Naina tengah berdiri di depan pintu kamar yang di masuki oleh Jonas dan wanita malam itu. Naina menimbang-nimbang apakah ia mengetuk pintu atau tidak. Naina bahkan tidak mampu membayangkan apa yang tengah terjadi di dalam kamar.
“Aku mencintai om Jonas, aku gak rela melihat dia tidur terus dengan wanita-wanita murahan itu, hari ini aku harus menguatkan hatiku, aku akan mengatakan duluan ke om Jonas tentang perasaanku, jika gak kulakukan maka sampai kapanpun cintaku gak akan di ketahui oleh om Jonas,” tekat Naina.
“Kalau om Jonas gak bisa meninggalkan kebiasaan gilanya karena selalu bernafsu dengan wanita, maka aku akan menyerahkan diriku padanya, gak ada cara lain, aku harus membuat om Jonas sadar dari kebiasaan gilanya,” Naina menarik nafas pelan sejenak.
Sementara itu di dalam kamar hotel tersebut, baru lima menit Jonas menyentuh wanita malam itu, dia sudah merasa muak dan bosan, milik Jonas bahkan tidak berhasil menegang.
“Pakai bajumu, cukup sampai disini saja, kamu sudah dibayar oleh Dimas kan ?” ucap Jonas.
“Saya sudah dibayar tuan, tapi kok segini aja mainnya ?” tanya wanita malam itu.
“Aku sudah tidak berselera, jangan banyak bicara, cepat pergi sana, jangan sampai barang-barangmu tertinggal di sini !” Jonas mengusir wanita itu.
“Baik tuan,” dengan terpaksa wanita malam itu memakai semua pakaiannya lalu keluar dari kamar tersebut padahal dalam hatinya ia benar-benar menggerutu kesal.
Saat wanita malam itu membuka pintu kamar ia mendapati Naina sejak tadi berdiri di depan pintu. Padahal Naina baru saja hendak mengetuk.
“Siapa kamu ?” tanya wanita malam itu kepada Naina. Wanita itu lalu menutup pintu kamar.
“Bukan urusanmu !” jawab Naina dengan ketus.
“Aku tau, kamu cewek selanjutnya yang dipesan oleh dia kan ? aku kasih tau ke kamu ya, dia itu lemah syahwat, baru beberapa kali dorongan, aku bahkan belum klimaks, dia sudah selesai, pakai alasan gak selera liat aku lagi, aneh ?” jelas wanita malam itu. Ia mengira Naina adalah wanita malam selanjutnya yang di pesan Jonas.
“Lemah syahwat ?” Naina kelihatan bingung.
“Iya, mudah-mudahan dia agak kuat sedikit ya sama kamu, maklum kamu kan masih muda pasti untuk memuaskan kamu akan memerlukan durasi lama, aku pergi dulu,” wanita malam itu pamit kepada Naina.
Setelah kepergian wanita malam itu, Naina masih diam di tempat untuk mencerna kata-kata wanita malam itu barusan.
“Masa om Jonas lemah syahwat ?” batin Naina.
Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka kembali. Jonas yang membuka pintunya.
“Naina ?” ucap Jonas. Jonas tidak menyangka Naina ada di depan kamar hotelnya
“Om Jonas ?” sahut Naina.
“Aku pikir siapa yang berisik di luar kamar, ternyata kamu, apa yang kamu lakukan di sini ?”
Naina langsung berpikir sejenak, apakah ini kesempatannya untuk merayu Jonas. Pikiran waras Naina sudah tidak ada lagi sehingga ia memutuskan akan mendapatkan Jonas dengan cara apapun. Ia juga bertekat menghindarkan Jonas dari kebiasaan gila Jonas tersebut.
“Aku ngikutin om tadi ? waktu aku sampai cewek tadi keluar, dia bilang om gak berselara liat dia,” kata Naina.
“Dia membosankan Nai, kamu mau berdiri di situ atau masuk ?”
“Aku masuk om,” jawab Naina.
“Ya udah, tapi jangan lama-lama ! aku mau tidur soalnya, besok aku mau berangkat ke kantor,”
“Baik om.”
Naina memberanikan diri melangkah masuk. Jonas mempersilahkannya duduk di sofa sambil menyodorkan beberapa minuman bersoda. Sambil minum Naina langsung berbicara.
“Om pasti kesal kan nafsunya gak kesalur ?”
“What ?” Jonas kaget dengan pertanyaan Naina.
“Kan cewek tadi om bilang bikin om gak berselera, bener gak ?”
“Kamu masih kecil, kamu gak boleh ngomong gitu, dari pada omongan kamu ngelantur, mending kamu belajar sana, kamu kan sebentar lagi ujian, belajar aja bener-bener buat masuk Fakultas Kedokteran seperti yang kamu inginkan !”
Lagi-lagi Naina mendapat penolakan halus dari Jonas.
“Aku gak kecil om, umurku sudah 18 tahun, om mau buktinya ?”
“Apa buktinya ?”
Naina langsung berdiri sambil menatap Jonas, secara tiba-tiba Naina langsung duduk di pangkuan Jonas yang masih meminum sodanya. Naina melingkarkan tangannya ke leher Jonas. Tatapan mereka bertemu.
“Apa yang kamu lakukan ?”
“Om perlu bukti kan ?”
Jonas seakan terhipnotis oleh tatapan Naina, tatapan yang sangat berbeda, padahal dulu Jonas biasa-biasa saja bertatapan dengan Naina. Akal sehat Jonas menolak tapi naluri kelelakiannya menerima. Dengan tiba-tiba Naina mendaratkan ciuman panas untuk Jonas. Meskipun Jonas kaget tapi Jonas seakan menikmati ciuman itu. Jonas agak terhanyut bahkan miliknya berhasil menegang untuk pertama kali saat mendapat sentuhan dari wanita. Mengetahui hal itu, Jonas langsung mendorong tubuh Naina agar lepas dari pelukannya.
“Hentikan Naina ! jangan kelewatan, kamu bukan wanita bayaran, sekarang cepat kamu keluar dari kamar ini, kalau gak, kamu akan aku seret paksa untuk keluar !” bentak Jonas yang tidak ingin kebablasan.
“Anggap aja aku wanita bayaran om ? om kan udah banyak ngeluarin uang buat aku selama ini ?”
“Cukup Naina, keluar !” perintah Jonas.
“Apa karena aku gak seksi, atau aku kurang cantik ? atau karena dada aku gak besar, sehingga membuat om gak berselera padahal kita belum ngapa-ngapain ?” air mata Naina seakan mau jatuh lagi, tapi ia berusaha menahannya. Naina tidak menyangka mendapat penolakan lagi dari Jonas untuk kesekian kalinya.
“Kamu keluar Naina !” Jonas langsung menarik tangan Naina untuk mengusirnya keluar, dengan keras pintu di tutup oleh Jonas sehingga membuat Naina terduduk di balik pintu, sementara itu Jonas langsung ke kamar mandi untuk menuntaskan nafsu nya yang sudah keburu muncul tadi.
“Ah, selamat, untung akal aku masih ada, kalau tidak udah aku lahap anak kecil itu, terpaksa aku main sendiri tadi, daripada aku kebablasan, lagi pula ngapain sih dia goda aku gak seperti biasanya ? aku harus hati-hati sama dia mulai sekarang, siapa tau suatu saat akal sehat aku hilang, aneh, kenapa aku malah terangsang sama anak kecil itu, padahal dia bukan selera aku banget,” Jonas merasa lega tadi ia bisa mengendalikan hasratnya yang meletup-letup.
Setelah menuntaskan permainannya sendiri dikamar mandi, Jonas memutuskan tidur karena besok dia akan sibuk lagi seperti biasa. Sementara Naina setelah lelah terduduk sambil menangis dalam diam di depan pintu kamar Jonas juga memutuskan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tyaz Wahyu
kecil2 tp bs nagihin om kalah narkoboi dijamin sehari bisa 10x bahkan lbh wuakkkkkkkk pakai ngehina naina sgl
2025-03-14
0
Tyaz Wahyu
usia 18 tp kalo sdh masuk g mau keluar cz nyaman n wenaaak poll wuakkkkkkkk naina said
2025-03-14
0
Tyaz Wahyu
tak kukira pawangq n sarangq adlh anak yg sdh aq besarkn slm 8thn wuakkkkkkkk
2025-03-14
0