"Kita seharusnya tak melakukannya," gumam Timmy sembari melirik pada Kath yang kini tengkurap di samping Timmy tanoa mengenakan seutas benangpun. Hanya ada selimut yang membalut tubuh Kath sebatas pinggang saja.
"Kau seperti gadis perawan yang belum pernah melakukannya saja," kekeh Kath yang sikapnya begitu santai. Bahkan di sepanjang permainan mereka beberapa saat lalu.
Kath terlihat begitu menikmati.
Meskipun sejujurnya Timmy juga menikmati. Tapi tetap saja ini sedikit aneh bagi Timmy yang baru pertama melakukannya.
Ya!
Silahkan bilang Timmy pria cupu karena di usianya yang sudah lebih dari seperempat abad, dirinya baru kali pertama ini melakukannya bersama seorang gadis.
Oh, astaga!
Apa itu artinya Timmy sudah benar-benar menjelma menjadi seorang pria brengsek?
"Ini memang yang pertama," ujar Timmy membuat pengakuan yang langsung membuat Kath memutar kepalanya, lalu menatap tak percaya pada pria di sebelahnya tersebut.
"Serius? Ini pertama bagimu?"
"Ouh! Aku beruntung sekali!" Kath bersorak girang seolah baru saja mendapatkan jackpot.
"Apa menurutmu aku payah?" Tanya Timmy meminta pendapat Kath.
"Tidak! Kau luar biasa tadi!" Puji Kath seraya menepuk punggung Timmy.
Timmy lalu refleks mendekatkan wajahnya ke wajah Kath yang jarak yang sudah begitu dekat. Timmy hendak melakukan sesuatu yang sepanjang permainan tadi dilarang keras oleh Kath.
Mencium bibir merekah gadis di depannya tersebut.
"Jangan coba-coba dan jangan cari kesempatan!" Gertak Kath yang tangannya sudah dengan cepat terangkat dan menahan bibir Timmy yang hampir mencapai bibirnya.
"Ayolah, Kath! Aku bahkan sudah melihat setiap lekuk tubuhmu dan mencecapnya. Keculi bibirmu--"
"Aku memang tak mengizinkan!" Sergah Kath tegas.
"Kenapa? Aku tidak bau mulut!" Timmy mencium bau nafasnya sendiri yang langsung membuat Kath memutar bola matanya.
"Karena yang ini hanya akan aku berikan pada seseorang yang spesial nanti," jawab Kath sembari menyandarkan lagi kepalanya di atas bantal, lalu sebuah senyuman merekah di wajah ayu Kath.
"Aku boleh menjadi orang spesial itu?" Tanya Timmy penuh harap.
"Sejauh ini kau belum masuk kriteria," jawab Kath jujur dan terus terang.
"Lalu yang masuk kriteria yang bagaimana?" Tanya Timmy penasaran.
"Belum aku pikirkan," Kath mengendikkan bahu seraya tertawa kecil.
"Pikirkan mulai sekarang dan sebaiknya itu adalah aku!" Tukas Timmy memaksa.
"Pemaksaan sekali!" Kath langsung mendorong dada Timmy yang malah tergelak.
"Karena aku sudah menyentuh--"
"Kau bukan yang pertama!" Sergah Kath menyela kalimat Timmy.
Hati Timmy sedikit mencelos mendengarnya. Seperti ada sebuah ketidakrelaan...
Oh, perasaan macam apa yang Timmy rasakan ini sebenarnya?
"Kau belum mengatakan padaku siapa yang pertama," tukas Timmy yang kini sudah ganti berbaring miring dan menghadap ke arah Kath.
"Itu tidak penting!" Jawab Kath malas.
"Kenapa tidak penting?" Tanya Timmy semakin penasaran.
"Iya tidak penting karena...." Kath menjeda sejenak kalimatnya.
"Karena aku juga tidak kenal pria itu!" Tukas Kath kemudian.
"Tidak kenal?" Timmy tentu saja langsung mengernyit bingung.
"Itu adalah sebuah kencan buta konyol yang direncanakan teman-temanku." Terlihat raut kekecewaan di wajah Kath.
"Kau tidak menuntut teman-temanmu karena sudah kehilangan sesuatu yang amat berharga?" Tanya Timmy lagi yang langsung membuat Kath menggeleng.
"Semuanya sudah terjadi dan sebenarnya aku juga menikmati malam itu." Kath tertawa sumbang, lalu gadis itu membenamkan kepalanya di bawah bantal seperti biasa.
"Dan aku tak mungkin melakukannya bersamamu malam ini jika memang aku tak menikmati atau memiliki rasa trauma," lanjut Kath lagi yang langsung membuat Timmy kehilangan kata-kata. Tapi anehnya perasaan aneh yang menggelayuti hati Timmy sejak pertemuan pertamanya dengan Kath, sama sekali tak terasa memudar dan justru malah terasa semakin kuat.
Timmy ingin memiliki Kath seutuhnya....
"Jadi, apa aku pria kedua--"
"Tidak!" Jawab Kath cepat sebelum pertanyaan Timmy selesai.
"Tidak?" Timmy memastikan sekali lagi.
"Iya, tidak!" Jawab Kath sekali lagi lebih tegas.
"Lalu aku pria ke berapa? Apa boleh aku jadi yang terakhir saja?" Cecar Timmy yang langsung membuat Kath tertawa terbahak-bahak.
"Kath, aku serius!" Seru Timmy berusaha mengimbangi suara tawa Kath.
"Aku tak akan mengatakan kau pria keberapa, karena itu adalah ranah pribadiku!" tukas Kath kemudian seraya menatap tegas pada Timmy.
"Ya, aku paham!" Ujar Timmy cepat.
"Tapi aku tetap berharap akan jadi yang terakhir--"
"Sudahi mimpimu, Bung!" Sergah Kath meninggikan intonasi suaranya.
"Kenapa?" Tanya Timmy menuntut alasan.
"Aku lebih nyaman kita menjadi teman saja dan partner ranjang!"
"Tanpa perasaan apapun tanpa ikatan apapun!" Ucap Kath tegas.
"Bisa kau jelaskan kenapa?" Tanya Timmy yang masih tak paham.
"Karena aku nyamannya seperti itu!"
"Toh tak akan ada yang dirugikan selama kita tidak saling menyimpan perasaan atau apapun itu namanya!"
"Kita melakukan seperti tadi atas dasar sama-sama mau dan untuk memenuhi kebutuhan kita berdua." Kedua telunjuk Kath membentuk tanda kutip yang langsung dipahami oleh Timmy.
"Jadi menurutku kita berteman saja,dan kita juga harus sama-sama berkomitmen untuk tidak baper dengan semua ini."
"Kau boleh punya pacar dan aku juga boleh punya pacar!"
"Hubungan kita hanya sebatas teman dan teman ranjang!"
"Teman dan teman ranjang--"
"Timmy!" Timmy yang masih terlelap langsung refleks terlonjak, saat Kath mengguncang tubuhnya.
"Ada apa?" Tanya Timmy yang langsung mengusap wajahnya berulang kali.
"Bisa kau bantu naikkan ritsleting gaunku?" Pinta Kath seraya berbalik dan memunggungi Timmy. Gaun Kath bagian belakang tampak terbuka lebar karena ritsleting belum naik.
"Maaf jika aku tadi mengagetkan tidur nyenyakmu," ucap Kath penuh rasa bersalah.
"Tidak apa! Tidak masalah!" Jawab Timmy sesantai mungkin. Timmy lalu memindai penampilan Kath yang sudah rapi. Berbanding terbalik dengan Timmy yang masih tak mengenakan selembar bajupun dan tubuhnya hanya berbalut selimut.
"Kau sudah akan pergi?" Tanya Timmy kemudian pada Kath.
"Ya! Matahari sudah terbit dan sinarnya sudah terang benderang!" Jawab Kath sembari menunjuk ke arah jendela kamar Timmy.
"Lalu kau di kota ini berapa lama?" Tanya Timmy lagi.
"Besok aku sudah pulang. Bukankah kemarin aku sudah mengatakannya kepadamu?" Jawab Kath menatap tak percaya pada Timmy yang langsung meringis.
"Aku lupa!"
Kath hanya memutar bola matanya.
"Ngomong-ngomong, aku boleh minta alamat lengkapmu di kota...."
"Kota D!" Sergah Kath mengingatkan Timmy yang lupa atau mungkin amnesia.
"Iya, itu!"
"Mau apa? Datang melamarku dan membeberkan semua yang terjadi diantara kita pada Papi?" Cecar Kath menatap tak suka pada Timmy.
"Hanya mau silaturahmi," tukas Timmy beralasan.
Kath tak menjawab dan tak memberikan alamatnya juga.
"Kath!" Timmy meraih tangan Kath dan berucap dengan sedikit memaksa.
"Sebaiknya tak usah!" Ujar Kath lirih, sebelum kemudian gadis itu melepaskan cekalan tangan Timmy di tangannya. Kath lalu keluar dari kamar Timmy dan langsung mengayunkan langkah ke arah pintu utama.
Namun saat Kath membuka pintu depan, tiba-tiba sudah ada seorang pria berkemeja yang wajahnya sedikit kusut.
"Selamat pagi. Aku mencari Timmy," ucap pria itu to the point.
"Dia ada, kan?" Tanya Pria itu memastikan.
"Ada!" Jawab Kath yang langsung berbalik dan kembali ke kamar Timmy.
"Kau berubah pikiran?" Tanya Timmy yang kedua matanya sudah berbinar.
"Ada temanmu di depan," tukas Kath seolah menjawab pertanyaan Timmy barusan.
Timmy langsung dengan cepat meraih celana serta kausnya, sebelum keluar untuk menemui....
"Elang?" Sapa Timmy yang langsung mempersilahkan temannya tadi untuk masuk.
Sementara Kath langsung pamit pergi tanpa basa-basi lagi pada Timmy.
Sudahlah!
Timmy akan mencari sendiri alamat rumah Kath nanti!
"Aku hanya ingin mengembalikan motormu," ujar Elang sembari mengangsurkan sebuah kunci pada Timmy.
"Apa Syiela sudah ditemukan?" Tanya Timmy kemudian pada Elang.
Ya, beberapa hari kemarin Syiela yang sepertinya adalah pacar Elang, memang hilang di kost-an Timmy. Pintu tidak terkunci saat Timmy mengecek dan tetangga juga tak ada yang tahu Syiela dibawa oleh siapa.
"Belum!"
"Tapi aku harus pergi dulu untuk menjemput seseorang yang dicari oleh Papaku. Kondisi Papaku sedikit menurun." cerita Elang panjang lebar yang langsung membuat Timmy mengangguk.
"Semoga kondisi papamu segera membaik dan perjalananmu lancar!" Ucap Timmy kemudian seraya menepuk punggung Elang.
Sahabat Timmy itu lalu kembali berpamitan sebelum meninggalkan kost-an Timmy.
.
.
.
Dari hari Senin mau lanjutin ceritanya Elang dan Bintang kok mendadak blank dan lupa alur, ya?
🤦♀️🤦♀️
Terima kasih yang sudah mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Goresan Receh
kok ini kebalik, yg bawah diumbar yg atas disimpen, konsep apa bgni
2024-07-10
0
Sulaiman Efendy
KELAKUAN KATH LBH MURAH DARI PELACUR, PELACUR MLAKUKN ZINAH KRN MNCARI UANG, SDGKN KATH LAKUKAN ZINAH KRN KBUTUHAN & SENANG2, DN TIMMY, DIA TDK MMIKIRKN PRASAAN TIMMY..
2023-11-02
0
Sulaiman Efendy
ELANG SELINGKUHAN ISTRI BINTANG, ISTRI YG TDK DICINTAI BINTANG, TPI DIPAKSA NIKAH SAMA AYAHNYA KRN BISNIS, SDGKN BINTANG MNCINTAI VALERI A ANAK SAMA VALERIA JUGA MNTAN PACARNYA KYLE ATHUR YG AKHIRNYA NIKAH SAMA AUDREY JNDANYA WILLI..
2023-11-02
1