ARZU
Cuaca di Ibu Kota pagi ini begitu tidak mendukung bagi siapapun untuk beraktivitas. Matahari pun segan untuk menampakkan dirinya hingga langit pun mulai menitikkan air. Namun tidak ada kata malas dalam kamus seorang pria tampan yang saat ini sedang mengemudi mobil mewah miliknya. Wajahnya yang datar terus fokus menatap jalanan yang begitu sepi seakan tak ada kehidupan. Tak biasanya jalan di Ibu Kota begitu sepi. Arzu Arlandska Willson pemilik wajah tampan nan dingin serta mata yang begitu tajam. Usianya saat ini sudah menginjak 25 tahun. Dokter muda yang begitu banyak disukai oleh wanita, bahkan banyak pasien yang menyukainya.
Drrrttt Drrrttt
Suara ponselnya berdering, ia menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.
"Halo." ucapnya datar.
"Ya ampun kak, sedikit saja bersikap hangat kek. Sama adik sendiri juga." suara seorang wanita dibalik telpon yang merasa kesal dengan nada suara Arzu yang begitu dingin.
"Ada apa?" tanya Arzu dingin.
"Ish, masih saja dingin. Kak jemput Elsha dong. Mobil Elsha mogok nih di depan gang. Jaraknya kira kira satu kilometer dari kampus. Jangan lama ya, hujan ni baju Elsha basah." seru Elsha sang adik. Ya, Arzu memang tinggal di apartemen miliknya. Ia sangat jarang pulang kerumah orangtuanya karena selalu sibuk dengan urusan pekerjaan.
"Baik lah. Tunggu sebentar lagi kakak sampai." ucap Arzu yang langsung memutus panggilanya.
Tak perlu waktu lama, Arzu sudah sampai ditempat Elsha berada. Elsha terlihat begitu lusuh karena pakaiannya basah terkena air hujan. Arzu keluar dari mobil dan membawa payung. Lalu ia menghampiri sang adik yang mengigil kedinginan.
"Apa kamu bodoh? Kenapa tidak tunggu didalam mobil?" seru Arzu yang begitu marah melihat Elsha yang sudah basah kuyup.
"Elsha rindu main hujan kak. Tapi malah kedinginan. Hehe." ucap Elsha sambil cengengesan.
"Masuk kemobil sekarang." ucap Arzu datar.
"Iya pangeran es." ucap Elsha kesal dan langsung masuk kemobil Arzu.
Arzu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia memutar balik mobilnya.
"Mau kemana kak?" tanya Elsha bingung karena Arzu berputar balik.
"Apa kamu mau kekampus seperti itu?" ucap Arzu tanpa melihat kearah Elsha.
"Hehe... Enggak." ucap Elsha sambil mematikan AC mobil karena kedinginan.
"Kak, tadi kak Cella datang kerumah." ucap Elsha.
"Lalu?" tanya Arzu yang tidak mau tahu tentang apa yang Elsha bicarakan.
"Ck, dia cari kakak. Katanya ada perlu tentang urusan pekerjaan." ucap Elsha kesal.
"Kenapa harus kerumah. Urusan kerja ya di tempat kerja." ucap Arzu datar.
"Mana Elsha tahu." ucap Elsha menaikkan kedua bahunya.
"Oh iya, mama bilang dia kangen sama kakak. Pulang dong kak, gak kasian apa liat mama. Kakak selalu saja sibuk dengan pekerjaan." ucap Elsha menatap Arzu penuh harap. Arzu menoleh kearah Elsha lalu ia tersenyum.
"Baik lah, makan siang ini kakak akan pulang." ucap Arzu yang berhasil membuat Elsha senang.
"Yeee... Elsha pulang dengan kakak ya nanti siang? Kak Arza juga akan pulang dari Singapur siang ini. Senangnya bisa berkumpul lagi. Oh iya, Elsha telpon kak Elya dulu deh biar dia juga pulang kerumah dan bawa si kecil Kenzo." ujar Elsha mengeluarkan ponselnya dan menelepon Elya.
"Halo kak. Siang ini pulang ya ke rumah? Beneran kan? OK Elsha tunggu. Love you my sister. Muuaaah." ucap Elsha begitu semangat dan langsung menutup sambungan telpon.
"Kak Elya akan pulang dengan suaminya kerumah." ucap Elsha mengadu pada Arzu. Arzu hanya mengangguk dan tetap pokus mengemudi. Mereka sudah tiba disebuah butik, Elsha pun langsung mengganti pakaiannya.
Setelah selesai, keduanya langsung berangkat kembali menuju kampus.
"Kakak tidak kerumah sakit?" tanya Elsha saat mereka sudah tiba dikampus.
"Tidak, hari ini ada urusan dikampus." ucap Arzu yang turun dari mobil. Elsha pun ikut turun. Keduanya jalan bersamaaan hingga banyak orang yang menatap Elsha dan Arzu takjub.
"Kak lihatlah, mereka semua menatap kakak seperti orang tidak pernah lihat cowok tampan saja." ucap Elsha kesal saat melihat semua wanita menatap Arzu dengan tatapan genit. Arzu hanya memasang wajah datarnya dan tidak menanggapi ucapan Elsha.
"Kak aku masuk kelas dulu. By." ucap Elsha yang langsung pergi meninggalkan Arzu.
Arzu melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya. Namun dipertengahan jalan seorang wanita sedikit berlari hingga tidak sengaja menabrak Arzu, kaca mata yang wanita itu pakai terjatuh.
"Ya ampun, maaf mas. Saya tidak sengaja." ucap wanita itu sambil mengambil kaca mata miliknya yang terjatuh di lantai. Arzu tidak memperdulikan wanita itu dan langsung beranjak pergi.
"Eh, kok langsung pergi aja sih? Apa dia marah ya?" ucap wanita itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ya ampun, aku telat." seru wanita itu yang langsung berlari menuju kelasnya.
***
"Assalamualaikum ma." ucap Arzu masuk kedalam rumah bersama Elsha. Elsha langsung pergi kekamarnya.
"Wa'alaikumusalam." ucap Inna yang sibuk merapikan makanan dimeja makan. Arzu tersenyum dan langsung memeluk Inna dari belakang.
"Ya Allah." ucap Inna terkejut.
"Elsha bilang mama rindu pada Arzu?" ucap Arzu mencium pipi Inna.
"Jadi kamu pulang cuma karena mama rindu kamu, lalu kamu sendiri tidak rindu dengan mama? Bahkan untuk pulang kerumah saja kamu sangat jarang." ujar Inna melepaskan pelukan dari Arzu.
"Arzu minta maaf Ma, Arzu sibuk menangani pasien di rumah sakit. Akhir akhir ini juga Arzu sibuk untuk mengurus akreditas kampus." ucap Arzu yang duduk dikursi dan mengambil tahu goreng dipiring.
"Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan, kamu juga harus menjaga kesehatan kamu." ucap Inna.
"Mau bagaimana lagi Ma, Arza tidak mau menggantikan Arzu untuk mengurus kampus." ujar Arzu menatap Inna lekat.
"Ya, seperti itu lah adik kamu. Dia lebih menyukai seni dibandingkan dengan bisnis." timpal Inna sambil menuangkan air kedalam gelas, lalu memberikannya pada Arzu. Arza memang lebih menyukai bidang kesenian dibandingkan dengan Arzu yang lebih memilih menjadi seorang dokter. Arza saat ini sudah menjadi Pelukis terkenal diseluruh negri dan saat ia sedang menggadakan pameran lukisan di Singapura.
"Assalamualaikum." ucap seorang wanita yang sedang menggendong bayi dan seorang pria disampingnya menghampiri Inna dan Arzu. Ya, ia adalah Elya dan Rijal sang suami, serta Kenzo yang berada digendongan Elya. Kenzo Alfarizzi Rahman adalah anak kedua dari Elya yang baru berusia 5 bulan. Anak pertama Elya bernama Tasya Asyifa Rahman yang kini usianya sudah 5 tahun.
"Wa'alaikumusalam cucu Oma." ucap Inna yang langsung menghampiri Elya dan mengambil Kenzo dari gendongan Elya. Inna mencium pipi cabi Kenzo.
"Papa mana Ma?" tanya Rijal.
"Ada dibelakang." ucap Inna, lalu Rijal langsung beranjak kebelakang untuk menemui Samuel.
"Tasya mana?" tanya Arzu saat tak melihat keberadaan Tasya.
"Dia tidak mau ikut, katanya rindu dengan neneknya jadi dia minta kerumah bunda." ucap Elya yang duduk disebelah Arzu.
"Tumben kamu pulang?" tanya Elya menatap Arzu heran.
"Memangnya tidak boleh?" ucap Arzu malah balik bertanya. Elya yang mendengar itu hanya memutar kedua bola matanya.
"Ditanya malah balik bertanya." ucap Elya kesal.
"Hai everybody... " teriak seseorang yang baru masuk kerumah.
"Ucap salam Arza. Apa kamu sudah lupa tatakrama? " ucap Inna mengomeli Arza yang baru pulang.
"Hehe maaf mamaku yang paling cantik." ucap Arza yang langsung memeluk Inna dan mencium pipi Inna begitu lembut.
"Eh ada si jagoan Kenzo rupanya. Ayok gendong sama om ganteng." sambung Arza yang hendak mengambil Kenzo, namun Inna langsung menahan Arza agar tidak mengambil Kenzo.
"Mama baru gendong cucu mama. Jangan ganggu." ucap Inna. Arza hanya menghela napas karena Inna seperti anak kecil yang tak mau direbut oleh orang lain. Lalu Arza melihat kearah Arzu yang sibuk dengan ponselnya.
"Wah, kau ada disini kak? Aku tidak melihatmu tadi, maafkan aku." ucap Arza yang hendak memeluk Arzu, namun dengan cepat Arzu menahan dada Arza agar tidak memeluknya. Keduanya memang memiliki sifat yang berbanding terbalik sejak kecil.
"Aku masih normal Arza." ucap Arzu menatap Arza kesal.
"Emangnya kakak kira aku gak normal apa? Dasar kakak es balok." ucap Arzu kesal dan langsung memeluk Elya. Elya yang dipeluk Arza secara tiba tiba terlonjak kaget.
"Lepasin Arza, kakak sesak napas ni." seru Elya merasa sesak karena Arza terlalu erat memeluk Elya.
"Jadi gak ada yang kangen ni sama cowok tampan seperti aku?" tanya Arza tak semangat.
"Ada kok, aku kangen kakak." seru Elsha yang baru muncul dan langsung memeluk Arza.
"Kakak juga kangen adek kakak yang paling jelek." ucap Arza membalas pelukan Elsha. Elsha yang mendengar ucapan Arza langsung mencubit perut Arza.
"Auwwh... Sakit dek." ucap Arza meringis kesakitan dan mengelus perutnya yang terasa perih akibat cubitan Elsha. Semua orang langsung tertawa melihat Arza, kecuali Arzu yang hanya menyunggingkan senyuman kecil.
"Wah wah... Sudah kumpul semua rupanya." ucap Samuel ikut bergabung. Rijal pun duduk disamping Elya. Seperti biasa Samuel duduk dikursi khusus kepala keluarga. Lalu mereka langsung makan siang bersama dengan begitu tenang tanpa bersuara. Setelah selesai makan siang, mereka langsung beranjak keruang keluarga dan mengobrol sambil bercanda ria.
Ting Tong
Tiba tiba bel pintu rumah berbunyi. Semua orang saling menatap bingung. Lalu Arzu langsung bangkit dari duduknya dan beranjak menuju pintu. Arzu membuka pintu dan terlihat seorang wanita memakai kaca mata dengan sebuah paper bag ukuran besar ditangannya. Arzu terus memperhatikan wajah wanita itu yang begitu familiar.
"Maaf mas, saya cuma mau antar pakaian." ucap wanita itu menatap Arzu yang masih mematung.
"Mas." ucap wanita itu karena melihat Arzu masih terdiam. Wanita itu mengernyitkan alisnya karena bingung. Lalu ia memberikan paper bag ditangannya pada Arzu.
"Saya permisi." ucap wanita itu yang langsung pergi karena takut dengan tatapan Arzu.
"Tunggu.... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Ls.*(
🤣
2022-12-06
0
Ls.*(
0
2022-12-05
0
bella safitri
keren banget
2022-11-09
0