Pertemuan dan Dunia Baru - Part 3

Setelah pertemuan Vincent dengan Jade Tribe, Vincent mengikuti mereka untuk pergi ke kota terdekat. Kota bernama Angelbarrow, salah satu kota benteng terbesar dan salah satu jalur perdagangan di kerajaan Iwreneian Kingdom. dibutuhkan 2 hari penuh dengan berjalan kaki ke kota tersebut dan satu hari dengan menaiki karavan, namun kelompok mereka memutuskan untuk berjalan kaki.

"Jadi Vincent, apakah kamu seorang petualang atau mungkin penyihir?"

Tanya Pete sang pemimpin kelompok. Vincent hanya menggelengkan kepalanya, dia bukan seorang petualang. lagi pula dia tidak tahu apa itu petualang menurut dunia ini. Jika petualang adalah pembasmi monster seperti yang dia lihat dari kelompok itu, maka dia bukan salah satunya, dan penyihir dia jauh dari hal tersebut.

"Tidak, aku bukan. Aku hanya seorang musafir seperti yang aku katakan sebelumnya."

Jawab Vincent, dia tidak mungkin mengatakan kalau dia berasal dari dunia lain dengan cara yang tidak di ketahui. Itu pemikiran yang menggelikan dan tidak masuk akal menurut dirinya sendiri meskipun dia yang mengalaminya, jelas mereka tidak akan membeli alasan yang sebenarnya dan Vincent memutuskan untuk berbohong tentang siapa dia.

"Ngomong-ngomong senjata apa yang kamu gunakan? Aku belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya."

Tanya Gill yang berjalan di sampingnya, menunjuk Revolver yang duduk di kedua sarungnya.

"Ah ini? Ini adalah pistol jenis revolver."

Kata Vincent sambil menarik salah satu Revolver-nya untuk dilihat. Vincent melihat bahwa Gill tidak terlalu memahami apa yang dia katakan dan memutuskan untuk menjelaskannya dalam bahasa yang lebih sederhana.

"Katakanlah, ini busur otomatis dan tidak menggunakan anak panah sebagai amunisinya."

"Oh! Itu hebat. Sebagai seorang pemanah aku pasti iri dengan senjata milikmu ini, Vincent."

"Akurasi dan presisi tidak diragukan lagi, pistol lebih unggul daripada busur biasa!"

"Lalu apalagi yang bisa dilakukan senjata ini?"

"Yah, kamu bisa menembakan enam peluru dengan ini dalam waktu yang singkat, juga-"

"Uhum!"

Lisa menginterupsi percakapan keduanya dengan batuk pura-pura. Membuat Vincent dan Gill mengalihkan perhatian mereka ke arah penyihir wanita tersebut.

"Ah, maafkan aku. Aku terbawa suasana di sana."

Kata Gill yang tampak terlihat malu dengan cara dia menggaruk kepalanya.

"Ngomong-ngomong Vincent, maukah kamu bergabung dengan kami sebagai petualangan? Kamu tahu, kamu cukup hebat dalam bertarung. Itu juga akan menjadi solusi masalahmu saat ini, masalah koin untuk kebutuhan."

Gill menawarkan, Vincent di sisi lain merenung. Benar dia tidak punya uang sepeserpun untuk saat ini. Hanya keberuntungan dan kebaikan Jade Tribe dia bisa makan untuk hari ini dengan Jade Tribe membagi perbekalan mereka, namun di hari lain? Dia tidak tahu dan harus menemukan solusi secepat mungkin untuk itu.

"Jika kalian menawarkan, siapa aku untuk menolak? Aku menerimanya."

Dua alasan Vincent menerima tawaran Jade Tribe. Pertama adalah dia membutuhkan koin untuk bertahan hidup. Yang kedua, dia bisa mencari informasi dan hal lain yang harus di ketahui. Keuntungan lain menjadi seorang petualang adalah banyaknya informasi yang bisa di dapatkan, misal kekuatan monster, lokasi, harga pasar bahan monster dan hal lain. Semua untuk keuntungan untuk bertahan hidup di dunia ini.

"Kalau begitu, aku menyambutmu Vincent."

Kata Pete dengan senyum senang, Gill mengangguk puas bersama Lisa.

Vincent yang melihat ke cakrawala di mana matahari sudah hampir tenggelam. Pete sebagai pemimpin memutuskan mereka akan berkemah untuk saat ini. Mencari tempat yang sesuai untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan di keesokan harinya.

Tempat yang di pilih untuk berkemah adalah pinggiran hutan, agak cukup berbahaya bagi Vincent karena dia tidak tahu satwa liar apa yang aktif di malam hari di dunia ini. Namun dia mempercayakan sepenuhnya pada pemimpin barunya, Pete. Karena berbagai alasan dan salah satunya adalah mereka lebih mengetahui tempat ini daripada dirinya.

Duduk mengelilingi api unggun, Vincent memiliki semangkuk sop yang di berikan padanya oleh Lisa. Makanan yang tidak begitu menggugah rasa laparnya tetapi cukup untuk mengisi perutnya daripada tidak sama sekali.

Mereka membicarakan berbagai hal, namun Vincent menyelipi percakapan mereka untuk mencari informasi lebih lanjut. Terutama tentang alat tukar dunia ini yang memakai koin. Dia tidak ingin tertipu karena dia tidak mengetahui nilai tukar dunia ini dan akan menjadi bodoh jika dia membeli roti seharga satu koin emas bukan? Dan hasilnya dia mengetahui hal tersebut. Koin tembaga adalah mata uang terkecil di sini dengan sepuluh koin tembaga setara dengan satu koin perak, satu koin emas di sisi lain bernilai seratus koin perak dan satu platina bernilai sepuluh koin emas. Cukup mudah untuk di hapal, namun dia masih tidak tahu harga pasar yang sebenarnya.

Percakapan mereka terhenti saat Gill dan Vincent mendengar suara gemericik di semak-semak. Gill yang seorang pemburu pasti mengetahui ada hal yang mendekat sedangkan Vincent, sebagai mantan tentara yang menuntut fokus apalagi berada di tempat yang tidak di ketahui seperti ini membuatnya waspada.

"Apa itu?"

Tanya Vincent sambil melirik ke arah Gill yang memiliki padangan ke arah hutan. Sisa kelompok itu mengambil senjata mereka masing-masing dan Vincent mengeluarkan salah satu Revolver-nya dan meraba-raba inventaris gamenya untuk mengambil senter di balik mantelnya.

Vincent menyoroti semak-semak dengan senter hanya untuk melihat sekelompok tikus menyerbu keluar dari sana.

'Sial! Itu tikus yang sangat besar! Aku seperti sedang berada di Amazon!'

Pikir Vincent saat melihat sekelompok tikus seukuran kucing dewasa. Tikus itu begitu besar dan dia tidak yakin apakah kucing rumahan di dunianya akan sanggup memburu salah satu tikus ini.

Vincent siap untuk menembak tikus-tikus tersebut jika mereka akan menjadi ancaman, namun saat dia melihat reaksi ketiga lainnya di kelompok itu, jelas tikus-tikus ini bukan ancaman.

Gill sekarang sedang menempelkan telinganya ke tanah, mencoba mendengar sesuatu dan membuat bingung Vincent dengan perbuatannya.

"Teman-teman, bersiap!"

Teriak Gill saat dia menyiapkan busur dan panahnya.

"Apa yang terjadi?"

Tanya Pete yang jelas khawatir dan itu hal yang sama yang ingin Vincent tanyakan.

"Sekelompok hewan buas atau monster mendekat. Dari suara jejak kaki yang aku dengar, jelas bukan kelompok kecil, kita harus mencari tempat terbuka untuk melihat apa yang mendekat dan mundur secara penuh jika itu lawan yang tidak mungkin kita bisa kalahkan."

Kata Gill yang telah bersiap. Itu membuat sisa kelompok makin waspada, terutama Vincent. Sudah cukup melawan mahkluk hijau yang mereka sebut goblin dan orc saat pertama kali dia datang, lalu ini? Ini tidak masuk akal. Apakah keberuntungannya sangat buruk akhir-akhir ini? Vincent tidak bisa tidak bertanya-tanya.

"Aku mengerti, jadi tikus-tikus itu berlari dari sesuatu."

"Ya, kita akan mundur dan bersiaplah untuk hal terburuk. Ingat untuk saling menjaga punggung kita satu sama lain."

Kata Pete dengan inisiatif seorang pemimpin. Dia mempersiapkan prisai di depan kelompok sementara Gill dan Lisa menjaga jarak di belakangnya.

Vincent di sisi lain mengeluarkan M4 Carbine dari inventarisnya, kali ini tanpa menyembunyikan cara dia mengeluarkannya seperti sebelumnya. Itu bukan hal yang harus dia perhatian saat ini, mengetahui dia akan berhadapan dengan kelompok besar monster atau hewan buas. Senter telah di pasangkan pada senapan dan dia berada tidak jauh dari Pete sementara Gill dan Lisa menjauh untuk mendapatkan posisi yang pas sebagai pendukung.

"Bersiaplah, mereka datang."

Kata Gill dengan serius, dia telah menarik busurnya dengan maksimal, siap untuk meluncurkan panahnya pada musuh di balik kegelapan hutan.

"Lisa ambil ini. Gunakan itu untuk menyinari musuh."

Kata Vincent sambil melemparkan senter yang menyala ke arah Lisa. Meskipun gugup sang bingung, tidak ada waktu untuk bertanya alat apa yang di berikan Vincent padanya. Yang jelas mereka kekurangan pandangan karena sinar bulan tidak cukup menyinari musuh di kegelapan malam.

Vincent bersiap untuk hal terburuk saat dia menyoroti semak-semak tinggi di depannya. Senjata telah siap, pengamanan telah di lepas dan dia siap menembak musuhnya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

vincent, gill, pete, 👏

2023-05-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!