Chapter 3

Monik mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu ia melihat kondisi kamar yang sangat berbeda dengan kamar miliknya. Ia mengerjapkan lagi matanya berapa kali dan hasilnya tetap sama, ia masih melihat kamar yang begitu besar dengan nuansa hitam. Monik menyentuh dahinya dan terdapat sebuah handuk kecil. Lalu ia kembali mengingat kejadian tadi malam. Ia langsung bangkit dari tidurnya dan melihat seluruh tubuhnya. Monik menghela napasnya lega karena pakainya masih utuh seperti tadi malam. Monik mencari kacamata miliknya, lalu ia melihat ternyata kacamata miliknya ada diatas nakas. Ia mengambil kacamatanya dan...

CEKLEK

Pintu kamar mandi pun terbuka dan menampakkan seorang pria tampan hanya menggunakan handuk dipinggangnya.

"Aaaaaaaaaaaaaaahhh.... " teriak Monik menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia berhasil membuat pria itu terkejut dan menatapnya tajam.

"Kenapa kau berteriak dan menutup wajahmu?" seru pria itu yang tak lain adalah Arzu. Arzu mendekati Monik yang masih menutup wajahnya dan tak menyadari jika Arzu mulai mendekatinya. Arzu menarik tangan Monik hingga Monik terlonjak kaget. Monik membulatkan matanya saat melihat wajah Arzu yang lumayan dekat dengannya.

"A-apa yang anda lakukan disini?" ucap Monik mundur agar menjauh dari Arzu. Arzu menatap Monik datar dan kembali berjalan menuju lemari. Ia sama sekali tidak menghiraukan ucapan Monik.

Monik hanya diam tanpa melihat kearah Arzu, ia menatap jendela dan betapa terkejutnya ia saat melihat keluar jendela. Monik turun dari ranjang dan berjalan kearah jendela. Ia tersenyum dan merasa sangat takjub melihat pemandangan seluruh Ibu Kota yang terlihat dengan jelas disana.

"Ya tuhan, aku tidak pernah melihat pemandangan seindah ini." ucap Monik begitu pelan.

"Apa kau tidak tahu malu saat berada ditempat orang lain." seru Arzu yang berhasil membuat Monik terkejut. Monik langsung membalikan tubuhnya dan mendapatkan Arzu sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Monik menatap Arzu begitu lekat karena ia begitu takjub dengan ketampanan Arzu. Saat ini Arzu memakai kemaja hitam yang sangat pas dengan tubuh atletisnya dan lengan bajunya ia singsingkan hingga kesiku. Hal itu menambah ketampanan dari seorang Arzu.

"Apa kau terpesona padaku?" ucap Arzu saat melihat Monik diam sambil menatap Arzu tanpa berkedip. Monik tersadar dan langsung memalingkan wajahnya.

"Apa kau tidak berniat untuk membereskan tempat tidurku yang sudah kau hancurkan?" tanya Arzu saat melihat tempat tidurnya yang begitu berantakan. Monik langsung melihat kearah kasur dan benar saja, disana terlihat seperti kapal pecah.

"Maaf." ucap Monik yang langsung membereskan tempat tidur milik Arzu. Arzu hanya memperhatikan Monik dengan tatapan datarnya.

"Ya tuhan, dia itu kan yang kemarin dirumah buk Inna. Kenapa aku bisa ketemu dia lagi sih. Lihatlah tatapanya padaku sangat mengerikan." ucap Monik didalam hati.

"Apa kau membicarakan aku?" tanya Arzu yang berhasil membuat Monik terkejut.

"Ti-tidak. Aku sedang membereskan tempat tidur." ucap Monik begitu gugup. Ia tidak menyangka jika Arzu bisa mendengar isi hatinya.

"Cepat sedikit aku sudah terlambat." ucap Arzu melihat jam ditangannya. Arzu berjalan menuju lemari dan mengambil Snelli miliknya, ia menggantung snelli miliknya dilengan.

"Anda seorang dokter?" tanya Monik pada Arzu yang hendak membuka pintu.

"Bukan, aku seorang tentara." ucap Arzu begitu dingin. Monik yang mendengar ucapan Arzu hanya mengernyitkan keningnya.

"Mau sampai kapan bengong disitu?" tanya Arzu menatap Monik yang masih berdiri didekat ranjang. Monik tersadar dan langsung berlari kearah Arzu.

"Maaf." ucap Monik yang langsung berlari kearah Arzu.

"Bodoh." ucap Arzu pelan namun masih bisa didengar oleh Monik.

"Kalau saya bodoh mana mungkin saya bisa dapat beasiswa pintar dikampus." ucap Monik kesal. Arzu menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan Monik hingga Monik tak sadar akan hal itu dan menabrak punggung Arzu.

"Auwwh... " keluh Monik mengelus jidatnya yang terbentur punggung Arzu. Arzu berbalik dan menatap Monik tajam.

"Sa-saya mau pulang." ucap Monik terbata dan hendak pergi, namun Arzu terlebih dahulu menahan tangannya.

"Apa begitu caramu berterimakasih pada orang yang sudah menolongmu?" ucap Arzu menarik tangan Monik hingga terpojok didinding. Monik sedikit terkejut dengan ulah Arzu, ia menatap mata biru Arzu. Hingga pandangan keduanya terkunci. Arzu mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Monik, namun karena refleks Monik langsung menampar wajah Arzu dan menjauhkan tubuhnya dari Arzu.

"Maaf, saya mau pulang. Terima kasih tadi malam sudah mau membantu saya." ucap Monik yang langsung pergi meninggalkan Arzu yang masih diam mematung. Arzu menyentuh wajahnya yang terkena tamparan Monik.

"Kau membuatku gila." ucap Arzu menyeringai dan mulai melangkah pergi.

***

"Arzu tunggu sebentar." seru seseorang saat Arzu baru tiba dirumah sakit. Arzu menoleh kearah sumber suara dan mendapatkan Cella sedang berjalan kearahnya.

"Ada apa dokter Cella?" tanya Arzu datar.

"Nanti siang bisa kita bicara di kantin? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." ujar Cella menatap Arzu penuh harap.

"Aku tidak bisa." ucap Arzu yang langsung pergi.

"Aku melakukan semua ini demi kamu Arzu, aku rela meninggalkan cita-cita ku menjadi seorang model hanya demi kamu, aku ingin selalu berada didekat kamu Arzu, tapi kenapa kau selalu dingin padaku?" teriak Cella yang berhasil membuat Arzu menghentikan langkahnya.

"Aku tidak pernah memintamu untuk melakukan itu, itu semua kau yang mau." ucap Arzu tanpa menoleh dan langsung meninggalkan Cella dengan langkah cepat. Cella yang mendengar itu sangat kesal.

"Aku mencintaimu Arzu, kenapa kau tak pernah melihatku." ucap Cella menangis mentap punggung Arzu yang semakin menjauh.

Arzu melempar snellinya asal di sofa, ia menarik dasinya hingga longgar dan merebahkan tubuhnya disofa.

CEKLEK

"Galau bro?" seru seseorang yang langsung nyelonong masuk dan duduk dikursi kerja Arzu. Arzu menatap orang itu dengan tatapan tajam.

"Wouw, santai dong. Gw cuma kangen aja sama Lo. Btw gw denger tadi si Cella tu ngungkapin perasaannya sama Lo. Kasian banget sih dia asik lo anggurin." ujar seorang pria yang tak lain adalah sahabat Arzu yang bernama Aditya sambil menatap Arzu.

"Bukan urusan lo." ucap Arzu membuka dasinya.

"Beneran lo gak ada perasaan ama tu anak? Bukannya Lo dulu pernah suka ama dia?" tanya Aditya sambil memainkan pulpen. Arzu menopang tubuhnya dengan kedua tangannya diatas meja. Ia mendekati wajah Aditya dan menatapnya tajam.

"Aku hanya akan memberikan hatiku pada gadis kecilku." ucap Arzu sedikit berbisik.

"Haha... Pd banget sih lo, gimana kalau dia udah nikah dan punya anak sekarang? Apa lo masih mengatakan hal itu?" ujar Aditya yang berhasil membuat Arzu kesal.

"Itu tidak mungkin, dia masih sendiri." ucap Arzu yang tidak yakin dengan dirinya sendiri. Aditya yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Lo udah ketemu dia?" tanya Aditya menatap Arzu lekat. Arzu hanya mengangguk pelan sambil menatap lurus kearah jendela.

"Gass bro, dari pada keduluan orang." ujar Aditya begitu semangat.

"Gw perlu waktu." ucap Arzu datar.

"Waktu? Waktu buat apa lagi? Lagian Lo udah mapan, umur juga udah bisa buat Lo bangun rumah tangga." ujar Aditya yang berjalan mendekati Arzu.

"Gw perlu waktu untuk pastikan dia masih sendiri atau... "

"Gw yakin dia masih sendiri." ucap Aditya memotong ucapan Arzu. Arzu hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Aditya yang begitu yakin.

"Zu, gw cuma mau bilang. Lo harus gerak cepat, gw takut udah ada yang incar dia." ucap Aditya menepuk pundak Arzu. Arzu hanya diam untuk memikirkan ucapan Aditya. Namun tiba tiba seseorang membuka pintu dengan kasar hingga membuat Arzu dan Aditya terlonjak kaget.

"Kak Zuuuuuu... "

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

pasti elsha yg buka pintu dngn kasar🤔🤔🤔🤔🤔

2022-06-02

0

Liesdiana Malindu

Liesdiana Malindu

biasa ini mah klw di dunia pernovelan/ halu.
"ceklek,,,,kamar mandi terbuka,, keluar dgn handuk melilit di pinggang,,,langsung Aaaaaaaashhh,,,kemudian, apa kau tergoda? atau aku tau aku tampan,"" 😂😂🤭🤭 hampir semua author menggunakan kalimat itu.

2021-08-30

0

Khairi

Khairi

Aaaaaahhh, kenapa wanita selalu berteriak melihat pria sdh mandi memakai handuk? 🤔 🤔 🤔 Apa karena badan nya panuan atau seperti roti sobek atau panggang 😂😂😂😂

2021-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Epilog
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!