"Tunggu!!" seru Arzu yang berhasil membuat wanita itu menghentikan langkahnya. Wanita itu memejamkan matanya karena merasa sangat takut, perlahan ia membalikkan tubuhnya.
"Ya?" tanya wanita itu bingung.
"Apa kau... "
" Siapa yang datang Arzu?" tanya Inna yang tiba tiba muncul dan memotong ucapan Arzu.
"Owh kamu Monik. Saya kira siapa? Ibu kamu sakit lagi ya? sampai kamu yang harus antar baju saya?" ujar Inna yang berhasil membuat Arzu terkejut saat mendengar nama wanita itu.
"Iya buk, ibu sakit jadi tidak bisa pergi jauh jauh. Jadi saya yang menggantikannya." ucap Monik tersenyum.
"Apa dia itu Monik yang aku cari? Mata dan senyumannya begitu mirip." ucap Arzu didalam hati.
"Tunggu sebentar ya? Jangan kemana mana." ucap Inna yang langsung beranjak pergi. Wajah Monik kembali tegang saat melihat tatapan tajam dari Arzu.
"Ke-kenapa anda menatap saya seperti itu?" tanya Monik gugup dan menundukkan kepalanya. Arzu sedikit menyunggingkan senyuman.
"Semua wanita selalu menatapku, tapi kau ini menatapku saja begitu ketakutan. Apa aku ini menyeramkan?" ujar Arzu yang berhasil membuat Monik menaikkan kepalanya.
"Ti-tidak, saya cuma tidak biasa ditatap seperti itu." ucap Monik berbicara sangat cepat. Arzu menaikan sebelah alisnya saat mendengar ucapan Monik.
"Benarkah? Jadi aku adalah orang pertama yang menatapmu?" tanya Arzu. Monik kembali menunduk dan hanya diam tidak menjawab pertanyaan Arzu. Arzu tersenyum bahagia melihat sikap Monik yang begitu menggemaskan. Lalu tak lama Inna sudah kembali. Arzu merubah wajahnya kembali menjadi datar.
"Monik, ini uang bulanan ibu kamu dan ini ada sedikit rezeki buat kamu." ucap Inna memberikan dua amplop pada Monik.
"Tapi buk... "
"Tidak ada penolakan, anggap saja itu hadiah dari saya karena kamu sangat rajin membantu ibu kamu." ujar Inna memotong ucapan Monik.
"Terimakasih banyak buk, kalau begitu saya permisi dulu. Assalamualaikum." ucap Monik yang langsung pergi dengan langkah cepat.
"Wa'alaikumusalam." ucap Inna. Inna sangat merasa aneh melihat tingkah Monik yang tak seperti biasanya. Lalu Inna menatap Arzu yang masih menatap kearah Monik yang sudah menghilang dibalik gerbang.
"Apa yang kamu katakan hingga gadis itu takut Arzu?" tanya Inna yang berhasil membuat Arzu terkejut.
"Tidak ada." ucap Arzu yang langsung masuk dan meninggalkan Inna. Inna hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya yang aneh.
***
Pagi-pagi buta Arzu sudah berada dirumah sakit karena ada jadwal operasi. Arzu meletakkan snellinya dikursi. Ia membuka laptop didepannya dan melihat begitu banyak pesan Email yang masuk, dan semua itu masalah pekerjaan dikampus. Lalu tak lama seseorang mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Masuk." ucap Arzu yang masih sibuk dengan laptopnya. Lalu seorang pria tampan memakai snelli yang sama seperti Arzu masuk dan duduk didepan Arzu.
"Apa Paman mengganggu?" tanya orang itu yang ternyata adalah Rehan.
"Tidak paman, ada perlu apa?" tanya Arzu menatap Rehan.
"Nanti malam akan diadakan pesta khusus dokter di restoran, apa kamu bersedia ikut? Semua orang sudah setuju untuk ikut, tinggal kamu yang belum memutuskan untuk ikut atau tidak." ujar Rehan membuat Arzu pusing karena begitu banyak pekerjaan yang bertumpuk, namun Arzu juga tidak mungkin menolak ajakan Rehan sebagai dokter senior disini.
"Baik lah, aku akan ikut." ucap Arzu, Rehan sangat bahagia mendengar Arzu menyetujui ajakannya.
"Baik lah, kalau begitu paman izin keluar." ucap Rehan yang dijawab anggukan oleh Arzu. Rehan langsung bangkit dari duduknya kemudian keluar dari ruangan Arzu.
Malam hari Arzu sudah siap dengan pakaian formalnya. Ia memakai setelan jas berwarna abu-abu. Ia langsung beranjak menuju tempat yang sudah ditentukan.
Arzu masuk kedalam restoran, ia melihat kearah segerombolan orang yang sedang berbincang. Disana terlihat Rehan melambaikan tangan kearahnya. Arzu menghampiri mereka dan ikut bergabung.
"Selamat datang dokter Arzu." ucap semua orang kompak.
"Ya, terimakasih." ucap Arzu datar. Rehan yang melihat itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Lalu pandangan Arzu tertuju pada wanita dihadapannya sedang menatap dirinya. Arzu memasang wajah datarnya kembali. Namun wanita itu terus memandang Arzu.
"Saya pamit ketoilet sebentar." ucap Arzu yang sudah tidak nyaman tersu diperhatikan oleh wanita yang ada dihadapannya. Semua orang mengangguk, lalu Arzu langsung beranjak pergi.
Saat Arzu sedang berjalan menuju toilet, ia tidak sengaja menyenggol seorang Waiters yang sedang membawa nampan makanan hingga makanannya terjatuh kelantai.
PRAAANGG
Semua mata tertuju pada sang Waiters yang sangat terkejut dan terjatuh dilantai. Waiters itu mulai memunguti pecahan piring yang tercecer dilantai.
"Ssstttt... " waiters itu meringis saat jarinya tersayat pecahan piring.
"Sorry." ucap Arzu yang langsung berjongkok dan menarik tangan sang waiters yang tersayat dan berdarah. Waiters itu mengangkat kepalnya menatap Arzu. Namun keduanya sangat terkejut saat kedua mata mereka betemu.
"Maaf." ucap Waiters itu yang tak lain adalah Monik, ia langsung bangun dan hendak pergi, namun Arzu langsung menahan tangannya.
"Tanganmu harus diobati." ucap Arzu, namun Monik menarik tangannya dan langsung pergi. Arzu hanya diam menatap kepergian Monik.
"Gadis kecil." ucap Arzu sangat pelan. Ya, kini Arzu sangat yakin jika Monik adalah orang yang selama ini ia cari. Gadis kecil yang sudah mencuri hatinya 16 tahun lalu. Arzu kembali melangkahkan kakinya menuju toilet yang menjadi tujuan utamanya.
Setelah acara selesai, Arzu langsung beranjak pulang. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Arzu sedikit memelankan mobilnya saat melihat seorang wanita dan beberapa pria dipinggir jalan. Arzu merasa ada yang tidak beres saat melihat wanita itu seperti ketakutan dan hendak pergi namun ditahan oleh seorang pria. Arzu menghentikan mobilnya ditepi jalan. Ia keluar dari mobil dan menghampiri wanita dan beberapa pria itu.
"Apa yang kalian lakukan?" seru Arzu, para pria itu langsung menatap Arzu tajam. Lalu Arzu menatap wanita itu dan betapa terkejutnya ia saat melihat ternyata itu adalah Monik. Mata Monik sudah sangat sembab dan ia terlihat sangat ketakutan. Arzu mengeratkan rahangnya dan menghampiri beberapa pria itu.
"Mau jadi pahlawan rupanya." ucap salah seorang pria yang melayangkan sebuah tinjauan pada Arzu, namun dengan mudah ditahan oleh Arzu. Arzu memutar tangan pria itu dan langsung mendorongnya hingga pria itu tersungkur keaspal. Pria lain yang melihat itu langsung ketakutan.
"Lepaskan dia, atau kalian akan mati." ucap Arzu begitu dingin. Pria itu saling menatap, lalu mereka melepaskan tangan Monik dan langsung berlari.
Arzu menghampiri Monik yang masih terdiam karena ketakutan. Arzu juga melihat tangan Monik bergetar.
"Apa kau... " belum selesai Arzu bicara Monik sudah terlebih dahulu memeluknya.
"Aku mau pulang, aku takut." ucap Monik yang mulai menangis dipelukan Arzu. Lalu Arzu merasakan tubuh Monik melemah dan mulai limbung. Arzu menahan tubuh Monik agar tidak terjatuh.
"Hey, bangun." ucap Arzu menepuk pipi Monik. Namun Arzu meraskan suhu tubuh Monik sangat tunggi.
"Ya ampun dia demam." ucap Arzu yang langsung menggendong tubuh Monik dan membawanya kedalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
tuhkan bener kl Monik anak kecil yg di cari Arzu dulu
2022-06-02
0
Adreena
Pantas Dia Demam...Es Dikutub Sudah Mencair Rupanya...😂
2022-05-15
0
Cici_sleman
prankkkkk...metu neh ukoro kui😅😅😅
marathon aku thor dr El_inna👍👍
2021-10-23
1