Uncle, I LOVE YOU!

Uncle, I LOVE YOU!

PROLOG

Pesta kelulusan digelar di sebuah ballroom besar sebuah hotel. Alpenze High School tahun ini mendapatkan predikat sekolah terbaik untuk kesekian kalinya. Alpenze School masih berada dalam satu yayasan dengan Williams School. Alpenze didirikan oleh Alexa bersama dengan Dad Azka.

Nathan dan Nala dikenal sebagai si kembar jenius yang tampan dan cantik. Para siswa dan siswi yang bersekolah di sana sungguh mendapatkan pemandangan menarik setiap hari.

Nathan dan Nala datang menghadiri acara kelulusan tersebut ditemani oleh bodyguard mereka masing masing. Nathan ditemani oleh Ten sebagai bodyguard pribadinya, sementara Nala ditemani oleh One.

Nathan akan melanjutkan kuliah ke Oxford University yang ada di Kota Oxford, Inggris. Sementara Nala akan melanjutkan kuliah ke Harvard yang berada di Kota Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.

"Nala!" sapa seorang gadis berambut panjang bernama Edelweiss.

"Elis, kamu sudah datang?" Nala menyambut genggaman tangan sahabat dekatnya itu.

"Tentu saja! Aku tak akan melewatkan pesta kelulusan kita ini. Aku akan sangat merindukanmu jika kita berpisah nanti," ucap Edelweiss yang akan melanjutkan kuliahnya di Toronto, Kanada.

"Sekarang zaman sudah canggih. Kita bisa melakukan video call jika saling rindu. Bahkan aku akan mengunjungimu jika rinduku ini tak tertahankan," ungkap Nala yang membuat Edelweiss tertawa. Ya, hanya dengan Nala saja Edelweiss bisa tertawa lepas.

Nathan menatap keduanya sambil menautkan kedua alisnya. Ia menggelengkan kepalanya saat melihat mereka selalu tak tahu tempat jika bercanda.

"Aku masuk duluan," ucap Nathan.

"Kita masuk juga, El. Aku tak sabar merayakan kelulusan kita ini," ujar Nala yang langsung melingkarkan tangannya di lengan Edelweiss.

"Kamu sudah menyatakan perasaanmu?" bisik Edelweiss di telinga Nala setelah sebelumnya ia melirik ke arah One, bodyguard pribadi sahabatnya itu.

"Aku bingung, El. Ia selalu datar dan tak pernah memperlihatkan sikap yang membuatku bisa menebak bagaimana perasaannya," bisik Nala sendu.

"Kalau begitu, sebaiknya kita nikmati acara kelulusan kita saja. Kita bebaskan pikiran dan hati kita malam ini okay?!" ucap Edelweiss.

"Ayo!" Dengan semangat Nala dan Edelweiss memasuki ruangan besar yang telah dihias dengan beberapa atribut sekolah mereka.

Para siswa kelas akhir sudah datang dan mulai memenuhi ballroom. Mereka berteriak ketika acara dibuka dengan penampilan grup band terkenal di sana. Mereka menari sambil ikut bernyanyi, begitu pula dengan Nala dan Edelweiss.

"la, aku duduk dulu ya. Kakiku sakit," ucap Edelweiss sambil memijat betisnya.

"Ishhh kamu ini, seharusnya sejak seminggu yang lalu kamu berolah raga untuk memperkuat betismu itu, jadi kita bisa berjingkrak sampai acara selesai," ucap Nala.

"Apa kamu mau minum, la?" tanya Edelweiss.

"Tidak, nanti saja," Edelweiss pun meninggalkan Nala yang masih menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan, mengikuti irama lagu yang dinyanyikan oleh grup band terkenal itu, sementara Edelweiss mencari tempat duduk.

*****

"Kamu yakin, Mar?" tanya Devian.

"Tentu saja! Aku sangat yakin! Aku akan menyatakan perasaanku malam ini pada Nala," ucap Mario percaya diri.

"Kalau Nala menolakmu?"

"Ia tak akan menolakku, Dev. Apa kamu tidak lihat bagaimana Nala selalu menerima bunga mawar pemberianku?" ucap Mario.

Nala menerimanya hanya karena tak ingin kamu sakit hati, Mar. Kurasa sebaiknya kamu berpikir ulang untuk menyatakan perasaanmu. Aku tak mau kamu sakit hati karena aku yakin Nala tak menyukaimu. - batin Devian.

"Sebaiknya kamu pikirkan lagi, Mar," ujar Devian mengingatkan lagi.

"Sebenarnya apa maumu, Dev? Jangan katakan kalau kamu juga menyukainya?!" ucap Mario ketus.

Devian memejamkan matanya dan menghela nafasnya pelan. Ia memang menyukai Nala juga, tapi ia tak akan merusak persahabatan mereka hanya karena cinta.

Sepertinya saat ini Mario begitu keukeuh dengan apa yang diyakininya. Apapun yang dikatakan oleh Devian, pasti akan salah.

Acara kelulusan berjalan dengan lancar, pesta di dalam ruangan kini akan berpindah menjadi pesta di tepi kolam renang. Sebuah taman telah dihias dengan begitu indahnya, membuat semarak untuk para calon mahasiswa dan mahasiswi lulusan Alpenze School itu.

"Kita ke sana, El," ajak Nala yang menggandeng tangan sahabatnya itu. Bagi Nala, hanya Edelweiss yang begitu tulus menjadi sahabatnya.

"Kamu mau makan lagi?" tanya Edelweiss yang sedari tadi hanya berkeliling menemani Nala untuk mencicipi semua makanan yang tersedia di sana.

Senyum Nala mengembang dengan deretan gigi putihnya terlihat dengan jelas, "sedikit lagi, aku masih lapar."

Tiba tiba terdengar suara ketukan mikrofon hingga membuat yang hadir di sana menoleh ke arah panggung. Tampak Mario dengan setelan jas nya sudah berdiri tegap dan gagah.

Para gadis gadis langsung berseru karena memang Mario adalah salah satu pria tertampan di sekolah mereka. Melihat Mario berdiri di atas panggung, membuat para gadis mulai mengambil tempat tepat di dekat panggung.

"Selamat malam semua!" sapa Mario.

"Malam!!" teriak para gadis bersamaan.

"Malam ini, aku Mario Leonard, mengucapkan selamat untuk kalian semua. Saat ini, aku berdiri di atas panggung ini, ingin menyampaikan sesuatu."

Senyum Mario terukir di wajahnya, membuat para gadis kembali berteriak. Sementara itu Devian hanya bisa diam di tepi panggung. Ia ingin sekali lagi mengingatkan Mario bahwa apa yang ia lakukan akan sia sia.

"Ayo semua maju! Sepertinya Mario ingin mengumumkan sesuatu yang penting. Kita di sini sungguh penasaran loh!" teriak MC yang kembali membuat riuh suasana acara kelulusan.

"Ten, kita pulang saja. Aku malas di sini," ujar Nathan.

"Baik, Tuan," ujar Ten yang memang selalu berada tak jauh dari Nathan. Sementara One mengambil jarak aman karena Nala tak suka jika ia terlalu terkekang.

Nathan berjalan ke arah Nala yang sedang bersama Edelweiss.

"Na, aku pulang dulu," ucap Nathan.

"Kamu tak sampai selesai?" tanya Nala. Meskipun Nathan sangat datar dan dingin, tapi ia sangat perhatian pada Nala.

"Aku malas. Lebih baik aku beristirahat di rumah saja," ucap Nathan pada Nala. Kemudian ia melihat ke arah Edelweiss, "Aku titip Nala."

Edelweiss pun menganggukkan kepalanya. Jujur ia merasa jantungnya berdetak cepat jika berhadapan dengan Nathan. Saudara kembar sahabatnya itu seakan membuat orang orang di sekitarnya merasa takut dan gugup.

Nathan akhirnya pergi dari acara pesta kelulusan itu bersama dengan Ten. Ia tak terlalu menyukai keramaian. Ia datang ke sana hanya karena ada beberapa penghargaan yang harus ia terima di acara tersebut dan itu sudah selesai.

"Nala Athena Thomas, aku menyukaimu. Mau kah kamu menjadi kekasihku?"

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

aku baca Rafael dulu next kepo sama one

2024-10-18

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

td nya pengen baca rafael dulu tp kok kepincut sm one 🤭

2024-05-10

1

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

sepertinya menarik
lanjut ahh

2023-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!