati Ayu berserta Bagas.

“Saya wali kelas Julia yang baru turut berduka cita atas perginya Julia. Seminggu saya mengenal Julia anak ini sungguh sangat sopan dan juga pintar, tapi memang beberapa hari ini tidak seperti bisanya Julia tampak diam dan jarang banyak bicara,” bu Yasmi yang memberitahu tentang Julia di sekolah.

“Iya bu Yasmi terima kasih, semalam saya menelepon ibu Fitri, saya tidak tahu jika ibu Fitri tidak menjadi wali kelas Julia lagi. Memang Julia itu anak yang baik dan pintar kami namun di rumah Julia seperti biasanya tidak sehingga kami sebagai orang tuanya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” sahut Bagas.

“Tapi Julia tidak mungkin melakukan hal semacam ini jika memang tidak ada sesuatu dengannya,” celetuk Ayu.

“Saya mengerti sekali perasaan ibu dan bapak sebagai orang tua Julia tapi selama bertahun-tahun saya mengajar serta menjadi wali kelas  di SMA Tunas Bangsa baru kali ini kasus ini terjadi dan kasus ini sebagai cambuk untuk sekolah ini. Jadi jika kasus ini di besarkan maka reputasi sekolah ini anakan menurun bapak dan ibu tahu sendiri jika sekolah Tunas Bangsa adalah sekolah yang terbaik di sini. Ini saya hanya menyampaikan saja pesan dari kepala sekolah semoga bapak dan ibu dapat mengerti,” bu Yasmi menyampaikan kepada kedua orang tua Julia tentang pesan dari kepala sekolah.

“Saya tidak terima dengan perlakuan kalian,” bentak Ayu kepada bu Yasmi.

“Sabar sayang,” celetuk Bagas yang mencoba menenangkan istrinya dengan mengelus-elus pundak Ayu.

“Baik bu Ayu dan pak Bagas saya pamit semoga pak Bagas serta ibu Ayu di beri ketabahan,” tutur Yasmi pergi meninggalkan pemakaman Julia.

Begitu pun dengan teman-teman Julia yang berpamitan.

“Om, tante kami kembali ke sekolah dahulu ya kami turut berduka cita atas kepergian Julia,” kata Olivia.

“Iya Via, Siska, Erin serta yang lain terima kasih telah datang di pemakan Julia,” sahut Ayu dengan mata yang masih berkaca-kaca.

“Om dan tante kami juga pamit dan turut berdua cita atas kepergian Julia,” ujar Indra.

“Iya terima kasih Indra, Kevin, dan Roy,” sahut Bagas dengan wajah sedih.

Para teman-teman sekelas Julia pun pergi dari pemakaman tersebut dan kembali ke kelas.

Sesampainya di kelas rumor kematian Julia sedang di perbincangkan oleh semua kelas.

Di saat Olivia, Erin, serta Siska berjalan masuk menuju kelas mereka mendengar ucapan kelas-kelas lain yang sedang membicarakan Julia.

“Kasihan ya Julia dia bunuh diri padahal Julia murid yang sangat pintar dan berprestasi sayang sekali kenapa dia dapat melakukan hal semacam itu,” ujar salah seorang siswi yang sedang membicarakan Julia.

Mereka bertiga pun tidak meladeni ucapan siswi tersebut dan terus berjalan masuk ke ruang kelas.

Olivia yang telah sampai di kelas menghampiri Roy dan menariknya tangannya menjauh dari teman-temannya keluar kelas.

“Eh Roy, apa yang kamu laku in ke Julia sampai dia bunuh diri apa jangan-jangan kamu memperkosanya,” tanya dengan tegas Olivia.

“Aku berani bersumpah aku tidak melakukan itu dengan Julia,” sahut Roy meyakinkan Via.

“Apa Indra? Dan  Kevin? Apa yang lain?” ujar Via yang memberikan berbagai pertanyaan.

Roy pun memanggil kedua temannya itu lalu Via mengulang pertanyaan kepada mereka.

“Gila kamu Via kamu menuduhku seperti itu, aku tidak akan melakukan hal semacam itu, lagian Julia kutu buku mana suka aku dengan dia?” jelaskan Kevin.

“Apa kamu Indra?” tanya Olivia kembali.

“Mana mungkin aku seperti itu, Siska pacarku sendiri saja lebih segalanya dari Via, lagian kamu ini ada-ada saya menanyakan hal semacam ini kepada aku dan yang lain apa kata Siska jika dia dengan bisa-bisa aku di putisin dengannya,” sahut Indra yang tidak terima di tubuh oleh Via.

“Ya sudahlah aku hanya bingung saja kapan waktu aku tidak sengaja melihat tespen di toilet di kala Julia keluar dari toilet itu sembari menangis, Julia melihatku saat itu dan cepat-cepat mengusap air matanya, setelah itu aku menemukan sebuah tespen di atas toilet duduk dan tespen itu bergaris dua. Aku curiga hal itu yang membuat Julia melakukan tindakan bunuh diri,” Via yang menceritakan kejadian ada sangkut pautnya dengan kematian Julia.

 “Lalu kalau memang Julia Hamil?” sapa yang menghamilinya?” tanya Kevin.

“Entah lah aku pun tidak mengerti,” sahut Via.

Siska serta Erin yang melihat Via sedang berbicara serius dengan ketiga pria tersebut berinisiatif untuk menghampirinya.   

“Eh kalian serius amat ngomongin apa sih?” tanya Siska.

“Ini lagi membahas kematian Julia,” celetuk Indra.

“Udah-udah jangan di omongin kasihan Julia, lagi pula konon katanya sebelum 40 hari arwah masih berada di tempat yang pernah dirinya kunjungi apa lagi Julia mati secara bunuh diri otomatis pasti arwahnya akan gentayangan,” celetuk Erin.

“Apa-apa Erin sudah tidak usah ngomong yang aneh-aneh deh,” sahut Siska yang merasa takut.

Beberapa menit kemudian bel sekolah telah berbunyi menunjukkan  jam istirahat telah selesai, mereka semua pun kembali masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.

Hingga berjam-jam telah berlalu semua murid telah selesai melaksanakan pembelajaran serta pulang ke rumah masing-masing.

 *** 

Keesokan harinya berita kematian Julia pun telah masuk ke media masa hal ini membuat kepala Yayasan datang ke sekolah tersebut dan mengadakan rapat kepada semua guru serta staf tata usaha, dan juga staf perpustakaan. 

“Coba liat ini, murid berprestasi mati bunuh diri di sekolah Tunas Bangsa, saya malu sekali membacanya sekolah ini saya bangun bertahun-tahun tidak ada masalah dan reputasi sekolah ini juga sangat bagus sekarang hanya gara-gara kasus ini nama sekolah ini tercoreng,” ucap pak Damar kepala Yayasan yang sedang melempar koran di atas meja rapat.

“Saya minta maaf Pak, mungkin ini keteledoran saya sebagai kepala sekolah di sini, tapi saya akan mencoba menutup kasus ini,” kata kepala sekolah.

“Pokoknya saya tidak mau tahu, kalian semua harus membuat bagus kembali nama sekolah ini. Ini tugas dan misi kalian semua,” ucap Pak Damar dengan tegas.

“Baik pak,” sahut beberapa guru serta beberapa staf.  

 Satu jam telah berlalu rapat pun telah di bubarkan guru serta semua staf kembali menjalankan pekerjaannya sementara pak Damar pemilik yayasan kembali ke mobilnya dan pergi meninggalkan sekolahan itu.

   

Terpopuler

Comments

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

tespek kak.......

2024-03-04

0

Ira Indriarini

Ira Indriarini

td wali kls nya, dari hu Fitri jd Bu Yasmin
sekarang bpknya , dari Bagas jd Dimas /Joyful//Joyful/

2024-02-28

0

Firdaus Al-Ikhwan

Firdaus Al-Ikhwan

ish bukannya nama bapaknya bagas ya kok jadi dimas sih...???

2024-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!