"Jadi ini Kota Benteng Angelbarrow."
Vincent berkata saat dia melihat kota yang sekarang dia kunjungi. Arsitektur bangunan bergaya Eropa abad pertengahan. Berbeda dengan arsitektur bergaya gothic yang memiliki lengkungan di bagian atap, bangunan ini memiliki lengkungan yang lebih bulat. Arsitektur megah namun kekurangan banyak patung atau atap runcing jika itu menjadi arsitektur gothic.
Namun perhatian Vincent terbagi atas pemandangan baru ini hal lain. Seperti ada yang tidak beres.
"Ngomong-ngomong Leader? Mengapa aku tidak melihat banyak pemuda di sini? Kamu tahu, selain para penjaga yang bersiap."
Tanya Vincent karena penasaran. Dia sempat berpikir populasi pria lebih sedikit di sini? tetapi faktanya dia tidak tahu apa-apa.
"Ah itu? Faktanya kamu adalah orang asing di sini jadi wajar kalau kamu tidak tahu. Kerajaan sedang berperang, dan para pemuda berbadan sehat di kirim ke medan perang sebagai kekuatan tambahan."
Kata Pete dengan santai, seolah kejadian seperti ini sudah biasa.
"tetapi mengapa kalian tidak di kirim?"
"Kami adalah petualang, urusan pemerintahan bukan urusan kami. Itu akan melanggar peraturan karena Guild Petualang bertindak independen. Kami adalah pelindung manusia, dan jika kami bertarung melawan manusia lain melanggar kode etik kami sebagai pelindung kemanusiaan. Jadi Guild Petualang tidak akan ikut campur dalam urusan perang apa pun."
Vincent mengangguk dengan penjelasan Pete, itu bisa di mengerti. Namun bagaimana jika keadaan memaksa mereka? Vincent tidak ingin hal itu terjadi.
Sejauh ini, kota Angelbarrow terlihat damai. Jika kedamaian ini di ambil oleh perang, maka akan banyak penderitaan yang akan datang. Sama seperti perang-perang yang telah dia ikuti selama ini. Seperti kata mentornya dahulu: 'Tidak ada kemenangan dalam perang, di sana hanya ada penderitaan dan korban. Bukan soal menang atau kalah, tetapi soal bertahan hidup dan menceritakannya kembali sebagai pengingat agar hal itu tidak terjadi lagi.'
Vincent menggelengkan kepalanya, itu adalah hal terakhir yang dia inginkan. Satu harapan, semoga perang yang mereka lakukan tidak menyeret orang yang tidak bersalah.
"Vincent?"
"Ah... Ya? Maafkan aku sepertinya aku sedikit melamun di sana."
"Tidak apa-apa, jadi Aku dan Gill berencana ke Guild Petualang terlebih dahulu untuk melaporkan Quest dan menjual jarahan kami. Kamu dan Lisa ke penginapan terlebih dahulu. Dan Lisa, sewakan sebuah kamar untuk Vincent. Aku yakin kita memiliki banyak koin di sini untuk semua orang."
Pete dan Gill pergi setelah menyatakan niat mereka. Vincent berakhir dengan Lisa untuk pergi ke penginapan, sesuatu yang dia butuhkan sejak datang ke dunia ini, istirahat yang bagus.
Dalam perjalanan kecilnya menuju penginapan, Vincent melihat berbagai hal. Semua orang dengan aktivitas mereka masing-masing, ada canda dan tawa yang keras dari satu bangunan yang dia yakini sebuah bar, anak-anak yang gembira berlarian sambil bermain tanpa peduli apa pun, para pedagang yang menarik minat pelanggan mereka dengan teriakan penuh semangat. Hal itu adalah normal, situasi yang damai. Mereka seolah tidak peduli bahwa ada perang yang sedang terjadi namun itu adalah hal baik. 'Biarkan para pejuang berjuang di garis depan untuk melindungi apa yang berharga bagi mereka dan jangan biarkan orang yang mereka lindungi tahu penderitaan mereka.' Kata-kata mentornya kembali teringat saat dia melihat pemandangan ini.
Memutuskan untuk mengalihkan pemikirannya, Vincent menoleh ke Lisa yang ada di sampingnya.
"Jadi... Lisa, sudah berapa lama kamu menjadi petualangan?"
"Ah! Um... Sekitar satu tahun lebih."
"Dan berapa umurmu sekarang?"
"Bukankah tidak sopan untuk menanyakan usia seorang wanita?"
Itu jawaban yang tidak diharapkan Vincent. Meskipun Lisa tidak terlihat kesal, namun matanya memiliki kilatan nakal.
"Tidak mengharapkan jawaban seperti itu."
Kata Vincent mengungkapkan pemikiran jujurnya, Lisa di sisi lain tersenyum akan hal itu menyadari Vincent tidak akan melanjutkan pertanyaan tentang usianya.
"Ngomong-ngomong Vincent, apa yang kamu lakukan sebelum menjadi... Musafir?"
"Aku hanya mantan seorang tentara."
"Benarkah?"
Jelas Lisa terkejut dengan hal itu. Kemampuan Vincent untuk bertarung tidak di ragukan lagi, namun Lisa tidak mengenal negara mana pun yang memiliki senjata seperti Vincent, jika memang dia satu-satunya yang memiliki kemampuan untuk memunculkan senjata aneh seperti itu, Vincent pasti terkenal.
Penasaran menggerogoti keingintahuan Lisa di sana.
"Dari kerajaan mana?"
Dari pertanyaan itu, Vincent tidak langsung menjawab. Ada kilatan sedih di matanya yang berwarna biru langit, seolah mengorek kembali luka yang telah lama kering.
"Sudah tidak ada... Tidak ada kerajaan atau negara lagi untuk tempat asalku, hanya ... Sudah tidak ada lagi."
Vincent menjawab, pikiran kembali pada saat dia pertama kali tiba di dunia ini. Hal konyol dan bodoh menurut pemikirannya sendiri yang sama sekali tidak masuk akal. Pikiran untuk kembali selalu menempel di kepalanya, namun telah 4 hari waktu berlalu dan seseorang akan mati tanpa makan dan minum selama itu. Mungkin tubuh di dunia asalnya telah mati dan kesadaran bersarang di tubuh avatarnya seperti saat ini. Siapa yang tahu? Karena itu hal yang ingin di ketahui Vincent.
Mengetahui telah menyentuh hal yang sangat sensitif, Lisa menggigit bibir bawahnya. Dia tahu rasanya kehilangan seseorang, namun sebuah negara dan kampung halamannya sendiri? Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya, pasti sangat menyakitkan dan dia telah mengoreknya karena penasaran.
"maaf.."
Kata Lisa dengan suara rendah, dia menyesal telah menanyakan hal itu pada Vincent.
"Tidak apa-apa, tidak perlu meminta maaf."
"tetapi!-"
"Tidak, sudahlah... Itu hanya masa lalu."
Kata Vincent sambil menenangkan dirinya sendiri dan berharap jawabannya akan menenangkan Lisa juga. Bukan hal terhormat untuk membuat wanita menangis, adalah kata-kata yang dia pegang dari ibunya yang telah lama meninggal.
"Ngomong-ngomong Lisa?"
"Hmm?"
"Bisakah kamu meminjamiku koin?"
"Kena-"
Grrrrrrrr!
Binatang buas dalam perut Vincent menjawab pertanyaan Lisa yang belum selesai.
"Kamu tahu? Aku sedikit lapar di sini."
Kata Vincent dengan malu-malu. Mau tidak mau Lisa menertawakan hal itu.
"Sepertinya bayi besar butuh nutrisi untuk menjaga kekuatannya."
"Dan ibu pengasuh yang baik akan memberikan bayi besar ini makanan bukan?"
"Tentu, apa pun agar bayi besarku tetap sehat."
"Bolehkah aku meminta daging?"
"Jika uang yang ada di kantongku cukup untuk itu bayi besar, lagi pula aku sama laparnya denganmu."
Dari sana mereka saling mengobrol ringan dan sesekali saling menggoda, melupakan percakapan suram yang telah mereka lakukan.
Sedikit demi sedikit Vincent mengenal Lisa adalah hal yang menyenangkan, terutama dia bukan tipe wanita pemalu yang sulit di mengerti. Lisa adalah gadis cantik yang sedikit nakal, terkadang lelucon yang dia keluarkan agak agresif namun Vincent menyukai hal itu. Toh, saat dia masih berdinas, kata-kata kotor tidak pernah lepas saat dia bersama rekan-rekannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Viper
Seru juga nih novel
2023-06-10
1
Regard Qianzhou
joss
2023-06-03
1