chapter 5

"kayaknya Lo salah paham sama gue deh sya" ucap Aslan.

"salah paham gimana slan?" tanya Tasya lagi

"gini yah sya, gue tuh selama ini cuman nganggap Lo sebagai teman aja gak lebih dari itu" ucap Aslan

Tasya yang mendengar itu begitu syok, matanya sudah berkaca-kaca mendengar perkataan Aslan.

"te-terus perhatian kamu ke aku itu apa maksudnya slan?" tanya Tasya dengan nada yang bergetar menahan tangis.

"ya gak ada sya, gue cuman perhatian aja. gak ada maksud apa-apa" jelas Aslan.

ia tidak mau mengatakan bahwa ia mendekati Tasya karena nama kekasih lamanya mirip dengan nama Tasya.

Tasya tertawa mendengar itu

"gila yah Lo" ucapnya menumpahkan tangis itu

"duh jangan nangis dong sya gue gak enak tahu" jawab Aslan merasa canggung dengan Tasya yang sudah menangis, ia tidak tahu bagaimana menenangkan perempuan yang menangis.

"jahat banget sih" ucap Tasya lagi lalu mengusap perlahan air matanya.

mereka sama-sama diam untuk beberapa saat.

"kalo gitu gue cabut duluan yah" ucap Tasya.

"Lo gue?" tanya Aslan heran, karena Tasya mengubah panggilan nya.

"santai aja slan, emang gue kok yang terlalu naif" ucap Tasya mencoba tersenyum.

"gue gak suka Lo ngerubah panggilan itu" ucap Aslan.

Lo harus pakai aku kamu ke gue" ucap Aslan

tentunya Tasya yang mendengar itu ingin tertawa namun ia hanya bisa mengangguk kan kepalanya.

"kalo gitu aku pamit" ucap Tasya segera bangkit dari tempat duduknya.

"sya gue harap setelah ini Lo tetap mau jadi teman gue yah, jangan menghindar dari gue sya" ucap Aslan dengan nada lembut

Tasya yang mendengar itu ingin menangis kembali namun ia menahannya.

"it's ok" ucapnya dan segera menuju mobilnya dan meninggalkan pekarangan rumah Aslan.

Aslan melihat kepergian Tasya Sampai tak terlihat lagi "maafin gue sya" ucapnya

"kamu gak kasian sama Tasya?" ucap seseorang dibelakang sana.

Aslan yang mengetahu bahwa itu adalah papanya tak berniat ingin menjawab pertanyaan darinya.

memang hubungan Aslan dan Tara tidak harmonis layaknya ayah dan anak. Aslan begitu membenci papanya ketika tahu bahwa tara selingkuh dari mamanya. dan parahnya lagi bahwa tara sudah mempunyai seorang anak dari hasil perselingkuhannya itu.

namun Tara meninggalkan selingkuhan nya dan memilih tetap bersama dengan Aslan dan delima. sampai sekarang Tara tidak tahu dimana keberadaan selingkuhannya dan anaknya itu.

"kamu harus move on dari Natasya slan" ucap Tara lagi

"kayak sendiri udah move on aja" jawab Aslan lalu segera pergi dari sana.

"hais anak itu, entah bagaimana lagi aku menebus kesalahan ku padanya" ucapnya melihat kepergian putra itu.

......................

"wah ibu makan apa yah itu kelihatannya enak banget" ucap Larisa melihat ibunya makan dengan lahapnya tanpa memanggilnya.

"bu aku boleh makan itu gak?" tanya Larisa mencoba meminta makanan itu, pasalnya Larisa memang belum makan malam karena malam ini ia tidak diperbolehkan makan oleh ibunya karena terlambat pulang padahal Larisa sudah memberi alasan pada ibunya.

nadina yang mendengar itu menatap tajam kearah Larisa.

"kamu tuh bisa gak sih sehari aja gak usah ngusik aku terus" ucap nadina

Larisa menundukkan kepalanya mendengar ucapan ibunya itu.

"sedikit aja bu" ucap Larisa lagi memegangi perutnya yang sakit karena kelaparan.

"tunggu aku siap makan, bakalan aku kasih kok. kamunya aja yang gak sabaran" ucap nadina lalu kembali melanjutkan makannya.

Larisa yang mendengar itu tersenyum karena malam ini ia bisa makan enak.

'pasti ibu ngelarang aku masak tadi karena aku udah capek hari ini. makanya ibu beli makanan enak, aku sayang ibu' ucap Larisa didalam hatinya.

Larisa kembali ke kamarnya dan menyetrika pakaiannya dengan ibunya sembari menungguh ibunya memanggilnya untuk makan.

beberapa menit kemudian Larisa sudah lama menunggu namun belum ada tanda-tanda ibunya akan memanggilnya untuk makan. Larisa keluar dari kamarnya dan mendatangi ibunya.

"ibu udah siap makan?"

"kamu gak lihat?"

"makanan buat aku mana bu?" tanya Larisa antusias.

"tuh" tunjuk nadina dengan memonyongkan mulutnya menunjuk kotak makanan yang ada diatas meja itu.

"bawa sama" ucap nadina, Larisa menganggukkan kepalanya

"makasih yah bu" ucap Larisa dan segera pergi dari sana menuju meja makan.

Larisa tersenyum membuka kotak makan ini namun sesat kemudian senyuman itu luntur dari wajahnya.

"syukurin aja, masih untung aku kasih kamu makan" ucap nadina yang datang menghampiri Larisa dimeja makan.

Larisa yang mendengar itu menatap ibunya lalu kembali menatap makanan sisa ibunya itu, ya makanan itu adalah sisa makanan ibunya yaitu tulang ayam.

"nasinya ambil aja tuh masih ada disana" ucapnya lalu pergi dari sana.

Larisa membuka rice cooker itu dan mulai menyendokkan nasinya, tanpa ia sadari cairan bening itu sudah hadir di pipinya. namun dengan cepat Larisa menghapus air matanya.

Larisa kembali duduk dimeja makan

"gak papa yang penting aku kenyang malam ini" ucap Larisa menghibur dirinya sendiri

Larisa mengambil sisa tulang ayam yang diberikan oleh ibunya itu.

"hihihi ibu ini, ini kan tulang nya masih belum bersih, yey aku makan daging ayam" ucap Larisa kembali ceria melihat tulang ayam itu. masih ada sedikit-sedikit tertinggal daging disana. Larisa lun merasa cukup dengan itu saja.

"dasar mau aja disuruh makan makanan bekas" ucap nadina yang melihat Larisa dari jarak yang jauh

......................

"sakit banget sih" ucap Tasya memukuli dadanya yang merasa sesak mengingat kembali perkataan dari Aslan.

"sabar yah Tasya" ucap Karina mengelus punggung Tasya yang bergetar karena masih menangis sedari tadi.

Tasya meminta pada sahabatnya untuk datang ke kafe dan disinilah mereka berada.

"gue gak nyangka aja Rin Aslan ternyata nganggap gue cuman sebatas teman" ucapnya lagi

"mungkin aja Aslan belum move on kali dari Natasya" ucap Ciara

"Ciara" desis Karina mendengar ucapan Ciara yang akan menambah sakit dihati Tasya.

"gak mungkin aslan belum move on dari Natasya kan mereka udah lama pisah" ucap Karina menenangkan Tasya kembali.

"bener juga sih" ucap Ciara, ia sadar karena ucapannya tadi membuat Tasya merasa sakit untung saja Ciara memberi kode kepada.

'kalau aslan gak cinta sama Tasya berarti cinta gue gak bertepuk sebelah tangan dong, akhirnya gue punya kesempatan buat dapetin asalan. rasain Lo sya emang enak ditolak mentah-mentah. sepertinya aslan memang ditakdirkan buat gue' ucap Ciara didalam hatinya dengan sangat bahagia.

Ciara juga sebenarnya mencintai aslan namun tidak ada yang tahu, Ciara menutupi itu semua, tidak ada yang tahu soal itu.

dan sekarang dia sudah tahu bahwa aslan tidak mencintai Tasya. ini adalah kesempatan emas baginya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!