Larisa sedang berada di lampu merah, berkeliling menjajakan gorengannya. ia tak berani pulang karena belum mendapat uang sama sekali dari hasil jualannya.
terik matahari begitu menyengat membuat Larisa segera berteduh dibawah pohon besar di samping jalan. ia mengusap keringat yang berukuran diwajahnya.
"setengah lagi belum abis nih" ucapnya membuka kotak gorengan miliknya.
tanpa ia sadari Aslan diarganata terus melihat kearah dirinya dari seberang kafe disana.
'itukan cewek bodoh yang mau menjilat sepatunya tasya' ucapnya didalam hati. kemudian Aslan keluar dari cafe itu.
"Lo ngapain disini?" tanya Aslan mendekati Larisa yang sibuk mengipas-ngipas dengan menggunakan tangannya.
Larisa mendongak melihat siapa orang itu, ia begitu mengenal siapa pemilik suara itu 'tidak mungkin Aslan kan?' tanya nya pada dirinya.
ia begitu terkejut setelah memastikan bahwa pemilik suara itu adalah Aslan.
"gue tanyain Lo ngapain disini kok malah bengong?" tanya Aslan menatap kesal dengan gadis yang ada dihadapannya ini
"a a aku lagi jual gorengan" ucap Larisa gugup
"berapaan?"
"hah?" tanya Larisa memastikan pendengarannya
"ck berapaan harga gorengan Lo" ucapnya Aslan lagi
"harganya seribuan, kamu mau berapa?" tanya Larisa sambil membuka kotak gorengan miliknya dan memperlihatkan isinya pada Aslan
"semuanya berapa?"
"hah?" tanya Larisa
"banyak hah hoh hah yah Lo"
"emm semuanya tiga puluh ribu kak" ucap Larisa menghitung sisa gorengannya.
Aslan mengeluarkan dompet dari dalam sakunya dan memberi Larisa selembar uang merah miliknya.
"kembaliannya tujuh puluh ribu lagi yah kak, bentar" ucap Larisa dan menghitung uang yang ada dikantong kresek miliknya.
Aslan yang melihat itu begitu miris memandang gadis itu.
"kembaliannya buat Lo aja" ucap Aslan
"eh ini kebanyakan kak"
"udah buat Lo aja"
Larisa tak mendengarkan ucapan Aslan ia segera memberi uang kembalian tujuh puluh ribu lagi untuk Aslan.
"ini kak makasih yah berkat kakak aku bisa jadi cepat pulang" Larisa menampilkan senyuman cantik yang dia punya.
Aslan yang melihat itu terpaku dengan senyuman Larisa.
'cantik' batinnya.
"emm maaf yah kembaliannya recehan" ucap Larisa menundukkan kepalanya, pasalnya memang uang kembalian untuk Aslan adalah seribuan, dua ribuan, bahkan logam lima ratus rupiah.
"it's okay" ucap Aslan
"kalau gitu aku pulang yah kak, ibu udah nungguin aku soalnya" ucap Larisa dan mengemasi semua barang-barangnya. Aslan hanya menganggukkan kepalanya dan melihat kepergian Larisa.
"kakak" ucapnya kemudian tersenyum mengingat panggilan kakak dari Larisa. aslan menatap gorengan yang ada ditangannya itu kemudian menuju tong sampah dan membuang semua gorengan yang dia beli tadi.
......................
"assalamu'alaikum"
ucap Larisa membuka pintu rumahnya dan melihat ibunya sedang tidur-tiduran sambil memegang handphone.
"waalaikumsalam" ucap nadina kemudian langsung berdiri setelah mengetahui Larisa pulang
"kemana aja jam segini baru pulang?" bentak nadina. "kamu tahu gak aku tuh laper belum makan jam segini" sambungnya lagi
"maaf bu tadi gorengannya gak habis disekolah, jadi Risa lanjut jualan dilampu merah" Larisa berusaha menjelaskan pada ibunya.
"bentar yah bu aku masakin makanan dulu" ucap Larisa. lalu pergi menuju dapur dan segera mengeksekusi bahan belanjaannya.
Larisa tadi menyempatkan diri untuk belanja mingguan mereka karena memang bahan didapur sudah mulai menipis.
nadina menyusul Larisa kedapur
"cepat aku laper" ucapnya dan mendudukkan dirinya dibangku tempat makan.
"Iyah bu" ucap Larisa.
beberapa menit kemudian makanan sudah siap dan siap untuk disantap, nadina segera mengambil piring dan memulai makan siangnya sambil terus melihat ponselnya.
Larisa pun mengambil nasi dan lauk pauknya ke dalam piring, setelah dirasa cukup nasi dan sayuran yang dia ambil. Larisa pergi dari sana namun...
"makan disini aja" ucap nadina menghentikan langkah Larisa.
Larisa yang mendengar itu begitu terkejut dan menatap ibunya lama sekali.
"kamu gak dengar?" tanya nya kesal
Larisa menggeleng kan kepalanya lalu segera duduk disana dihadapan ibunya, sungguh mata Larisa berkaca-kaca saat ini, ia tersenyum melihat ibunya.
"gak usah senyum-senyum gitu, aku hanya kasian sama kamu gak lebih" ucapnya menohok hati Larisa.
namun Larisa tidak masalah dengan itu semua yang penting ia bisa merasakan makan bersama ibunya. sudah bertahun-tahun lamanya Larisa tidak pernah makan bersama ibunya.
nadina akan marah ketika Larisa ingin duduk bersama nya dimeja makan, Larisa akan pergi ke ruang tengah untuk makan disana.
......................
Aslan sedang berada di balkon apartemen meliknya memandangi langit malam yang dihiasi bintang.
ia kembali teringat pertemuannya dengan Larisa tadi.
"kakak" ulangnya lagi
"Aslan, Tasya dibawah tuh nungguin kamu" ucap mamanya delima mamanya Aslan.
"Iyah ma" jawab Aslan, kemudian ia turun kebawah mendapati Tasya sedang duduk manis disana sambil memainkan handphone miliknya.
"ngapain kamu kesini?" tanya Aslan dingin, pasalnya Aslan sangat tidak suka dengan cewek yang datang kerumah cowok malam-malam begini kalau bukan cowok yang menjemputnya.
'beda banget sama natasya' ucap Aslan didalam hatinya mengingat kekasih lamanya dulu.
"ihh kamu kok gitu sih Aslan, aku udah capek-cepk juga datang kesini"
"gue gak nyuruh loh datang kan?" ucapnya.
"Aslan kamu gak boleh begitu sama Tasya, dia itu perempuan tahu. perempuan itu harus kamu hargai dan hormati" ucap delima yang datang sambil membawakan minuman dan beberapa makanan ringan.
"ck tapi gak gini juga ma, masa cewek malem-malem datang kerumah cowok" jawab Aslan membela diri.
"ya gak papa dong, itu berarti Tasya pengertian sama kamu. tahu kalau kamu lagi capek mungkin" jawab delima
Tasya yang mendengar pembelaan dari mamanya Aslan begitu bahagia, ia dengan semangat menganggukkan kepalanya
"Iyah Aslan bener yang dibilang sama Tante" ucap Tasya.
"yaudah mama tinggal yah" ucap delima lalu pergi dari sana meninggalkan sang putra bersama Tasya.
"to the point aja habis itu Lo cabut" ucap Aslan mendudukkan dirinya disofa.
"kamu kok gitu sih sama aku Aslan" ucap Tasya kesal dengan sikap Aslan.
"gitu gimana sih sya?" tanya Aslan frustasi dengan gadis yang ada dihadapannya.
"aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Tasya
"tinggal ngomong" ucap Aslan datar
"aku mau kita memperjelas hubungan kita?" tanya Tasya
"maksudnya?"
"hubungan kita gimana sih lan menurut kamu?" tanya Tasya lagi.
"sumpah gue gak ngerti sama ucapan Lo sya" jawab Aslan, jujur ia memang tidak tahu kemana arah pembicaraan mereka saat ini. dasar tidak peka kau babang Aslan.
"hah? kamu sebenarnya serius gak sih?" tanya Tasya mulai gelisah dengan sendirinya.
Aslan segera memutar otaknya mencoba memahami ucapan Tasya, dan akhirnya mengerti maksud dari Tasya.
"oh bentar bentar kayaknya Lo salah paham sama gue sya" ucap Aslan.
"salah paham gimana slan?" tanya Tasya lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments