Waktu sudah berganti petang, hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Jonas karena hari ini ia disuguhkan dengan banyak pekerjaan. Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya hari ini, Jonas langsung menyenderkan badannya di kursi kerjanya sejenak untuk melepaskan lelah. Ia memijat-mijat kepalanya dengan jari tangannya. Matanya sambil terpejam. Sekilas ingatan ciuman panasnya dengan Naina malam itu datang. Jonas langsung membuka matanya dan memegang dadanya yang tiba-tiba berdebar.
“Kaya nya gue sudah gila deh, kenapa ciuman itu teringat-ingat terus, sadar Jonas, Naina masih kecil, jangan sampai Naina jadi korban nafsu lo. Kenapa sih sama gue ? perasaan selama 8 tahun gue tinggal sama Naina belum pernah begini, ada yang salah nih sama otak gue ?” ucap Jonas kwatir kalau otaknya sudah tidak beres.
“Tapi kalau di pikir-pikir selama 8 tahun ini cuma sama dia gue bisa ngobrol dengan nyaman, kalau sama dia gue gak perlu nyembunyiin sesuatu, gue juga selalu jujur selama ini sama dia, jantung gue, kenapa semakin berdebar-debar ?” lanjut Jonas.
“Malam ini gue pulang kemana ya ? ke hotel ? apartemen ? rumah ? hotel aja deh daripada gue liat muka tu anak, nanti akal sehat gue ilang lagi.”
Jonas memutuskan akan pulang ke hotel hari ini. Ia masih membayangkan kejadian panas semalam sehingga membuatnya tidak sanggup melihat wajah Naina. Namun niat Jonas menghindari Naina menjadi sia-sia. Saat dia melangkahkan kakinya ke luar, ia melihat Naina sudah berdiri di samping supirnya yang sedang membukakan pintu mobil untuknya.
“ Naina ? kok kamu ada di kantorku ?” tanya Jonas kaget melihat keberadaan Naina. Ia melihat penampilan Naina dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kali ini Naina memakai dres selutut dengan bagian bahu terbuka seperti semalam sehingga memperlihatkan leher mulusnya. Jonas langsung menelan ludahnya.
“Aku kesini mau mastiin om pulang ke apartemen, tadi aku naik taksi kesini, aku numpang mobil om aja pulang ke apartemen, ayo om !” tanpa malu-malu Naina langsung menarik paksa tangan Jonas. Jonas seakan tidak punya kekuatan untuk melawan. Supir itu kaget melihat Naina berani bersikap begitu dengan Jonas, tapi karena Jonas tidak melawan membuat sang supir hanya diam saja.
Jonas duduk di kursi belakang bersebelahan dengan Naina sementara sang supir sudah masuk dan menyalakan mobilnya.
“Pak supir, kita ke apartemen aja !” ucap Naina.
“Kok kamu yang jadinya memerintah dia Nai ?” tanya Jonas
“Pokoknya aku gak mau tau, kita pulang ke apartemen sekarang !”
Jonas kembali melihat bahu Naina yang terbuka sehingga membuatnya tiba-tiba kesal.
“Kamu gak ada baju lain ya ? kok pakai baju seksi gini ? ”
“Ada ? tapi aku suka pakai baju gini sekarang,”
“Awas ya kalau kamu sekali lagi pakai baju kaya gini keluar, gak pantas kamu makainya, kamu masih dibawah umur,” kesal Jonas
“Aku udah gede om, mau aku buktiin ?”
Jonas terdiam, ia mengingat kejadian semalam di hotel. Hal itu membuat fantasinya liar.
“Gak usah kasih bukti yang aneh-aneh, kalau aku liat kamu pakai baju kaya gini lagi, aku lepas langsung bajunya nanti !” ucap Jonas tanpa sadar.
“Kenapa sekarang baju aku gak dilepas ? nih kalo mau lepas baju aku, sekarang juga gak papa !” ucap Naina menggoda yang mendekatkan tubuhnya ke tubuh Jonas.
“Apaan sih, sana jauh-jauh !” perintah Jonas yang langsung mendorong tubuh Naina menjauh. Naina kesal lagi dibuatnya. Naina mengira Jonas menolaknya lagi tapi Naina tidak tau bahwa sekarang Jonas sedang panas dingin tapi ditahannya.
“Semoga iman aku kuat, jangan sampai nih anak ku makan habis,” ucap Jonas dalam hati.
Mobil Jonas sudah sampai di gedung apartemen mewah. Keluar dari mobil Naina langsung menggandeng tangan Jonas dengan mesra namun ada yang aneh, Jonas sama sekali tidak menolak gandengan itu. Jonas dan Naina langsung masuk ke lift. Hanya mereka berdua di dalam. Tombol lift di pencet menuju lantai 30. Sambil menunggu lift terbuka, Naina menyender kepalanya di bahu Jonas yang masih berdiri kaku.
“Om kayanya gak nyaman liat aku ? benar gak ?” tanya Naina tiba-tiba.
“Kamu apaan sih ? siapa yang tidak nyaman, kamu tuh yang sudah gak waras.”
“Maksud om ?”
“Kamu kerasukan apa semalam ?” Jonas langsung kaget dengan pertanyaannya sendiri sementara Naina tersenyum. Akhirnya dengan pertanyaan itu dia bisa berbicara serius kali ini dengan Jonas. Namun tiba-tiba lift terbuka, ternyata mereka sudah sampai di lantai 30. Sungguh lift pengganggu. Terpaksa Naina keluar dari lift tanpa menjawab pertanyaan Jonas.
Setelah masuk ke apartemen, Naina lansung melepas gandengannya.
“Om mau aku siapin air hangat gak buat mandi ?”
“Terserah kamu aja !”
Naina mengikuti Jonas masuk ke kamarnya. Di kamar Jonas, Naina langsung ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat, setelah keluar dari kamar mandi Naina langsung menuju lemari besar Jonas untuk menyiapkan pakaian pengganti untuk Jonas.
“Om mandi aja dulu, aku mau minta pembantu untuk menyediakan makan malam buat kita !”
“Iya Nai, kamu juga harus mandi !”
Setelah itu Naina lalu keluar dari kamar Jonas. Jonas baru sadar kalau selama 8 tahun hidup bersama Naina, ia lebih sering menghabiskan waktunya bersama Naina selama ini. Ia juga baru sadar selama ia tinggal di apartemen, Naina lah yang selalu mengurus keperluan pribadinya dengan telaten. Mulai dari menyiapkan air hangat untuknya mandi, menyiapkan baju ganti, menyiapkan baju kerja bahkan membuatkannya kopi serta cemilan jika lembur di ruang kerjanya. Sungguh seperti suami istri harmonis saja. Jantung Jonas tiba-tiba berdebar tanpa alasan lagi.
“Mending gue berendam aja buat menjernihkan otak gue.” Ucap Jonas dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
*k🎧ki€*
mulai jungkir balik jantung si Jonas 😂
2023-10-30
1
*k🎧ki€*
otak lo mulai korslet tuh Nas 😂
2023-10-30
0
Ipah Syarifah
jadi baper
2023-09-21
0