"Tim--"
Timmy langsung terlonjak saat pintu kamarnya tiba-tiba menjeblak terbuka, dan Kath yang kini sudah berdiri di ambang pintu.
Timmy segera meraih selimut, meskipun ia tahu itu sudah sangat-sangat terlambat, karena Kath juga sudah terlanjur melihat apa yang ia lakukan.
Bodoh!
Seharusnya Timmy tadi mengunci pintu kamar!
Tapi perasaan Timmy sudah mengunci pintu depan, lalu bagaimana Kath bisa masuk.
"Kau sedang apa?" Tanya Kath seraya melempar tasnya dengan serampangan. Gadis itu lalu menghampiri Timmy yang masih berusaha menaikkan celananya.
Mendadak tersangkut! Dasar celana tak pengertian.
"Aku sudah melihatnya!" Ungkap Kath blak-blakan seraya menyibak selimut yang tadi Timmy pakai untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Dengan tergesa tentu saja.
"Kath!" Geram Timmy yang kembali membenarkan selimut yang disibak Kath.
"Kenapa? Mau aku bantu?" Tawar Kath seraya menyibak selimut Timmy lagi dan gadis itu bahkan sudah melemparkan tatapan nakal pada Timmy.
Tangan Kath lalu juga sudah menggenggam milik Timmy yang masih belum sepenuhnya masuk ke dalam celana. Timmy refleks memejamkan matanya.
"Apa kau tidak punya pacar atau teman wanita?" Tanya Kath kemudian sembari tangannya masih menggenggam milik Timmy sambil mengurutnya dengan mantap.
"Tidak--"
"Ada--" Suara Timmy sedikit tertahan karena perasaan aneh yang kini menyergap di setiap aliran darahnya.
Ternyata rasanya berbeda dibanding saat Timmy melakukannya sendiri.
"Lepaskan saja! Kau malu-malu sekali!" Cemooh Kath yang tiba-tiba sudah menarik turun celana Timmy, lalu melakukan satu hal yang tak pernah Timmy duga sebelumnya.
"Ouuuhhh!" Timmy refleks mengerang, saat hangatnya mulut Kath menyelimuti miliknya yang sudah kembali tegak. Timmy benar-benar tak menduga kalau Katah akan se-agresif itu.
"Kath--" Suara Timmy kembali tertahan.
"Apa?" Jawab Kath tak terlalu jelas. Gadis itu sudah mendongakkan wajah dan kepalanya dengan mulut yang masih tersumpal oleh milik Timmy.
"Tidak ada--" Timmy memejamkan mata sejenak.
"Lanjutkan saja!" Titah Timmy kemudian tetap dengan mata yang terpejam.
Kath mengendikkan bahu sebentar, lalu lanjut memainkan milik Timmy memakai lidahnya.
Timmy bahkan tak ingat berapa lama Kath melakukannya, sampai akhirnya Timmy mencapai pelepasan yang begitu ia damba.
"Uhuuk!" Suara batuk dari Kath langsung menyentak lamunan Timmy yang kini masih berdiri di ambang pintu kamar. Pria itu sudah memegang sepiring nasi goreng, sembari menatap pada Kath yang masih tengkurap di atas ranjang dan membenamkan kepalanya di bawah bantal.
"Uhuu! Uhuuk!" Kath kembali batuk, lalu gadis itu menyingkirkan bantal dari wajahnya, dan menoleh pada Timmy yang tetap belum beranjak.
"Kau bawa apa itu?" Tanya Kath kembali dengan nada manja. Gadis itu sudah bangun, lalu turun dari ranjang dan menghampiri Timmy.
"Wow! Kesukaanku!" Ucap Kath seraya mengambil piring berisi nasi goreng tadi dari tangan Timmy. Kath lalu duduk di atas beanbag yang ada di kamar Timmy dan mengendus aroma nasi goreng buatan Timmy.
"Masih panas, pelan-pelan makannya!" Titah Timmy yang akhirnya menyusul masuk ke dalam kamar, lalu duduk di atas lantai yang tak jauh dari Kath.
"Pacarmu pintar memasak juga?" Tanya Timmy yang tatapannya tak lepas dari Kath yang kini sedang melahap nasi goreng buatannya. Kath tampak hati-hati saat menyendok nasi goreng yang masih mengepulkan asap tersebut.
"Dia seorang pebisnis. Jadi dia tidak memasak!" Jawab Kath seraya menatap Timmy sejenak, lalu garis itu akan fokus pada nasi gorengnya lagi.
"Dia tidak menpermasalahkan tentang..." Timmy tak langsung berkata to the point.
"Tentang apa?" Tanya Kath menatap serius pada Timmy.
"Tentang itu!" Kedua telunjuk Timmy membentuk tanda kutip.
Kath langsung terkekeh dengan pertanyaan Timmy yang mungkin menurutnya konyol tersebut.
"Dia bukan pria idealis yang berasal dari desa atau dari jaman batu, Tim!"
"Dan Marvel sama sekali tak mempersoalkannya. Bukankah semua orang punya masa lalu," tukas Kath panjang lebar yang langsung membuat Timmy mengangguk.
"Kau sudah membuat pengakuan berarti?" Tebak Timmy kemudian.
"Tidak perlu membuat pengakuan. Aku dan Marvel sudah sama-sama dewasa dan rasanya tak perlu juga harus mengulik tentang masa lalu masing-masing!" Jawab Kath diplomatis.
Timmy langsung tersenyum kecut.
"Apa sekarang dia juga tahu kalau kau sedang berada ke kost-an seorang pria?" Tanya Timmy lagi.
"Status kami masih sebatas pacar dan belum ada ikatan resmi apapun. Jadi, semua hal yang aku lakukan, tak perlu juga harus aku laporkan kepadanya," tukas Kath seraya terkekeh.
"Ya! Siapa juga yang mau dikekang oleh pria yang baru berstatus pacar," imbuh Kath lagi seraya bergumam. Gadis otu lalu lanjut melahap nasi goreng di piringnya.
"Berarti masih belum ada kepastian tentang hubunganmu bersama Mar---"
"Siapa tadi?" Timmy tampak mengingat-ingat nama pacar Kath yang tadi sudah sempat disebut oleh gadis itu.
"Marvel!" Rukas Kath cepat.
"Iya, Marvel!"
"Jadi, hubunganmu nersama Marvel belum tentu berlanjut ke jenjang serius, kan? Aku masih punya kesempatan--"
"Kesempatan apa maksudmu?" Sergah Kath seraya mendelik pada Timmy.
"Kesempatan menjadi suamimu."
"Maybe," jawab Timmy jujur dan blak-blakan.
"Hhhh! Sudah aku bilang kalau aku tak tertarik menjadi pacar apalagi istrimu!" Tukas Kath seraya memutar bola mata.
"Tapi kau tidur bersamaku!"
"Berulang kali!" Sergah Timmy seolah sedang mengingatkan Kath yang mungkin amnesia.
"Itu karena kita sama-sama punya kebutuhan yang perlu dilampiaskan!"
"Dan aku hanya percaya padamu yang notabene adalah teman terbaikku." Kath mengendikkan kedua bahunya
"Ketimbang aku harus melakukannya dengan pria lain yang belum tentu bisa menjaga rahasia," lanjut Kath lagi yang benar-benar membuat Timmy tak habis pikir.
"Bukankah di awal kita melakukannya, sudah ada kesepakatan serta aturan tak tertulis yang menyatakan agar kita tak sama-sama baper dengan apapun yang terjadi di antara kita, Timmy?"
"Lalu kenapa sekarang kau jadi posesif begitu?" Tanya Kath heran, sembari gadis itu melahap suapan terakhir nasi gorengnya.
Timmy langsung menyodorkan sebotol air mineral pada Kath.
"Aku tidak posesif," ujar Timmy menyanggah pendapat Kath tadi.
"Tapi kau terlihat keberatan dan tak bahagia saat tadi aku mengatakan kalau aku punya kekasih baru!" Sergah Kath mengingatkan tentang sikap Timmy di awal tadi.
"Aku bahagia!" Tukas Timmy cepat.
"Aku bahagia asal kau juga bahagia, Kath!" Lanjut Timmy lagi dengan suara lirih. Pria itu lalu bangkit dari duduknya dan segera membawa piring bekas Kath makan ke dapur.
"Apa kau takut kehilangan partner ranjang?" Tanya Kath kemudian yang kini sudah berdiri di ambang pintu kamar. Timmy langsung tergelak dengan pertanyaan konyol Kath barusan.
"Tentu saja tidak! Aku masih bisa main solo!" Jawab Timmy blak-blakan yang tentu saja sukses membuat Kath ternganga.
Timmy gila!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Bagja
disini malah yg dirusak si cowonya berarti ya? dunia oh dunia. untuk para cewe jgn dirusak ya cowonya!!wkwkwkwk
2023-05-04
1
Bagja
waw yg kaya gt disebut kolot ya? justru yg bebas malah terlihat lebih modern?
2023-05-04
0
Bagja
gadis yg sudah tidak gadis ya. wkwkwk
2023-05-04
0